pendidikan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/pendidikan-islam Sat, 27 Feb 2021 12:29:22 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png pendidikan islam Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/pendidikan-islam 32 32 Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW https://dalamislam.com/info-islami/cara-mendidik-anak-ala-rasulullah-saw Tue, 16 Feb 2021 10:46:01 +0000 https://dalamislam.com/?p=9279 Nabi Muhammad SAW terkenal di kalangan umatnya karena budi pekerti Beliau yang luhur. Hal ini tidak ditujukan Beliau kepada orang dewasa saja. Namun Beliau juga berakhlak baik kepada anak-anak. Beliau tidak mengabaikan dan meremehkan anak-anak meskipun anak-anak itu masih kecil. Anak-anak adalah penerus generasi kita selanjutnya. Kita sebagai orangtua tentu saja berharap anak kita sukses […]

The post Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Nabi Muhammad SAW terkenal di kalangan umatnya karena budi pekerti Beliau yang luhur. Hal ini tidak ditujukan Beliau kepada orang dewasa saja. Namun Beliau juga berakhlak baik kepada anak-anak.

Beliau tidak mengabaikan dan meremehkan anak-anak meskipun anak-anak itu masih kecil. Anak-anak adalah penerus generasi kita selanjutnya.

Kita sebagai orangtua tentu saja berharap anak kita sukses dunia dan akhirat tentunya. Berikut ini hal-hal yang bisa kita lakukan untuk mendidik generasi menjadi generasi penerus perjuangan nabi besar Muhammad SAW.

1. Mengajarkan Ilmu Ketauhidan

“Laa Ilaaha Illallah” Hal ini perlu ditanamkan pada anak sejak dini. Mengetahui siapa Tuhannya, siapa pencipta alam semesta dan dirinya.  Mengajarkan tauhid sejak dini, itu sangat penting. Karena dengan adanya pengakuan “Tiada Tuhan Selain Allah” seorang anak dapat menjadi lebih taqwa, dalam menghadapi beragam masalah yang dihadapinya dalam kehidupannya kelak.

Seorang anak akan merasa takut berbuat dosa karena selalu merasakan keberadaan Allah. Seorang anak akan berani menghadapi apapun, karena tiada yang perlu ditakuti selain Allah SWT, dan banyak manfaat lainnya jika kita mengajarkan ilmu tauhid sejak dini.

2. Mengajarkan Ilmu Agama serta Membentuk Akhlak Anak Sejak Dini

Rasulullah SAW bersabda, “Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada (pendidikan) tata karma yang baik.” (HR. Imam At-Tirmidzi – Imam Al – Hakim).

Sebab hal yang dapat membuat kita sukses dunia dan akhirat adalah kepatuhan kita terhadap ajaran-ajaran yang disampaikan Allah SWT dan baginda Rasulullah SAW. Bukanlah kecerdasan dan kepintaran yang tinggi yang membuat seorang anak itu berhasil dalam kehidupannya kelak, namun akhlakul karimahlah yang utama.

Bagaimana cara seseorang berhubungan dengan Tuhannya dan manusia lainnya. Dalam dunia pendidikan hal ini disebut “karakter” Karakter yang baik akan mendekatkan kesuksesan tidak hanya di dunia juga di akhirat. Oleh karena itu, tidak salah jika nabi besar Muhammad SAW sangat mementingkan pendidikan karakter bagi setiap anak, yaitu menanamkan ilmu agama sedari dini.

Dalam ilmu agama diajarkan akhlakul kharimah yang baik dan ilmu-ilmu lainnya yang terkadang masih belum bisa dimengerti oleh manusia biasa. Al-qur’an dan Hadist diharapkan dapat menjadi solusi permasalahan anak secara baik nantinya. Sehingga anak tidak tersesat dalam menjalani hidup. Tidak mudah putus asa, tidak mudah marah, dan tidak mudah menyerah.

Hal-hal inilah yang lebih utama dibandingkan kepintaran dan kecerdasan semata. Ternyata hal ini sejalan dengan pendapat orang Barat, Thomas J Stanley, Ph. D, penulis buku Millionaire Mind. Ia melakukan penelitian mengenai 100 faktor yang menentukan kesuksesan, ternyata peringkat1-12 itu adalah akhlak yang baik, kecerdasan hanya berada di peringkat ke 13. Karakter yang baik itu adalah :

  • Kejujuran
  • Disiplin keras
  • Mudah bergaul
  • Dukungan pendamping
  • Kerja keras
  • Kecintaan pada yang dikerjakan
  • Kepemimpinan
  • Kepribadian kompetitif
  • Hidup teratur
  • Kemampuan menjual ide

Dan maha suci Allah yang telah memberikan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan memperbaiki akhlak manusia. Jauh sebelum manusia melakukan penelitian mengenai faktor kesuksesan ini, Nabi Muhammad SAW telah lebih dahulu mempraktikkannya, sebagai cerminan untuk kita dalam mendidik anak yang sukses dunia akhirat.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Aku tidak diutus, kecuali untuk menyempurnakan akhlak” jadi, tanamkanlah akhlak yang baik pada putra-putri kita. Agar kelak, mereka menjadi penerus generasi Muhammad. Yang tidak hanya sukses di dunia, namun di akhirat juga.

3. Menegur dan Menasehati Anak dengan Cara yang Santun

Tidak dipungkiri, anak-anak pasti pernah berbuat kesalahan, oleh karena itu kita sebagai orangtua hendaknya menegur anak dengan cara yang santun. Tidak berkata kasar, tidak mencaci, bahkan menghina anak-anak.

Mungkin anak akan patuh oleh suara keras kita sebagai orangtuanya, namun efek trauma dalam hati sang anak akan sungguh menakutkan dan membekas saat dia dewasa kelak.

Hendaklah kita mendidik anak-anak kita dengan penuh kasih, sebagaimana Luqman menasehati anak-anaknya pada surah Luqman ayat 17:

“Wahai anakku! Laksanakanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perkara yang penting.”

Nabi Muhammad juga mencontohkan hal ini, dari Umar bin Abu Salamah r.a. berkata : “ketika masih kecil, aku pernah berada di bawah pengawasan Rasulullah SAW, dan tanganku bergerak mengulur ke arah makanan yang ada dalam piring. Maka Rasulullah SAW berkata kepadaku, “Wahai anak,  sebutkanlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu.”

Demikian, Rasulullah sendiri mencontohkan menasehati dan menegur anak secara baik. Tidak dengan kata-kata keras dan kasar. Dengan demikian, diharapkan anak tumbuh menjadi generasi Islam yang dibanggakan keluarga dan masyarakat di masa depannya kelak.

The post Cara Mendidik Anak Ala Rasulullah SAW appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Ibadah dalam Metode Pendidikan Islam untuk Anak https://dalamislam.com/dasar-islam/ibadah-dalam-metode-pendidikan-islam-untuk-anak Wed, 10 Feb 2021 07:09:04 +0000 https://dalamislam.com/?p=9160 Dalam metode pendidikan Islam untuk anak membahas tentang beberapa ibadah, yakni: 1. Taharah Taharah adalah mensucikan anggota tubuh, pakaian, dan tempat. Tujuan dari taharah adalah agar ketika salat—menjumpai Allah SWT—diri dalam keadaan suci dan bersih dari segala najis. Taharah sendiri merupakan syarat dalam melaksanakan salat. 2. Wudhu Wudhu adalah membasahi sebagian anggota badan dengan air […]

The post 7 Ibadah dalam Metode Pendidikan Islam untuk Anak appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam metode pendidikan Islam untuk anak membahas tentang beberapa ibadah, yakni:

1. Taharah

Taharah adalah mensucikan anggota tubuh, pakaian, dan tempat. Tujuan dari taharah adalah agar ketika salat—menjumpai Allah SWT—diri dalam keadaan suci dan bersih dari segala najis. Taharah sendiri merupakan syarat dalam melaksanakan salat.

2. Wudhu

Wudhu adalah membasahi sebagian anggota badan dengan air yang bersih dalam rangka mempersiapkan diri melaksanakan ibadah salat.

