Masuknya Islam ke Kota Cirebon, seperti banyak wilayah di Nusantara, dipengaruhi oleh berbagai faktor sejarah dan perdagangan. Kota Cirebon, yang terletak di pantai utara Jawa Barat, memiliki sejarah yang kaya dalam perdagangan dan hubungan dengan berbagai bangsa dan kebudayaan.
Islam masuk ke Cirebon pada sekitar abad ke-15 melalui perdagangan dan kontak dengan pedagang-pedagang Muslim dari berbagai daerah, terutama dari Gujarat, India, dan daerah-daerah Muslim di Nusantara seperti Sumatra dan Jawa Tengah. Pedagang-pedagang Muslim ini membawa agama Islam bersama mereka dan membawa pengaruh budaya Islam ke daerah tersebut.
Pada masa itu, Kesultanan Cirebon menjadi salah satu pusat perdagangan dan kekuasaan di wilayah tersebut, dan Islam secara bertahap diterima oleh masyarakat setempat, terutama di kalangan bangsawan dan elit politik. Para pemimpin Cirebon mulai memeluk Islam dan membangun masjid-masjid sebagai pusat aktivitas keagamaan dan sosial.
Pada abad ke-16, Kesultanan Cirebon menjadi salah satu pusat kekuasaan Islam di Jawa Barat dan berperan penting dalam penyebaran Islam di wilayah sekitarnya. Kesultanan ini berkembang menjadi pusat keagamaan, pendidikan, dan kebudayaan Islam, dengan membangun masjid-masjid, madrasah, dan institusi keagamaan lainnya.
Peran ulama-ulama dan tokoh-tokoh agama Islam, serta dukungan dari elite politik dan ekonomi setempat, juga memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Cirebon dan pembentukan identitas Islam di wilayah tersebut. Hingga saat ini, Islam tetap menjadi agama mayoritas di Kota Cirebon, dan warisan sejarah Islam masih sangat terlihat dalam budaya, arsitektur, dan kehidupan masyarakat di daerah tersebut.