kewajiban istri Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kewajiban-istri Mon, 26 Mar 2018 02:43:09 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png kewajiban istri Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/kewajiban-istri 32 32 8 Keutamaan Istri Memasak Untuk Suami https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/keutamaan-istri-memasak-untuk-suami Mon, 26 Mar 2018 02:43:09 +0000 https://dalamislam.com/?p=3092 Memasak? Mungkin jika kita membicarakan masalah memsak adalah kebutuhan dan hal yang diharuskan oleh seorang istri seperti keutamaan asiah sitri firaun. Tapi benarkah demikian? Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, ثُمَّ مِنْ هَؤُلَاءِ مَنْ قَالَ: تَجِبُ الْخِدْمَةُ الْيَسِيرَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: تَجِبُ الْخِدْمَةُ بِالْمَعْرُوفِ، وَهَذَا هُوَ الصَّوَابُ، فَعَلَيْهَا أَنْ تَخْدُمَهُ الْخِدْمَةَ الْمَعْرُوفَةَ مِنْ مِثْلِهَا لِمِثْلِهِ، وَيَتَنَوَّعُ ذَلِكَ بِتَنَوُّعِ […]

The post 8 Keutamaan Istri Memasak Untuk Suami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Memasak? Mungkin jika kita membicarakan masalah memsak adalah kebutuhan dan hal yang diharuskan oleh seorang istri seperti keutamaan asiah sitri firaun. Tapi benarkah demikian? Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata,

ثُمَّ مِنْ هَؤُلَاءِ مَنْ قَالَ: تَجِبُ الْخِدْمَةُ الْيَسِيرَةُ وَمِنْهُمْ مَنْ قَالَ: تَجِبُ الْخِدْمَةُ بِالْمَعْرُوفِ، وَهَذَا هُوَ الصَّوَابُ، فَعَلَيْهَا أَنْ تَخْدُمَهُ الْخِدْمَةَ الْمَعْرُوفَةَ مِنْ مِثْلِهَا لِمِثْلِهِ، وَيَتَنَوَّعُ ذَلِكَ بِتَنَوُّعِ الْأَحْوَالِ: فَخِدْمَةُ الْبَدْوِيَّةِ لَيْسَتْ كَخِدْمَةِ الْقَرَوِيَّةِ، وَخِدْمَةُ الْقَوِيَّةِ لَيْسَتْ كَخِدْمَةِ الضَّعِيفَةِ. الفتاوى الكبرى .

“Ada ulama yang menyatakan bahwa wajib bagi istri mengurus pekerjaan rumah yang ringan. Sebagian ulama menyatakan bahwa yang wajib adalah yang dianggap oleh urf (kebiasaan masyarakat).

Pendapat yang terakhir inilah yang lebih tepat. Hendaklah wanita mengurus pekerjaan rumah sesuai dengan yang berlaku di masyarakatnya, itulah yang ia tunaikan pada suami. Ini semua akan berbeda-beda tergantung kondisi.

Orang badui dibanding orang kota tentu berbeda dalam mengurus rumah. Begitu pula istri yang kuat dengan istri yang lemah kondisinya berbeda pula dalam hal mengurus rumah.” (Disebutkan dalam Fatawa Al Kubro).

1. Membahagiakan Suami

Memasak dan memastikan suami tidak kelaparan adalah hal yang sangat di idam-idamkan oleh seorang suami. Ini juga akan memudahkan anda nantinya mendapatkan kasih sayang dan cinta kasih dari sang suami. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,

قِيلَ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ النِّسَاءِ خَيْرٌ قَالَ الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci” (HR. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2: 251.).

2. Lebih Disarankan Mengurus Rumah

Seperti firman Allah :

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى

“Dan tinggallah kalian di dalam rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berdandan sebagaimana dandan ala jahiliah terdahulu” (QS Al Ahzab: 33).

Disini jelas di garis bawahi bahwa sang istri lebih disarankan untuk berada di rumah dan menjaga kehormatan ia dan keluarganya. Ini menandakan beberap tugas rumah sangat bagus untuk dilakukan istri ketimbang harus keluyuran seperti keutamaan doa istri bagi suami.

فعليهن مثل ما عليهم بالمعروف، ولهن ما لهم بالمعروف، وبناءً على ذلك فإننا قد نقول في وقت من الأوقات إنه يلزمها أن تخدم زوجها في الطبخ وغسيل الأواني وغسيل ثيابه وثيابها وثياب أولادها وحضانة ولدها والقيام بمصالحه، وقد نقول في وقت آخر إنه لا يلزمها أن تطبخ ولا يلزمها أن تغسل ثيابها ولا ثياب زوجها ولا ثياب أولادها حسب ما يجري به العرف المتبع المعتاد

“Istri punya kewajiban untuk mengurus rumahnya sebagaimana yang berlaku di masyarakatnya. Berdasarkan hal itu, kami akan berkata berbeda untuk setiap zaman. Mungkin satu waktu, mengurus rumah dengan memasak, membersihkan perkakas, mencuci pakaian suami, pakaiannya dan pakaian anak-anak itu wajib. Begitu pula dalam hal mengurus anak-anak dan mengurus hal-hal yang maslahat di rumah jadi harus.

Namun hal ini bisa jadi berbeda di zaman yang berbeda. Di suatu zaman bisa jadi memasak bukan jadi kewajiban, begitu pula dalam hal mencuci pakaian di rumah untuk suami dan anak-anak. Jadi apa yang berlaku di masyarakat, itulah yang diikuti.”

