Tujuan Ekonomi Islam Kepada Masyarakat Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di dalam menjalankan kehidupan di muka bumi, tentunya manusia selalu membutuhkan kebutuhan pokok hingga kebutuhan tambahan lainnya yang harus dipenuhi. Ketidakmampuan manusia mendapatkan modal dalam memenuhi kebutuhan ekonomi dapat berakibat pada minimnya manusia untuk bisa bertahan beraktifitas dan menghasilkan berbagai perubahan.

Sejak zaman dulu, masalah ekonomi telah dilakukan sebagai aktivitas keseharian manusia. Walaupun belum pada tataran ekonomi yang kompleks, hal-hal sederhana seperti barter, bercocok tanam, mengembangkan ekonomi di laut sudah dilakukan oleh masyarakat zaman dahulu. Tentu saja hal itu masih dilaksanakan hingga kini dengan teknologi yang sudah kompleks.

Islam lahir di tengah-tengah ummat, untuk memastikan apakah pemenuhan kebutuhan tersebut sudah sesuai dan dapat berjalan dengan baik. Ekonomi islam bukan hendak memojokkan atau menyudutkan salah satu saja.

Ekonomi Menurut Ajaran Islam

Di dalam ajaran islam, permasalahan ekonomi tidak terpisah dengan ajaran yang lainnya. Ekonomi islam adalah bagian dari sektor kehidupan manusia yang turut diatur oleh Allah. Secara umum, pengaturan ekonomi islam dalam Al-Quran bersifat prinsip-prinsip dasar bukan teknis. Sedangkan masalah teknis tentu saja umat islam harus mengembangkannya lebih baik lagi dengan kapasitas ilmunya, seiring dengan berkembangnya jalan.

Tujuan ekonomi islam itu sendiri, dapat dirangkum dalam beberapa hal, diantaranya adalah :

  1. Memastikan Kebutuhan Ummat Manusia

Ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Allah sendiri menjamin bahwa Allah akan terus memberikan rezeki dan juga limpahan nikmat kepada manusia dengan asumsi bahwa manusia harus taat dan terus berikhtiar dan meminta kepada Allah.

Landasan ekonomi islam adalah ketauhidan atau ketaatan kepada Allah. Orang-orang yang taat dan beriman kepada Allah akan mendasarkan aktivitas ekonominya berdasarkan kepada etika, keseimbangan, universalitas, dan keadilan dalam melangkah. Tentu ia tidak akan asal-asalan dan juga serabutan dalam ikhtiar.

Untuk itu, pelaksanaan ekonomi islam adalah jaminan bahwa kebutuhan manusia akan selalu terpenuhi dengan rezeki dan limpahan nikmat Allah asalkan perekonomian tersebut dijalankan dengan benar.

  1. Menjauhi Ketimpangan Sosial

Ketimpangan sosial tentu akan terjadi jika pemusatan harta dan juga sumber daya hanyalah ada pada subjek atau kelompok tertentu saja. Untuk itu, islam memiliki prinsip untuk dapat menyebar dan juga memberikan rezeki tersebut tidak hanya pada satu orang atau kelompok saja dengan aturan zakat, infaq, dan shodaqoh.

Aturan zakat ini bukan hanya sekedar masalah pembersihan harta atau sekedar beramal shaleh melainkan juga dapat menggerakkan ekonomi ummat kepada yang tidak mampu atau tidak berdaya karena kurangnya sumber daya ekonomi. Untuk itu kewajiban berzakat, berinfaq, dan bershodaqoh adalah karena memang hal tersebut berusaha juga untuk menghindari ketimpangan sosial.

  1. Pemenuhan Ekonomi yang Beretika dan Bermartabat

Ekonomi islam juga bertujuan untuk menghindari pemenuhan ekonomi yang tidak beretika dan bermartabat. Hal ini misalnya pencurian, penipuan, atau melakukan kecurangan lainnya. Untuk itu, ekonomi islam pun dilandasi dengan nilai moral dan aqidah agar pelaksanakaan kebutuhan manusia tidak dilakukan secara sembarangan dan dapat terjamin bisa berkualitas sesuai kebutuhan manusia.

