prinisip ekonomi Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/prinisip-ekonomi Sat, 22 Oct 2022 06:17:53 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png prinisip ekonomi Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/prinisip-ekonomi 32 32 3 Cara Menghadapi Inflasi dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/menghadapi-inflasi-dalam-islam Wed, 23 Nov 2022 02:19:00 +0000 https://dalamislam.com/?p=11899 Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya inflasi menyebabkan turunnya nilai uang rill terhadap suatu komoditas. Istilah inflasi dalam Al-Qur’an dan hadits tidak pernah tersurat. Karena permasalahan inflasi muncul pada masyarakat modern karena beberapa sebab yaitu daya konsumtif masyarakat yang […]

The post 3 Cara Menghadapi Inflasi dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Inflasi adalah kondisi kenaikan harga barang atau jasa secara terus menerus dalam kurun waktu tertentu. Inflasi dianggap sebagai fenomena moneter karena terjadinya inflasi menyebabkan turunnya nilai uang rill terhadap suatu komoditas.

Istilah inflasi dalam Al-Qur’an dan hadits tidak pernah tersurat. Karena permasalahan inflasi muncul pada masyarakat modern karena beberapa sebab yaitu daya konsumtif masyarakat yang berlebih.

Namun, sebelum timbulnya masalah inflasi, dalil Al-Qur’an dan hadist telah memberikan petunjuk bahwa manusia pada dasarnya sangat mencintai materi.

Seperti pada QS Ali Imran: 14, yang artinya:

Dijadikan indah pada pandangan manusia kencintaan kepada apa-apa yang diinginkannya, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang”.

Dalam rangka membatasi keinginan konsumtif manusia, pada QS At Takaatsur:1-8 dan QS Al Humazzah:1-9 telah memberikan peringatan secara tegas seperti:

bermegah-megahan telah malalikan kamu, sampai kamu masuk ke kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui”. (QS At Takaatsur:1-8), dan ada di ayat lain, “Kecelakaan bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya”.  (QS Al Humazzah:1-9).

Adapun dalil Rasulullah SAW yang mengingatkan manusia akan bahayanya kemewahan dunia (materi), dijelaskan bahwa :

“Bergembiralah dan renungkanlah apa yang sesungguhnya mengembirakan kamu. Demi Allah! Aku tidak akan mengkhawatirkan kemelaratan yang menimpa kamu. Tetapi yang aku kuatirkan adalah bila kemewahan dunia menimpamu sebagaimana orang-orang yang sebelum kamu ditimpa kemewahan dunia. Lalu kamu berlomba-lomba dengan kemewahan dan kamu binasa oleh mereka.

Serta hadist lain dari riwayat yang sama yaitu. “Sangatlah celaka orang yang diperhamba oleh harta, baik berupa emas, perak dan lainnya”. (Hadist Riwayat Muslim).

Bagi umat Islam, beberapa dalil diatas dapat menjadi pegangan dalam berinteraksi sesama manusia dalam memenuhi kebutuhannya.

Dan timbulnya inflasi sebagai masalah perekonomian, tidak terlepas bagi manusia untuk mendapatkan kemewahan duniawi, sehingga melanggar prinsip dalam bermuamalah dalam Islam. Ketahui juga fiqih muamalah jual beli dalam Islam untuk memahami cara penjualan dalam Islam yang benar.

Dampak Inflasi

Inflasi berdampak pada menurunnya nilai uang rill yang beredar di masyarakat. Pendapatan rill masyarakat menurun karena tidak bisa mengimbangi antara pendapatan yang didapatkan dengan kenaikan harga.

Terutama bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, hal ini menjadi pengaruh yang sangat besar dengan menurunnya daya beli masyarakat. Biaya produksi dapat meningkat sehingga dapat menghambat jalannya produksi, karena produsen enggan meneruskan produksi dengan biaya produksi yang meningkat.

Cara mengatasi inflasi ini dengan mengurangi ekspor, mengurangi investasi, dan fokus pada kestabilan harga.

Cara Menghadapi Inflasi dalam Islam

Lalu, bagaimana islam menghadapi inflasi yang terjadi ini? Dalam ekonomi Islam dibahas mengenai cara menghadapi inflasi seperti yang dikemukakan oleh Umer Chapra berikut ini:

1. Perbaikan Moral

Strategi Islam dalam menghadapi inflasi untuk merealisasikan tujuan Islam adalah terpautnya semua aspek kehidupan dalam meningkatkan moral manusia.