3. Menjalani Kewajiban

حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ إِسْحَاقَ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي جَعْفَرٍ أَنَّ ابْنَ قَارِظٍ أَخْبَرَهُ عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا صَلَّتْ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِي الْجَنَّةَ مِنْ أَيِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Telah menceritakan kepada kami Yahyaa bin Ishaaq, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahii’ah, dari ‘Ubaidullaah bin Abu Ja’far, bahwa Ibnu Qaarizh telah mengkhabarkannya dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf -radhiyallaahu ‘anhu-, ia berkata, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Jika seorang istri shalat fardhu lima waktu, berpuasa sebulan penuh (di bulan Ramadhan), menjaga kemaluannya dan menta’ati suaminya, maka dikatakan kepadanya, “Masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang kau kehendaki!”
[Musnad Ahmad no. 1664]

Seperti hal nya beberapa kewajiban lain, istri juga harus melakukan beberapa ketentuan dasar dalam berumah tangga seperti cara rasullulah menghadapi istri marah.

4. Merawat Anak-Anak

Memastikan anak-anak terawat dengan benar dan tidak kelaparan adalah hal yang seharusnya dilakukan oleh istri bikan? Atau anda bisa setega itu membiarkan anak-anak anda terlantar? Oleh karena itu menjamin kesehatan keluarga lebih baik dnegan memasak sendiri dirumah.

5. Kumpulan Nikmat 

Ada banyak kumpulan ni9kmat yang bisa di dapatkan dimeja makan. Dimana para orang soleh dan soleha mensyukuri nikmat Allah SWT.

6. Menambah Kecintaan Suami

Suami mana yang tidak menginginkan dimanjai oleh para istri mereka? dan salah satu caranya adalah dengan mengenyangkan perut mereka. Ini akan mempererat cinta kasih dan hubungan suami istri.

7. Meraih Pahala

Memberikan yang terbaik untuk suami adalah ladang pahala bagi istri. Ini adalah salah satu hal yang umum dalam islam dan tentunya menjadi amalan baik bagi para istri.

8. Melambangkan Ketaatan

Memasak dan emmberikan perawatan terbaik bagi suami dan keluarga adalah salah satu lambang ketaatan dan keshalihan istri untuk sang suami.

Demikian beberapa keutamaan istri memasak untuk suami yang perlu diperhatikan agar istri tahu bahwa banyak pahala baginya apabila ikhlas memasakkan masakan untuk suaminya.

The post 8 Keutamaan Istri Memasak Untuk Suami appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Istri Memarahi Suami dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/wanita/hukum-istri-memarahi-suami Tue, 24 Oct 2017 03:05:41 +0000 https://dalamislam.com/?p=2210 Kewajiban menikah memang menjadi salah satu anjuran dalam agama Islam, namun sekarang ini, seringkali kita melihat para wanita yang sudah menjadi istri memarahi atau membentak suami mereka dan dilakukan tanpa diikuti dengan rasa bersalah atau berdosa dan menganggapnya seperti hal yang biasa. Ini mungkin dilakukan karena faktor ketidaktahuan mereka atas hukum istri memarahi suami. Untuk […]

The post Hukum Istri Memarahi Suami dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kewajiban menikah memang menjadi salah satu anjuran dalam agama Islam, namun sekarang ini, seringkali kita melihat para wanita yang sudah menjadi istri memarahi atau membentak suami mereka dan dilakukan tanpa diikuti dengan rasa bersalah atau berdosa dan menganggapnya seperti hal yang biasa. Ini mungkin dilakukan karena faktor ketidaktahuan mereka atas hukum istri memarahi suami. Untuk itu, dalam kesempatan kali ini, kami akan memberikan informasi penting bagi para istri dan juga wanita yang akan menikah dan menjadi seorang istri tentang apa dasar hukum Islam dari memarahi suami tersebut dan mengetahui jika kehidupan rumah tangga menurut Islam tidaklah semudah seperti membalikan telapak tangan.

Hukum membentak atau memarahi suami adalah tidak boleh dan masuk ke dalam jenis dosa besar dalam Islam sebab suami adalah orang yang harus paling dipatuhi dan dihormati oleh wanita sebagai istrinya dan sudah menjadi kewajiban istri terhadap suami dalam Islam. Seperti yang kita ketahui jika Rasulullah SAW dalam beberapa hadits mengatakan jika sangat tinggi kedudukan suami untuk istrinya.

“Seandainya saya bisa memerintahkan seorang untuk sujud pada orang lain, pasti saya perintahkan seorang istri utk sujud pada suaminya.” (HR Abu Daud, Al-Hakim, Tirmidzi)

“Tidaklah layak untuk seorang manusia untuk sujud pada manusia yang lain. Kalau pantas/bisa untuk seorang untuk sujud pada seorang yang lain pasti saya perintahkan istri untuk sujud pada suaminya karena besarnya hak suaminya terhadapnya…” (HR. Ahmad)

“Dan sebaik-baik istri yaitu yang taat pada suaminya, bijaksana, berketurunan, sedikit bicara, tak sukai membicarakan suatu hal yg tidak berguna, tak cerewet serta tak sukai bersuara hingar-bingar dan setia pada suaminya.” (HR. An Nasa’i)

Apabila memang suami berbuat sebuah kesalahan, memang sudah seharusnya bagi sang istri untuk mengingatkan suami namun harus dilakukan dengan cara yang baik, tutur kata yang lemah lembut, tidak membentak atau menggunakan suara yang keras dan juga jangan sampai menyinggung perasaan suami sebab ada hukum istri melawan suami menurut Islam yang akan diterima apabila dilakukan.

Istri yang menunjukan sikap kasar pada suami ataupun suami yang bersikap kasar pada istri memperlihatkan jika mereka memiliki akhlak yang buruk dan juga pengetahuan yang kurang diantara mereka.