Kewajiban berwudhu:

  • Membasahi wajah.
  • Membasahi kedua tangan hingga siku.
  • Mengusap kepala.
  • Membasahi kaki hingga tumit.

Sunnah berwudhu:

  • Membaca basmalah.
  • Membasahi kedua tangan hingga pergelangan tangan.
  • Berkumur-kumur.
  • Istinsyaq (menghirup air dengan hidung).
  • Membersihkan sela-sela jari kedua tangan dan kaki.
  • Mengusap kepala.
  • Mengusap kedua telinga.

Membatalkan wudhu:

  • Keluarnya sesuatu dari dua lubang, baik berupa cairan, kotoran, atau angin.
  • Mengalirnya darah (haid, nafas, atau luka).
  • Pingsan.
  • Tidur.
  • Muntah.
  • Tertawa

3. Tayamum

Tayamum adalah keringanan yang diberikan oleh agama Islam bila seseorang terkena penyakit, tidak ada air, dan sebab lainnya.

Tata cara tayamum:

  • Berniat.
  • Meletakkan kedua tangan ke tempat berdebu.
  • Mengibas debu yang menempel di kedua tangan.
  • Mengusapkan ke wajah.
  • Mengusapkan pada kedua tangan hingga kedua siku.

Hal wajib dalam bertayamum:

  • Niat tayamum.
  • Tersedianya debu atau pasir.
  • Mengusap wajah dan kedua tangan.

Hal  yang membatalkan tayamum:

  • Sama dengan hal-hal yang membatalkan wudhu.
  • Ditemukannya air.

4. Salat

Salat adalah rukun kedua dari rukun Islam. Salat wajib dilaksanakan. Salat fardhu terdiri atas lima salat, yakni salat Subuh, salat Zuhur, salat Ashar, salat Maghrib, dan salat Isya.

“Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa[4]: 103)

Syarat Sah Salat:

  • Mensucikan diri.
  • Menutup aurat. Aurat laki-laki dimulai dari pusar hingga lutut, sedangkan aurat perempuan adalah seluruh tubuhnya kecuali wajah dan telapak tangan.
  • Berniat dengan menghadap kiblat.

Rukun Salat:

  • Berdiri ketika membaca takbiratul ihram.
  • Membaca surat Al-Fatihah.
  • Ruku’.
  • Bangun dari ruku’.
  • I’tidal.
  • Sujud.
  • Tasyahhud.
  • Mengucap salam.

Hal yang Membatalkan Salat:

  • Berbicara, tertawa, makan, minum, muntah, dan bergerak ke sana kemari secara sengaja.
  • Melebihi atau mengurangi rakaat secara sengaja.
  • Adanya kotoran.

5. Zakat

Zakat adalah kewajiban bersedekah.

Jenis zakat:

  • Zakat uang tunai.
  • Zakat emas dan perak.
  • Zakat barang dagangan.

“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat, dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudara seagama. Dan kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.” (QS. At-Taubah[9]: 11)

6. Puasa

Puasa adalah menahan diri dari makan, minum, dan hal-hal yang bisa membatalkan puasa mulai dari terbit fajar hingga terbenam matahari.

Jenis puasa:

  • Puasa wajib pada bulan Ramadan.
  • Puasa sunnah, misal puasa Senin Kamis.

“Berpuasalah jika kalian melihat hilal (bulan sabit) dan berbukalah jika kalian melihatnya kembali. Namun jika kalian terhalang mendung, maka genapkanlah hitungan (bulan) Sya’ban hingga tiga puluh hari.” (HR. Bukhari)

7. Haji

Haji adalah rukun Islam yang kelima. Allah SWT telah mewajibkan untuk melakukan ibadah haji sekali seumur hidup bagi kaum muslimin yang mampu secara fisik dan materi.

“Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang-orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Ali Imran[3]: 97)

Anak yang telah diajarkan ibadah dan tauhid dengan baik dan benar, kelak ia akan mendapat kehidupan yang layak di dunia dan akhirat. Aamiin.

The post 7 Ibadah dalam Metode Pendidikan Islam untuk Anak appeared first on DalamIslam.com.

]]>
5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/anak/cara-menghukum-anak-yang-tidak-dibenarkan-dalam-islam Sun, 30 Sep 2018 00:46:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=4414 Anak adalah anugerah yang tidak ternilai yang diberikan Allah pada kita. Mungkin, kita terkadang suka merasa jengkel atau kesal. Namun ketahuilah jangan sekali-kali kita sebagai orang tua melontarkan kata-kata kasar pada anak. Misalnya, ketika memberikan hukuman. Islam sudah mengatur bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilanggar ketika marah pada anak. Berikut 5 Cara Menghukum […]

The post 5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Anak adalah anugerah yang tidak ternilai yang diberikan Allah pada kita. Mungkin, kita terkadang suka merasa jengkel atau kesal. Namun ketahuilah jangan sekali-kali kita sebagai orang tua melontarkan kata-kata kasar pada anak. Misalnya, ketika memberikan hukuman. Islam sudah mengatur bahwa ada beberapa hal yang tidak boleh dilanggar ketika marah pada anak. Berikut 5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam.

  1. Memukul wajah

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya, “Jika salah seorang dari kalian memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.” Maka itu dilarang bagi setiap orang tua memukul wajah anaknya.

  1. Memukul yang terlalu keras sehingga berbekas

Ini juga dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, karena hal itu akan menyebabkan trauma bagi anak. Perhatikan Cara Mendidik Anak yang Baik Menurut Islam.

  1. Memukul dalam keadaan sangat marah

Dari Abu Mas’ud al-Badri, dia berkata, “(Suatu hari) aku memukul budakku (yang masih kecil) dengan cemeti, maka aku mendengar suara (teguran) dari belakangku, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Akan tetapi, aku tidak mengenali suara tersebut karena kemarahan (yang sangat). Ketika pemilik suara itu mendekat dariku, maka ternyata dia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau yang berkata, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud!’ Maka aku pun melempar cemeti dari tanganku, kemudian beliau bersabda, ‘Ketahuilah, wahai Abu Mas’ud! Sesungguhnya Allah lebih mampu untuk (menyiksa) kamu daripada kamu terhadap budak ini,’ maka aku pun berkata, ‘Aku tidak akan memukul budak selamanya setelah (hari) ini.”

  1. Bersikap terlalu keras dan kasar

Melontarkan kata-kata kkeras dan kasar sikap ini jelas bertentangan dengan sifat lemah lembut yang merupakan sebab datangnya kebaikan, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Barangsiapa yang terhalang dari (sifat) lemah lembut, maka (sungguh) dia akan terhalang dari (mendapat) kebaikan.”

  1. Menampakkan kemarahan yang sangat

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Bukanlah orang yang kuat itu (diukur) dengan (kekuatan) bergulat (berkelahi),  tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.“ Untuk itu orang tua harus bersabar menghadapi anak.

Ada 2 cara bagaimana orang tua dapat menegur anaknya, tanpa melakukan kekerasan atau menumpahkan amarahnya.

Pertama, teguran dengan nasihat yang baik

Metode ini sering dipraktikkan langsung oleh Rasulullah, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, misalnya ketika beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seorang anak kecil yang ketika sedang makan menjulurkan tangannya ke berbagai sisi nampan makanan, maka beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai anak kecil, sebutlah nama Allah (sebelum makan), dan makanlah dengan tangan kananmu, serta makanlah (makanan) yang ada di hadapanmu.“

Serta dalam hadits yang terkenal, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada anak paman beliau, Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma, “Wahai anak kecil, sesungguhnya aku ingin mengajarkan beberapa kalimat (nasihat) kepadamu: jagalah (batasan-batasan/ syariat) Allah maka Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan/ syariat) Allah maka kamu akan mendapati-Nya dihadapanmu.”

Kedua, Menggantung tongkat atau alat pemukul lainnya di dinding rumah

Ini bertujuan untuk mendidik anak-anak agar mereka takut melakukan hal-hal yang tercela dan hanya sekadar membuat anggota keluarga takut terhadap ancaman tersebut. Jangan lupa juga Cara Mendidik Anak Perempuan Menurut Islam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan ini dalam sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Gantungkanlah cambuk (alat pemukul) di tempat yang terlihat oleh penghuni rumah, karena itu merupakan pendidikan bagi mereka.”