Islam untuk itu juga mengharamkan jual beli barang halal, jual beli yang tidak memiliki keterbukaan, kejujuran, dsb. Ekonomi islam ada agar manusia dapat memberikan kejujuran, halalnya barang, kualitas barang, kualitas produksi, distribusi, dan konsumsi dengan bingkai akhlak dan aqidah.

  1. Mengatur Keadilan dan Keseimbangan

Keadilan dan kesimbangan adalah prinsip dasar dari islam. Islam mengatur agar manusia tidak melakukan transaksi ekonomi yang tertutup atau tidak transparant. Untuk mengaturnya, contoh kecilnya islam selalu memberikan perintah adanya saksi, pencatatan keuangan, dan juga menerapkan standart atua neraca yang disepakati dalam hal transaksi ekonomi.

  1. Terhindar dari Riba

Riba adalah tambahan yang diberikan, salah satunya pada hutang dari peminjam. Riba sendiri dapat menjerat manusia dan akan terasa tercekik untuk membayarnya. Bahkan pada sebagian orang yang tidak mampu, riba seperti cekikan yang tiada henti. Kebanyakan orang miskin meminjam uang adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, tentu saja akan terasa tercekik apabila manusia memberikan riba padanya berkali-kali lipat. Untuk itu, Allah memberikan ancaman dan sanksi neraka apabila manusia melakukannya.

Ekonomi Menurut Ulama

Ekonomi islam dengan tujuannya yang telah dijelaskan diatas, menuai ilmu tersendiri dan menarik perhatian para ulama. Diantaranya terdapat beberapa ulama yang juga konsen dan fokus terhadap masalah-masalah ekonomi islam. Berikut adalah pengertian ekonomi islam menurut para ulama.

  1. Menurut Dawam Rahardjo

Menurut Prof Dawam Rahardjo, ekonomi islam memiliki 3 bagian. Hal tersebut adalah ekonomi islam yang mendasarkan pada ajaran atau nilai islam, ekonomi islam sebagai suatu sistem kemasyarakatan, dan perkenomian umat islam yang artinya dijalankan oleh umat islam. Hal yang berkaitan dengan sistem ekonomi berkarti berkaitan dengan cara atau metode untuk dapat menunjang kegiatan ekonomi. Menurut Prof Dawam Rahardjo, ketiga hal tersebut harus dapat terintegrasikan dan bersinergi agar kuat dan besar dalam aktivitas ekonomi islam.

  1. Menurut Hasanuz Zaman

Hasanuz Zaman memiliki pengertian tentang ekonomi islam uaitu sebagai pengetahuan, aplikasi, dan pengaturan syariah. Hal ini bertugas untuk mencegah timbulnya berbagai ketidakadilan dalam hal manusia memenuhu kebutuhan sumber daya-nya. Selain itu, lewat hal tersebut juga menjadikan manusia untuk dapat melakukan kewajiban mereka terhadap Allah dan Masyarakatnya.

  1. Menurut Monzer Kahf

Dari sudut pandang Monzer Kahf, ilmu ekonomi memiliki banyak sekali ilmu penunjang yang interdisipliner. Kajian ekonomi islam menurutnya, tidak bisa jika hanya berdiri sendiri tanpa ada penguasaan dari ilmu-ilmu lainnya. Menurutnya, ilmu ekonomi islam sangat juga bergantung keapada ilmu lain seperti matematika, fiqh, ushul fiqh, aqidah, akhlak, statistika, grafik, dsb.

  1. Menurut M. M Matewally

Ekonomi islam menurutnya adalah suatu ilmu yang berguna untuk mempelajari ummat islam dalam hal pemenuhan kebutuhan dan aktivitas ekonomi atau mengoptimalkan sumber daya yang ada. Tentu saja mengikuti apa yang ada dalam Al-Quran dan Sunnah sebagai landasan.

Pada hakikatnya apa yang disampaikan oleh ulama-ulama tersebut, mengandung prinsip bahwa ekonomi islam bertujuan agar manusia dapat menjalankan kehidupannya sesuai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam secara baik dan berkualitas.

Untuk itu, tujuan ekonomi islam menjamin hal tersebut dengan landasan yang sama, yaitu sesuai dengan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman. Hakikatnya seluruh aturan islam kembali manfaatnya kepada manusia bukan sekedar formalitas atau aspek normatif saja.

fbWhatsappTwitterLinkedIn