Hadits yang Berkaitan

Rasulullah SAW bersabda, Sebaik-baiknya wanita untuk suami  adalah yang menyenangkan saat diliat, taat saat diperintah, dan tak menentang suaminya baik dalam hatinya serta tak membelanjakan (memakai) hartanya pada perkara yang dibenci suaminya” (H. R. Ahmad)

Bidadari Murka Dengan Istri Yang Memarahi Suami

Apabila suami dimarahi, dibentak atau didzalimi yang merupakan ciri ciri istri durhaka terhadap suami ini, para bidadari surga akan sangat murka pada istri yang sudah memarahi suaminya tersebut.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang istri menyakiti suaminya didunia, tetapi istrinya dari kelompok bidadari bakal berkata, “Janganlah engkau menyakitinya. Semoga Allah memusuhimu. Dia (sang suami) hanyalah tamu di sisimu ; nyaris saja ia bakal meninggalkanmu menuju pada kami” (HR. At-Tirmidzi)

Sudah seharusnya para istri untuk menjauhi sikap dzalim pada suami sebab saingan para istri sangatlah berat dan bukan karena madu atau perempuan lain namun bidadari Allah SWT yang mensifatkannya dalam Al Quran diantara sifatnya, yakni:

  • “Sebenarnya orang-orang yang bertaqwa memperoleh kemenangan, (yakni) kebun-kebun dan buah anggur, dan gadis-gadis remaja yang sebaya.” (QS an-Naba’ : 31-33)
  • “demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari” (QS. Ad-Dhukhan : 54)
  • “Mereka bertelekan diatas dipan-dipan berderetan dan kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (QS. At-Tur : 20)
  • “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam rumah” (QS. Ar-Rahman : 72)
  • “Didalam surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahman : 70)
  • “Sebenarnya kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan segera. Dan kami menjadikan mereka gadis-gadis perawan. Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah : 35-37)

Hadits Abdullah Ibnu Mas’ud Radiyallahu

“Kelompok pertama kalinya yang masuk surga, seakan muka mereka cahaya rembulan pada malam purnama. Grup kedua seperti bintang kejora yang paling baik di langit. Untuk setiap orang dari pakar surga itu dua bidadari surga. Pada setiap bidadari ada 70 perhiasan. Sumsum kakinya bisa terlihat dari balik daging dan perhiasannya, sebagaimana minuman merah bisa diliat di gelas putih.” (HR. Thabrani dengan sanad shahih)

Dalam beberapa hadits diatas sudah dikatakan dengan jelas yakni larangan istri untuk mendzalimi, memarahi atau membentak suami sebab akan kelak akan mendapatkan saingan yang berat yakni bidadari Allah SWT sehingga sudah seharusnya sangat dijauhi dan tidak boleh dilakukan.

Apabila memang istri merasakan kemarahan yang tidak bisa ditahan, maka tetap tidak diperbolehkan untuk memperlihatkan amarah tersebut dengan emosi yang berlebihan. Alangkah lebih baik jika mengatakan istighfar dan memohon ampun pada Allah SWT sebab istighfar akan lebih meringankan hati yang sedang panas tersebut. Jangan mengikuti nafsu karena sedang emosi namun usahakan untuk menahan emosi tersebut.

Apabila dirasa sudah agak tenang, maka awali bicara dengan suami untuk mencari jalan keluar dan lakukan secara baik sambil memberikan nasehat terbaik atas kesalahan yang sudah dilakukan oleh sang suami. Demikian ulasan dari kami mengenai hukum istri memarahi suami sehingga para wanita bisa menjadi kriteria calon istri menurut Islam yang baik, semoga bisa bermanfaat dan menjadikan keluarga anda yang sakinah mawadah warahmah.

The post Hukum Istri Memarahi Suami dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-istri-melawan-suami-menurut-islam Tue, 23 May 2017 08:31:18 +0000 http://dalamislam.com/?p=1575 Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, menjadikan mereka berpasang-pasangan supaya diantara keduanya menjadi tentram. Adanya suami dan istri tentu saja akan menimbulkan hak dan kewajiban. Tanggung jawab antara suami dan istri tentu saja ada sebagai bentuk menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai […]

The post Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Allah menciptakan laki-laki dan perempuan, menjadikan mereka berpasang-pasangan supaya diantara keduanya menjadi tentram. Adanya suami dan istri tentu saja akan menimbulkan hak dan kewajiban. Tanggung jawab antara suami dan istri tentu saja ada sebagai bentuk menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.

Walaupun dalam islam, laki-laki adalah imam atau kepala keluarga, akan tetapi bukan berarti ia bisa semena-mena dan seenaknya saja dalam mengatur keluarga tanpa nilai dan pertanggungjawaban yang baik. Seorang laki-laki tentu sebagaimana seorang yang dikatakan pemimpin dalam perusahaan, organisasi, ataupun negara. Tidak sama dengan seorang pemimpin selalu benar, dan selalu harus diikuti. Sebagai pengikut pemimpin kita pun juga harus memberikan masukan dan kritik agar berjalan lebih baik lagi.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran, “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. Oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. An Nisaa’ : 34)

Begitupun dalam keluarga. Suami dan istri memiliki hak, kewajiban, dan tanggung jawab masing-masing. Tidak ada yang lebih tinggi derajatnya, yang berbeda hanyalah fungsi dan perannya saja.

Kewajiban Istri Terhadap Suami

Istri juga memiliki kewajiban terhadap suami. Walaupun seorang suami memiliki kewajiban menafkahi dan memberikan harta yang cukup untuk keluarga, istri juga memiliki peran. Wanita dalam islam juga memiliki peran dan tanggung jawab yang besar.

Tidak heran jika hadist nabi mengarakan bahwa masyarakat ditentukan oleh perempuannya. Perempuan yang menjaga aurat dan perempuan yang bisa menjadi madrasah bagi anak-anak dan keluarganya adalah wanita yang luar biasa. Mampu menjadi penyelemat umat.