Hal ini mengacu pada inti konsep kesejahteraan dalam Islam. Kesejahteraan setiap umat Islam dapat diwujudkan apabila sudah terpenuhi kebutuhan material dan juga spiritual manusia.

2. Pemerataan Distribusi Pendapatan dan Kekayaan

Pendistribusian dapat dilakukan dengan infaq, sadaqah, dan mengerjakan zakat. Kemudian harta itu diberikan kepada masyarakat muslim yang membutuhkan agar meringankan beban hidup saudara muslim.

3. Menghapus Riba

Riba menjadi salah satu faktor terjadinya inflasi. Dalam ekonomi Islam, alasan mengapa riba diharamkan dan patut dihindari karena lebih banyak mudaratnya dibandingkan manfaat yang diperoleh. Untuk itu, jenis riba dan contohnya yang harus dihindari menghapus riba berarti menghentikan seseorang dalam berbuat dzalim kepada orang lain.

Selain itu, Husain Shahathah memiliki pendapatnya sendiri dalam mengatasi inflasi, dengan cara berikut ini :

  • Pembaruan terhadap sistem moneter dan menghubungkan antara jumlah produksi dan jumlah uang.
  • Mengarahkan untuk belanja yang benar-benar dibutuhkan.
  • Larangan dalam menimbun harta kekayaan.
  • Mendorong dalam berinvestasi.
  • Meningkatkan produksi dengan mendorong masyarakat dalam berproduksi dari segi moral dan materil serta menjaga pasokan barang dalam mengendalikan inflasi.

Ketahui hukum investasi emas dalam Islam agar mempelajari cara berinvestasi yang baik dan benar.

Solusi Inflasi Perspektif Ekonomi Islam

Secara teori, inflasi tidak dapat dihapus dan dihentikan, namun laju inflasi dapat ditekan sedemikian rupa. Islam sebetulnya pula solusi menekan laju inflasi seperti yang telah dikemukan oleh tokoh-tokoh ekonomi Islam klasik.

Misalnya al-Ghazali (1058-1111) menyatakan, pemerintah mempunyai kewajiban menciptakan stabilitas nilai uang.

Dalam ini al-Ghazali membolehkan penggunaan uang yang bukan berasal dari logam mulia seperti dinar dan dirham, tetapi dengan syarat pemerintah wajib menjaga stabilitas nilai tukarnya dan pemerintah memastikan tidak ada spekulasi dalam bentuk perdagangan uang. Kenali juga asas sistem ekonomi Islam.

Ibnu Taimiyah (1263-1328) juga mempunyai solusi terhadap inflasi ini. Ia sangat menentang keras terhadap terjadinya penurunan nilai mata uang dan percetakan uang yang berlebihan.

Ia berpendapat pemerintah seharusnya mencetak uang harus sesui dengan nilai yang adil atas transaksi masyarakat, tidak memunculkan kezaliman terhadap mereka. Ini berarti Ibnu Taimiyah menekankan bahwa percetakan uang harus seimbang dengan trasnsaksi pada sector riil.

The post 3 Cara Menghadapi Inflasi dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Uang dalam Ekonomi Islam dan Konvensional https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/uang-dalam-ekonomi-islam Mon, 16 Jan 2017 00:23:14 +0000 http://dalamislam.com/?p=1308 Uang adalah alat yang bernilai dalam kehidupan manusia dan sangat mempengaruhi proses ekonomi yang ada di masyarakat. Hal ini juga berlaku bagi konsep yang ada dalam ekonomi islam dan konvensional. Uang bukan hanya sebagai alat atau instrument bernilai, namun juga dapat memberikan dampak pada masalah moral, sosial, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Uang juga […]

The post Uang dalam Ekonomi Islam dan Konvensional appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Uang adalah alat yang bernilai dalam kehidupan manusia dan sangat mempengaruhi proses ekonomi yang ada di masyarakat. Hal ini juga berlaku bagi konsep yang ada dalam ekonomi islam dan konvensional.

