Ekonomi adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap hari manusia selalu bersentuhan dengan aktivitas ekonomi mulai dari melakukan produksi, konsumsi, ataupun distribusi. Dalam hal ini, tentu saja ekonomi adalah hal mendasar atau penting bagi kehidupan manusia.
Dengan aktivitas ekonomi itu pula, manusia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan, minum, berumah tangga, dan menjalankan aktivitas lainnya. Ekonomi yang tidak mampu dipenuhi, tentu saja akan membawakan dampak yang siginifikan bagi hidup manusia. Seperti kemiskinan, pencurian, kejahatan, dan hal-hal mudharat lainnya.
Walaupun penting dalam kehidupan manusia, ekonomi bukan-lah tujuan hidup manusia. Untuk itu, ekonomi hanyalah sebagai bagian dari sektor hidup manusia dan harus dilakukan berlandaskan kepada hukum-hukum yang telah Allah berikan. Dalam hal ini, islam memiliki asas-asas yang diperuntukkan kepada manusia, agar dalam aktivitas ekonomi dapat beruntung, bermanfaat, dan membagikan rahmat bagi semesta alam.
Sistem ekonomi islam tentu sangat berbeda dengan sistem ekonomi pada konsep atau ideologi lainnya. Konsep sistem ekonomi islam pada dasarnya mengarah kepada hukum-hukum keadilan dan keseimbangan semua aspek agar dapat berjalan dengan baik, sesuai fitrah yang sudah Allah tentukan.
Sistem ekonomi islam tidak sama dengan sistem ekonomi liberal atau kapitalis yang menitik beratkan sistem ekonomi hanya pada orang kaya dan para pemilik modal. Orang atau masyarakat miskin menjadi masyarakat yang termarginalkan karena mereka tidak memiliki daya atau kuasa. Orang-orang seperti buruh, rakyat kecil, pekerja yang tidak memiliki modal banyak, hanya dianggap sebagai capital atau modal bagi penguasa atau pemilik modal.
Pada hakikatnya tentu ini sangat bertentangan dengan manusia yang pada dasarnya adalah makhluk yang memiliki potensi untuk berkembang dan menjadi khalifah di muka bumi. Untuk itu walaupun sebagai pekerja, buruh, atau rakyat kecil mereka tetaplah manusia yang harus berdaya dan mandiri. Bukan hanya sebagai aset atau modal. Maka itu konsep islam tidaklah sama dengan mereka yang sangat individualis dan menganut sistem pasar bebas atau kompetisi bebas.
Di sisi lain, islam pun juga tidak sama dengan konsep sosialis. Konsep sosialis beranggapan bahwa semuanya yang ada di muka bumi ini harus dianut dengan sistem sama rata sama rasa, karena hal ini dianggap sebagai keadilan. Tentu islam tidak menganut hal seperti itu karena dalam konsep islam hak-hak individual tetaplah dihargai dan diangkat tanpa mengesampingkan konsep keadilan pada sosial.
Untuk itu, dalam konsep islam terdapat aturan dan sistem zakat, infaq, shodaqoh sebagai sistem sosial yang berlaku bagi para pemilik harta. Zakat dan infaq adalah bukti bahwa islam menghargai hak individual dan mengangkat kepedulian sosial, sebagai keseimbangan ekonomi.
Untuk dapat memperjelas konsep islam, berikut adalah landasan dan asas-asas sistem ekonomi islam, agar umat islam semakin menyadari betapa seimbang dan adilnya sistem ekonomi islam yang Allah turunkan.
“Katakanlah: “Siapakan yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah”, dan sesungguhnya kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.” (QS Saba : 24)
Dalam asas ekonomi islam, asas ketauhidan adalah asas yang sangat mendasar bagi kelangsungan ekonomi. Di ayat di atas dijelaskan bahwa aktivitas manusia dan rezeki dalam kehidupan manusia, tidak pernah terlepas dari apa yang Allah berikan. Segala macam aktivitas tersebut kembali kepada Allah yang memang menciptakan manusia dan segala isi dunia ini.
