Nabi idris Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/nabi-idris Thu, 18 Jun 2020 00:19:13 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png Nabi idris Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/nabi-idris 32 32 5 Keistimewaan Nabi Idris yang Harus diketahui https://dalamislam.com/info-islami/keistimewaan-nabi-idris Wed, 17 Jun 2020 18:56:28 +0000 https://dalamislam.com/?p=8679 Nabi Idris ‘alaihis salam atau Khanukh adalah keturunan Adam yang pertama diberi keNabian setelah Nabi Adam ‘alaihis salam dan putranya Syits ‘alaihis salam. Nabi yang bernama lengkap Idris bin Yarod bin Mahlail bin Qainan bin Anusi bin Syits bin Adam ‘alaihis salam ini juga memiliki beberapa keistimewaan antara lain sebagai berikut. 1. Pandai Membaca dan […]

The post 5 Keistimewaan Nabi Idris yang Harus diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Nabi Idris ‘alaihis salam atau Khanukh adalah keturunan Adam yang pertama diberi keNabian setelah Nabi Adam ‘alaihis salam dan putranya Syits ‘alaihis salam.

Nabi yang bernama lengkap Idris bin Yarod bin Mahlail bin Qainan bin Anusi bin Syits bin Adam ‘alaihis salam ini juga memiliki beberapa keistimewaan antara lain sebagai berikut.

1. Pandai Membaca dan Menulis

Disebutkan oleh Ibnu Ishaq bahwa Nabi idris ‘alahis salam adalah orang pertama yang memiliki kemampuan untuk menulis dengan menggunakan pena dengan merujuk pada hadits berikut.

Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang tulisan di atas pasir, beliau bersabda, “Dulu ada seorang Nabi yang menulis dengannya (maksudnya menulis di atas pasir). Barangsiapa yang sejalan dengan tulisannya, maka demikian itulah (tulisannya).”

HR. Muslim

Adapun hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad menyatakan sebagai berikut.

Dari Mu’awiyah bin Al-Hakam As-Sulami, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika ditanya tentang penulisan dengan kerikil, beliau menjawab, “Idris adalah nabi yang menulis dengannya. Siapa yang mengikuti jejak tulisannya maka demikian itulah tulisannya.”

HR. Ahmad

2. Menguasai Berbagai Macam Ilmu Pengetahuan

Nabi Idris ‘alaihis salam juga disebut menguasai berbagai macam ilmu pengetahuan, ilmu tafsir, dan hukum.

Beberapa ilmu pengetahuan yang dikuasai Nabi Idris ‘alaihis salam di antaranya adalah ilmu perbintangan, ilmu hitung, dan tata busana.

Dengan menggunakan ilmu perbintangan, Nabi Idris ‘alaihis salam memprediksi kondisi cuaca, menentukan waktu bercocok tanam, menentukan arah, dan lain sebagainya.

Ilmu perbintangan ini kemudian berkembang menjadi ilmu astronomi yang kita kenal saat ini.

Selain ilmu perbintangan dan ilmu hitung, Nabi Idris ‘alaihis salam juga menjadi pelopor berkembangnya tata busana. Beliaulah manusia pertama yang menjahit pakaiannya sendiri.

Hal inilah yang menjadi mendasari Nabi Daud ‘alaihis salam membuat pakaian yang terbuat dari sebagai pelindung diri sebagaimana diceritakan dalam kisah Nabi Daud.

3. Menempati Tempat Tertinggi

Dalam surat Maryam ayat 56-57 Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

“Dan ceritakanlah (Muhammad) kisah Idris di dalam kitab (Al Qur’an). Sesungguhnya dia seorang yang sangat mencintai kebenarandan seorang nabi. Dan Kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.”

QS. Maryam : 56-57

Dalam Tafsir Al Qur’an Hidayatul Insan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan martabat tertinggi adalah diangkatnya Nabi Idris ‘alaihis salam ke langit keempat untuk diambil nyawanya.

4. Merasakan Sakratul Maut

Dalam suatu riwayat dikisahkan, suatu ketika Nabi Idris ‘alaihis salam dikunjungi oleh Malaikat Izrail.

Nabi Idris ‘alaihis salam pun bertanya, “Hai malaikat Izrail, engkau datang ini untuk mencabut nyawa atau untuk menziarah?”

Malaikat Izrail berkata, “Aku datang untuk menziarah dengan izin Allah.”

Nabi Idris ‘alaihis salam berkata kepada Malaikat Izrail, “Hai Malaikat Izrail, saya ada keperluan dan kepentingan kepadamu”

Malaikat Izrail bertanya, “Kepentingan apa itu?”