The post 5 Cara Menghukum Anak yang Tidak Dibenarkan Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Keutamaan Berada di Majelis Ilmu yang Istimewa https://dalamislam.com/akhlaq/amalan-shaleh/keutamaan-berada-di-majelis-ilmu Mon, 10 Sep 2018 08:30:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=4238 Sebagian dari kita, terutama para generasi millenials islam masih menganggap tabu apabila diajak untuk menghadiri beberapa majelis ilmu untuk mengkaji kajian islam. Padahal faktanya, banyak sekali keutamaan berada di majelis ilmu, diantaranya: Merupakan jihad fi sabilillah Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu dengan dating ke majelis ilmu, dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi […]

The post 6 Keutamaan Berada di Majelis Ilmu yang Istimewa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagian dari kita, terutama para generasi millenials islam masih menganggap tabu apabila diajak untuk menghadiri beberapa majelis ilmu untuk mengkaji kajian islam. Padahal faktanya, banyak sekali keutamaan berada di majelis ilmu, diantaranya:

  1. Merupakan jihad fi sabilillah

Orang yang berangkat ke masjid untuk menuntut ilmu dengan dating ke majelis ilmu, dianggap sebagai jihad fi sabilillah. Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن دخَل مسجِدَنا هذا لِيتعلَّمَ خيرًا أو يُعلِّمَه كان كالمُجاهِدِ في سبيلِ اللهِ ومَن دخَله لغيرِ ذلكَ كان كالنَّاظرِ إلى ما ليس له

Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau untuk mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti orang yang sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya” (HR. Ibnu Hibban no. 87, dihasankan Al Albani dalam Shahih Al Mawarid, 69).

  1. Dimudahkan jalannya menuju surga

Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَن سلَك طريقًا يطلُبُ فيه عِلْمًا، سلَك اللهُ به طريقًا مِن طُرُقِ الجَنَّةِ

Barangsiapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan jalannya untuk menuju surga” (HR. At Tirmidzi no. 2682, Abu Daud no. 3641, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Sesuai sabda Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam, Orang yang keluar rumahnya dan menuju masjid untuk menghadiri Majelis Ilmu maka Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

  1. Mendapatkan ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat

Orang yang mempelajari Al Qur’an di masjid disebut oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan mendapat ketenangan, rahmat dan dimuliakan para Malaikat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه

Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah-rumah Allah (masjid) membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya, melainkan akan turun kepada mereka sakinah (ketenangan), mereka akan dinaungi rahmat, mereka akan dilingkupi para malaikat dan Allah akan menyebut-nyebut mereka di sisi para makhluk yang dimuliakan di sisi-Nya” (HR. Muslim no. 2699).

  1. Dicatat sebagai orang yang shalat hingga kembali ke rumah

Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat ada pengajian (majelis ilmu), maka selama ia berada di majelis ilmu dan selama ada di masjid, ia terus dicatat sebagai orang yang sedang shalat hingga kembali ke rumah.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

إذا تَوضَّأَ أحدُكُم في بيتِهِ ، ثمَّ أتَى المسجدَ ، كان في صلاةٍ حتَّى يرجعَ ، فلا يفعلْ هكَذا : و شبَّكَ بينَ أصابعِهِ

Jika seseorang berwudhu di rumah, kemudian mendatangi masjid, maka ia terus dicatat sebagai orang yang shalat hingga ia kembali. Maka janganlah ia melakukan seperti ini.. (kemudian beliau mencontohkan tasybik dengan jari-jarinya)” (HR. Al Hakim no. 744, Ibnu Khuzaimah, no. 437, dishahihkan Al Albani dalam Irwaul Ghalil, 2/101).

  1. Dicatat amalannya di ‘illiyyin.

Jika seorang berangkat ke masjid berniat untuk shalat, kemudian setelah shalat terdapat pengajian (majelis ilmu) hingga waktu shalat selanjutnya (misalnya pengajian antara maghrib dan isya), maka ia terus dicatat amalan kebaikan yang ia lakukan di masjid, di ‘illiyyin.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

صلاةٌ في إثرِ صلاةٍ لا لغوَ بينَهما كتابٌ في علِّيِّينَ

Seorang yang setelah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap di sana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) di antara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin” (HR. Abu Daud no. 1288, dihasankan Al Albani dalam Shahih Abu Daud).

Dijelaskan oleh Syaikh Sulaiman bin Amir Ar Ruhaili hafizhahullah:

والكتاب في العلِّيِّينَ كتاب لا يكسر و يفتح إلى يوم القيامة محفوظ لا ينقص منه شيئ

“Catatan amal di ‘illiyyin adalah catatan amal yang tidak akan rusak dan tidak akan dibuka hingga hari kiamat, tersimpan awet, tidak akan terkurangi sedikit pun”

  1. Mendapat perlindungan di akhirat

Orang yang gemar duduk di majelis ilmu akan  mendapatkan perlindungan di akhirat.

Rasulullah bersabda, “Satu  diantara tujuh  golongan di akherat kelak yang mendapat perlindungan Allah yaitu ,ijtama’a alaihi wa tafarroqo alaihi’,  berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah.” (HR Bukhari Muslim).

Orang yang menuntut ilmu di masjid akan mendapat semua keutamaan menuntut ilmu secara umum yang jumlahnya banyak sekali. Karena selain mendapatkan ilmu yang bermanfaat, banyak pahala dan kebaikan disana. Semoga Allah Ta’ala menambahkan semangat kepada kita untuk terus menuntut ilmu. Aamiin ya rabb.

Baca Juga:

 

The post 6 Keutamaan Berada di Majelis Ilmu yang Istimewa appeared first on DalamIslam.com.

]]>
11 Etika Berbicara Dalam Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/etika-berbicara-dalam-islam Tue, 03 Apr 2018 06:23:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=3195 Setiap hari bahkan sejak bangun pagi kita akan melakukan komunikasi, terutaman dengan keluarga terdekat. Kemudian, Islam ternyata mengajarkan kita bagaimana etika berbicara dalam Islam. Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada umatnya bagaimana berbicara dengan orang lain. Kita semua tahu Rasulullah SAW terkenal dengan kelembutannya dan kesantunannya saat beliau berbicara, Sehingga, banyak yang merasa pernah menjadi […]

The post 11 Etika Berbicara Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap hari bahkan sejak bangun pagi kita akan melakukan komunikasi, terutaman dengan keluarga terdekat. Kemudian, Islam ternyata mengajarkan kita bagaimana etika berbicara dalam Islam. Rasulullah SAW telah memberikan contoh kepada umatnya bagaimana berbicara dengan orang lain. Kita semua tahu Rasulullah SAW terkenal dengan kelembutannya dan kesantunannya saat beliau berbicara, Sehingga, banyak yang merasa pernah menjadi lawan bicaranya terasa dimuliakan oleh Rasulullah SAW.

Sejatinya, terdapat tata krama dan tutur kata yang baik. Tidak mengandung kata – kata yang menyakiti orang lain, terdapat sindiran, nada ketus dan hal – hal yang melukai lisan kita dan menambahkan dosa lisan. Nah bagaimana etika berbicara dalam Islam? Simak selengkapnya dibawah ini:

  1. Berkata Baik Atau Diam

Etika berbicara yang pertama adalah bagaimana kita harus memilih perkataan yang baik atau lebih baik diam ketika kita tidak menemukan kata – kata yang baik untuk diberikan kepada lawan bicara. Pemilihan kata bertujuan untuk tidak menyakiti hati lawan bicara dengan lisan kita. Baca juga tentang Etika Menggauli Istri dalam Islam

  1. Berbicara yang penting saja

Sering kita temukan sekumpulan teman – teman yang menghabiskan waktunya dengan saling bercakap – cakap. Namun, ternyata terkadang pembicaraan menjadi ngelantur dan tidak bisa kita bedakan baik atau pun buruk. Oleh karena itu Rasulullah SAW melarang kita banyak bicara. Baca juga tentang Etika Pemasaran Dalam Islam

  1. Dilarang Membicarakan Setiap yang Didengar

Banyak sekali informasi yang bertebaran setiap harinya di dalam kehidupan kita. Dan beberapa informasi tersebut tidak semua berisi kebenaran dan membawa kebaikan bagi kita. Oleh karena itu kita harus berhati – hati dalam membicarakn setiap yang kita dengar dari orang lain. Bahkan Rasulullah SAW bersabda:

 ‘Siapa yang membicarakan setiap apa yang didengarnya, berarti ia adalah pembicara yang dusta’

  1. Jangan berbicara hal – hal kotor

Mengatakan sumpah serapah, sindiran, kritikan tanpa ada dasar yang jelas merupakan larangan bagi mereka yang ingin berbicara dengan baik kepada lawan bicara  kita. Karena berbicara seperti itu seperti kita memandang rendah lawan bicara kita. Baca juga tentang Pentingnya Mengenal Allah SWT

  1. Jangan memulai debat meskipun kita benar

Debat merupakan pintu terbukanya kesalah pahaman yang terbuka lebar. Karena satu sama lain saling mempertahankan pendapat dan argumennya masing – masing. Apalagi ketika debat di dasari dengan ketidak tahuan dari informasi yang kita dapat tersebut. Hal ini juga membuat kita membuang – buang waktu hingga bisa memutuskan silaturahmi dan menciptakan permusuhan

  1. Dilarang Berdusta Untuk Membuat Orang Tertawa

Kita banyak temuka pawa pelawak di televisi yang melucu untuk membuat kita tertawa. Karena humor atau lawakan merupaka alter ego bagi kita yang sudah stress dengan apa – apa yang terjadi di dalam kehidupan nyata. Namun, tidak diperkenankan untuk memberikan hiburan dengan mengarang cerita. Seperti Sabda Rasulullah SAW yang berbunyi:

“Celakalah orang yang berbicara lalu berdusta untuk membuat orang-orang tertawa. Celakalah dia, dan celakalah dia!” (HR. Abu Daud, dihasankan oleh Al-Albani).

7. Berbicara dengan intonasi rendah namun jelas

Kita dianjurkan untuk berbicara dengan tutur kata yang lembut, namun tetap terdengar oleh lawan bicara kita. Tulus dari hati tanpa terkesan dibuat – buat atau dipaksakan. Sementara itu, perkataan hendaknya berisikan materi yang jujur dan bermanfaat. Baca juga tentang Penyebab Penyakit Hati Dalam Islam

Hadis Rasulullah saw menyatakan,“Termasuk kebaikan islamnya seseorang adalah meninggalkan sesuatu yang tidak berguna.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

8. Tenang dalam Berbicara

Aisyah ra telah menuturkan, “Sesungguhnya Nabi apabila membicarakan sesuatu pembicaraan, sekiranya ada orang yang menghitungnya, niscaya ia dapat mengihitungnya.”(Muttafaq ‘alaih).

9. Jangan berkata Ghibah dan Fitnah

Ghibah atau menggunjingkan orang lain, atau pun mengadu domba tidak diperkenankan dalam etika berbicara dalam islam. Allah SWT berfirman yang artinya, “Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.”(QS. Al-Hujarat: 12).

10. Tidak memotong pembicaraan

Jangan sesekali mencoba memotong pembicaraan saat lawan bicara sedang mengeluarkan pendapatnya. Karena hal ini tidak dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulnya. Selain itu, kita juga tidak bisa mencerna lebih baik pendapat kita saat harus merespon pernyataan lawan bicara. Baca juga tentang Penyebab Anjing Haram Dalam Islam

11. Menghindari perkataan sarkasme

Perkataan yang keras, dan ucapan yang menyakitkan perasaan seperti cacian dan sindiran sangat tidak dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Kita juga dianjurkan untuk tidak mencari-cari kesalahan pembicaraan orang lain. Karena perbuatan tersebut bisa jadi pemicu dan mengundang kebencian, permusuhan, dan pertentangan.

Demikian di antara sekian banyak adab dan etika berbicara dalam Islam. Semoga bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam berkomunikasi sehari-harinya.

The post 11 Etika Berbicara Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tarbiyah Islamiyah – Pengertian – Peranan https://dalamislam.com/dasar-islam/tarbiyah-islamiyah Mon, 02 Apr 2018 07:01:43 +0000 https://dalamislam.com/?p=3185 Kita sering kali mengenal kata tarbiyah Islamiyah namun kadang kala kita tidak mengerti maksud dari kata tersebut. Sebenarnya apa sih arti tarbiyah Islamiyah itu? Tarbiyah Islamiyah itu berarti  pendidikan yang islami. Ada beberapa pengertian dari tarbiyah Islamiyah yang berdasarkan dari bahasa Arab, antara lain: Ziadah : Penambahan Nai’ah : Pertumbuhan Taghdiyah : Pemberian Riayah : […]

The post Tarbiyah Islamiyah – Pengertian – Peranan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kita sering kali mengenal kata tarbiyah Islamiyah namun kadang kala kita tidak mengerti maksud dari kata tersebut. Sebenarnya apa sih arti tarbiyah Islamiyah itu?

Tarbiyah Islamiyah itu berarti  pendidikan yang islami. Ada beberapa pengertian dari tarbiyah Islamiyah yang berdasarkan dari bahasa Arab, antara lain:

  • Ziadah : Penambahan
  • Nai’ah : Pertumbuhan
  • Taghdiyah : Pemberian
  • Riayah : Pemeliharaan
  • Muhafazhah : Penjagaan

Kemudian para ulama mengembangkan pengertian ini menjadi pengertian dalam istilah. Dari Imam Baidhawi (685 H) di dalam tafsirnya “Anwaru-Tanzil Wa Asrarut Ta’wil menjelaskan:

Makna asal dari kata ‘Rabb’ adalah tarbiyah yang rarti mengantarkan sesuatu secara berkelanjutan tahap demi tahap demi mencapai tingkat kesempurnaan

Kemudian, dalam tulisan “Madkhal Ilat Tarbiyah” menegaskan bahwa kata Tarbiyah memiliki empat makna, antara lain:

  • Menjaga dan memelihara fitrah anak
  • Menumbuh kembangkan potensi yang dimiliki anak
  • Mengarahkan ke arah yang baik dan sempurna
  • Bertahap dalam menjalankannya

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan pengertian Tarbiyah antara lain:

  • Amaliyah yang memiliki sasaran serta tujuan. Baca juga tentang  Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam
  • Pendidik (Murabbi) yang sebenarnya adalah Allah SWT, yang telah menciptakan fitrah manusia serta memberikan nikmat berupa potensi ke setiap masing – masing manusia agar mereka mampu berkembang. Allah SWT juga yang mengkonsep dan menuntun manusia untuk mengembangkannya sesuai syariat yang atur dalam Al-Quran yang diturunkannya. baca juga tentang Manfaat Media Dalam Pendidikan Islam
  • Penuntun untuk manusia agar mampu membuat perencanaan secara bertahap sesuai marhalahNya.
  • Pendidik ajaran Islam harus tunduk kepada aturan Allah SWT serta tuntutan dienNya.

Dengan demikian, Tarbiyah Islamiyah merupakan kewajiban bagi seluruh orang tua, yang notabene berperan sebagai pendidik generasi muslim dan muslimah agar mampu menjadi generasi madani yang Islami.

Tujuan Tarbiyah Islamiyah

Tujuan pendidikan Islami adalah tidak lain dan tidak bukan untuk membina, mendidik, dan mengembangkan seorang anak untuk menjadi generasi muslim dan muslimah yang tunduk dengan syariatNya serta menjauhi larangan – laranganNya.

Pembinaan ini juga bertujuan untuk menanamkan rasa ikhlas di dalam hati anak dalam bertaqwa dan beriman kepada Allah SWT. Rasa ikhlas disini juga digambarkan sebagai generasi yang tidak sedikitpun memiliki penyesalan dalam beriman kepadaNya. Baca juga tentang Kelebihan Pesantren Sebagai Sebuah Pendidikan

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Quran surah An-Nisa ayat 65 yang berbunyi:

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

Aspek Individu dalam Ajaran Islam

Ada dua aspek individu dalam ajaran Islam yang tertera dalam Al-Quran, antara lain:

  1. Hakikat Jiwa yang membutuhan Pembinaan

Tertulis dalam firman Allah SWT di dalam Al-Quran surah Asy – Syams ayat 8 yang berbunyi:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.

2. Adanya Musuh Bebuyutan

Tertulis dalam firman Allah SWT di dalam Quran surah Al-Maidah ayat 82 yang berbunyi:

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا ۖ وَلَتَجِدَنَّ أَقْرَبَهُمْ مَوَدَّةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الَّذِينَ قَالُوا إِنَّا نَصَارَىٰ ۚ ذَٰلِكَ بِأَنَّ مِنْهُمْ قِسِّيسِينَ وَرُهْبَانًا وَأَنَّهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya kami ini orang Nasrani”. Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.

Peranan Tarbiyah dalam kehidupan

Tarbiyah dalam kehidupan memiliki peran yang penting. Semua peran tersebut juga dapat ditemukan dalam firman Allah SWT, antara lain:

  • Peranan dalam Penerapan Sistem Islam (QS 4 : 65)

فَلَا وَرَبِّكَ لَا يُؤْمِنُونَ حَتَّىٰ يُحَكِّمُوكَ فِيمَا شَجَرَ بَيْنَهُمْ ثُمَّ لَا يَجِدُوا فِي أَنْفُسِهِمْ حَرَجًا مِمَّا قَضَيْتَ وَيُسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya.

  • Adanya Jaminan konsistensi muslim terhadap umat muslim lainnya (QS 18 : 28)

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas.

  • Membangun dan membentuk generasi muslim dalam peradaban keluarga Islami (QS 2 : 143)

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا ۗ وَمَا جَعَلْنَا الْقِبْلَةَ الَّتِي كُنْتَ عَلَيْهَا إِلَّا لِنَعْلَمَ مَنْ يَتَّبِعُ الرَّسُولَ مِمَّنْ يَنْقَلِبُ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ ۚ وَإِنْ كَانَتْ لَكَبِيرَةً إِلَّا عَلَى الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُضِيعَ إِيمَانَكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ بِالنَّاسِ لَرَءُوفٌ رَحِيمٌ

Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh (pemindahan kiblat) itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

  • Menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran yang penuh berkah (QS 7 : 96)

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.

  • Mewujudkan ketentraman dan kestabilan umat muslim (QS 106 : 3-4)

فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَٰذَا الْبَيْتِ

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka’bah). (3)

الَّذِي أَطْعَمَهُمْ مِنْ جُوعٍ وَآمَنَهُمْ مِنْ خَوْفٍ

Yang telah memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka dari ketakutan. (4)

  • Kewajiban agama (QS 9 : 122)

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنْفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ

Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.

Demikian penjelasan terkait Tarbiyah Islamiyah atau pendidikan islami. Semoga bermanfaat.

The post Tarbiyah Islamiyah – Pengertian – Peranan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam https://dalamislam.com/info-islami/tipe-kepemimpinan-dalam-pendidikan-islam Tue, 13 Mar 2018 05:59:33 +0000 https://dalamislam.com/?p=2992 Pemimpin yang sesuai dengan dambaan Islam adalah pemimpin dengan jiwa dan pola sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW atau pemimpin sesuai dengan jiwa dan metode kenabian. Pemimpin dambaan ummat adalah pemimpin yang membawa ummat menciptakan peradaban mulia dan senantiasa mengingatkan kita bagaimana Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad […]

The post 10 Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pemimpin yang sesuai dengan dambaan Islam adalah pemimpin dengan jiwa dan pola sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad SAW atau pemimpin sesuai dengan jiwa dan metode kenabian.

Pemimpin dambaan ummat adalah pemimpin yang membawa ummat menciptakan peradaban mulia dan senantiasa mengingatkan kita bagaimana Cara Meningkatkan Iman dan Taqwa kepada Allah seperti yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW.

Karena sejatinya, setiap manusia adalah seorang pemimpin dimana kepemimpinannya akan dipertanggung jawabkan di akhirat. Begitu pula dengan kepemimpinan dalam pendidikan Islam. Tipe kepemimpinan dalam pendidikan adalah modal utama untuk menuju dan mencapai tujuan pendidikan yang baik. Tidak dapat dipungkirir bahwa pendidikan Islam mempunyai pengaruh yang sangat signifikan dalam membina kepribadian para penerus bangsa.

Dimana pendidikan Islam melahirkan peserta didik yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berlimu, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab. Dan keberhasilan mencapai tujuan pendidikan tersebut sangat bergantung pada penyelenggara pendidikan.

Penyelenggara pendidikan tersebut harus memiliki jiwa kepemimpinan yang mampu mencapai visi dan misi pendidikan Islam yang maksimal. Berikut adalah beberapap tipe kepemimpinan dalam pendidikan Islam :

  1. Kepemimpinan Otoriter

Kata otoriter adalah kata yang sering kita dengar dalam dunia politik, birokrasi dan pemerintahan. Pemimpin yang otoriter adalah pemimpin yang mengedepankan kekeuasaanya secara mutlak untuk mengatur anggota di bawahnya. Dia tidak sedikitpun memberikan ruang gerak kepada orang lain untuk ikut mengatur organisasi yang dipimpinnya.

Pemimpian otoriter akan menjunjung tinggi otoritas pemimpin dengan menghiraukan pastisipasi dan kreatifitas para anggotanya. Dia akan mengesampingkan kemampuan guru, siswa dan staf administrasi dalam setiap keputusan dan kebijakan yang diambilnya. Berikut adalah beberapa sikap pemimpin pendidikan Islam yang otoriter :

  • Menganggap pengikutnya sama dengan alat lainnya di dalam organisasi, sehingga tidak ada rasa saling menghargai
  • Pelaksanaan dan penyelesaian tugas yang diutamakannya tanpa ada pengkaitan dengan kepentingan dan kebutuhan pihak lain
  • Tidak menghiraukan pihak lain untuk mengambil keputusan

Sudah dapat disimpulkan bahwa tipe kepemimpinan otoriter biasa dipimpin oleh orang yang memiliki sifat egois. Pemimpin dengan tipe ini, akan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

  1. Kepemimpinan Laissez faire

Laissez faire adalah frasa yang berasal dari bahasa Perancis yang berarti “biarkan terjadi yang muncul dalam diksi perancis oleh para psiokrat di abad ke-18. Dalam tipe kepemimpinan, pemimpin dengan tipe laissez faire akan memberikan keluasan kepada anggotanya untuk melaksanakan tugasnya serta menetapkan peraturan dan kebijaksanaan suatu institusi.

Atau dalam artian, kegitan sekolah yang dipimpin oleh kepala sekolah dengan tipe ini akan dijalankan oleh anggota tanpa ada perintah langsung dari kepala sekolah.

Kepala sekolah hanya memantau dan menerima laporan dari anggotanya. Namun, pendapat lain mengatakan bahwa kepemimpinan laissez faire disebut sebagai tipe kepemimpinan liberal dimana pemimpinnya hanya mengarahkan anggotanya saja. Selain itu, segala keputusan yang diambil diserahkan sepenuhnya ke para anggota.

Pemimpin dengan tipe ini yakn bahwa dengan memberikan kebebasan sepenuhnya kepada para anggota akan membuat tujuannya cepat terlaksana. Keberhasilan pemimpin ini berdasarkan pada dedikasi anggota kelompoknya bukan pada pengaruh pemimpinnya.

  1. Kepemimpinan Demokratis

Pemimpin yang demokratis adalah pemimpin yang menjalankan kekuasaanya sesuai dnegan visi misi organisasi. Pemimpin dengan tipe ini selalu mengajak seluruh anggota dalam setiap pengambilan keputusan, menghargai pendapat anggotanya dan suka berinteraksi dengan anggotanya dimana interaksi yang terjadi adalah interkasi dialog bukan intervensi atau mendikte.