Uang bukan hanya sebagai alat atau instrument bernilai, namun juga dapat memberikan dampak pada masalah moral, sosial, kesejahteraan, kesehatan, pendidikan, dan lain sebagainya. Uang juga adalah sebagai harta yang dapat dialirkan dalam berbagai bentuk kebutuhan manusia. Tidak ada kebutuhan manusia hari ini yang jika tanpa ada alat tukarnya atau sebagai penggeraknya yaitu uang.

Akan tetapi, manusia biasanya dapat berlebih-lebihan dan menganggap uang adalah hal utama yang harus diperhatikan manusia bahkan ada yang membuatnya sebagai tujuan sendiri dalam hidupnya. Tentu saja dalam islam uang tidak dimaksudkan untuk hal tersebut melainkan hanya sebagai perantara atau instrument. Dalam konsep islam dan konsep dari kobvensional, masalah uang ini sama-sama disampaikan. Berikut adalah penjelasannya mengenai uang dalam ekonomi islam dan konvensional.

Konsep Uang dalam Islam

Sejak zaman dulu, terutama masa Nabi Muhammad SAW di Mekkah, islam sudah mengatur hal tentang ekonomi manusia. Sejak zaman itu, masalah uang juga tidak terlepas dalam kehidupan jual beli bahkan terlibat dalam proses dakwah atau perjuangan Rasulullah SAW. Hal ini bisa kita lihat bahwa uang ini sangat mempengaruhi ukuran zakat, ukuran jual beli, ukuran harta rampasan perang, dsb.

Akan tetapi, Allah juga dalam Al-Quran sering kali memperingatkan mansuia bahwa jangan sampai terjebak kepada harta atau uang itu sendiri. Ketamakan dan kehausan dalam hidup dapat membinasakan manusia. Di dalam Al-Quran hal ini seperti dalam kisah Qarun, yang tamak dan kikir, sehingga hartanya tidak bergerak dan mensejahterakan orang lain. Tentu konsep Harta Qorun tersebut tidak sesuai dengan fungsi agama , Cara Pandag Terhadap Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Berikut adalah penjelasan singkat mengenai konsep uang dalam ekonomi islam.

  1. Fungsi Utama Uang

Di dalam islam uang memiliki fungsi sebagai alat tukar atau instrument dalam traksaksi ekonomi. Uang juga sebagai alat yang terus bergerak atau mengalir dalam ekonomi. Hal ini dikenal dengan istilan flow concept dalam ilmu ekonomi secara umum.

Islam sendiri dalam ekonomi syariah, menganggap bahwa uang fungsinya hanya sebagai medium of echange yang tidka bisa diperjualbelikan. Uang juga bukan sebagai alat konsumsi, namun ia berorientasi dalam memenuhi kebutuhan manusia, juga tidak berorientasi pada dirinya sendiri.

Imam Al Algahzali memberikan pendapatnya mengenai uang. Ia mengarakan bahwa uang (dalam emas dan dirham) bukanlah hal substansi. Zat yang ada dalam emas atau perak tak ada manfaat atau tujuan-tujuannya. Yang membuat mereka sangat bernilai adalah karena pemaknaan dan pengartian dalam kehidupan manusia oleh manusia.

  1. Uang dalam Al Quran

“Orang-orang yang menimbun emas dan perak, baik dalam bentuk mata uang maupun dalam bentuk kekayaan biasa dan mereka tidak mau mengeluarkan zakatnya akan diancam dengan adzab yang pedih”. (QS At-Taubah : 34)

Di dalam Al-Quran masalah uang disebutkan dengan emas dan perak. Islam sendiri mengorientasikan agar harta manusia tidaklah statis atau hanya diam saja apalagi sampai ditumpuk dan ditimbun sendiri. Islam mengorientasikan agar harta dapat bergerak, bermanfaat dan juga dikeluarkan zakatnya sesuai dengan nishab-nya.

Uang yang ditimbun dan tidak teroptimalkan tentu saja bagi sudut pandang ekonomi makro akan merugikan ekonomi masyarakat. Dalam islam hal ini tentu mubazir, padahal bisa jadi ada sangat banyak orang yang membutuhkan harta kita di tengah kekurangannya. Oleh karena itu islam memiliki perintah zakat, mengoptimalkan sumber daya di muka bumi, dan mencari karunia Allah di muka bumi sebagai rezeki.

