5 Kewajiban Wanita dalam Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Setiap makluk yang diciptakan oleh Allah SWT tentu tidak diciptakan secara sia-sia. Termasuk juga proses penciptaan manusia. Manusia diciptakan oleh Allah di muka bumi ini bukan tanpa tujuan dan hakikat yang ingin dicapai. Untuk itu ada tugas dan misi yang harus dijalankan oleh manusia, baik laki-laki atau wanita sebagai tujuan penciptaan manusia dan tujuan hidup menurut Islam.

Laki-laki dan wanita memang terdapat perbedaan, namun secara tujuan dan hakikat manusia menurut Islam dan konsep manusia dalam Islam tetaplah sama. Laki-laki dan wanita adalah sama makhluk ciptaan Allah, harus taat dan mengabdi kepada Allah dan melaksanakan kehidupan di dunia ini berdasarkan aturan yang telah Allah buat. Jika melanggar, baik laki-laki ataupun wanita memiliki konsekwensi yang sama. Tidak ada yang lebih rendah ataupun lebih tinggi.

Perbedaan laki-laki dan wanita hanyalah pada peran dan fungsinya saja. Selebihnya, baik laki-laki dan perempuan diantara fungsi dan perannya adalah saling mendukung, saling menutupi kelemahan, dan saling menyeimbangkan.  Tentu keliru, jika ada yang berpendapat bahwa laki-laki lebih unggul atau perempuan lebih unggul diantara keduanya. Untuk itu, agar lebih menyeimbangkan maka perlu mengetahui kewajibannya masing-masing.

Kewajiban-Kewajiban Wanita dalam Pandangan Islam

Di dalam islam wanita juga memiliki fungsi dan peran. Fungsi dan peran ini tentu saja berbeda dengan fungsi dan peran laki-laki. Dalam hal ini fungsi agama telah mengaturnya. Perbedaan ini bukan berarti adanya diskriminasi yang dilakukan islam atau berniat merendahkan wanita. Fungsi dan peran ini tentu sama sebagaimana tujuan hidup manusia serta dipertimbangkan sesuai dengan potensi yang dimiliki wanita. Berikut adalah kewajiban wanita dalam Islam, sebagaimana fungsi dan peran nya dalam pandangan islam.

  1. Kewajiban Sebagai Hamba Allah

Kewajiban utama wanita sebagai manusia tentu adalah mengabdi dan menyembah hanya kepada Allah SWT. Tidak ada satupun yang berhak diikuti perkataan, perintahnya selain dari yang telah Allah perintahkan. Kecintaan dan pengabdian wanita terhadap suaminya, terhadap ibunya, terhadap keluarganya, tentu tidak boleh melebihi terhadap Allah. Bahkan, jikapun mengikuti perkataan suami, orang tua, atau keluarga itu semua dalam kerangka mengikuti perintah Allah SWT.

Kewajiban sebagai hamba Allah tentu saja bermula dari meyakini semua yang telah Allah wahyukan, seperti apa yang ada dalam Al-Quran, rukun iman, rukun islam. Selain itu, menjalankan semua perintah Allah baik aturan sosial, kehidupan, atau teknis menjalankan ibadah dalam shalat, puasa, dsb. Rukun Iman dan Rukun Islam pun menjadi pegangan dalam kehidupannya. Tidak lupa menjalankan fungsi Al-quran bagi umat manusia yang berisi kumpulan perintah, petunjuk, dan segala macam panduan kehidupan manusia.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran bahwa manusia senantiasa harus mengikuti dan taat kepada Allah SWT. Sesunguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al Quran) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya. (QS Az Zumar : 2)

Perwujudan sebagai hamba Allah ini sebagaimana manusia mau untuk menjalankan shalat , Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.(QS Thaha : 14)

Di QS An-Nahl ayat 36 pun Allah mengingatkan kembali bahwa adanya rasul-rasul Allah untuk mengajak menyembah Allah. Artinya, penyembahan terhadap Allah adalah suatu yang tidak dapat diganggu gugat oleh manusia.

“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya.. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).

