Info Islami

Al-Mutaffifin (Kecurangan)

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ

wailul lil-muṭaffifīn

1. Celakalah bagi orang-orang yang curang (dalam menakar dan menimbang)!

الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ

allażīna iżaktālụ ‘alan-nāsi yastaufụn

2. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dicukupkan.

وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ

wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn

3. Dan apabila mereka menakar atau menimbang (untuk orang lain), mereka mengurangi.

اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ

alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab’ụṡụn

4. Tidakkah mereka itu mengira, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.

لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ

liyaumin ‘aẓīm

5. Pada suatu hari yang besar.

يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ

yauma yaqụmun-nāsu lirabbil-‘ālamīn

6. (Yaitu) pada hari (ketika) semua orang bangkit menghadap Tuhan seluruh alam.

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْفُجَّارِ لَفِيْ سِجِّيْنٍۗ

kallā inna kitābal-fujjāri lafī sijjīn

7. Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya catatan orang yang durhaka benar-benar tersimpan dalam Sijjin.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا سِجِّيْنٌۗ

wa mā adrāka mā sijjīn

8. Dan tahukah engkau apakah Sijjin itu?

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۗ

kitābum marqụm

9. (Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal).

وَيْلٌ يَّوْمَىِٕذٍ لِّلْمُكَذِّبِيْنَۙ

wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn

10. Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!

الَّذِيْنَ يُكَذِّبُوْنَ بِيَوْمِ الدِّيْنِۗ

allażīna yukażżibụna biyaumid-dīn

11. (Yaitu) orang-orang yang mendustakannya (hari pembalasan).

وَمَا يُكَذِّبُ بِهٖٓ اِلَّا كُلُّ مُعْتَدٍ اَثِيْمٍۙ

wa mā yukażżibu bihī illā kullu mu’tadin aṡīm

12. Dan tidak ada yang mendustakannya (hari pembalasan) kecuali setiap orang yang melampaui batas dan berdosa.

اِذَا تُتْلٰى عَلَيْهِ اٰيٰتُنَا قَالَ اَسَاطِيْرُ الْاَوَّلِيْنَۗ

iżā tutlā ‘alaihi āyātunā qāla asāṭīrul-awwalīn

13. Yang apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami, dia berkata, “Itu adalah dongeng orang-orang dahulu.”

كَلَّا بَلْ ۜرَانَ عَلٰى قُلُوْبِهِمْ مَّا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

kallā bal rāna ‘alā qulụbihim mā kānụ yaksibụn

14. Sekali-kali tidak! Bahkan apa yang mereka kerjakan itu telah menutupi hati mereka.

كَلَّآ اِنَّهُمْ عَنْ رَّبِّهِمْ يَوْمَىِٕذٍ لَّمَحْجُوْبُوْنَۗ

kallā innahum ‘ar rabbihim yauma`iżil lamaḥjụbụn

15. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar terhalang dari (melihat) Tuhannya.

ثُمَّ اِنَّهُمْ لَصَالُوا الْجَحِيْمِۗ

ṡumma innahum laṣālul-jaḥīm

16. Kemudian, sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka.

ثُمَّ يُقَالُ هٰذَا الَّذِيْ كُنْتُمْ بِهٖ تُكَذِّبُوْنَۗ

ṡumma yuqālu hāżallażī kuntum bihī tukażżibụn

17. Kemudian, dikatakan (kepada mereka), “Inilah (azab) yang dahulu kamu dustakan.”

كَلَّآ اِنَّ كِتٰبَ الْاَبْرَارِ لَفِيْ عِلِّيِّيْنَۗ

kallā inna kitābal-abrāri lafī ‘illiyyīn

18. Sekali-kali tidak! Sesungguhnya catatan orang-orang yang berbakti benar-benar tersimpan dalam ’Illiyyin.

وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا عِلِّيُّوْنَۗ

wa mā adrāka mā ‘illiyyụn

19. Dan tahukah engkau apakah ’Illiyyin itu?

كِتٰبٌ مَّرْقُوْمٌۙ

kitābum marqụm

20. (Yaitu) Kitab yang berisi catatan (amal).