  1. Nilai Mata Uang Menurut Islam

Di dalam Al-Quran, emas, perak, dan dirham adalah sebagai alat ukur atau standart dari nilai mata uang. Beberapa ulama memiliki konsep bahwa seharusnya manusia menggunakan dirham, emas, dan perak yang nilainya lebih stabil. Islam sendiri hanya menyebutkan 3 hal tersebut sebagai alat tukar.

Al-Maqrizy adalah salah satu ulama dalam bidang ekonomi yang berpendapat bahwa mata uang dalam islam adalah hanya emas dan perak. Untuk itulah emas dan perak yang berfungsi sebagai standart atau penilaian harga dari produk atau komoditas yang diperjual belikan.

Secara prinsip uang dalam islam adalah alat manusia agar dapat menjalankan kehidupannya di muka bumi sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. 

Konsep Uang Secara Konvensional

Selain dari konsep Tujuan Ekonomi Islam, Ekonomi Dalam Islam, dan Hukum Ekonomi Syariah Menurut Islam, , secara umum, konvensional pun memiliki konsep di dalamnya. Konsep uang secara konvensional ini, tentu bukan berdasarkan landasan Al-Quran melainkan dari berbagai kosnep yang dihasilkan ilmuwan, filsuf, dari berbagai latar belakang.

  1. Uang adalah Asset Utama

Dalam konsep konvensional, uang adalah aset utama yang harus dimiliki manusia. Asset ini memiliki status yang sangat istimewa dibandingkan dengan berbagai harta lainnya. Namun, beberapa ulmuwan juga mendefiiniskan uang dalam konsep konvensional ini tidak begitu jelas.

Selain itu, konsep uang dalam konsep konvensional juga dianggap sebagai modal utama. Uang yang megendap adalah milik personal dan menjadi milik pribadi orang tersebut. Uang dalam istilah capital atau modal ini tentu saja juga berorientasi pada keuntungan. Semakin banyak uang yang dimiliki maka orang tersebut akan mendapat banyak keuntungan jgua. Hal inilah yang disebut dengan profit.

Karena konsepnya sebagai profit dan modal, bagi konsep ini masalah riba dan penimpunan harta tentuk menjadi tidak masalah atau menjadi fokus. Karena mereka berorientasi utama pada masalah keuntungan. Tentu ini tidak sama dengan Transaksi Ekonomi dalam Islam, dan Prinsip-prinsip Ekonomi Islam.

  1. Bebas Nilai

Konsep uang dalam ekonomi konvensional, tidak terdapat nilai atau basic valuie yang mengaturnya. Kecenderungan beberapa konsep konvensional tidak banyak mengulas banyak masalah nilai dasar dan etika uang dalam hidup manusia. Untuk itu, kesan yang ada penggunaan uang ini lebih individualis tidak terlalu memperdulikan masalah sosial kemasyarakatan.

Dalam ekonomi konvensional tidak terdapat konsep harta sukarela yang disumbangkan, melainkan jika ada pun bersifat mengikat dan wajib, diatur oleh pemerintah yaitu seperti pajak. Hal ini tentu berbeda dengan islam bahwa islam memiliki konsep harta sosial, yaitu harta yang berasal dari infaq atau sedekah, yang berbeda kewajibannya dari zakat.

Itulah bagaimana penjelasan mengenai konsep uang dalam islam dan juga konvensional. Selain hal tersebut, umat islam juga bisa mempelajari ekonomi islam lainnya, seperti : Macam-macam Riba, Hak dan Kewajiban dalam Islam, Fiqih Muamalah Jual Beli, dan Jual Beli Kredit Dalam Islam.

The post Uang dalam Ekonomi Islam dan Konvensional appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam beserta Penjelasannya https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/contoh-transaksi-ekonomi-dalam-islam Wed, 11 Jan 2017 22:25:03 +0000 http://dalamislam.com/?p=1287 Aktivitas ekonomi sudah pasti dilakukan manusia dalam keseharian. Ada banyak sekali aktivitas transaksi ekonomu yang dijalankan oleh manusia dalam satu hari dan tidak ada satupun yang luput dari aturan dan pengawasan Allah. Sebagai makhluk ekonomi, manusia membutuhkan pemenuhan kebutuhannya untuk hidup yang dilakukan dengan transaksi ekonomi. Hal ini tentu saja dilakukan manusia bersama manusia lainnya, […]

The post 5 Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Aktivitas ekonomi sudah pasti dilakukan manusia dalam keseharian. Ada banyak sekali aktivitas transaksi ekonomu yang dijalankan oleh manusia dalam satu hari dan tidak ada satupun yang luput dari aturan dan pengawasan Allah.