Tentu saja dalam islam ada Kewajiban dalam Rumah Tangga Menurut Islam, Kewajiban Wanita Setelah Menikah Menurut Al-Quran dan Hadist, Kewajiban Laki-Laki Setelah Menikah dalam Islam, Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam, dan Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam. Hal-hal tersebut dalam islam wajib dilakukan dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

Berikut adalah kewajiban istri terhadap suaminya.

  1. Menjadi Pendamping yang Baik

Menjadi pendamping yang baik bukan saja hanya menjadi orang yang selalu mengikuti dan selalu mentaati apa yang dikatakan oleh suami. Menjadi pendamping yang baik adalah yang mampu menjaga dan mengembangkan suaminya dengan hal yang benar. Istri harus bisa menjadi tempat berkeluh kesah suami, memberikan saran-saran yang membangun, serta kritik yang membuat seseorang menjadi evaluasi, bukan malah menjadi down atau berhenti dalam berjuang. Misalnya saja mengingatkan suami tentang Cara Menjaga Pandangan Menurut Islam dan Cara Menjaga Pandangan Mata.

Istri yang baik tidak harus selalu menjadi lemah di hadapan suaminya. Istri harus kuat, karena cobaan dan tantangan membangun keluarga akan selalu ada. Untuk itu yang harus memiliki kekuatan bukan hanya seorang suami, melainkan keseluruhan anggota keluarga. Sering kali ini menjadi masalah, padahal istri juga manusia yang memiliki hak untuk bisa berkembang.

Baca:

  1. Memenuhi Kebutuhan Biologis dan Psikologis

Seorang istri juga harus mampu untuk memberikan kebutuhan biologis dan psikologis. Di sisi yang lain, wanita juga memiliki kebutuhan tersebut. Untuk itu, wanita yang menjadi istri juga berhak atas hal tersebut. Kebutuhan biologis dan kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang pasti dimiliki oleh setiap anggota keluarga. Tidak ada yang tidak membutuhkan kebutuhan tersebut.

Dalam hal ini yang terpenting adalah istri dan suami bisa terbuka, berkomunikasi, dan menyampaikan masalah, agar ketenangan batin dan hati bisa tetap terjaga. Yang terpenting dalam keluarga bukan hanya sekedar bagaimana hidup bersama, namun lebih penting dari itu adalah mampu berjuang bersama.

  1. Membantu Peran dalam Rumah Tangga

Istri mendapatkan nafkah dan harta dari suami. Istri harus mampu untuk mengelola harta yang diberikan suaminya agar menjadi harta yang produktif dan jauh dari penggunaan yang konsumtif atau kontra produktif. Istri harus cerdas dan mampu untuk mengambil keputusan. Peran dalam rumah tangga tentu saja bukan hanya salah satunya, namun kedua-duanya.

Peran dalam rumah tangga terkadang dilimpahkan kepada istri. Sebetulnya, jika dipahami, maka suami pun juga berkewajiban membantu istrinya. Suami bukan Tuhan, yang selalu benar. Untuk itu, dibutuhkan kerja sama dan semangat bersama dalam membangun rumah tangga.

Baca:

Istri yang Melawan Suaminya

Dari kewajiban-kewajiban tersebut, maka sejatinya seorang istri memang tidak boleh untuk melawan suaminya. Sebagaimana disampaikan oleh ayat diatas, Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya, maka bisa dipahami bahwa wanita tidak boleh untuk melawan suaminya.

Istri yang melawan suami ini tentu saja kerangkanya bukan pada suami yang berlaku sewenang-wenang dan melakukan kemaksiatan. Ketaatan ini adalah dalam rangka menegakkan perintah Allah, dan juga melaksanakan perintah Allah.

Wanita-wanita jahiliah di masa lalu sering kali melakukan kejahiliahan dan kemaksiatan, untuk itu jika suaminya memberi tahu dan melarangnya untuk berbuat jahil, maka ia pun harus mengikutinya. Kerangka berpikir ini bukan hanya sekedar taat pada suami. Melainkan harus ada pertanyaan lagi: Suami yang seperti apa, suami yang melaksanakan tanggung jawab apa, dan konteks seperti apa.

Tentu saja kita tidak ingin jika melaksanakan ketataan dan memberikan kepatuhan pada suami namun pada hal-hal yang menentang pada hukum Allah dan bertentangan dengan ketetapan Allah. Untuk itu, ketaatan pada Allah adalah diatas segala-galanya dan rangka menjalankan Rukun Iman, Rukun Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan,  dan Hati Nurani Menurut Islam.

Semoga kita kelak menjadi seorang istri yang benar-benar menjalankan hukum Allah, dan meninggalkan kemaksiatan agar mendapatkan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sesunggunya hanya Allah sebaik-baik tempat untuk kembali.

The post Hukum Istri Melawan Suami Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Kunci Rumah Tangga Bahagia Menurut Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/kunci-rumah-tangga-bahagia Wed, 04 Jan 2017 09:45:12 +0000 http://dalamislam.com/?p=1274 Rumah tangga yang bahagia adalah dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari masing-masing pasangan. Hal ini dikarenakan kebahagiaan dalam rumah tangga bukanlah sebagai hasil yang tiba-tiba melainkan tahapan yang membutuhkan jatuh bangunnya usaha. Islam sendiri memerintahkan agar manusia yang menikah hendaknya mengurus […]

The post 5 Kunci Rumah Tangga Bahagia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rumah tangga yang bahagia adalah dambaan setiap pasangan yang sudah menikah. Rumah tangga yang bahagia tentu tidak dapat terjadi tanpa adanya proses dan pembelajaran dari masing-masing pasangan. Hal ini dikarenakan kebahagiaan dalam rumah tangga bukanlah sebagai hasil yang tiba-tiba melainkan tahapan yang membutuhkan jatuh bangunnya usaha.

