Dakwah Rasulullah merupakan dakwah yang dipenuhi liku dan halangan. Bukan suatu rahasia lagi bahwasanya ajaran Islam dulunya tidak langsung diterima oleh para umatnya begitu saja, bahkan banyak cacian dan makian yang diterima Rasulullah dalam menyebarkan wahyu-wahyu Allah. Bukit Safa merupakan tempat pertama Rasulullah mengabarkan secara terbuka perihal Islam kepada para saudara dan kaum Quraisy. Dikatakan bahwa dakwah pertama Rasulullah tersebut merupakan alasan kenapa kaum Quraisy sangat membenci Rasulullah setelahnya.
Menyinggung perihal peristiwa di bukit Safa, sebenarnya bukan merupakan dakwah pertama Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam, melainkan lebih tepatnya adalah dakwah terbuka pertama. Pasalnya, pasca Rasulullah menerima wahyu dari gua Hira, Rasulullah sudah mendakwahkan Islam secara siriyyah (sembunyi-sembunyi). Yang mana ajaran Islam itu diterima oleh kerabat-kerabat dekat Rasulullah (Khadijah, Zaid bin Tsabit, Ali bi Abi Thalib, Abu Bakr, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Sa’ad bin Abi Waqash, Waraqah bin Naufal, Zubair bin Awwam, Abu Dzar Al-Ghifari, Umar bin Anbasah dan Sa’id bin Al-‘Ash.).
Pemimpin-pemimpun Quraisy pun sebenarnya sudah mendengar desas-desus perihal adanya ajaran baru, namun tidak terlalu mereka hiraukan karena belum terlihat pergerakannya secara terang. Hingga sampai masa dimana Rasulullah mulai mengumpulkan dan menyiarkannya di bukit Safa.
Baca juga :
Mengenal dakwah pertama Rasullah diawali dari latar belakang yang mendasari Rasulullah mulai menyebarkan Islam secara terbuka, yakni wahyu yang diturunkan Allah. QS, Al-Hijr ayat 94 dan 95 yang berbunyi :
فَٱصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ ٱلْمُشْرِكِينَ
إِنَّا كَفَيْنَٰكَ ٱلْمُسْتَهْزِءِينَ
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya Kami memelihara kamu dari (kejahatan) orang-orang yang memperolok-olok (kamu).” (Qs. Al-Hijir 94-95).
Itulah kenapa, dikisahkan bahwa Rasulullah kala itu mendatangi rumah tempat tinggal para kerabat dan mengabarkan kepada mereka untuk berkumpul di bukit Safa. Berita tersebut menyebar di telinga beberapa orang, termasuk Abu Lahab. Mereka semua penasaran karena Rasulullah bilang bahwa ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.
“Ya…Shabah!” teriak Rasulullah sembari berdiri gagah di atas bukit Safa. Para penduduk yang menyanggupi permintaan Rasulullah pun bergerumul mendekat saat mereka mendengar seruan itu. Mereka semua tau bahwa seruan ‘ya shabah’ adalah seruan yang digunakan untuk mengabarkan sesuatu yang penting, seperti datangnya perang ataupun peristiwa besar.
Baca juga :
“Bagaimanakah menurut pendapat kalian, kalau aku memberitahu kalian bahwa ada segerombolan pasukan berkuda di lembah sana, yang ingin menyerang kalian, apakah kalian akan mempercayaiku?” Ujar Rasulullah mencoba menarik perhatian orang-orang yang datang.
“Ya! Kami tidak pernah tahu dari dirimu selain kejujuran,” Jawab mereka. Mendengar jawaban itu, Rasulullah pun semakin mantap. Beliau kemudian mengabarkan tujuan utama dikumpulkannya orang-orang di bukit Safa.
“Sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepada kalian semua tentang akan datangnya azab yang amat pedih. Aku ibarat seorang pemantau musuh yang memperhatikan musuh dari tempat yang tinggi, lalu mengabarkan ke semua orang agar mereka tidak diserang secara tiba-tiba.” Ujar Rasulullah secara terang.
“Wahai kaum Quraisy. Pasrahkanlah diri kalian kepada Allah! Selamatkanlah diri kalian dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak dapat memberikan manfaat dan mudharat apapun di sisi Allah, dan aku tak memiliki kuasa untuk membela kalian.”