Jawab Nabi Idris ‘alaihis salam, “Kepentingan denganmu adalah supaya engkau mencabut nyawaku dan kemudian Allah menghidupkan kembali sehingga aku dapat beribadah kepada Allah setelah aku merasakan sakaratul maut”.

Malaikat Izrail berkata, “Sesungguhnya aku tidak akan mencabut nyawa seseorang melainkan mendapat izin Allah.”

Maka Allah memberi wahyu kepada kepada Malaikat Izrail agar dia mencabut nyawa Nabi Idris ‘alaihis salam, maka seketika itu Malaikat Izrail mencabut nyawa Nabi Idris ‘alaihis salam.

Malaikat Izrail menangis atas kematian Nabi Idris sambil memohon kepada Allah agar Allah menghidupkan kembali Nabi Idris ‘alaihis salam.

Kemudian Allah mengabulkan permohonan Malaikat Izrail dan Nabi Idris ‘alaihis salam pun hidup kembali.

Malaikat Izrail bertanya kepada Nabi Idris ‘alaihis salam, “Hai saudaraku, bagaimana rasanya sakaratul maut itu?”

Nabi Idris ‘alaihis salam menjawab, “Sesungguhnya rasa sakaratul maut itu saya umpamakan binatang yang dibuang kulitnya hidup-hidup dan begitulah rasanya sakaratul maut bahkan lebih seribu kali sakit.”

5. Melihat Neraka dan Surga

Keistimewaan Nabi Idris ‘alaihis salam yang satu ini diperoleh sebagai akibat buah persahabatannya dengan malaikat Izrail dan atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Dikisahkan dalam sebuah hadits sebagai berikut.

Ummu Salamah berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Nabi Idris dulu berteman dengan Malaikat Maut. Lalu ia meminta kepadanya agar diperlihatkan surga dan neraka. Maka Idris pun naik (ke langit), lalu Malaikat Maut memperlihatkan neraka kepadanya. Lalu Idris kaget sehingga hampir pingsan. Maka Malaikat Maut mengelilingkan sayapnya pada Idris seraya berkata, “Bukankah engkau telah melihatnya?” Idris menjawab, “Ya, aku belum pernah melihatnya seperti hari ini.” Selanjutnya, Malaikat Maut memperlihatkan surga kepada Nabi Idris seraya masuk kedalamnya. Malaikat Maut berkata, “Pergilah, sesungguhnya engkau telah melihatnya,” “Ke mana?” tanya Idris. “Ke tempatmu semula,” jawab Malaikat Maut. “Tidak! Demi Allah, aku tidak akan keluar setelah aku memasukinya,” tukas Idris. Lalu kepada Malaikat Maut itu pun dikatakan, “Bukankah engkau yang telah memasukkannya? Sesungguhnya seorang yang telah memasukinya tidak boleh keluar darinya.”

HR. Ath-Thabrani

Wallahu a’lam.

The post 5 Keistimewaan Nabi Idris yang Harus diketahui appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kisah Nabi Idris yang Naik ke Langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil https://dalamislam.com/sejarah-islam/nabi-idris-yang-naik-ke-langit Sat, 06 Apr 2019 01:57:29 +0000 https://dalamislam.com/?p=6271 Salah satu kisah Nabi dalam sejarah islama dalah kisah nabi Idris yang naik ke langit. Idris merupakan salah satu Nabi yang kedudukannya bisa dibilang tinggi. Pasalnya Nabi yang ceritanya dikisahkan setelah Nabi Adam tersebut merupakan sosok yang sangat cerdas. Nabi Idris juga merupakan salah satu dari sekian Nabi yang Rasulullah jumpai kala perjalanan beliau ke […]

The post Kisah Nabi Idris yang Naik ke Langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Salah satu kisah Nabi dalam sejarah islama dalah kisah nabi Idris yang naik ke langit. Idris merupakan salah satu Nabi yang kedudukannya bisa dibilang tinggi. Pasalnya Nabi yang ceritanya dikisahkan setelah Nabi Adam tersebut merupakan sosok yang sangat cerdas. Nabi Idris juga merupakan salah satu dari sekian Nabi yang Rasulullah jumpai kala perjalanan beliau ke Sidratul Muntaha.

Nabi Idris diberikan oleh Allah kepandaian dalam berbagai bidang ilmu dan keterampilan. Beliau juga diberi kemampuan untuk menciptakan alat-alat dalam upaya mempermudah pekerjaan manusia. Dikisahkan juga bahwa Nabi Idris sebagai nabi pertama yang mengenal tata cara menulis, menguasai berbagai macam bahasa, ilmu matematika (perhitungan), ilmu pengetahuan alam, ilmu astronomi dan sebagainya.

Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Idris merupakan orang pertama yang mulai menulis dengan pena, menjahit baju dan memakainya (pada zamannya, orang lain masih memakai kulit binatang), dan manusia pertama  yang mengerti ilmu medis. Di antara kelebihan-kelebihan beliau, Nabi Idris juga memiliki satu kelebihan yang tidak dimiliki orang lain, yaitu :

Nabi Idris bersahabat dengan Malaikat Izroil

Disuatu ketika, Malaikat Izroil memohon kepada Allah untuk diizinkan turun ke bumi. Alasannya adalah untuk menemui Nabi Idris. Namun bukan untuk memenuhi urusan mencabut nyawa, melainkan karena ingin berkunjung saja. Allah pun mengizinkan.

Malaikat Izroil pun turun ke bumi. Membawa beberapa makanan untuk diberikan kepada Nabi Idris. Nabi Idris pun awalnya mengira bahwa Malaikat Izroil adalah tamu biasa. Itulah kenapa Nabi Idris tidak curiga sama sekali dan menyambut tamunya tersebut dengan ramah tamah.

Baca juga :

Bahkan Nabi Idris mengiyakan saat tamunya tersebut bilang ingin menemaninya dalam menyebarkan ajarannya. Mereka pun selama beberapa hari berpergian bersama. Namun setelah empat hari, Nabi Idris merasakan ada yang tidak biasa dengan tamunya tersebut. Nabi Idris yang penasaran bertanya.

“Wahai fulan, sebenarnya siapa dirimu. Kenapa kau ingin menemaniku dalam menyebarkan ajaranku?” tanya Nabi Idris.

“Aku sebenarnya adalah malaikat maut.” Balas Izroil kepada pertanyaan Nabi Idris.

Nabi Idris terkejut mendengarnya. Dia berprasangka bahwa alasan Izroil mendatanginya adalah karena waktu hidupnya sudah habis.

“Wahai malaikat Izroil, ada apakah gerangan kau datang? Apakah kau datang untuk mencabut nyawaku?” tanya Nabi Idris lagi.

Namun Izroil tidak mengiyakan.

“Sesungguhnya, aku hanya datang untuk mengunjungimu, dan Allah mengizinkan.” Lanjut Izroil lagi.

Nabi Idris terdiam. Namun beliau memutuskan untuk menerima segala ucapan Malaikat Izroil dan melanjutkan kesehariannya. Nabi Idris dan Malaikat Izroil berkehidupan layaknya sahabat. Terkadang mereka mengobrol dan membicarakan sesuatu. Hingga pada suatu hari, Nabi Idris bertanya kepada Malaikat Izroil.

“Wahai Izroil, Sudah sekian hari Engkau bersama denganku. apakah Engkau juga menunaikan tugasmu dalam mencabut nyawa makhluk-makhluk di dunia ini?” tanya Nabi Idris.

Izroil yang ditanya pun menjawab

“Wahai Idris, selama sekian hari ini aku bersama denganmu, banyak sekali nyawa yang telah aku cabut. Roh makhluk-makhluk itu bagaikan hidangan di hadapanku, aku ambil mereka bagai seseorang yang sedang menyantap-nyantap makanan.” Balas Izroil.

Baca juga :

Nabi Idris terdiam. Beliau membayangkan bagaimana rasanya orang-orang atau makhluk-makluk yang dicabut nyawanya. Karena penasaran, Nabi Idris pun beucap lagi kepada Malaikat Izroil.

“Wahai Izroil. Aku punya satu permintaan. Tolong cabut nyawa ku. Dan minta izin ke Allah untuk mengembalikannya. Aku ingin merasakan sakaratul maut yang banyak orang katakan sangat dahsyat.” Pinta Nabi Idris.

Malaikat Izroil terkejut, dia tidak percaya dengan apa yang dipintakan Nabi Idris.

“Sesungguhnya aku tidaklah mencabut nyawa seseorang pun, tanpa seizin Allah.” Balas Izroil.

Nabi Idris yang mendengarnya pun berdoa kepada Allah dan memohon atas permintaannya itu. Allah pun mengabulkan, hingga pada akhirnya Malaikat Izroil mencabut nyawa Nabi Idris. Izroil bahkan merasa iba saat melihat seorang yang dia pertimbangkan sebagai sahabatnya tersebut kesakitan. Saat Nabi Idris sudah meninggal, Izrol memohon kepada Allah untuk menghidupkannya kembali. Maka Allah menghidupkannya kembali.