Sebagai makhluk ekonomi, manusia membutuhkan pemenuhan kebutuhannya untuk hidup yang dilakukan dengan transaksi ekonomi. Hal ini tentu saja dilakukan manusia bersama manusia lainnya, alias tidak dilakukan sendiri. Sebagai agama rahmatan lil alamin, tentu saja islam memberikan aturan juga berbagai prinsip agar transaksi ekonomi dalam kehidupan manusia dapat berjalan sesuai manfaatnya untuk umat.

Tidak jarang, orang-orang melakukan transaksi ekonomi dan tidak mendasarkan prinsipnya dengan islam. Mereka menganggap bahwa urusan ekonomi dan urusan islam adalah suatu yang berbeda. Padahal, setiap sektor kehidupan manusia tidaklah bisa dipisahkan aturan islam. Allah tidak memisahkannya, dan semua sektor kehidupan manusia sangat bergantung kepada islam.

Studi Kasus Penerapan Transaksi

Transaksi ekonomi dalam islam tentunya sangat banyak sekali. Berikut adalah 5 contoh transaksi ekonomi dalam islam diterapkan dan dikembangan dalam kehidupan kita keseharian di zaman moderen saat ini.

  1. Berhutang dengan Akad dan Tanpa Riba

Melakukan hutang atau peminjaman pada orang atau lembaga tentu adalah hal yang diperbolehkan oleh islam. Hutang adalah meminjam harta orang lain untuk dipergunakan oleh kita dan dibayarkan kembali pada peminjam pada jangka waktu tertentu.

Sebagian ulama memang membatasi dan mewaspadai manusia yang berhutang. Untuk itu, islam mengaturnya dengan adil yaitu peminjaman uang harus ada pernjanjian dan tanpa riba. Riba adalah tambahan ketika melakukan peminjaman. Tambahan ini diberikan kepada orang seiring berjalannya waktu. Dalam hari ini disebut dengan bunga.

Tentu saja riba adalah hal yang diharamkan oleh islam. Riba juga mencekik orang miskin, terutama mereka yang meminjammnya untuk kebutuhan primer kesehariannya. Untuk itu, berhutang dalam islam adalah salah satu contoh transaksi ekonomi yang diperbolehkan asalkan tanpa riba dan dengan perjanjian atau akad yang jelas.

  1. Akad Jual Beli Bisnis Online

Dalam perkembangan zaman seperti saat ini proses jual beli tidak hanya dilakukan secara langsung, melainkan bisa juga dengan proses online. Proses online ini tentu saja membutuhkan teknologi yang mendukung agar proses jual beli dapat dilakukan secara transparant dan sesuai kenyataan.

Pada bisnis jual beli online proses akad juga harus dilakukan. Misalnya dengan pembuatan form pernyataan dari penjual dan pembeli, tidak menutupi keadaan barang atau produk yang dijual, membayar sesuai pernjanjian, mengirim barang dan mengirim uang sesuai jumlah yang telah disepakati. Tanpa proses seperti ini tentu saja akan merugi dan membuat manusia akan mendapatkan dampak mudharatnya.

Seiring perkembangan zaman tidak hanya jual beli barang saja yang dilakukan online, akan tetapi penipuan, judi, taruhan, dsb juga bisa dilakukan online, dan islam tetap melarang hla tersebut.

  1. Simpan Pinjam di Bank Syariah

Ada banyak sekali bank-bank konvensional yang ada di negeri ini. Untuk itu, islam sendiri memiliki prinisp bahwa transaksi ekonomi harus dijalankan sesuai dengan syariah. Transaksi ekonomi sesuai syariah ini dikembangkan dengan adanya bank moderen berbentuk syariah.

