Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW sebagai seorang rasul sekaligus pemimpin bagi umat muslim (baca 25 nama-nama nabi dan rasul). Allah menganugrahi Rasulullah berbagai rahmat dan segala keistimewaan. Rasulullah SAW diutus Allah SWT dengan segala kebaikan dan akhlak yang mulia dimana ada keteladan padanya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah Surat Al Ahzab ayat 21 yang bunyinya
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.(QS Al Ahzab : 21)
Maka dari itu seseorang yang sangat mencintai Allah SWT tentunya memiliki derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan Rasulnya (baca keutamaan cinta kepada rasulullah bagi umat muslim) . Seperti yang disebutkan dalam firman Allah SWT berikut ini
مَنْ يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ ۖ وَمَنْ تَوَلَّىٰ فَمَا أَرْسَلْنَاكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا
Barangsiapa mentaati Rasul (Muhammad), maka sesungguhnya dia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa berpaling (dari ketaatan itu), maka (ketahuilah) Kami tidak mengutusmu (Muhammad) untuk menjadi pemelihara mereka. (An-Nisa’: 80)
Kisah Keteladanan Rasulullah
Ada banyak kisah keteladanan dalam diri Rasulullullah SAW berikut ini adalah diantara kisah-kisah tersebut yang dapat diketahui dan diambil pelajarannya mengenai kisah teladan nabi Muhammad :
- Kewaspadaan yang tinggi
Rasullullah selalu berhati-hati atas apa yang beliau makan dan minum. Hal ini dikisahkan dalam kisah berikut ini :
Pada suatu malam Aisyah RA mendapati Rasulullah SAW tidak bisa tidur dan hanyamembolak-balik tubuhnya diatas ranjang penuh dengan gelisah. Ia pun bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak tidur semalaman?” Rasulullah lalu menjawab, “Hari ini aku menemukan sebuah kurma di tengah jalan, kemudian aku ambil buah itu dan memakannya karena aku pikir lebih baik dimakan daripada busuk dan terbuang sia-sia, sekarang aku merasa gelisah karena siapa tahu jika kurma yang kumakan itu termasuk harta sedekah.”(baca keutamaan bersedekah)
Dari kisah tersebut kita dapat mengetahui bahwa Rasulullah SAW memiliki sifat yang hati-hati dan waspada akan sesuatu yang bukan menjadi miliknya.
- Memotong lidah seseorang
Rasulullah SAW tidak pernah berkata maupun berlaku kasar kepada mereka yang menghinanya. Adapun suatu kisah menceritakan tentang bagaimana Rasulullah memotong lidah seseorang
Diceritakan dalam sejarah agama islam, saat Perang Hunain berkecamuk. Rasulullah mengangkat senjata melawan Suku Hawazin dan Quraisy yang dipimpin oleh Alabak dan kedua pasukan tersebut bertempur di medan Hunain, yang jaraknya sekitar tiga mil dari Mekah. Rasulullah Saw dan pasukannya berhasil mengalahkan kaum Quraisy dan mendapatkan banyak harta rampasan perang. (baca harta dalam islam)
Seperti biasanya, Rasulullah sedang membagi-bagikan empat perlima dari harta rampasan perang yang diperoleh kepada orang-orang ikut berperang. Sedangkan seperlimanya untuk Rasulullah sendiri dan dibagikannya kepada anggota keluarga yang beliau kehendaki. Dari salah seorang penerima, Abbas seorang penyair merasa tidak puas atas apa yang ia peroleh dan ia mengumpat Rasulullah SAW dengan cara membacakan syair yang tidak mengenakkan. Rasulullah mendengar syair tersebut kemudian tersenyum dan berkata“Bawa orang itu pergi dari sini dan potong saja lidahnya!” (baca juga hukum waris islam dan pembagian harta warisan menurut islam)
Umar yang saat itu sedang marah melihat perbuatan Abbas hampir saja melaksanakan perintah Rasulullah untuk memotong lidahnya namun Ali tiba-tiba menyeret Abbas dan membawanya ke lapangandimana binatang ternak rampasan dikumpulkan. “Ambillah sebanyak yang kau mau” “Apa?” Tanya Abbas kepada Ali dengan rasa tak percaya. “Beginikah cara Nabi memotong lidahku? Demi Allah, aku tidak akan mengambil sedikitpun harta ini“kata Abbassambil menahan malu. Sejak saat itu ia pernah menyusun dan membacakan syair kecuali yang berisi pujian kepada Rasulullah SAW.