Usaha keras dan strategi manusia dalam ekonomi, Allah memperingatkan bahwa hal tersebut Allah lah yang mengatur dan memberikan. Tentu saja tanpa sunnatullah yang Allah tetapkan manusia tidak akan bisa menjalankan kehidupan ekonomi. Semuanya bergantung kepada hukum Sunnatullah, seperti mekanisme di Alam, pengaturan siklus hidup manusia, dsb.
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS Al baqarah : 195)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa asas ekonomi islam adalah kebermanfaatan. Asas sistem ekonomi islam ini mengarahkan agar manusia senantiasa mendapatkan kebaikan, maanfaat, keberuntungan bukan justru mengarahkan kepada kebinasaan atau sesuatu yang mencelakakakn.
Salah satu contoh asas kebermanfaatan ini adalah larangan Allah terhadap ekonomi melalui judi. Judi adalah aktiivitas yang sangat spekulasi, gembling, merugikan karena tidak ada ikhtiar dan usaha manusia, tidak ada keadilan antar sesamanya, juga tidak ada pengoptimalan sumber daya yang telah Allah berikan.
Asas sistem ekonomi islam yang juga sangat penting adalah asas keadilan. Keadilan islam bukanlah sama rata sama rasa, sama seluruhnya, atau dibagi rata secara keseluruhan. Keadilan islam adalah manusia akan mendapatkan apa yang di ikhtiarkannya namun tidak melupakan orang-orang yang membutuhkan di sekitarnya.
Pembagian harta pada orang-orang yang membutuhkan tentu tidak 100%. Ada harta wajib yang harus dikeluarkan dan ada juga yang bersifat sunnah dan sukarela. Tentu nilai pahalanya akan berbeda jika diberikan dengan harta yang kuantitas dan berkualitas, serta sesuai dengan kebutuhan atau problematika ummat saat itu.
Islam berorientasi pada masalah sosial. Salah satu aspek yang membuat ekonomi islam berorientasi pada sosial adalah adanya aturan mengenai zakat, infaq, dan shodaqoh bagi orang-orang yang mampu. Bahkan Allah memberikan motivasi dan juga dorongan agar para pemilik harta yang banyak dapat mengeluarkannya pada orang-orang yang tidak mampu, serta mengangkat tinggi derajat orang-orang tersebut. Bahkan Allah menyuruh kepada orang-orang berharta agar hidup sederhana dan juga tidak berleihan agar tidak mengarah kepada kesombongan dan kesia-siaan.
Pada hakikatnya asas sistem ekonomi islam berorientasi kepada kemanusiaan. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari asnaf atau penerima zakat. Islam mengangkat dan mengorientasikan dana sosial itu kepada para fakir dan miskin, budak, orang yang tidak mampu membayar hutang, muallaf, orang yang dalam perjalanan, dan juga Fisabilillah. Asnaf tersebut diberikan zakat agar mereka dapat melangsungkan kehidupan lebih baik dan sesuai dengan taraf hidup. Tentunya hal tersebut sangat menjunjung tinggi kemanusiaan.
Ada banyak konsep ekonomi di dunia. Tentu saja kembalinya kita adalah kepada aturan Allah. Untuk itu, umat islam juga harus mempelajari perkembangan ekonomi saat ini dalam kacamata islam, seperti Transaksi Ekonomi dalam Islam, Contoh Transaksi Ekonomi dalam Islam, Prinsip-prinsip Ekonomi Islam, Tujuan Ekonomi Islam, Ekonomi Dalam Islam, Hukum Ekonomi Syariah Menurut Islam, Macam-macam Riba, Hak dan Kewajiban dalam Islam, Fiqih Muamalah Jual Beli, dan Jual Beli Kredit Dalam Islam.
Semoga umat islam semakin konsisten menerapkan transaksi ekonomi dalam islam sesuai dengan prinsip-prinsip yang ada di Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…