Islam sendiri memerintahkan agar manusia yang menikah hendaknya mengurus keluarganya, agar tercipta rumah tangga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah. Tentu bukan hal mudah, namun juga bukan berarti tidak bisa. Yang jelas rumah tangga sakinah mawaddah dan rahmah adalah proses yang berkelanjutan dan harus dipertahankan bukan sekali tercapai dan terus menerus akan ada di setiap pasangan. Berikut adalah beberapa  Kunci Rumah Tangga Bahagia :

Kesatuan Rumah Tangga

Kesatuan dalam rumah tangga tentu sangat diperlukan dan harus disiapkan sebelum pasangan ini lebih lanjut menjalankan kehidupan berumah tangga. Kesatuan ini berkaitan dengan bagaimana arah dan dengan apa rumah tangga ini akan dijalankan. Hal-hal dasar ini jika tidak ditentukan dari awal, maka tidak akan membuat rumah tangga menjadi satu kesatuan yang utuh karena tidak dibangun oleh dasar atau pondasi yang kuat.

Untuk itu, hal-hal berikut adalah yang harus diperhatikan dalam membangun kesatuan dan keutuhan rumah tangga.

  1. Tujuan Berumah Tangga

Tujuan berumah tangga dari masing-masing pasangan haruslah jelas. Apa motif dan tujuannya. Adakah juga kesamaan tersebut ada. Perbedaan tujuan tentu menjadi potensi untuk meretakkan rumah tangga tersebut dan membuat rumah tangga tidak harmonis. Apa artinya jika hidup bersama namun berbeda tujuan. Untuk itu memperjelas tujuan adalah hal yang harus dilakukan agar mendapat kebahagiaan rumah tangga.

Berumah tangga juga tidak lepas dari tujuan dasar kehidupan manusia sesuai dengan konsep Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, yaitu menjalankan misi khalifah fil ard dan memakmurkan kehidupan di muka bumi.

  1. Nilai-Nilai yang Diterapkan di dalam Rumah Tangga

Sebagaimana sebuah organisasi, rumah tangga adalah seperti organisasi. Dalam menjalankan dan menggerakkan fungsinya maka harus ada nilai-nilai dan landasan yang digunakan. Hal ini berperan untuk menghidupkan budaya di rumah tangga, menyelesaikan masalah yang ada, dan lain sebagainya.

Jika tanpa ada nilai-nilai yang sama maka sulit suatu masalah dapat terpecahkan secara baik. Dalam hal ini islam memerintahkan agar kaum muslimin hendaknya menikah dengan satu agama stau sesama muslim. Selain dari agar saling memperkuat umat muslim, juga berhubungan dengan bagaimana keluarga tersebut menjalankan fungsinya.

Perbedaan agama otomatis akan mempengaruhi nilai-nilai yang ada. Untuk itu kebahagiaan akan dicapai jika nilai-nilai yang diterapkan sama dan konsisten.

Niat Ibadah

Sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah, bahwa setiap amalan tergantung kepada niatnya. Niat yang buruk walaupun amalan terlihat baik tentu bernilai buruk dan keliru. Tentu saja hal ini tidak bisa menjadi pahala di hadapan Allah SWT.

Ada banyak niat yang dimiliki setiap orang untuk berumah tangga. Ada yang sekedar karena cinta manusia, ada yang karena harta, ada yang karena prestis, dan lain sebagainya. Tentu saja umat islam harus menjalankan rumah tangga atas niat karena ibadah. Niat ini tentunya adalah niat diatas segala niat.

Niat ibadah ini sebagaimana disampaikan Rasulullah bahwa menikah adalah menggenapkan setengah dien-agama. Untuk itu, menjalankan rumah tangga tentu saja bagian dari ibadah karena di dalamnya suami istri bisa saling membangun akhlak, mengingatkan, mensupport, menghasilkan keturunan, dan lain sebagainya.

Menjalankan Peran Istri

Kunci kebahagiaan yang juga sangat penting adalah menjalankan peran dari masing-masing suami istri, yaitu sesuai dengan Kewajiban Suami terhadap Istri dalam Islam, Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam, Kewajiban Wanita dalam Islam. Menjalankan peran istri tentu saja menjadi kunci kebahagiaan dari rumah tangga. Peran istri ini sangat penting karena selain dari melayani dan mensupport suami, istri ini juga berperan sebagai ibu dan pendidik bagi anak-anak.

Peran istri yang menjadi kunci adalah sebagai berikut:

  • Mengelola Amanah dan Harta Suami
  • Melayani dan Mensupport Pekerjaan Suami, tentunya adalah pekerjaan yang halal
  • Sebagai ibu jika sudah memiliki keturunan, dan berperan untuk mendidik anak-anak
  • Memberikan kenyamanan dan kasih sayang pada suami, serta menjaganya dari perbuatan maksiat
  • Tidak mempersulit suami dalam menghasilkan nafkah yang halal
  • Menglola Aset rumah tangga

Peran dan fungsi di atas sangat penting dan dibutuhkan dari kehidupan rumah tangga suami istri. Jika peran tersebut tidak dilaksanakan oleh istri, maka kebahagiaan dalam rumah tangga tentunya sulit untuk tercapai. Walaupun bukan kepala keluarga, istri juga memiliki peran penting dan mempengaruhi kebahagiaan rumah tangga. Untuk itu, hal-hal tersebut, sebagai peran istri harus dijalankan dengan baik.

Menjalankan Peran Suami

Rumah tangga juga sebagaimana organsasi yang membutuhkan pemimpin untuk mengarahkan dan mengatur rumah tangga menjadi harmoni dan sesuai tujuan. Islam menjadikan laki-laki sebagai pemimpin dari wanita.