يَّشْهَدُهُ الْمُقَرَّبُوْنَۗ

yasy-haduhul-muqarrabụn

21. Yang disaksikan oleh (malaikat-malaikat) yang didekatkan (kepada Allah).

اِنَّ الْاَبْرَارَ لَفِيْ نَعِيْمٍۙ

innal-abrāra lafī na’īm

22. Sesungguhnya orang-orang yang berbakti benar-benar berada dalam (surga yang penuh) kenikmatan.

عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۙ’

alal-arā`iki yanẓurụn

23. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.

تَعْرِفُ فِيْ وُجُوْهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيْمِۚ

ta’rifu fī wujụhihim naḍratan na’īm

24. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan hidup yang penuh kenikmatan.

يُسْقَوْنَ مِنْ رَّحِيْقٍ مَّخْتُوْمٍۙ

yusqauna mir raḥīqim makhtụm

25. Mereka diberi minum dari khamar murni (tidak memabukkan) yang (tempatnya) masih dilak (disegel).

خِتٰمُهٗ مِسْكٌ ۗوَفِيْ ذٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُوْنَۗ

khitāmuhụ misk, wa fī żālika falyatanāfasil-mutanāfisụn

26. Laknya dari kasturi. Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.

وَمِزَاجُهٗ مِنْ تَسْنِيْمٍۙ

wa mizājuhụ min tasnīm

27. Dan campurannya dari tasnim.

عَيْنًا يَّشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُوْنَۗ’

ainay yasyrabu bihal-muqarrabụn

28. (Yaitu) mata air yang diminum oleh mereka yang dekat (kepada Allah).

اِنَّ الَّذِيْنَ اَجْرَمُوْا كَانُوْا مِنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يَضْحَكُوْنَۖ

innallażīna ajramụ kānụ minallażīna āmanụ yaḍ-ḥakụn

29. Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulu menertawakan orang-orang yang beriman.

وَاِذَا مَرُّوْا بِهِمْ يَتَغَامَزُوْنَۖ

wa iżā marrụ bihim yatagāmazụn

30. Dan apabila mereka (orang-orang yang beriman) melintas di hadapan mereka, mereka saling mengedip-ngedipkan matanya.

وَاِذَا انْقَلَبُوْٓا اِلٰٓى اَهْلِهِمُ انْقَلَبُوْا فَكِهِيْنَۖ

wa iżangqalabū ilā ahlihimungqalabụ fakihīn

31. Dan apabila kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira ria.

وَاِذَا رَاَوْهُمْ قَالُوْٓا اِنَّ هٰٓؤُلَاۤءِ لَضَاۤلُّوْنَۙ

wa iżā ra`auhum qālū inna hā`ulā`i laḍāllụn

32. Dan apabila mereka melihat (orang-orang mukmin), mereka mengatakan, “Sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang sesat.”

وَمَآ اُرْسِلُوْا عَلَيْهِمْ حٰفِظِيْنَۗ

wa mā ursilụ ‘alaihim ḥāfiẓīn

33. Padahal (orang-orang yang berdosa itu), mereka tidak diutus sebagai penjaga (orang-orang mukmin).

فَالْيَوْمَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنَ الْكُفَّارِ يَضْحَكُوْنَۙ

fal-yaumallażīna āmanụ minal-kuffāri yaḍ-ḥakụn

34. Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman yang menertawakan orang-orang kafir.

عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِ يَنْظُرُوْنَۗ’

alal-arā`iki yanẓurụn

35. Mereka (duduk) di atas dipan-dipan melepas pandangan.

هَلْ ثُوِّبَ الْكُفَّارُ مَا كَانُوْا يَفْعَلُوْنَ

hal ṡuwwibal-kuffāru mā kānụ yaf’alụn

36. Apakah orang-orang kafir itu diberi balasan (hukuman) terhadap apa yang telah mereka perbuat?

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago