Silaturahmi adalah hal yang sangat penting dalam Islam. Menjalin dan menjaga silaturahmi adalah hal baik yang selain dapat mempererat hubungan persaudaraan juga dapat memberi banyak manfaat bagi kita karena sebagai manusia kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri-sendiri, saling membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. (Baca juga: Keutamaan Menyambung Tali Silaturahmi)
Salah satu bentuk jalinan silaturahmi adalah dengan bertamu ke kediaman kerabat atau bahkan saudara. Namun dalam prosesnya tentu bertamu ataupun menerima tamu memiliki aturan tersendiri dalam Islam. Jangan sampai kegiatan bertamu dan menerima tamu malah menimbulkan perselisihan dan ketidak nyamanan yang akhirnya merenggangkan hubungan persaudaraan dan pertemanan yang selama ini terjalin.
Oleh karena itu, artikel kali ini akan membahas secara lengkap tentang adab bertamu dan menerima tamu dalam Islam.
Baca juga:
Bertamu adalah suatu kegiatan kunjungan ke kediaman seseorang dengan berbagai tujuan mulai dari sekedar singgah atau untuk keperluan lain seperti menjenguk dan lainnya. Berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dalam pandangan Islam.
Bertamu adalah kegiatan yang positif namun harus berdasarkan niat dan tujuan yang baik. Misalnya untuk menyambung silaturahmi, menjenguk dan lainnya. Namun saat banyak hal-hal negative lain dalam niatan seseorang saat bertamu, misalnya untuk bergosip atau untuk kegiatan negative lainnya.
Allah berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51 – 54 yang berbunyi:
وَنَبِّئۡهُمۡ عَن ضَيۡفِ إِبۡرَٰهِيمَ ٥١ إِذۡ دَخَلُواْ عَلَيۡهِ فَقَالُواْ سَلَٰمٗا قَالَ إِنَّا مِنكُمۡ وَجِلُونَ ٥٢ قَالُواْ لَا تَوۡجَلۡ إِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلَٰمٍ عَلِيمٖ ٥٣ قَالَ أَبَشَّرۡتُمُونِي عَلَىٰٓ أَن مَّسَّنِيَ ٱلۡكِبَرُ فَبِمَ تُبَشِّرُونَ ٥٤
Artinya:
(51) Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; (52) Ketika mereka masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam”. Berkata Ibrahim: “Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu”; (53) Mereka berkata: “Janganlah kamu merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan (kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”; (54) Berkata Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut, maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan ini? (QS. al-Hijr : 51-54)
Meskipun Islam menganjurkan umatnya untuk tidak berlebihan dalam berpenampilan namun ketika bertamu, kita wajib memperhatikan pakaian kita. Gunakanlah pakaian bersih dan rapi sebagai bentuk penghormatan kita terhadap tuan rumah.
Allah subhana hua ta’ala berfirman dalam surat al-A’raaf ayat 26 yang berbunyi:
يَٰبَنِيٓ ءَادَمَ قَدۡ أَنزَلۡنَا عَلَيۡكُمۡ لِبَاسٗا يُوَٰرِي سَوۡءَٰتِكُمۡ وَرِيشٗاۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقۡوَىٰ ذَٰلِكَ خَيۡرٞۚ ذَٰلِكَ مِنۡ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمۡ يَذَّكَّرُونَ ٢٦
Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS al-A’raaf : 26)
3. Bertamu Di Waktu Yang Tepat
Hal selanjutnya yang harus diperhatikan saat bertamu adalah waktu kunjungannya. Berkunjung atau bertamulah di waktu luang yang sekrianya tidak mengganggu tuan rumah seperti waktu tengah malam, subuh atau saat-saat beristirahat.
Kemudian perlu diperhatikan juga momen yang mungkin sedang dialami oleh tuan rumah, misalnya saat sedang acara keluarga inti atau saat sedang tidak memungkinkan untuk dikunjungi. Selain itu alangkah lebih baiknya jika berkunjung atau bertamu dilakukan dengan memberi kabar maupun membuat janji terlebih dahulu dengan tuan rumah sebelum bertamu.