Nabi Idris terbangun dengan tangisan sejadi-jadinya. Di benak beliau terus membayangkan tentang betapa sakitnya orang-orang yang dicabut nyawanya. Dan karena beliau sudah merasakannya sendiri, beliau menjadi semakin sakit mmebayangkan manusia yang hidupnya sengsara matinya pun sengsara pula. Hingga atas kejadian tersebut, beliau semakin gencar dalam menyebarkan ajarannya dan kebaikan antara satu sama lain.

Perjalanan Nabi Idris Melihat Surga dan Neraka

Pada suatu hari, Nabi Idris dan Malaikat Izroil sedang beribadah bersama. Kala waktu tertentu, Nabi Idris mengajukan suatu permintaan aneh lagi kepada malaikat Izroil.

“Wahai Izroil, bisakah kau memperlihatkan Surga dan Nereka kepadaku?” tanya Nabi Idris.

Malaikat Izroil terkejut lagi mendengar permintaan Nabi Idris.

“Wahai Nabiyullah, lagi-lagi engkau meminta suatu yang aneh. Mengapa Engkau meminta hal semacam itu? Bahkan dari para golongan malaikat pun takut melihat neraka.” Izroil mempertanyakan.

“Jujur saja, Aku sungguh takut dengan azab Allah. Namun semoga Iman ku menjadi lebih tebal setelah melihatnya.” Jawab Nabi Idris.

Nabi Idris pun berdoa kepada Allah untuk memohon restu, setelah diizinkan maka berangkatlah Malaikat Izroil bersama Nabi Idris ke neraka. Malaikat Malik yang bertugas sebagai penjaga pintu neraka pun mempersilahkan mereka berdua masuk.

Baca juga :

Di dalam, saking tidak kuatnya melihat berbagai siksaan dan kepedihan yang diberikan kepada manusia-manusia yang melanggar perintah Allah, Nabi Idris langsung pingsan. Sesungguhnya itu adalah pemandangan paling mengerikan yang tidak bisa dibayangkan manusia manapun. Allah berfirman dalam QS, At Tahriim ayat 6 yang berbunyi :

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ


Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At Tahrim: 6)

Tujuan kedua mereka adalah menuju surga. Setelah dipersilahkan oleh malaikat Ridwan mereka pun masuk. Di sana, reaksi Nabi Idris juga hampir pingsan, namun bukan karena takut, melainkan karena tidak kuasa menyaksikan kemegahan dan keindahannya.

Pandangan Nabi Idris terpaku kepada sungai-sungai yang airnya begitu jernih seperti kaca. Pingiran sungai terdapat pohon-pohon yang bagian batangnya terbuat dari  emas. Lalu ada juga istana-istana yang telah disediakan untuk para penghuni surga. Seluruh penjuru terdapat pohon pohon yang berbuah begitu segar, harum dan terlihat enak. Allah berfirman dalam QS, Al Baqarah ayat 25 :

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ


Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan “Inilah yangpernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah: 25).

Kala tiba masanya pulang. Nabi Idris menolak untuk pulang dan ingin tetap berada di surga. Namun Malaikat Izroil meyakinkan dengan berucap :

“Wahai Nabiyullah, engkau boleh tinggal di sini setelah hari kiamat nanti, setelah semua amal ibadahmu dihisab oleh Allah. Saat itulah engkau bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,” Ujar Malaikat Izroil.

Mendengar itu, Nabi Idris merasa damai.

“Yah, Aku ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti.”

Baca juga :

Dari kisah nabi Idris yang naik ke langit , kita diingatkan oleh perjalanan Nabi idris atas tiga perkara, yaitu :

  • Sakarotul maut itu hukumnya pasti, dan setiap orang pasti merasakannya
  • Bilamana manusia ingkar, maka Neraka lah yang menjadi tujuannya
  • Bilamana manusia itu taat, maka akan dijanjikan surga dan kedamaian yang kekal abadi.

Sesungguhnya apa yang terjadi merupakan pengingat kita untuk lebih taat kepada Allah dan setiap apa yang kita lakukan akan ada balasan yang setimpal, baik itu kebaikan maupun keburukan.  Demikianlah kisah nabi Idris yang naik ke langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil.

Semoga dapat menjadi pengingat kita dan menuntun kita ke jalan yang benar. InsyaAllah.

Hamsa,

The post Kisah Nabi Idris yang Naik ke Langit dan Persahabatannya dengan Malaikat Izroil appeared first on DalamIslam.com.

]]>