Untuk itu, tugas-tugas dari suami adalah sebagai berikut:

  • Menjadi pemimpin keluarga
  • Memberikan nafkah dan memastikan finansial keluarga dapat terpenuhi
  • Memberikan nafkah batin pada istrinya
  • Menjadi pendidik bagi istri dan anak anaknya
  • Mengatur keluarga dengan nilai-nilai yang sudah ditetapkan sebelumnya, sesuai dengan nilai-nilai islam

Saling Memahami dan Menutupi Kekurangan

Suami dan istri dalam rumah tangga masing-masing memiliki fungsi tersendiri, karater yang berbeda, dan juga latar belakang yang bermacam-macam. Untuk itu,dalam rumah tangga yang ingin bahagia tentu saja harus saling memahami dan menutupi kekurangan.

Setiap perbedaaan dan kekurangan maka tidaklah harus menjadi perdebaan dan menjadi hal yang membuat pertikaian atau perceraian. Masing-masing kekurangan harus ditutupi dengan kelebihan masing-masing. Tidak ada pasangan yang sempurna dan tidak ada pula rumah tangga yang pasti paling bahagia atau paling sempurna.

Semua yang ada di dunia ini pasti memiliki kekurangan atau cacatnya, karena hanya Allah lah yang Maha Sempurna. Untuk itu, jalan satu-satunya untuk dapat bahagia adalah saling memahami dan menutupi kekurangan dengan kelebihan yang ada.

5 hal tersebut adalah kunci agar keluarga atau rumah tangga mendapatkan kebahagiaan. Tentunya membutuhkan proses dan pembelajaran hingga tercapainya keluarga sesuai konsep Keluarga Dalam Islam, Keluarga Sakinah Dalam Islam, Keluarga Harmonis Menurut Islam, Keluarga Sakinah, Mawaddah, Warahmah ,

The post 5 Kunci Rumah Tangga Bahagia Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Kewajiban Wanita Setelah Menikah Menurut Al-Quran dan Hadist https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/kewajiban-wanita-setelah-menikah Tue, 27 Dec 2016 10:12:50 +0000 http://dalamislam.com/?p=1249 Pernikahan adalah satu hal yang terhitung ibadah bagi setiap muslim. Pernikahan dapat menjaga diri manusia dari segala kemaksiatan dan perbuatan yang haram, seperti berzina. Pernikahan yang berkah tentunya adalah pernikahan yang diorientasikan kepada Allah dan dilakukan dengan niat unutk beribadah. Ada banyak sekali hikmah dan manfaat dari pernikahan. Pernikahan yang berkah tentu saja pernikahan yang […]

The post 5 Kewajiban Wanita Setelah Menikah Menurut Al-Quran dan Hadist appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pernikahan adalah satu hal yang terhitung ibadah bagi setiap muslim. Pernikahan dapat menjaga diri manusia dari segala kemaksiatan dan perbuatan yang haram, seperti berzina. Pernikahan yang berkah tentunya adalah pernikahan yang diorientasikan kepada Allah dan dilakukan dengan niat unutk beribadah. Ada banyak sekali hikmah dan manfaat dari pernikahan. Pernikahan yang berkah tentu saja pernikahan yang sesuai dengan spirit dari rukun islam, rukun iman, fungsi agama islam, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.

Untuk dapat melaksanakanannya salah satu yang mendasari keberkahan pernikahan adalah dilaksanakannya kewajiban-kewajiban dari masing-masing pasangan. Tentu untuk hal ini, wanita juga memiliki peranan dan kewajiban yang harus dilakukan setelah menikah. Berikut adalah kewajiban-kewajiban wanita yang harus dipenuhi setelah menikah.

Kewajiban Wanita dalam Pernikahan Menurut Al-Quran

Di dalam Al-Quran dijelaskan bahwa wanita muslimah memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya sebagai bentuuk ibadah dalam hal rumah tangga. Berikut adalah ayat-ayat Al-Quran yang berkenaan dengan kewajiban wanita setelah menikah.

  1. Mengikuti Imam Keluarga

“Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki. ”

Di dalam islam, suami adalah pemimpin atau imam bagi wanita. Hal ini bukan berarti segala apa yang dilakukan dan diperintahkan oleh suami harus seluruhnya ditaati. Tentu saja aturan-aturan suami atau perintah dan nasehat suami yang berhubungan dan tidak kontradiksi dengan apa yang Allah perintahkan. Mengikuti dan ikut apa yang suami sampaikan bukan karena kita ingin mengikuti suami, melainkan  karena memang Allah yang menentukan.

  1. Bersikap Taat Pada Suami

“Wanita-wanita yang kamu kuatirkan akan durhaka padamu, maka nasehatilah mereka (didiklah) mereka. Dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka (jangan disetubuhi) dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu bersikap curang. Sesungguhnya Allah itu Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (An Nisa : 34)

Istri diperintahkan untuk mengikuti suami dan mentaatinya atas dasar karena Allah SWT. Untuk itu, suami juga bisa melakukan seperti tidak mesetebuhi istrinya ketika istrinya tidak taat atau berbuat yang melanggar batasnya. Hal ini tentu akan berdampak kepada keharmonisan. Untuk itu, agar keluarga bisa terjalin dengan baik maka seorang istri bisa melakukan hal ini, sebagai bagian dari kewajibannya.

  1. Berbuat Kebaikan dalam Keluarga

”Bagi orang laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi mereka wanita ada bagian dari apa yang mereka usahakan. “ (QS An-Nisa’ ayat ke 32)

Apa yang dilakukan wanita dalam keluarga hakikatnya adalah melakukan kebaikan untuk dirinya sendiri. kebaikan seseorang adalah bagian dari usaha orang itu sendiri. Untuk itu, tidak menjadi kerugian jika wanita melakukan hal-hal kebaikan untuk keluarganya apalagi jika memang ditujukan untuk keluarga.

