Shalat sunnah seperti waktu shalat tahajud yang baik termasuk amalan yang mesti kita jaga dan rutinkan. Di antara keutamaannya, shalat sunnah akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. Kita tahu dengan pasti bahwa tidak ada yang yakin shalat lima waktunya dikerjakan sempurna. Shalat sunnah ada berbagai macam, seperti shalat dhuha, tahajud, shalat sunnah sebelum dan sesudah menjalankan shalat 5 waktu, shalat sunnah saat Ramadhan, dsb.
Kadang kita tidak konsentrasi, tidak khusyu’ (menghadirkan hati) dan tidak menjalankan cara agar shalat khusyu’, juga kadang tidak tawadhu’ (tenang) dalam shalat. Moga dengan memahami pembahasan berikut ini yakni 13 Keutamaan Mengerjakan Shalat Sunnah semakin menyemangati kita untuk terus menjaga shalat sunnah.
1. Menggapai wali Allah
Orang yang rajin mengamalkan amalan sunnah seperti keutamaan shalat dhuha 6 rakaat secara umum, maka ia akan menjadi wali Allah yang istimewa. Lalu apa yang dimaksud wali Allah?
Allah Ta’ala berfirman, “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Setiap orang mukmin (beriman) dan bertakwa, maka dialah wali Allah.” (Majmu’ Al Fatawa, 2: 224). Jadi wali Allah bukanlah orang yang memiliki ilmu sakti, bisa terbang, memakai tasbih dan surban.
Namun yang dimaksud wali Allah sebagaimana yang disebutkan oleh Allah sendiri dalam surat Yunus di atas. “Syarat disebut wali Allah adalah beriman dan bertakwa” (Majmu’ Al Fatawa, 6: 10). Jadi jika orang-orang yang disebut wali malah orang yang tidak shalat dan gemar maksiat, maka itu bukanlah wali. Kalau mau disebut wali, maka pantasnya dia disebut wali setan.
2. Merupakan amalan yang terbaik
Dari Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Beristiqamahlah kalian dan sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian
yang paling utama adalah shalat. Tidak ada yang menjaga wudhu melainkan ia adalah seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah no. 277 dan Ahmad 5: 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai sumber syariat islam)
3. Dekat dengan Nabi di surga
Dari Rabiah bin Ka’ab Al-Aslami –radhiyallahu ‘anhu– dia berkata, “Saya pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku membawakan air wudhunya dan air untuk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “Mintalah kepadaku.”
Maka aku berkata,tentang cara hidup sehat Rasulullah “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yang lain?” Aku menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “Bantulah aku untuk mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat).” (HR. Muslim no. 489)
4. Dihapuskan dosa dan derajat ditinggikan
Ma’dan bin Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam-, lalu aku berkata padanya, ‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yang karenanya Allah memasukkanku ke dalam surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku suatu amalan yang dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.
Kemudian ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yang ditanyakan tadi pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
“Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu’.” Lalu Ma’dan berkata, “Aku pun pernah bertemu Abu Darda’ dan bertanya hal yang sama.
Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab sebagaimana yang dijawab oleh Tsauban padaku.” (HR. Muslim no. 488). Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Hadits ini adalah dorongan untuk memperbanyak sujud dan yang dimaksud adalah memperbanyak sujud dalam shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 205). Cara memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan memperbanyak shalat sunnah.
5. Menyempurnakan shalat wajib dan menambal kekurangannya
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Amalan yang pertama kali akan diperhitungkan dari seorang hamba pada hari kiamat adalah shalatnya. Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yang sempurna. Namun, jika shalatnya tidak sempurna Allah Ta’ala berkata pada malaikat-Nya,
“Lihatlah kalian apakah hamba-Ku memiliki amalan shalat sunnah, maka sempurnakanlah shalat wajibnya? Kemudian zakat pun demikian. Kemudian amalan-amalan lainnya hampir sama seperti itu.” (HR. Abu Daud, no. 864, dan Ibnu Majah, no. 1425 dan Ahmad, no. 103. Dishahihkan oleh Syaikh al Albani dalam Shahihul Jami’)
6. Shalat Sunnah mengangkat derajat dan menghapus dosa
ٌRasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda, “Hendaklah engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat). Karena tidaklah engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan derajatmu dan menghapuskan dosamu.” (HR. Muslim, no. 488)
7. Banyak shalat sunnah merupakan sebab terbesar masuk Surga
Dari Rabi’ah bin Ka’ab al-Aslami radhiyallahu’anhu, beliau berkata, Aku pernah bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu aku menyiapkan air wudhu` dan keperluan beliau. Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, ‘Mintalah sesuatu!’