“Wahai Bani Abdu Manaf, selamatkanlah diri kalian dari api neraka, Sesungguhnya aku tidak dapat memberikan mudharat dan manfaat. Aku tidak bisa menjamin perlindungan apapun di sisi Allah.”
“Wahai Bani Abdu Syams, selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka! Wahai Bani Hasyim, selamatkanlah diri kalian dari siksa api neraka!”
“Wahai bibiku, Syafiyyah binti Abdul Muthalib, aku tidak dapat memberikan perlindungan apapun disisi Allah.”
“Wahai Fathimah binti Muhammad, selamatkanlah dirimu dari api neraka, karena sesungguhnya aku tidak dapat memberikan mudharat dan manfaat. Aku tidak dapat memberikan perlindungan apapun di sisi Allah. Hanya saja, karena aku memiliki hubungan silaturrahim dengan kalian, maka akan aku gunakan sesuai haknya.”
Baca juga :
Mendengar seruan lantang Rasulullah, orang orang yang datang nampak bingung. Mereka tidak bereaksi apapun. Masih mencoba menelaah apa yang terjadi. Hingga pada akhirnya, Abu Lahab lah yang menimpali.
“Celakalah kau sepanjang hari ini! Apakah hanya untuk hal ini kau mengumpulkan kami?” balas Abu Lahab marah. Atas ucapan dan perbuatannya yang buruk, Allah SWT menurunkan surah Al-Lahab.
“Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sungguh dia akan binasa. (Q.S. Al-Lahab : 1).”
Berita pun menyebar secara cepat ke seluruh penjuru Mekkah. Muhammad dan ajaran yang disampaikannya menjadi trending topic yang sering dibicarakan penduduk kala itu.
Karena Rasulullah telah menerima wahyu QS, Al-Hijr ayat 94-95, yang menyuruh bahwasanya dakwah harus disampaikan terang terangan, Rasulullah pun semakin gencar dalam mengabarkan dakwahnya. Dikisahkan juga bahwa Rasulullah bahkan sempat mendirikan salat di depan ka’bah secara terang terangan kala siang hari.
Ajaran Islam berkembang kala itu. Lambat laun orang-orang mulai membuka diri dan mulai menerima ajaran Allah. Namun tentu saja ada beberapa perkara yang menjadi isu dalam masyarakat, seperti perbedaan pendapat antara beberapa keluarga (yang sebagian mau masuk islam dan sebagian tidak mau) sehingga menimbulkan rasa saling benci dan menjauh satu sama lain. Dan penolakan kaum Quraisy yang dari awal sudah tidak suka dengan ajaran yang disampaikan Rasulullah.
Rasa tidak suka kaum Quraisy terhadap Rasulullah dan para Sahabat pun bisa dikatakan langgeng, pasalnya perjuangan dakwah kaum muslimin semakin hari semakin berat karena selalu diusik dan diganggu pihak kafir Quraisy yang memang tidak menyambut dan tidak mau melihat Islam berkembang.
Baca juga :
Setelah mengenal dakwah pertama Rasulullah secara terbuka ini, jika kita melihat ke belakang dan mengingat betapa kerasnya perjuangan Rasulullah dalam membela ajaran Allah, kita akan mengetahui bahwa nikmat Islam yang kita nikmati hari ini tidak akan terwujud jika Rasulullah tidak naik ke bukit Safa kala itu. Itulah kenapa saat kita beribadah ke Makkah, banyak yang mengatakan bahwa berhadap-hadapan dengan bukit Safa maka kita akan merasakan guncangan emosional yang sangat hebat jika kita paham betapa banyaknya rasa sakit yang diterima Rasulullah kala menyampaikan dakwahnya.
Mengenal dakwah pertama Rasulullah di bukit Safa, artinya juga belajar tentang sejarah perjalanan Islam. Setiap kemenangan yang kita rasakan juga pernah dihiasi oleh kekalahan pula di zaman Nabi. Namun meskipun begitu, sifat optimis dan pantang menyerah adalah hal yang bisa kita amalkan sebagai upaya mengingat perjuangan Rasulullah, pasalnya Islam hari ini dibangun dengan semangat yang sama. Semoga dengan sedikit menilik perihal perjuangan Rasulullah, kita akan ditambahkan keilmuannya dan diberikan kunci untuk diluruskan ke jalan yang benar, Amin, insya Allah.
Hamsa,
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…