Berikut adalah beberapa keuntungan yang diperoleh dari tipe kepemimpian partisipatif  :

  • Konsultasi ke bawah untuk meningkatkan kualitas keputusan sesuai dengan keahlian pengikut sehingga seluruh anggota dapat menerima segala keputusan yang diambil
  • Konsultasi lateral dimana pemimpin melibatkan anggotanya untuk membantu menutupi keterbatasan kemampuan yang dimiliki pemimpinnya
  • Konsultasi ke atas yaitu pemimpin yang mungkin menaruh keahlian atasan dengan kemampuan lebih dari manajer
  1. Kepemimpinan Pseudo demokratis

Pseudo artinya palsu, berpura-pura atau gadungan. Sedangkan demokrasi adalah kekuasaan berada di tangan rakyat atau anggota. Jadi, pseudo demokratis adalah demokrasi palsu atau berpura-pura demokratis.

Pemimpin dengan tipe pseudo demokratis ini hanya tampak dari luarnya saja bersikap seperti pemimpin demokratis, tetapi sebenarnya dia hanya bersikap otokratis. Contohnya saja, bila ia memiliki ide  yang akan diterapkan pada instansinya, ia memang akan mendiskusikannya dengan para anggota.

Akan tetapi, situasinya sudah diatur sesuai dengan kehendaknya, agar seluruh anggotanya dapat menerima idenya sebagai ide bersama. Pemimpin hanya menganut demokrasi semu dan mengarah pada otoriter yang terselubung.

  1. Kepemimpinan Karismatik

Pemimpin dengan tipe karismatik memiliki energi, daya tarik dan pembawaan untuk mempengaruhi anggotanya sehingga ia memiliki pengikut dan pengawal yang sangat banyak. Pemimpin tipe karismatik dianggap memiliki kekuatan gaib yang diberi oleh Allah yang Maha Kuasa. Ciri-ciri pemimpin karismatik adalah :

  • Daya tarik yang dimiliknya besar
  • Anggotanya yang tertarik tidak bisa menjelaskan ketertarikannya kepada pemimpin
  • Pemimpin seperti mempunyai kekuatan gaib
  • Karisma yang dimiliki pemimpin tersbeut tidak dibatasi oleh umur, kekayaan, kesehatan ataupun bentuk wajah
  1. Kepemimpinan Paternalistis

Pemimpin dengan tipe ini bersikap seakan lebih tua dan lebih berpengalaman daripada anggotanya. Anggotanya dianggap sebagai anak yang sama sekali belum dewasa dan tidak akan dibiarkan bekerja sendiri. Ciri khusus kepemimpinan paternalistis adalah sebagai berikut :

  • Anggota dianggap sebagai manusia belum dewasa atau anak-anak
  • Bersikap melindungi
  • Tidak memberikan anggotanya untuk mengambil keputusan
  • Tidak memberi kesempatan anggotanya untuk berinisiatis
  • Bersikap paling tahu dan seakan-akan mempunyai wawasan yang luas
  • Tidak memberi kesempatan untuk berkreasi dan berfantasi
  • Terlalu melindungi

Seorang pemimpin dengan tipe ini akan selau mengutamakan kebersamaan. Ia bahkan menjadikan sebauha slogan bahwa anggota di organisasinya adalah satu anggota keluarga besar. Pemimpin ini selalu berusaha memperlakukan seluruh anggota satuan kerja mereka di dalm organisasi untuk saling bekerja sama seadil dan serata mungkin.

  1. Kepemimpinan Militeristis

Pemimpin tipe militeristis bersikap meniru gaya militer yang hanya tampak dari sisi luarnya saja. Ia bahkan sama sekali tidak menunjukkan sisi positif kebiasaan dan budaya di dalam sebuah militer. Tipe ini lebih sedikit mengarah ke dalam tipe kepemimpinan otoriter. Berkut adalah sifat dan ciri-ciri pemimpin yang militerisme, sebaga berikut :

Sifat pemimpin militerisme :

  • Menggunakan sistem komando
  • Bawahan mutlak harus patuh
  • Suka akan formalitas, ritual dan kebesaran lainnya
  • Tidak menghendaki saran
  • Komunikasi searah

Ciri pemimpin militerisme :

  • Disiplin tinggi namun terlihat seperti kaku
  • Selalu mengutamkan upacara
  • Formalitas terlalu berlebihan
  • Tidak mau dikritik atau diberi saran
  • Bergantung pada jabatannya
  1. Kepemimpinan Populistis

Pemimpin dengan tipe populistis adalah pemimpin yang selalu membangun solidaritas antar anggotanya. Ia akan selalu berpegang teguh pada nilai masyarakat tradisional. Bahkan ia lebih memilih untuk percaya dengan potensi dari institusinya sendiri dan tidak suka ada campur tangan dari orang lain.

  1. Kepemimpinan Transformatif

Kepemimpinan transformatif mengarah pada proses membangun sebauh komitmen sebagai suatu sasaran organisasi ynag telah disepakati. Gaya kepemimpinan transfromatif akan melakukan segala bentuk kebijakan dalam seluruh personel pendidikan baik itu dalam pelaksanaan program pendidikan serta berbagai realisasi program lainnya.

  1. Kepemimpinan Visioner

Pemimpin dengan tipe visioner lebih mengarahkan kemana sebenarnya kelompok  tersebut berjalan, bukan pada cara mendapatkan tujuan ataupubmenghadapi resiko yang mungkin didapatkan.

Ia akan selalu menggunakan inspirasi bersama dengan kepercayaan diri, kesadaran diri, empati dan mengartikulasikan tujuan selaras dengan nilai anggota-anggota yang dipimpinnya.

Demikian tipe kepemimpinan dalam pendidikan Islam. Lebih daripada itu, pemimpin pendidikan Islam dambaan umat adalah pemimpin yang mengerti dan benar-benar memahami Rukun Iman Rukun Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT serta ilmu agama lainnya demi mewujudkan para generasi penerus yang dapat Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam. Semoga bermanfaat.

The post 10 Tipe Kepemimpinan Dalam Pendidikan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manfaat Media Dalam Pendidikan Islam https://dalamislam.com/info-islami/manfaat-media-dalam-pendidikan-islam Tue, 13 Mar 2018 05:10:16 +0000 https://dalamislam.com/?p=2995 Pendidikan merupakan salah sau cara untuk dapat memperoleh ilmu dan pngetahuan yang akan digunakan sebagai bekal hidup dimasa depan. Apalagi saat ini pendidikan menjadi modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja. Terlepas dari itu, selain pendidikan umum, manusia juga membutuhkan pendidikan agama. Pendidikan agama merupakan sebuah pondasi dalam pembentukam karakter seorang manusia juga merupakan […]

The post Manfaat Media Dalam Pendidikan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Pendidikan merupakan salah sau cara untuk dapat memperoleh ilmu dan pngetahuan yang akan digunakan sebagai bekal hidup dimasa depan. Apalagi saat ini pendidikan menjadi modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja.

Terlepas dari itu, selain pendidikan umum, manusia juga membutuhkan pendidikan agama. Pendidikan agama merupakan sebuah pondasi dalam pembentukam karakter seorang manusia juga merupakan tujuan pendidikan islam  itu sendiri .

Oleh karena itu, dalam prakteknya pendidikan agama harus ditempuh sejak dini sampai pada masa waktu yang tidak dibatasi sebagaimana fungsi agama yang merupakan pondasi dalam kehidupan manusia sebagaimana manfaat beriman kepada allah swt dan juga rukun islam serta rukun iman . Sebagaimana hadist Rasulullah :

“Carilah ilmu mulai dari buaian hingga ke liang lahat”.

Dalam islam sendiri perihal menuntut ilmu atau pendidikan juga tertuang jelas dalam Al-Qur’an surat An Nahl ayat 64:

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ

Dan kami tidak menurunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) ini, melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka apa yang mereka perselisihkan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.”

