Al-Quran dan Sunnnah Rasul adalah dasar dari pengetahuan islam. Sunnah Rasul dalam hal ni diberitakan dan diinformasikan melalui hadist yang ditulis oleh para ulama atau perawi di zaman dulu. Untuk itu, sebagai dasar hukum islam, tentunya hadist memiliki fungsi terhadap pemahaman dan penafsiran Al-Quran.
Fungsi hadist terhadap Al-Quran tentu saja sangat dipengaruhi dari kevalidan hadist tersebut. Jika dipahami dengan benar maka akan berfungsi bagi manusia mengamaliahkan Al-Quran secara lebih lengkap dan juga dalam mencapai Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.
Akan tetapi dalam penafsiran dan fungsi hadist ini tidak bisa sembarangan, dan harus dilakukan oleh orang yang benar-benar ahli dan memiliki ilmu pengetahuan terkait tentangnya. Untuk itu, berikut adalah penjelasan mengenai fungsi hadist terhadap Al-Quran.
Al-Quran yang diturunkan oleh Allah melalui Malaikat Jibril terhadap Rasulullah adalah kitab sepanjang masa yang tidak akan luput walaupun sudah zaman yang berganti. Untuk itu, apa-apa yang ada dalam Al-Quran harus menjadi dasar, dipahami hukum universalnya, dan dikaji secara mendalam oleh umat islam. Jika salah memahami, tentu saja akan salah juga dalam mengamaliahkannya.
Jika salah dan tidak sesuai dengan maksud yang disampaikan dalam Al-Quran, maka dampaknya bukan kemaslahatan, melainkan kemudharata. Berikut adalah fungsi Al-Quran yang dapat kita pahami secara umum.
“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf: 52)
“Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.” (QS Al Maidah : 16)
“Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Quran itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS Yusuf : 111)
Hadist adalah Sunnah Rasul yang dituliskan kembali. Sebagai penyampai risalah dari Allah, sudah pasti apa yang disampaikan oleh Rasul adalah benar. Yang menjadi permasalahan adalah bukan pada hadist atau pada apa yang disampaikan oleh Allah, melainkan pada penulisan atau periwayatan hadist-hadist yang terdapat dalam Al-Quran. Beberapa juga beredar mengenai hadist-hadist yang palsu atau sudah dimuati oleh kepentingan politik tertentu di masa tersebut.
Untuk itu, perlu adanya metode mengenai pengujian kevalidan hadist. Apalagi dulu Rasul pernah melarang ummatnya untuk menuliskan apa yang Rasul katakan khawatir jika bercampur dengan Al-Quran. Untuk itu, hadist harus dipahami dengan benar terlebih dahlu, diuji kevalidannya. Akan tetapi, sunnah rasul apa yang dilakukan rasul, haruslah selalui kita lakukan sebagaimana hal ini disampaikan dalam ayat-ayat berikut:
“Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung” (QS An-Nisa : 164)
“(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. “ (QS An Nisa : 165)
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).” (QS An-Nahl : 36)
Dalam eksistensinya, tentu saja hadist memiliki manfaat dan juga fungsi terhadap Al-Quran sebagai dasar dari pengetahuan islam. Hadist yang memiliki fungsi ini harus dipastikan dulu bahwa hadist tersebut adalah hadist yang benar-benar valid dan juga sudah diuji kebenarannya. Berikut adalah fungsi hadist terhadap Al-Quran menurut para ulama tafsir.
Bayan At Taqrir adalah menetapkan juga memperkuat dari apa yang sudah diterangkan dalam Al-Quran. Hadist ini berfungsi untuk membuat kandungan Al-Quran semakin kokoh dengan adanya penjelasan hadist tersebut.
Contoh fungsi ini seperti hadist yang menjelaskan QS Al Baqarah 185 (“… maka barang siapa yang mempersaksikan pada waktu itu bulan, hendaklah ia berpuasa….” (Q.S. Al-Baqarah: 185), mengenai masalah puasa. : “Apabila kalian melihat (ru’yah) bulan, maka berpuasalah, juga apabila melihat (ru’yah) itu maka berbukalah.” (HR Muslim)
Bayan At Tafsir memiliki arti sebagai fugsi perincian dan penafsiran Al-Quran. Mungkin di Al-Quran masih bersifat umum, sedangkan dalam hadist diperinci dan didetailkan serta mentekniskan apa yang tidak dijelaskan dalam Al-Quran.
Misalnya saja Allah memerintahkan manusia beriman untuk melaksanakan shalat. Mengenai teknis detail dan caranya, hal ini diperjelas dengan hadist sebagaimana yang telah Rasulullah lakukan.
Bayan At Tasyri memiliki maksud untuk mewudukan hukum atau aturan yang tidak didapat dalam Al-Quran secara eksplist. Hal ini berfungsi untuk menunjukkan suatu kepastian hukum dengan berbagai persoalan yang ada di kehidupan namun tidak dijelaskan Al-Quran.
Hal ini misalnya tentang Hukum merajam wanita yang masih perawan, tentang hak waris anak, tentang masalah hukum ekonomi, dan sebagainya.
Bayan Nasakh memiliki maksud untuk menghapus ketentuan yang ada dengan ketentuan yang lain karena datangnya suatu permasalahan yang baru. Namun tentunya bukan menghapus isi dan substansi dari Al-Quran hanya saja masalah teknisnya yang berbeda.
Semoga umat islam selalu dapat mengamaliahkan islam sesuai dengan rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…