Info Islami

An-Nazi’at (Malaikat-Malaikat yang Mencabut)

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

وَالنّٰزِعٰتِ غَرْقًاۙ

wan-nāzi’āti garqā

1. Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan keras.

وَّالنّٰشِطٰتِ نَشْطًاۙ

wan-nāsyiṭāti nasyṭā

2. Demi (malaikat) yang mencabut (nyawa) dengan lemah lembut.

وَّالسّٰبِحٰتِ سَبْحًاۙ

was-sābiḥāti sab-ḥā

3. Demi (malaikat) yang turun dari langit dengan cepat.

فَالسّٰبِقٰتِ سَبْقًاۙ

fas-sābiqāti sabqā

4. Dan (malaikat) yang mendahului dengan kencang.

فَالْمُدَبِّرٰتِ اَمْرًاۘ

fal-mudabbirāti amrā

5. Dan (malaikat) yang mengatur urusan (dunia).

يَوْمَ تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُۙ

yauma tarjufur-rājifah

6. (Sungguh, kamu akan dibangkitkan) pada hari ketika tiupan pertama mengguncangkan alam.

تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ۗ

tatba’uhar-rādifah

7. (Tiupan pertama) itu diiringi oleh tiupan kedua.

قُلُوْبٌ يَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌۙ

qulụbuy yauma`iżiw wājifah

8. Hati manusia pada waktu itu merasa sangat takut.

اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۘ

abṣāruhā khāsyi’ah

9. Pandangannya tunduk.

يَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِى الْحَافِرَةِۗ

yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah

10. (Orang-orang kafir) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?

ءَاِذَا كُنَّا عِظَامًا نَّخِرَةً ۗ

a iżā kunnā ‘iẓāman nakhirah

11. Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur?”

قَالُوْا تِلْكَ اِذًا كَرَّةٌ خَاسِرَةٌ ۘ

qālụ tilka iżang karratun khāsirah

12. Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.”

فَاِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَّاحِدَةٌۙ

fa innamā hiya zajratuw wāḥidah

13. Maka pengembalian itu hanyalah dengan sekali tiupan saja.

فَاِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَةِۗ

fa iżā hum bis-sāhirah

14. Maka seketika itu mereka hidup kembali di bumi (yang baru).

هَلْ اَتٰىكَ حَدِيْثُ مُوْسٰىۘ

hal atāka ḥadīṡu mụsā

15. Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?

اِذْ نَادٰىهُ رَبُّهٗ بِالْوَادِ الْمُقَدَّسِ طُوًىۚ

iż nādāhu rabbuhụ bil-wādil-muqaddasi ṭuwā

16. Ketika Tuhan memanggilnya (Musa) di lembah suci yaitu Lembah Tuwa;

اِذْهَبْ اِلٰى فِرْعَوْنَ اِنَّهٗ طَغٰىۖ

iż-hab ilā fir’auna innahụ ṭagā

17. Pergilah engkau kepada Fir‘aun! Sesungguhnya dia telah melampaui batas.

فَقُلْ هَلْ لَّكَ اِلٰٓى اَنْ تَزَكّٰىۙ

fa qul hal laka ilā an tazakkā

18. Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan).

وَاَهْدِيَكَ اِلٰى رَبِّكَ فَتَخْشٰىۚ

wa ahdiyaka ilā rabbika fa takhsyā

19. Dan engkau akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar engkau takut kepada-Nya?”

فَاَرٰىهُ الْاٰيَةَ الْكُبْرٰىۖ

fa arāhul-āyatal-kubrā

20. Lalu (Musa) memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.

فَكَذَّبَ وَعَصٰىۖ

fa każżaba wa ‘aṣā

21. Tetapi dia (Fir‘aun) mendustakan dan mendurhakai.

ثُمَّ اَدْبَرَ يَسْعٰىۖ

ṡumma adbara yas’ā

22. Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa).

فَحَشَرَ فَنَادٰىۖ

fa ḥasyara fa nādā

23. Kemudian dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru (memanggil kaumnya).

فَقَالَ اَنَا۠ رَبُّكُمُ الْاَعْلٰىۖ

fa qāla ana rabbukumul-a’lā

24. (Seraya) berkata, “Akulah tuhanmu yang paling tinggi.”

فَاَخَذَهُ اللّٰهُ نَكَالَ الْاٰخِرَةِ وَالْاُوْلٰىۗ

fa akhażahullāhu nakālal-ākhirati wal-ụlā

25. Maka Allah menghukumnya dengan azab di akhirat dan siksaan di dunia.

اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَعِبْرَةً لِّمَنْ يَّخْشٰى ۗ

inna fī żālika la’ibratal limay yakhsyā

26. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Allah).