Baca juga:
4. Meminta Ijin
Meminta ijin dalam bertamu bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan mengetuk pintu maupun memberi salam kepada tuan rumah. Allah subhana hua ta’ala berfirman dalam surat an-Nur ayat 27 yang berbunyi:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ لَا تَدۡخُلُواْ بُيُوتًا غَيۡرَ بُيُوتِكُمۡ حَتَّىٰ تَسۡتَأۡنِسُواْ وَتُسَلِّمُواْ عَلَىٰٓ أَهۡلِهَاۚ ذَٰلِكُمۡ خَيۡرٞ لَّكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٢٧
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS an-Nur : 27)
Kemudian rasulullah saw juga menambahkan perihal meminta ijin untuk bertamu ini dalam sebuah hadis yang artinya:
“Apabila seorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucapkan salam) sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang.” (HR Bukhari)
5. Bersalaman
Ketika bertamu, bersalaman atau berjabat tanganlah dengan tuan rumah yang sesama perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan hormat dan mempererat tali silaturahmi. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi saw dalam sebuah hadis yang artinya:
“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman, bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar”. (HR At Tahawi).
6. Menghindari Ikhtilat Dalam Bertamu
Ikhtilat terjadi saat laki-laki bersama dengan seorang wanita yang bukan mahramnya. Ketika seorang lelaki dewasa maka pastikan di rumah tersebut ada ayahnya atau suaminya atau seorang lelaki dewasanya untuk menghindari ikhtilat dan ‘fitnah’. Karena ikhtilat adalah perkara yang mendekatkan kita kepada zina dan maksiat.
Allah berfirman:
وَلَا تَقۡرَبُواْ ٱلزِّنَىٰٓۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةٗ وَسَآءَ سَبِيلٗا ٣٢
Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS al-isra’ : 32)
7. Sopan Santun Dalam Sikap Dan Ucapan
Hal ini sangat penting untuk dilakukan untuk menghormati dan menyenangkan hati tuan rumah. Selain itu perilaku sopan santun ini akan menghindarkan kita dari perbuatan yang dapat menyinggung atau menyakiti hati tuan rumah. (Baca juga: Hukum Menyindir Orang Dalam Islam)
8. Menerapkan Batas Waktu Bertamu
Selain memperhatikan waktu kunjungan, lama waktu kunjungan juga harus diperhatikan karena sesungguhnya tamu adalah orang asing yang harus dihormati. Artinya ketika seorang tuan rumah kedatangan tamu dalam jangka waktu yang lama maka ia akan merasa terbebani dan tidak nyaman dengan kehadiran tamunya tersebut.
Rasulullah saw pernah bersabda:
“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah”. (HR Baihaqi).
Berikut adalah adab adab selaku tuan rumah ketika menerima tamu menurut pandangan islam:
Tidak hanya tamu yang dianjurkan mengenakan pakaian yang pantas, tuan rumah juga diharuskan untuk melakukan hal yang sama. Gunakanlah pakaian yang pantas untuk menghormati tamu dan menghormati diri kita sendiri.
Sopan santun dan keramahan harus diutamakan saat menerima tamu. Hal ini dilakukan untuk menghormati dan menyamankan tamu saat berkunjung ke rumah kita.
Baca juga:
Sebagai tuan rumah, kita wajib memberikan jamuan yang pantas untuk tamu yang berkunjung. Namun hal ini tidak dipaksakan untuk memberi jamuan yang mewah, cukup berikan jamuan yang ada misalnya hanya air putih saja atau dengan senyum dan sikap yang baik. (Baca juga: Balasan Menyakiti Hati Orang Lain; Hukum Memandang Wanita dalam Islam)
Saat tamu akan menginap, maka kita diharuskan untuk melayani dan memberikan jamuan yang baik seperti membersihkan tempat tidur dan memberi jamuan lainnya.
Nabi saw bersabda:
“Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh darinya .” ( HR. Muttafaqun’alaihi )
Mengantarkan tamu sampai halaman saat akan pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini telah disampaikan dalam sebuah hadis rasul bahwa:
“Sesungguhnya merupakan perbuatan yang sunnah apabila seseorang (Tuan rumah) keluar bersama – sama tamunya sampai kepintu halaman .” (HR.Ibnu Majjah)
Demikianlah beberapa hal yang harus diperhatikan dalam bertamu dan menerima tamu menurut islam. Adab bertamu dan menerima tamu ini dilakukan bukan hanya semata-mata untuk menghormati maupun menyenangkan hati tamu yang berkunjung akan tetapi juga sebagai bentung penghormatan terkadap diri kita sendiri. Oleh karena itu perhatikan dan perlakukanlah tamu dan tuan rumah dengan layak. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…