Sobat tentu sudah mengenal nama nama hari? nama hari dalam islam atau dalam bahasa Arab itu sendiri sebagai berikut :
Ahad = Ahadun (Satu)
Senin = Isnaini (Dua)
Selasa = Tsalatsatun (Tiga)
Rabu = Arba’atun (Empat)
Kamis = Khamsatun (Lima)
Jum’at = Jumu’ah (berarti berkumpul karena saat itu orang-orang berkumpul melaksanakan Sholat Jum’at berjamaah di Masjid)
Sabtu = Sab’atun (Tujuh)
Di dalam dasar hukum islam Al-Quranul Karim hanya ada 2 hari yang disebut, yaitu hari Jum’at dan hari Sabtu. Pada tulisan ini sobat hanya akan membahas hari Sabtu. Jadi, ada beberapa tempat di Al-Quran di mana hari Sabtu disebut. Mengenai hari Sabtu di Al-Quran, semuanya berhubungan dengan orang-orang Yahudi. Karena Allah Ta’ala mengkhususkan hari Sabtu untuk orang Yahudi,
hari Sabtu diperintahkan Allah Ta’ala kepada orang-orang sesuai sejarah yahudi dalam islam yakni Yahudi untuk memperbanyak ibadah, memperbanyak amal-amal sholih dan meninggalkan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat dunia. Sebab itu, jika terdapat umat muslim yang menirunya maka dianggap mengikuti kebiasaan orang kafir atau Yahudi, nah sobat, berikut ulasan selengkapnya, Larangan Hari Sabtu dalam Islam, sebelumnya penulis uraikan ayat yang membahas mengenai hal tersebut.
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
Ayat sumber syariat islam di atas menjelaskan tentang orang-orang Yahudi yang melanggar perjanjian pada hari Sabtu, saat itu ikan-ikan terapung-apung di permukaan air sedangkan di hari-hari lainnya ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Maka mereka pun melanggar perintah Allah Ta’ala dan mengambil ikan-ikan tersebut.
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: “Jadilah kamu kera yang hina”.
Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka: “Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud”, dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka: “Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu”, dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.
Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu. Ayat di atas menjelaskan tentang kewajiban orang-orang Yahudi untuk menghormati hari Sabtu, di waktu itu Allah Ta’ala memerintahkan untuk memperbanyak ibadah, meningkatkan amal-amal sholih da meninggalkan pekerjaan-pekerjaan sesuai tips mencari kerja menurut islam.
Hai orang-orang yang telah diberi Al-Sobatb, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al -Quran) yang membenarkan Sobatb yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
Ayat di atas menerangkan tentang orang-orang yang mendapat hukuman dari Allah akibat melanggar perjanjian pada hari Sabtu. Di antara hukuman itu adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjadikan mereka yang melanggar tersebut kera dan ada juga yang menjadi babi, sebagaimana yang difirmankan Allah di tempat yang lain atau di fungsi hadist dalam islam.
Katakanlah: “Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan (orang yang) menyembah thaghut?.” Mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat dari jalan yang lurus.
Sudah seharusnya sobat mengambil I’tibar dan manfaat dari ayat-ayat di atas. Salah satu hikmah yang dapat sobat ambil adalah jangan sekali-kali sobat melanggar perintah Allah Ta’ala, jangan sekali-kali sobat menuruti hawa nafsu sobat yang menyebabkan Allah murka kepada sobat. Mari taati perintah Allah Ta’ala dan tundukkan hawa nafsu sobat dari hal-hal yang dilarang Allah Ta’ala.
Peristiwa yang Berhubungan dengan Hari Sabtu dalam Islam
Larangan Puasa Hari Sabtu
Mengenai larangan berpuasa pada hari Sabtu disebutkan dalam hadits, “Janganlah engkau berpuasa pada hari Sabtu kecuali puasa yang diwajibkan bagi kalian.”Abu Daud mengatakan bahwa hadits ini mansukh (telah dihapus). Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan.
Beberapa Puasa Ada yang Dilakukan pada Hari Sabtu
Dari Ummu Salamah, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam banyak berpuasa pada hari Sabtu dan Ahad.” Beliau pun berkata, “Kedua hari tersebut adalah hari raya orang musyrik, sehingga aku pun senang menyelisihi mereka.”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada salah satu istrinya yang berpuasa pada hari Jum’at, “Apakah kemarin (Kamis) engkau berpuasa?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata lagi, “Apakah engkau ingin berpuasa besok (Sabtu)?” Istrinya mengatakan, “Tidak.” “Kalau begitu hendaklah engkau membatalkan puasamu”, jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada hari Jum’at kecuali apabila seseorang berpuasa pada hari sebelum atau sesudahnya.” Dan hari sesudah Jum’at adalah hari Sabtu.
Keterangan Al Lajnah Ad Da-imah (Komisi Fatwa di Saudi Arabia) Mengenai Larangan pada Hari Sabtu dalam Islam
Berikut Fatwa Al Lajnah Ad Da-imah lil Buhuts ‘Ilmiyyah wal Ifta’. Boleh berpuasa Arofah pada hari Sabtu atau hari lainnya, walaupun tidak ada puasa pada hari sebelum atau sesudahnya, karena tidak ada beda dengan hari-hari lainnya. Alasannya karena puasa Arofah adalah puasa yang berdiri sendiri.
Sedangkan hadits yang melarang puasa pada hari Sabtu adalah hadits yang lemah karena mudhtorib dan menyelisihi hadits yang lebih shahih. Yang menandatangani fatwa ini: ‘Abdullah bin Ghodyan sebagai anggota, ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai Wakil Ketua, ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz sebagai Ketua.
Nah sobat, memang hari sabtu adlah hari bagi umat Yahudi dan umat kristen untuk beribadah, namun sebagai umat islam tetap boleh menjalankan ibadah seperti dzikir, puasa, dsb dengan niat karena Allah dan tidak mengikuti agama lain, jadi sobat, hari sabtu tetap boleh melakukan ibadah dengan niat semata karena Allah.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan islami yang bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, terima kasih.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…