  1. Menjaga Aurat

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.

Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. “ (QS An-Nuur : 31)

Wanita berkewajiban untuk menjaga auratnya, tidak boleh memperlihatkannya apalagi jika mengundang atau memancing pada laki-laki yang bukan suaminya. Untuk itu, wanita harus bersikap hormat terhadap dirinya sendiri.

  1. Tidak Bersikap Jahiliah

“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33).

Wanita muslimah sebagai istri juga berkewajiban untuk menjaga dirinya dan rumahnya. Orang-orang jahiliah memiliki kebiasaan untuk bersikap berlebihan dalam berdandan. Apalagi mereka tidak dapat menjaga kehormatan diri nya sebagai wanita di luar rumah. Untuk itu wanita muslimah berkewajiban untuk menjaga dirinya salah satunya tidak bersikap sebagaimana orang-orang jahiliah.

Kewajiban Wanita Muslimah Menurut Hadist

Di dalam sebuah hadist dijelaskan bahwa wanita tidak boleh menganiaya suaminya dengan pekerjaan yang membenaninya dan membuatnya sakit hati. Selain dari seorang suami juga memiliki beban menafkahi keluarga, tentu seorang istri harus dapat memahaminya agar kelancaran juga meyertai keluarganya.

“Barang siapa (isteri)menganiaya suaminya dan memberi beban pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan menyakitkan hatinya, maka para Malaikat juru pemberi Rahmat (Malaikat Rahmat) dan Malaikat juru siksa (malaikat azab) melaknatinya (yakni isteri). Barang siapa (isteri) yang bersabar terhadap perbuatan suaminya yang menyakitkan, maka Allah akan memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada Asiyah dan Maryam Binti Imran.” (Al Hadist)

Dapat diketahui bahwa ekonomi adalah salah satu dasar dari membangun keluarga. Jika suami tidak bisa memenuhinya tentu bisa membuat keluarga juga tidak menjadi produktif dan mandiri. Tentu saja hal ini akan berdampak pada rumah tangga, akan sulit dalam mencapai visi yang sesuai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Itulah kewajiban wanita setelah menikah menurut Al-Quran dan Hadist. Hal-hal tersebut jika dilakukan tentu saja akan berdampak kepada keharmonisan keluarga, terbentuknya keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rohmah. Untuk itulah, segala macam bentuk kesuksesan keluarga sejatinya sangat dipengaruhi oleh seorang wanita dalam rumah tangga dan keluarganya serta peran dalam mendorong suaminya.

Hal ini seperti sebuah hadist, “Sebaik-baik perhiasan, adalah wanita yang shalihah”. Wanita yang shalihah tentunya dapat mengalahkan para bidadari-bidari surga.

The post 5 Kewajiban Wanita Setelah Menikah Menurut Al-Quran dan Hadist appeared first on DalamIslam.com.

]]>
4 Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/pernikahan/kewajiban-istri-terhadap-suami-dalam-islam Sat, 26 Dec 2015 05:30:11 +0000 http://dalamislam.com/?p=444 Istri merupakan komponen tak terpisahkan dalam sebuah keluarga yang memiliki peranan tak kalah penting dari seorang suami. Terlepas dari kontroversi mengenai bagaimana seharusnya seorang istri menghabiskan waktunya, berkarier di luar atau mengurus rumah dan keluarga, seorang istri akan menjadi ibu sekaligus sekolah pertama bagi anak-anaknya. Karena itu, Islam mengajarkan suami untuk sebisa mungkin mencukupi semua […]

The post 4 Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Istri merupakan komponen tak terpisahkan dalam sebuah keluarga yang memiliki peranan tak kalah penting dari seorang suami. Terlepas dari kontroversi mengenai bagaimana seharusnya seorang istri menghabiskan waktunya, berkarier di luar atau mengurus rumah dan keluarga, seorang istri akan menjadi ibu sekaligus sekolah pertama bagi anak-anaknya.

Karena itu, Islam mengajarkan suami untuk sebisa mungkin mencukupi semua kebutuhan istri karena tugas yang diemban istri sebagai sekolah pertama bagi anak-anaknya sangat jauh dari kategori ringan. Dengan fasilitas memadai semacam itulah, istri diharapkan dapat memaksimalkan perannya sebagai pendamping suami maupun mentor bagi anak-anaknya. Salah satunya juga membangun rumah tangga dalam islam yang selalu di ridhoi Allah agar mendapatkan berkahNya.

Di balik peran dan hak tersebut, seperti halnya suami, istri juga mengemban kewajiban terhadap suami yang harus ia penuhi. Ini juga diatur cukup detail dan rinci dalam beberapa sumber ajaran Islam mulai dari Al-Qur’an, hadis hingga pendapat para ulama’ yang tak jarang berbeda satu sama lain.

Hal yang demikian sedikit banyak menyiratkan pembagian kerja yang fair antara suami dan istri, posisi dan fungsi masing-masing yang saling melengkapi serta keharusan memiliki visi yang sama untuk menciptakan keluarga bahagia dan kondusif untuk tumbuh kembang anak. Singkatnya, selain memiliki beberapa hak yang harus ditunaikan suami, istri juga memiliki kewajiban terhadap suami yang tak bisa ia abaikan. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut;

1. Selalu ta’at pada suami

Istri diwajibkan selalu ta’at pada suami kecuali dalam hal-hal yang melarang aturan agama dan atau kesusilaan. Ini khususnya berlaku ketika suami menyuruh istri untuk melaksanakan shalat, melakukan ibadah dan melaksanakan kewajiban lain seperti memenuhi undangan, menutup aurat dan lain sebagainya.