Allah sendiri me jelaskan bahwa telah menempatkan derajat orang yang berilmu dan orang beriman beberapa derajat. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :

“Wahai orang-orang yang beriman!Apabila dikatakan kepadamu,”Berilah kelapangan didalam majelis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan  memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan berdirilah  kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan mengangkat derajat orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat”. [QS. Mujadalah:11]

Manfaat Media Dalam Pendidikan Islam 

Firman Allah SWT yang turu pertama kali ialah surah Al-alaq 1-5, yang berbunyi :

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (1) خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ (2) اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ (3) الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (4) عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (5)

Artinya ”

  1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
  2. Dia telah menciptakan manusia dari ‘Alaq,
  3. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling Pemurah,
  4. Yang mengajar manusia dengan pena,
  5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang belum diketahuinya,

Makna dari surat tersebut menjelaskan bahwa perintah Allah SWT yang pertama ialah “Bacalah”. Jika dijabarkan lebih luas maka hal ini berarti sebagai perintah untuk membaca semua isi kandungan Al’Quran dan menggunakannya sebagai pedoman hidup. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :

Kami turunkan kepadamu Al Quran, agar kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan supaya mereka memikirkan”. [QS. An-Nahl:44]

Dalam proses pendidikan tentunya manusia selalu terkait dengan proses belajar yang akan dilakukan selama sepanjang hidupnya sebagai bentuk cara agar hati tenang dalam islam dan sebagai cara menghilangkan stres dalam islam.

Dalam proses pendidikan ini tentu melibatkan lingkungan, pengajar serta sarana dan prasarana pendukungnya. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran alat/media mempunyai arti yang cukup penting.

Karena dalam kegiatan tersebut, ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara.

Tentunya penggunaan media dalam pendidikan memiliki manfaat dalam berlangsungnya proses pendidikan itu sendiri. Dalam artikel ini akan dijelaskan secara singkat mengenai manfaat media dalam pendidikan agama  islam. Simak selengkapnya.

1.  Menurut Nana Sujana dan Ahmad Rifai

Manfaat media dalam pendidikan islam adalah sebagai berikut

  • Menumbuhkan Motivasi dalam Belajar

Penggunaan media dalam proses pembelajaran, dipercaya dapat menumbuhkan motivasi belajar pada siswa. Hal ini disebabkan karena, penggunaan media baik audio ataupun visual dapat berpengaruh langsung kepada minat dan keinginan untuk belajar.

Media dalam pendidikan islam merangsang pola pikir anak serta dapat menumbuhkan semangat belajar yang meningkat. Tentunya hal inilah yang akan berpengaruh pada prestasi si anak.

  • Bahan Pengajaran akan Lebih Jelas dan Menarik

Tidak dapat dipungkiri bahwa menfaat media dalam pendidikan islam juga menjadi bahan ajar yang lebih jelas dan menarik. Dibanding hanya mendengarkan penjelasan guru, seorang siswa biasanya akan lebih bisa memahami pelajaran yang diberikan ketika bahan ajar diberikan dengan lebih menarik.

Misalnya disertai dengan audio atau gambar-gambar bergerak atau visual. Tentunya hal ini akan dapat membantu pengajar dan siswa untuk dapat lebih menikmati pendidikan agama yang disampaikan

  • Metode Pengajaran akan Lebih Bervariasi

Di sekolah umum biasanya menggunakan metode pengajaran yang bisa dikatakan lebih monoton, atau itu-itu saja. Tentunya hal inilah yang kemudian membuat para siswanya akan merasa bosan dan boring. Sebab cara penyampaian pelajaran yang diberikan ya begitu saja dan hampir sama untuk setiap mata pelajarannya.

Nah, dalam hal ini penggunaan media dalam pendidikan agama akan sangat membatu untuk dapat menghapus rasa kebosanan para siswa. Penggunaan metode pengajaran yang lebih bervariasi juga akan membuat siswa tertarik untuk dapat belajar ilmu agama lebih dalam.

  • Siswa Lebih Banyak Melakukan Aktifitas Belajar

Manfaat media dalam pendidikan islam yang terakhir menurut Nana Sujana dan Ahmad Rifai adalah bahwa dengan adanya motivasi, ketertarikan, dan menariknya proses dalam belajar ilmu agama. Maka para siswa akan lebih bersemangat dan lebih banyak melakukan kegiatan belajar.

Sebab kegiatan yang mereka lakukan terasa lebih menyenangkan. Tentunya hal ini lah yang dapat memberikan dampak efektif dalam pendidikan agama bagi anak.

2.  Menurut Hamalik

Lebih lanjut dijelaskan juga bahwa, Hamalik mendeskripsikan manfaat dari penggunaan media dalam pendidikan agama adalah sebagai berikut :

  • Mengurangi Verbalisme

Verbalisme merupakan istilah yang digunakan untuk mengambarkan pembelajaran yang lebih banyak menggunakan kata-kata atau bahasa. Verbalisme banya digunakan dalam metode sekolah pada umumnya, yakni dimana ketika seorang guru kemudian memberi penjelasan kepada muridnya mengenai satu pokok bahasan dalam satu mata pelajaran.

Verbalisme tergolong cara kuno dan tidak dapat menimbulkan minat belajar yang meningkat. Siswa malah cenderung akan bosan karena hanya disuguhi kata-kata dan penjelasan yang tidak akan bisa mereka cerna.

Namun, beda dulu beda sekarang, memanfaatkan zaman yang semakin canggih maka media berperan penting dalam mengurangi verbalisme ini. Secara nyata penggunaan lebih menarik dan membuat tidak banyak kata yang digunakan.

Namun, lebih kepada penjelasan sederhana yang akan sangay mudah diterima dan dimengerti. Alhasil maka minat belajar anak terhadap pendidikan agama akan semakin meningkat.

  • Memperbesar Perhatian Siswa

Sudah menjadi tugas bagi para pengajar untuk dapat menarik perhatian siswa terhadap mata pelajaran yang diberikannya. Pada faktanya hanya 2 dari 10 siswa yang tertarik dengan penjelasan yang biasa dilakukan. Sedangkan 8 siswa lainnya tidak tertarik atau bahkan tidak tertarik sama sekali.

Untuk mengakomodir hal ini, media merupakan kunci untuk dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan media audio atau visual akan membuat proses belajar lebih asik. Sehingga perhatian siswa akan terfokus pada materi pelajaran yang diberikan.

  • Membuat Pelajaran Lebih Mudah Dipahami

Media juga memiliki manfaat yang tak dapat dikesampingkan, yakni dapat membuat para siswa lebih mudah memahami pendidikan agama yang diberikan. Penggunaan media dapat membuat penyampaian materi lebih efektif. Tentunya hal inilah yang kemudian membuat para siswa dapat menerima dan memahami materi yang diberikan.

  • Menumbuhkan Pemikiran yang Teratur dan Kontinyu

Peran media dalam pendidikan agama juga dapat menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu. Dalam hal ini meruapakan pengaruh penggunaan media pada psikologis para murid.

Sehingga akan mempengaruhi pemikiran mereka untuk lebih teratur dan kontinyu dalam belajar. Mengingat proses belajar yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Itulah tadi, manfaat media dalam pendidikan agama islam. Tentunya untuk dapat memaksimalkan manfaat dari penggunaan media yang dipakai dalam pendidikan agama, dibutuhkan kerjasama dan eran yang konkrit dari elemen baik para siswa ataupun para pengajar.

Dengan kerjasama inilah yang kemudian akan membuat manfaat dari penggunaan media dapat dirasakan oleh semua elemen. Semoga dengan pendidikan agama islam yang diterima kita semua dapat menhindarkan sifat sombong dalam islam ,  dijauhkan dari ciri-ciri orang yang tidak ikhlas beribadah kepada allah swt dan juga bahaya putus asa dalam islam . Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

The post Manfaat Media Dalam Pendidikan Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Media dalam Pendidikan Islam – Konsep https://dalamislam.com/info-islami/media-dalam-pendidikan-islam Wed, 28 Feb 2018 04:12:14 +0000 https://dalamislam.com/?p=2850 Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi pada setiap manusia selama ia hidup antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajara dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang ditandai dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan maupun perilakunya. Dewasa ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong adanya banyak pembaharuan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses […]

The post Media dalam Pendidikan Islam – Konsep appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Belajar adalah suatu peristiwa yang terjadi pada setiap manusia selama ia hidup antara dirinya sendiri dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajara dapat terjadi kapan saja dan dimana saja yang ditandai dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan maupun perilakunya.