ءَاَنْتُمْ اَشَدُّ خَلْقًا اَمِ السَّمَاۤءُ ۚ بَنٰىهَاۗ

a antum asyaddu khalqan amis-samā`, banāhā

27. Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?

رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوّٰىهَاۙ

rafa’a samkahā fa sawwāhā

28. Dia telah meninggikan bangunannya lalu menyempurnakannya.

وَاَغْطَشَ لَيْلَهَا وَاَخْرَجَ ضُحٰىهَاۖ

wa agṭasya lailahā wa akhraja ḍuḥāhā

29. Dan Dia menjadikan malamnya (gelap gulita), dan menjadikan siangnya (terang benderang).

وَالْاَرْضَ بَعْدَ ذٰلِكَ دَحٰىهَاۗ

wal-arḍa ba’da żālika daḥāhā

30. Dan setelah itu bumi Dia hamparkan.

اَخْرَجَ مِنْهَا مَاۤءَهَا وَمَرْعٰىهَاۖ

akhraja min-hā mā`ahā wa mar’āhā

31. Darinya Dia pancarkan mata air, dan (ditumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya.

وَالْجِبَالَ اَرْسٰىهَاۙ

wal-jibāla arsāhā

32. Dan gunung-gunung Dia pancangkan dengan teguh.

مَتَاعًا لَّكُمْ وَلِاَنْعَامِكُمْۗ

matā’al lakum wa li`an’āmikum

33. (Semua itu) untuk kesenanganmu dan untuk hewan-hewan ternakmu.

فَاِذَا جَاۤءَتِ الطَّاۤمَّةُ الْكُبْرٰىۖ

fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā

34. Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِنْسَانُ مَا سَعٰىۙ

yauma yatażakkarul-insānu mā sa’ā

35. Yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya.

وَبُرِّزَتِ الْجَحِيْمُ لِمَنْ يَّرٰى

wa burrizatil-jaḥīmu limay yarā

36. Dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.

فَاَمَّا مَنْ طَغٰىۖ

fa ammā man ṭagā

37. Maka adapun orang yang melampaui batas.

وَاٰثَرَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَاۙ

wa āṡaral-ḥayātad-dun-yā

38. Dan lebih mengutamakan kehidupan dunia.

فَاِنَّ الْجَحِيْمَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ

fa innal-jaḥīma hiyal-ma`wāmaka

39. Sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.

وَاَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهٖ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوٰىۙ

wa ammā man khāfa maqāma rabbihī wa nahan-nafsa ‘anil-hawā

40. Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya.

فَاِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوٰىۗ

fa innal-jannata hiyal-ma`wāmaka

41. Sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسٰىهَاۗ

yas`alụnaka ‘anis-sā’ati ayyāna mursāhā

42. Mereka (orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari Kiamat, “Kapankah terjadinya?”

فِيْمَ اَنْتَ مِنْ ذِكْرٰىهَاۗ

fīma anta min żikrāhā

43. Untuk apa engkau perlu menyebutkannya (waktunya)?

اِلٰى رَبِّكَ مُنْتَهٰىهَاۗ

ilā rabbika muntahāhā

44. Kepada Tuhanmulah (dikembalikan) kesudahannya (ketentuan waktunya).

اِنَّمَآ اَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَّخْشٰىهَاۗ

innamā anta munżiru may yakhsyāhā

45. Engkau (Muhammad) hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari Kiamat).

كَاَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوْٓا اِلَّا عَشِيَّةً اَوْ ضُحٰىهَا

ka`annahum yauma yaraunahā lam yalbaṡū illā ‘asyiyyatan au ḍuḥāhā

46. Pada hari ketika mereka melihat hari Kiamat itu (karena suasananya hebat), mereka merasa seakan-akan hanya (sebentar saja) tinggal (di dunia) pada waktu sore atau pagi hari.

Recent Posts

Perbedaan Kafir Harbi dan Dzimmi

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ  لِّلَّذِيْنَ  كَفَرُوْا  سَتُغْلَبُوْنَ  وَتُحْشَرُوْنَ  اِلٰى  جَهَنَّمَ   ۗ وَبِئْسَ  الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…

2 months ago

4 Contoh Syariat Islam yang di Terapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…

2 months ago

Tata Cara Aqiqah Anak Laki-Laki : Hukum, dan Dalilnya

Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…

2 months ago

4 Sumber Hukum Islam Yang Disepakati

Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…

2 months ago

Hukum Aqiqah Sudah Dewasa dan Dalilnya

Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…

2 months ago

4 Sumber Hukum yang Tidak Disepakati

Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…

2 months ago