Di dalamnya bisa melakukan simpan pinjam tanpa adanya riba. Tentu saja hal ini harus diberlakukan dan dilakukan oleh semua umat islam, agar ekonomi umat semakin berkembang dan juga semakin berkah.Adanya lembaga bank syariah yang dibuat umat islam tentu akan mempermudah umat islam dalam bertransaksi dan prinsip-prinsip ekonomi islam dapat dilakukan dengan baik dan massif di banyak umat islam.

  1. Jual Beli Produk Halal

Contoh transaksi ekonomi dalam islam lainnya adalah dengan jual beli produk halal. Jual beli adalah bagian dari transaksi dalam islam. Jual beli tentu saja diperbolehkan oleh islam dan yang Allah larang adalah melakukan penipuan, judi, atau mengundi nasib dengan proses yang tidak jelas.

Jual beli produk yang halal berarti harus mensyaratkan bahwa:

  • Tidak adanya unsur haram atau komposisi produk yang diharamkan islam (misalnya makanan mengandung babi, minuman beralkohol, atau produk haram lainya)
  • Tidak ada barang atau produk yang dijual hasil dari proses yang tidak haram (misalnya penipuan, pencurian, atau ketidakjelasan pemilik)
  • Proses jual beli dilakukan suka sama suka dan tidak ada keterpaksaan
  • Dsb

Jual beli produk halal adalah hal yang harus dilakukan umat islam ketika akan melaksanakan perniagaan. Kehalalan adalah awal dan sumber keberkahan harta manusia.

  1. Pembuatan Billing atau Invoice

Pembuatan billing atau invoice adalah pembuatan bukti transaksi. Hal ini perlu dilakukan untuk memperjelas proses jual beli dan sebagai bukti transaksi ekonomi. Dalam zaman moderen sekarang ini transaksi yang tanpa billing atau invoice dapat dituntut dan bahkan diatur oleh pemilik bisnis. Jika tanpa bukti transaksi maka penipuan, kecurangan, ataupun lainnya dapat terjadi dan merugikan satu pihak.

Tentu saja hal ini dengan syarat yaitu pembuatan billing atau invoice juga didukung oleh sistem dan proses yang baik. Tidak ada penipuan mislanya membuat bukti transfer palsu, pembuatan invoice palsu, dan sebagianya. Sebagai umat islam tentu kejujuran adalah hal utama. Untuk itu tidak perlu dilakukan kebohongan karena dampak dari hal tersebut kita yang akan menanggung. Kehilangan pelanggan, ketidakpercayaan, dan juga tuntutan dari orang lain bisa saja akan terjadi.

Hikmah Menjalankan Ekonomi Berdasarkan Syariat Islam

Ada beberapa hikmah yang bisa dipetik dengan adanya transaksi ekonomi yang dijalankan sesuai syariat islam. Tentu saja syariat islam yang ditentukan Allah bukan mempersulit manusia, justru memberikan kesejahteraan dan keadilan pada ummat. Hal tersebut diantaranya adalah :

  • Menjamin Keadilan Ekonomi di masig-masing pelaku transaksi
  • Menerapkan kejujuran atau keterbukaan, sehingga minimnya penipuan
  • Keuntungan yang terjadi di kedua belah pihak
  • Tercipta persaudaraan dan ukhuwah islam, jika prinsip ekonomi saling menguntungkan dan membantu
  • Tergeraknya ekonomi umat secara produktif bukan hanya bagi ummat islam melainkan keseluruhan yang terlibat di dalamnya
  • Dsb.

Untuk itu manusia yang menjalankan transaksi ekonomi islam yang berdasarkan pada Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman tentuk tidak akan pernah merugi. Aturan tersebut pada dasarnya selalu mengantarkan agar manusia dapat mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

Semoga kita senantiasa dapat menjalankan aturan islam di seluruh sendi kehidupan kita.

