Bulan Safar merupakan bulan kedua dalam kalender islam. Orang-orang mendefinisikan bulan Safar sebagai kekosongan. Hal ini didasarkan pada sejarah islam di Arab Saudi yang menjelaskan kebiasaan masyarakat Arab jaman dahulu yang kerap mengosongkan rumahnya untuk pergi berperang pada bulan Safar. Selain itu, orang Arab jahiliyah juga meyakini bahwa bulan Safar merupakan bulan yang penuh malapetaka. Dan sayangnya, keyakinan ini masih terbawa hingga saat ini di beberapa kalangan umat islam di dunia, termasuk Indonesia.
Beberapa khurafat pada bulan Safar, diantaranya:
Ulama Indonesia terdahulu meyakini bahwa pada hari rabu terakhir di bulan Safar akan datang 320.000 musibah yang menimpa manusia. Maka itu, hari tersebut diperingati sebagai Yaumi Nahsin Musta’mir.
Untuk menghindari bala tersebut, terdapat beberapa hal yang harus dilakukan:
Di India keyakinan khurafat bulan Safar sedikit berbeda dari Indonesia. Masyarakat disana percaya bahwa pada 13 hari pertama adalah waktu diturunkanya bala secara besar-besaran.
Masyarakat Arab jahiliyah terdahulu berkeyakinan bahwa melakukan umrah pada bulan Muharam atau Safar awal adalah kejahatan terburuk di dunia
Orang-orang jahiliyah juga mempercayai bahwa ada cacing dalam perut yang disebut Safar. Cacing ini dianggap dapat menular dan membunuh orang yang dijangkiti.
Dalil-Dalil yang Menegaskan Bahwa Bulan Safar Bukanlah Bulan Kesialan
Islam tidak pernah mengajarkan tentang khurafat ataupun tahayul. Kepercayaan terhadap hari-hari sial tentu dilarang dalam islam. Sebab apa-apa yang menimpa manusia, entah itu buruk ataupun baik datangnya hanya dari Allah Ta’ala.
Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam juga telah membantah tentang kesialan pada hari Safar. Dalam suatu hadist dijelaskan:
“Tidak ada wabah dan tidak ada keburukan binatang terbang dan tiada kesialan bulan Safar dan larilah (jauhkan diri) daripada penyakit kusta sebagaimana kamu melarikan diri dari seekor singa.” (HR. Bukhari).
“Tiada kejangkitan, dan juga tiada mati penasaran, dan tiada juga Safhar”, kemudian seorang badui Arab berkata: “Wahai Rasulullah SAW, onta-onta yang ada di padang pasir yang bagaikan sekelompok kijang, kemudian dicampuri oleh Seekor onta betina berkudis, kenapa menjadi tertular oleh seekor onta betina yang berkudis tersebut ?”. Kemudian Rasulullah SAW menjawab: “Lalu siapakah yang membuat onta yang pertama berkudis (siapa yang menjangkitinya)?” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah shalallhu ‘alaihi wa salam bersabda: “.Allah telah menetapkan takdir untuk setiap makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim)
Ibnu Mas’ud RA pernah berkata: “Jika kesialan terdapat pada sesuatu maka ada di lidah, karena lidah adalah salah satu indera manusia yang sering dibuat maksiat.”
Allah Ta’ala juga telah menjelaskan dalam firmanNya di Al-Quran:
Keutamaan Bulan Safar Menurut Islam
Sebenarnya bulan Safar adalah bulan yang baik seperti halnya bulan-bulan lainnya. Selain itu, untuk amalan sunnah di bulan Safar juga tidak ada hadist shahihnya. Nabi dan para sahabat tidak pernah mencontohkan amal-amal tertentu di bulan tersebut.
Adapun keutamaan bulan safar yang bisa kita ambil, diantaranya:
Dalam Al-Quran dijelaskan:
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. dan Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya Maka sungguhlah Dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al Ahzab: 36)
“Apabila Allah menetapkan suatu perkara, Dia akan mengatakan, ‘Jadilah.’ Maka terjadilah.” (QS. Ali Imran: 47).
“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu..” (QS. Al Hadiid:22-23)
Pada intinya, tidak ada keutamaan tertentu pada bulan Safar menurut islam. Apabila kita melakukan amalan ibadah sebagaimana yang dicontohkan Rasul dan para sahabatnya, serta memenuhi rukun islam, rukun iman, fungsi agama islam, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia maka insyaAllah kita mendapatkan pahala. Sedangkan untuk hal-hal yang mengacu pada kesialan, hendaknya kita mempercayai qadha dan qadar Allah. Apapun itu harus diyakini sebagai takdir Allah. Kita hanya perlu berupaya sebaik mungkin. Sedangkan hasilnya kita pasrahkan pada Allah Ta’ala. Dan yang terpenting kita jadikan Al-Quran sebagai pedoman untuk memahami Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , dan Konsep Manusia dalam Islam.
Demikian penjelasan terkait apa saja keutamaan keutamaan yang ada di bulan safar dengan keistimewaannya, apabila dilaksanakan. Keutamaan-keutamaan tersebut disinyalir mampu menambahkan pahala dan memudahkan jalan kita saat kita berada di jalan menuju syurgaNya nanti. Semoga penjelasan diatas memberikan manfaat bagi kita para umat muslim dan muslimah. Aamiin Ya Rabbal A’lamiin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…