  1. Kewajiban Sebagai Khalifah fil Ard

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui(QS Al Baqarah : 30)

Di ayat tersebut, dijelaskan bahwa tugas manusia adalah sebagai khalifah fila ard. Untuk itu, tugas-tugas wanita secara keseluruhan semuanya harus mengarah pada menjalankan peran tersebut. Sebagai ibu, pekerja, atau pun istri ia harus menjalankannya dalam rangka menjalankan kewajiban khalifah fil ard. Khalifah fil ard pada hakikatnya adalah memberikan kemaslahatan umat manusia di bumi, memberikan kemakmuran, melestarikan kehidupan lebih baik di mulai dari dirinya, keluarga, masyarakat, dan seluruh umat manusia yang ada di muka bumi. Hakikat Penciptaan Manusia menurut Pandangan Islam ini lah yang akhirnya menjadi kewajiban pula bagi manusia.

 

  1. Kewajiban Sebagai Istri bagi Suami

Dalam keluarga hakikatnya, wanita adalah istri bagi suaminya. Sebagai seorang istri, wanita memiliki kewajiban untuk dapat bekerja sama dan menjalankan rumah tangga dengan baik dengan suami. Begitupun sebetulnya dengan suami. Seorang istri yang baik, ia harus dapat memberikan kebahagiaan dan juga membantu suaminya dalam menjalankan rumah tangga. Tugas utama seorang suami adalah mencari nafkah sedangkan istrinya adalah pengelolanya di rumah dan menjaga amanat tersebut dari suaminya.

Kewajiban istri meliputi berbagai hal mulai dari pemenuhan kebutuhan seksual dari suami, mengelola aset rumah tangga, menjaga amanat harta dari suami, membangun pendidikan anak-anak, dan saling support dengan suami untuk dapat meemenuhi kebutuhan rumah tangga.

Untuk itu pastinya seorang suami  yang baik akan mencari  kriteria calon istri yang baik menurut Islam dan ciri-ciri istri shalehah  yang sesuai dengan islam. Keutamaan Aisyah sebagai istri Rasulullah dapat menjadi contoh wanita yang baik dan menunaikan kewajibannya sebagai ibu dari ummat muslim saat itu.

  1. Kewajiban Sebagai Ibu bagi Anak-Anak

Kewajiban wanita juga bisa sebagai ibu bagi anak-anaknya. Selain dari sebagai anak dari orang tuanya, seorang wanita juga berkewjiban untuk mendidik anak-anaknya dengan baik. Pada hakikatnya, anak-anak adalah titipan dari Allah yang harus dididik dan kelak mereka harus meneruskan misi khalifah fil ard di bumi ini, meneruskan apa yang telah orang tuanya berikan dan titipkan.

Untuk itu, dalam hal ini seorang wanita yang memiliki anak, memiliki kewajiban untuk dapat memberikan pendidikan terbaik bagi anak anak. Seorang ibu pada dasarnya adalah orang yang paling dekat dengan anaknya, karena mulai dari kandungan, menyusui, hingga besar peran ibu sangat besar di dalamnya. Untuk itu, hal ini merupakan kewajiban dari seorang wanita.

  1. Tanggung Jawab terhadap Lingkungan – Masyarakat

Tanggung jawab wanita juga terhadap lingkungan dan masyarakatnya. Wanita yang memiliki potensi lebih, maka ia pun dapat membantu lingkungan atau masyarakatnya agar dapat maju bersama sama. Wanita yang memiliki kelebihan dan kemampuan maka bisa memberikan atau menyebarkannya kepada lingkungan sekitarnya. Pada hakikatnya kewajiban wanita bukan hanya terhadap diri dan keluarganya saja, melainkan kepada seluruh elemen yang meliputi fungsi dan peran dirinya, sebagaimana Allah telah memberikan potensi tersebut kepada diri wanita.

Wanita Karir dalam Pandangan Islam tentu tidak dilarang selagi mampu memberikan manfaat yang berarti untuk masyarakatnya namun tetap harus mempertimbangkan tugas-tugas lainnya dalam keluarga. Hukum Wanita Bekerja Dalam Islam tentu dihalalkan asalkan juga tidak melalikan atau bertentangan dengan Peran Wanita Dalam Islam lainnya.

fbWhatsappTwitterLinkedIn