The post 5 Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam beserta Penjelasannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tujuan Ekonomi Islam Kepada Masyarakat Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/tujuan-ekonomi-islam Sun, 08 Jan 2017 23:37:48 +0000 http://dalamislam.com/?p=1285 Di dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, tentunya manusia selalu membutuhkan kebutuhan pokok hingga kebutuhan tambahan lainnya yang harus dipenuhi. Ketidakmampuan manusia mendapatkan modal dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dapat berakibat pada minimnya manusia untuk bisa bertahan beraktifitas dan menghasilkan berbagai perubahan. Sejak zaman dulu, masalah ekonomi telah dilakukan sebagai aktivitas keseharian manusia. Walaupun belum pada […]

The post Tujuan Ekonomi Islam Kepada Masyarakat Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, tentunya manusia selalu membutuhkan kebutuhan pokok hingga kebutuhan tambahan lainnya yang harus dipenuhi. Ketidakmampuan manusia mendapatkan modal dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dapat berakibat pada minimnya manusia untuk bisa bertahan beraktifitas dan menghasilkan berbagai perubahan.

Sejak zaman dulu, masalah ekonomi telah dilakukan sebagai aktivitas keseharian manusia. Walaupun belum pada tataran ekonomi yang kompleks, hal-hal sederhana seperti barter, bercocok tanam, mengembangkan ekonomi di laut sudah dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu. Tentu saja hal itu masih dilaksanakan hingga kini dengan teknologi yang sudah kompleks.

Islam lahir di tengah-tengah ummat, untuk memastikan apakah pemenuhan kebutuhan tersebut sudah sesuai dan dapat berjalan dengan baik. Ekonomi islam bukan hendak memojokkan atau menyudutkan salah satu saja.

Ekonomi Menurut Ajaran Islam

Di dalam ajaran islam, permasalahan ekonomi tidak terpisah dengan ajaran yang lainnya. Ekonomi islam adalah bagian dari sektor kehidupan manusia yang turut diatur oleh Allah. Secara umum, pengaturan ekonomi islam dalam Al-Quran bersifat prinsip-prinsip dasar bukan teknis. Sedangkan masalah teknis tentu saja umat islam harus mengembangkannya lebih baik lagi dengan kapasitas ilmunya, seiring dengan berkembangnya jalan.

Tujuan ekonomi islam itu sendiri, dapat dirangkum dalam beberapa hal, diantaranya adalah :

  1. Memastikan Kebutuhan Ummat Manusia

Ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah sendiri menjamin bahwa Allah akan terus memberikan rezeki dan juga limpahan nikmat kepada manusia dengan asumsi bahwa manusia harus taat dan terus berikhtiar dan meminta kepada Allah.

Landasan ekonomi islam adalah ketauhidan atau ketaatan kepada Allah. Orang-orang yang taat dan beriman kepada Allah akan mendasarkan aktivitas ekonominya berdasarkan kepada etika, keseimbangan, universalitas, dan keadilan dalam melangkah. Tentu ia tidak akan asal-asalan dan juga serabutan dalam ikhtiar.

Untuk itu, pelaksanaan ekonomi islam adalah jaminan bahwa kebutuhan manusia akan selalu terpenuhi dengan rezeki dan limpahan nikmat Allah asalkan perekonomian tersebut dijalankan dengan benar.

  1. Menjauhi Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial tentu akan terjadi jika pemusatan harta dan juga sumber daya hanyalah ada pada subjek atau kelompok tertentu saja. Untuk itu, islam memiliki prinsip untuk dapat menyebar dan juga memberikan rezeki tersebut tidak hanya pada satu orang atau kelompok saja dengan aturan zakat, infaq, dan shodaqoh.

Aturan zakat ini bukan hanya sekedar masalah pembersihan harta atau sekedar beramal shaleh melainkan juga dapat menggerakkan ekonomi ummat kepada yang tidak mampu atau tidak berdaya karena kurangnya sumber daya ekonomi. Untuk itu kewajiban berzakat, berinfaq, dan bershodaqoh adalah karena memang hal tersebut berusaha juga untuk menghindari ketimpangan sosial.

  1. Pemenuhan Ekonomi yang Beretika dan Bermartabat

Ekonomi islam juga bertujuan untuk menghindari pemenuhan ekonomi yang tidak beretika dan bermartabat. Hal ini misalnya pencurian, penipuan, atau melakukan kecurangan lainnya. Untuk itu, ekonomi islam pun dilandasi dengan nilai moral dan aqidah agar pelaksanakaan kebutuhan manusia tidak dilakukan secara sembarangan dan dapat terjamin bisa berkualitas sesuai kebutuhan manusia.