Maka sayapun menjawab, ‘Aku meminta kepadamu agar memberi petunjuk kepadaku tentang sebab-sebab agar aku bisa menemanimu di Surga’. Beliau menjawab, ‘Ada lagi selain itu?’. ‘Itu saja cukup ya Rasulullah’, jawabku. Maka Rasulullah bersabda, ‘Jika demikian, bantulah aku atas dirimu (untuk mewujudkan permintaanmu) dengan memperbanyak sujud (dalam shalat)‘” (HR. Muslim, no. 489).
8. Shalat sunnah adalah amalan badan yang paling utama setelah jihad
Dalam hadits Tsauban Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan, “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu (untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah), dan ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat dan tidak menjaga wudhu kecuali seorang mukmin.” (HR. Ibnu Majah dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwa’ al-Ghalil)
9. Mendapat kebaikan Allah
Dari Jabir radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian telah menunaikan shalat di masjidnya, maka hendaklah ia memberi jatah shalat bagi rumahnya. Karena sesungguhnya Allah menjadikan kebaikan dalam rumahnya melalui shalatnya.” (HR. Muslim)
10. Memberi suasana indah di rumah yang dilakukan shalat sunnah
Dari Zaid bin Tsabit Radhiyallahu anhu dan beliau memarfu’kannya, “Hendaklah kalian manusia melaksanakan shalat (sunnah) di rumah kalian karena sebaik-baik shalat adalah shalat seseorang di rumahnya kecuali shalat wajib.” (Muttafaq Alaihi)
Dalam riwayat Muslim, “Kerjakanlah shalat (sunnah) di rumah kalian. Karena sebaik-baik shalat seseorang adalah yang dikerjakan di rumahnya kecuali shalat wajib.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda “Jadikanlah rumah kalian sebagai tempat shalat kalian, jangan jadikan ia sebagai kuburan” (Muttafaq Alaihi)
11. Mendapat kasih sayang malaikat dan membuat lari setan
Imam an-Nawawi Rahimahullah berkata, “Dan sesungguhnya anjuran melakukan shalat Sunnah di rumah, karena dia lebih tersembunyi dan lebih menjauhkan dari riya, lebih terjaga dari kesia-siaan. Dan carilah keberkahan rumah dengan hal itu, dan sebab turun kasih sayang serta malaikat dan membuat lari setan.” (lihat Syarh an-Nawawi ala Shahih Muslim)
12. Shalat Sunnah akan menghadirkan kecintaan Allah kepada hamba-Nya
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata; Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, “Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya.
Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat,
menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’” (HR. al-Bukhari)
13. Shalat Sunnah merupakan bentuk Syukur seorang hamba kepada Allah
Diriwayatkan dari ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma, dia berkata, “Jika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat, beliau berdiri hingga kedua telapak kaki beliau merekah, lalu ‘Aisyah bertanya, ‘Kenapa engkau melakukan semua ini,
padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memberikan ampunan bagimu atas dosa-dosa-mu yang telah lalu dan yang akan datang?’ Lalu beliau menjawab, “Apakah tidak boleh jika aku termasuk hamba yang bersyukur.’” (Muttafaq Alaihi)
Demikian yang dapat penulis sampaikan, sampai jumpa di artikel berikutnya. Semoga dapat menjadi wawasan islami bermanfaat untuk sobat semua dan semoga kita lebih semangat untuk memperbanyak shalat shalat sunnah dengan niat semata karena Allah sehingga memiliki kebahagiaan dunia akherat. Aamiin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…