Adapun dalam hal-hal lain yang sifatnya relatif dan bisa dibincangkan bersama, istri seharusnya selalu meminta pendapat suami setiap akan membuat keputusan dan langkah dalam hidupnya, semisal terkait dengan pekerjaan, karier, keluarga, pendidikan anak dan lain sebagainya.

Dengan demikian, kewajiban ta’at di sini tidaklah menggunakan paradigma up dan down khususnya untuk hal-hal yang sifatnya optional, akan tetapi lebih merupakan ajaran untuk melibatkan suami dalam pengambilan keputusan-keputusan penting. Tentu saja dalam proses semacam itu, baik suami maupun istri sama-sama menyuarakan pendapatnya sehingga keputusan yang diambil dapat representatif dan tidak merugikan pihak manapun.

2. Bermuka manis dan menyenangkan suami

Perintah untuk bermuka manis dan menyenangkan suami ini secara khusus berkaitan dengan psikologi perempuan yang terkadang tidak stabil baik karena faktor biologis maupun non-biologis. Untuk itu, seorang istri diwajibkan dapat mengontrol dan mengelola emosinya sebaik mungkin sehingga apapun yang ia rasakan, ia tetap bermuka manis dan berusaha menyenangkan suami dengan berbagai cara.

Kategori bermuka manis dan menyenangkan suami ini tentu bisa berbeda berdasarkan kebiasaan dan pola yang berjalan dalam sebuah rumah tangga.

Bagi keluarga A, misalnya menyenangkan suami dilakukan dengan memasak makanan kesukaannya, sedang bagi keluarga B, menyenangkan suami berarti mengajak suami liburan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, sesuaikan prinsip ini dengan pola dalam keluarga Anda masing-masing.

3. Menjaga harta, rumah dan kehormatan suami

Lagi-lagi, prinsip ini bersifat fleksibel sesuai dengan pola yang berjalan dalam sebuah rumah tangga. Akan tetapi umumnya, istri diserahi tugas untuk mengelola keuangan keluarga, khususnya istri yang tidak bekerja dan karenanya tidak memiliki penghasilan tetap.

Menanggapi hal ini, Imam Al-Ghazali, seorang ulama’ besar Islam berkomentar bahwa di luar uang untuk kepentingan keluarga, suami juga diwajibkan memberi uang kepada istri sebagai ‘gaji’ karena telah menjaga rumah dan mengasuh anak, dalam kasus istri yang tidak bekerja dan memilih untuk tinggal di rumah.”

Bagi Al-Ghazali, uang untuk keperluan keluarga dengan uang nafkah untuk istri pribadi harus dibedakan.

Point penting dari ajaran ini adalah bahwa istri harus turut serta aktif menjaga—dan atau mengelola—harta yang dimiliki sebuah keluarga. Dengan demikian, pembagian kerjanya adalah jika suami berupaya mendapatkan harta, maka istri yang bertugas merawat dan menjaganya, bahkan jika mungkin mengembangkannya.

Sementara itu, perintah menjaga rumah juga secara khusus berlaku bagi istri yang memilih untuk menghabiskan waktunya di rumah. Perintah ini berkait erat dengan nilai etika lain yang diajarkan dalam Islam:

  • Seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa idzin suaminya apalagi membolehkan lelaki lain masuk ke dalam rumahnya ketika si suami tengah bepergian.
  • Menjaga kehormatan suami adalah tidak memebeberkan aib suami pada orang lain sebab hal tersebut secara tidak langsung menunjukkan kelemahan istri yang tidak bisa menjaga rahasia keluarga.

Point terakhir tidak termasuk kebiasan melakukan curhat atau sharing yang diniatkan untuk mencari solusi atas permasalahan yang terjadi, meskipun harus dipastikan bahwa partner yang mendengar cerita dan dimintai solusi tersebut tidak akan membeberkan cerita yang didengarnya.

4. Menghindari Murka dan Mencari Kerelaan Suami

Kerelaan suami disebut-sebut sebagai tiket seorang istri untuk meraih kebahagiaan akhirat dan mendapat surga. Karena itu, seorang istri harus berusaha sebisa mungkin untuk mendapatkan kerelaan suami. Ini utamanya terkait juga dengan hal-hal di luar kewajiban;

  • Tindakan-tindakan lain yang disenangi suami dan dapat membahagiakan hatinya
  • Membantu suami menyelesaikan pekerjaan
  • Mengatasi masalah
  • Terampil mengurus rumah
  • Peka terhadap kebutuhan suami dan lain-lain.

Akan tetapi, satu hal penting yang tidak boleh dilupakan dalam upaya mencari kerelaan suami ini adalah menghindari murka suami karena hal tersebut tidak hanya akan menggagalkan upaya mendapatkan kerelaan suami, akan tetapi juga mengancam keutuhan rumah tangga.

Beberapa hal di atas adalah kewajiban istri terhadap suami dalam pandangan Islam. Karena itu, seorang istri tidak seharusnya menuntut haknya dipenuhi oleh suami sebelum menunaikan kewajiban-kewajibannya. itu, kewajiban yang tidak kalah penting adalah membangun komunikasi yang baik dengan suami demi menjaga keutuhan rumah tangga dan menciptakan lingkungan dan suasana kondusif serta suportif bagi seluruh anggota keluarga, utamanya anak-anak yang tengah mengalami masa pertumbuhan. (baca juga: cara menjaga keharmonisan rumah tangga menurut islam)

Description: Selain memiliki hak yang harus dipenuhi suami, istri juga berkewajiban melakukan beberapa hal terhadap suaminya, sebagaimana diatur dalam Islam dan bisa disesuaikan dengan pola yang berjalan dalam sebuah rumah tangga.

The post 4 Kewajiban Istri Terhadap Suami dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>