Islam untuk itu juga mengharamkan jual beli barang halal, jual beli yang tidak memiliki keterbukaan, kejujuran, dsb. Ekonomi islam ada agar manusia dapat memberikan kejujuran, halalnya barang, kualitas barang, kualitas produksi, distribusi, dan konsumsi dengan bingkai akhlak dan aqidah.

  1. Mengatur Keadilan dan Keseimbangan

Keadilan dan kesimbangan adalah prinsip dasar dari islam. Islam mengatur agar manusia tidak melakukan transaksi ekonomi yang tertutup atau tidak transparant. Untuk mengaturnya, contoh kecilnya islam selalu memberikan perintah adanya saksi, pencatatan keuangan, dan juga menerapkan standart atua neraca yang disepakati dalam hal transaksi ekonomi.

  1. Terhindar dari Riba

Riba adalah tambahan yang diberikan, salah satunya pada hutang dari peminjam. Riba sendiri dapat menjerat manusia dan akan terasa tercekik untuk membayarnya. Bahkan pada sebagian orang yang tidak mampu, riba seperti cekikan yang tiada henti. Kebanyakan orang miskin meminjam uang adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tentu saja akan terasa tercekik apabila manusia memberikan riba padanya berkali-kali lipat. Untuk itu, Allah memberikan ancaman dan sanksi neraka apabila manusia melakukannya.

Ekonomi Menurut Ulama

Ekonomi islam dengan tujuannya yang telah dijelaskan diatas, menuai ilmu tersendiri dan menarik perhatian para ulama. Diantaranya terdapat beberapa ulama yang juga konsen dan fokus terhadap masalah-masalah ekonomi islam. Berikut adalah pengertian ekonomi islam menurut para ulama.

  1. Menurut Dawam Rahardjo

Menurut Prof Dawam Rahardjo, ekonomi islam memiliki 3 bagian. Hal tersebut adalah ekonomi islam yang mendasarkan pada ajaran atau nilai islam, ekonomi islam sebagai suatu sistem kemasyarakatan, dan perkenomian umat islam yang artinya dijalankan oleh umat islam. Hal yang berkaitan dengan sistem ekonomi berkarti berkaitan dengan cara atau metode untuk dapat menunjang kegiatan ekonomi. Menurut Prof Dawam Rahardjo, ketiga hal tersebut harus dapat terintegrasikan dan bersinergi agar kuat dan besar dalam aktivitas ekonomi islam.

  1. Menurut Hasanuz Zaman

Hasanuz Zaman memiliki pengertian tentang ekonomi islam uaitu sebagai pengetahuan, aplikasi, dan pengaturan syariah. Hal ini bertugas untuk mencegah timbulnya berbagai ketidakadilan dalam hal manusia memenuhu kebutuhan sumber daya-nya. Selain itu, lewat hal tersebut juga menjadikan manusia untuk dapat melakukan kewajiban mereka terhadap Allah dan Masyarakatnya.

  1. Menurut Monzer Kahf

Dari sudut pandang Monzer Kahf, ilmu ekonomi memiliki banyak sekali ilmu penunjang yang interdisipliner. Kajian ekonomi islam menurutnya, tidak bisa jika hanya berdiri sendiri tanpa ada penguasaan dari ilmu-ilmu lainnya. Menurutnya, ilmu ekonomi islam sangat juga bergantung keapada ilmu lain seperti matematika, fiqh, ushul fiqh, aqidah, akhlak, statistika, grafik, dsb.

  1. Menurut M. M Matewally

Ekonomi islam menurutnya adalah suatu ilmu yang berguna untuk mempelajari ummat islam dalam hal pemenuhan kebutuhan dan aktivitas ekonomi atau mengoptimalkan sumber daya yang ada. Tentu saja mengikuti apa yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah sebagai landasan.

Pada hakikatnya apa yang disampaikan oleh ulama-ulama tersebut, mengandung prinsip bahwa ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam secara baik dan berkualitas.

Untuk itu, tujuan ekonomi islam menjamin hal tersebut dengan landasan yang sama, yaitu sesuai dengan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Hakikatnya seluruh aturan islam kembali manfaatnya kepada manusia bukan sekedar formalitas atau aspek normatif saja.

The post Tujuan Ekonomi Islam Kepada Masyarakat Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>