- Sikap Rasul terhadap hamba sahaya
Sebelum masuk Islam, seorang hamba sahaya Zaid dilahirkan sebagai seorang Nasrani. Saat ia masih kecil, ia ikut bepergian dengan ibunya dalam suatu kafilah namun segerombolan perampok menghadang mereka dan menculik Zaid. Ia kemudian di jaul dan jatuh ditangan Hakim dan ia menghadiahkan Zaid kepada Khadijah, isteri nabi Muhammad SAW. Setelah menikah dengan Rasul, Khadijah menghadiahkan Zaid kepada beliau. (baca hukum pernikahan dalam islam dan syarat pernikahan dalam islam)
Suatu hari beberapa orang dari salah satu rombongan haji (baca syarat wajib haji) melihat Zaid berada di Mekah dan mengenalinya, kemudian mereka memberitahukan hal tersebut kepada ayah Zaid. Sang ayah yang sudah mencari anaknya kemana mana dan hampir putus asa kemudian pergi ke Mekah untuk melihat menjemput anaknya Zaid untuk pulang meskipun ia harus menebusnya. Saat tiba di Mekah, Rasul bertemu dengan ayah Zaid dan di mata sang ayah yang terlihat berduka menyentuh hati Rasulullah dan kemudian ia memerdekan Zaid tanpa syarat apapun. Meskipun demikian. Zaid menolak pergi dan ia berkata, “Aku tidak akan pergi, aku lebih mencintain engkau daripada ayah dan ibu kandungku sendiri.
- Perilaku Rasul terhadap orang lain
Kita semua tahu bahwa Rasulullah memiliki pribadi dan tutur kata yang mulia bahkan kepada orang yang membenci maupun berkata kasar kepadanya. Sebagaimana yang dikisahkan berikut ini
Pada suatu hari seorang lelaki meminta ijin untuk berbicara kepada Nabi Muhammad. Kemudian beliau berkata pada Aisyah Ra untuk mengizinkannya masuk. Beliau juga menyampaikan “Biarkan dia masuk, orang ini dikenal orang yang paling buruk dikabilahnya,” kata Rasulullah. Kemudian Aisyah mengizinkannya masuk dan pria itu langsung duduk di depan Rasulullah SAW. Saat berbicara dengannya, Rasul bertutur kata ramah dan penuh perhatian. Hal ini membuat istri Rasul, Aisyah heran dan bertanya kepada beliau saat pria tersebut telah pergi.
Aisyah bertanya kepada Rasulullah, “Engkau menganggap orang itu kasar dan buruk namun mengapa engkau berbicara dengannya dengan ramah dan lemah-lembut serta rasa hormat?”Rasulullah menjawab, “Aisyah, pria itu adalah orang yang paling buruk di dunia ini karena ia tidak mau bergaul dengan orang lain karena ia mengaggap orang lain lebih buruk darinya.” (baca cara meningkatkan akhlak terpuji)
- Tidak suka menyimpan harta dalam rumahnya
Saat kondisi kesehatan Rasulullah semakin memburuk karena sakit yang beliau derita. Beliau bertanya pada Aisyah Ra tentang uang yang ia titipkan padanya sebelum ia sakit. Beliau lupa pernah menitipkan uang dan teringat saat sakit. Rasul bertanya dengan suara parau, “Aisyah, dimana uang yang pernah kutitipkan padamu sebelum sakit?” tolong kau bagikan uang itu di jalan Allah. Karena aku akan malu bertemu Allah SWT yang dicintai,sedangkan dirumahnya masih ada timbunan dan simpanan uang” (baca zakat dalam islam, penerima zakat dan syarat penerima zakat)
Demikian kisah-kisah teladan Rasulullah pada saat ia hidup, masih banyak kisah lainnya yang menceritakan kemuliaan budi pekerti dan keteladannya. Semoga kita dapat menarik hikmah dari kisah-kisah Rasulullah ketika hidup dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.