Dewasa ini, dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mendorong adanya banyak pembaharuan untuk memanfaatkan teknologi dalam proses belajar mengajar.

Para pendidik dituntut agar dapat menggunakan alat-alat yang berbasis teknologi canggih atau dapat mengembangkan keterampilannya untuk menciptakan media pembelajaran. Tak terkecuali pada pendidikan Islam, media pembelajaran juga bermanfaat dalam mempercepat proses pembelajaran. Berikut adalah pengertian media pendidikan Islam serta berbagai manfaat yang didapatkan, diantaranya :

Pengertian Media Pendidikan

Media berasal dari bahasa Latin medius berarti tengah, perantara atau pengantar. Media menurut para ahli adalah sebagai berikut :

  1. Menurut Gegne, media adalah alat atau komponen yang dapat memacu proses belajar siswa
  2. Menurut Briggs, media adalah alat fisik untuk menyajikan pesan yang digunakan untuk merangsang siswa agar mau belajar
  3. Menurut Fleming (1987), media adalah alat yang ikut campur untuk mendamaikan kedua belah pihak
  4. Menurut Vernous, media pendidikan adalah sesuatu yang dapat diartikan sebagai manusia, benda atau peristiwa yang membuat siswa mendapatkan pengetahuan, keterampilan maupun sikap

Dari beberapa pendapat para ahli tentang media, kita dapat mengambil kesimpulan bahwa media adalah sesuatu yang digunakan oleh tenaga pendidik untuk meningkatkan kemauan siswa mengikuti proses belajar mengajar.

Sedangkan media pendidikan Islam disini adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada peserta didik dalam mewujudkan kepribadian seorang muslim.

Hadits Media Pendidikan Islam

Dalam salah satu hadits menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menjelaskan sesuatu dengan menggunakan jari sebagai medianya, bunyi haditsnya adalah :

عن سهل بن سعد قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “انا وكا فل اليتيم فى الجنة كلها تين” واشار با صبعيه يعنى السبا بة والوسطى. رواه الترمذى وابوداود واحمد

Dari Sahl ibn Sa’ad berkata, Rasulullah SAW bersanda : Aku dan pemelihara anak yatim ada dalam surga seperti ini. Nabi Muhammad mengisyaratkan kedua jarinya yang diarapatkan yaktu telunjuk dan jari tengah. Dari hadits di atas disebutkan, bahwa pada saat itu Rasulullah SAW sedang memberikan pelajaran tentang posisi orang yang memlihara anak yatim yakni menduduki kedudukan tinggi dan terhormat di dalam surga nantinya serta berdampingan dengan Nabi.

Rasulullah SAW menggambarkan hal itu dengan dua jari tangan (telunjuk dan jari tengah) yang diarapatkan. Dengan demikian para sahabat dapat menangkap dan mengerti pelajaran yang disampaikan dengan mudah.

Manfaat Media dalam Pendidikan Islam

Pada dasarnya, manfaat media pendidikan adalah alat bantu belajar mengajar yang dapat mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang diciptakan oleh para pendidik. Menurut Hamalik (1986), penggunaan media dalam proses pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan keinginan, minat, motivasi, rangsangan kegiatan belajar dan mempengaruhi psikologis pada siswa.

Sedangkan menurut Levie dan Lentz (1982) telah mengungkapkan fungsi dari media visual yaitu fungsi atensi, fungsi kognitif dan fungsi kompensantoris.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi agar alat tersebut dapat dipakai sebagai media dalam pendidikan Islam adalah :

  • Rasionil atau sesuai dengan akal
  • Ilmiah atau sesuai dengan ilmu pengetahuan
  • Ekonomis atau sesuai dengan biaya yang tersedia
  • Praktis atau dapat dengan mudah digunakan dalam sekolah
  • Fungsionil atau berguna dalam proses pembelajaran

Beberapa manfaat penggunaan media proses pendidikan Islam adalah :

  • Memperjelas penyampaian pesan atau informasi
  • Meningkatkan perhatian peserta didik untuk meningkatkan motivasi belajar
  • Mengatasi terbatasnya indera, ruang dan waktu
  • Memberikan pengalaman kepada peserta didik akan peristiwa di lingkungan mereka atau menimbulkan terjadinya interkasi langsung antara pendidik, masyarakat dan lingkungan

Sedangkan Abu Bakar Muhammad  menjelaskan bahwa media dalam pendidikan Islam berfungsi sebagai :

  • Memperjelas materi pelajaran yang sulit
  • Membantu siswa untuk mempermudah pemahaman
  • Menjadikan pelajaran lebih menarik
  • Merangsang siswa dalam meningkatkan kecintaan
  • Melatih belajar dan menumbuhkan kemauan kerasnya untuk mempelajari sesuatu
  • Membentuk kebiasaan anak dan melatih anak melahirkan sebuah pendapat
  • Membantu konsentrasi anak dalam memperhatikan dan menangkap suatu pelajaran
  • Meningkatkan ingatan
  • Mempertajam indera dan memperhalus perasaan
  • Meningkatkan kemauan anak untuk belajar

Dari beberapa uraian mengenai manfaat dalam pendidikan Islam di atas, sudah jelas bahwa media sangat berpengaruh pada pembelajaran baik itu pada pendidikan Islam sekalipun. Misalnya saja pada saat menerangkan cerita-cerita tentang kenabian, kita dapat menggunakan media buku cerita para Nabi, video atau film.

Selain itu ketika pada proses pelajaran Al-Qur’an, siswa akan senantiasa lebih mudah paham ketika dibantu dengan tape recorder yang menyediakan suara hafidz Al-Qur’an yang sudah sangat fasih membacanya. Dengan begitu, siswa lebih mudah untuk memahami pelajaran yang telah disampaikan.

Jenis-Jenis Media Pendidikan Islam

Para ahli telah membagi media pendidikan yang bersifat benda atau bukan benda yaitu :

Menurut Dzakiah Daradjat media pendidikan terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :

  1. Benda : Al-Qur’an, Hadits, Tauhid, Fiqih, Sejarah
  2. Sumber Daya Alam : Hewan, Manusia, Tumbuh-tumbuhan
  3. Gambar-gambar yang dibentuk seperti grafik atau kaligrafi
  4. Gambar yang diproyeksikan seperti video.
  5. Jenis audio recording seperti kaset, tape recorder dan radio.

Selain alat yang berupa benda, ada pula media yang bukan benda seperti keteladanan, perintah dan larangan, ganjaran dan hukuman, berikut adalah penjelasannya :

  1. Keteladanan

Allah telah mengutus Muhammad untuk dijadikan sebagai suri tauladan bagi umat manusia. Maka begitu pula dengan pendidikan Islam yang pada hakekatnya menjunjung tinggi misi rahmatan lil a’lamin yaitu mengajal manusia agar tunduk dan mengikuti aturan serta hukum Allah.

Misi ini kemudian ditampilkan dalam pendidikan Islam dengan membentuk kepribadian peserta didik yang mempunyai jiwa tauhid, kreatif, beamal shaleh dan mempunyai moral yang tinggi. Al Ghazali juga menjelaskan ada beberapa sifat penting yang harus dimiliki oleh seorang guru yakni :

  • Amanah dan tekun bekerja
  • Lemah lembut dan penyayang
  • Memahami dna senantiasa berlapang dada
  • Tidak rakus pada materi namun berpengatahuan luas
  • Istiqomah dan menjunjung tinggi prinsip
  1. Perintah dan larangan

Perintah dalam pendidikan Islam adalah berupa anjuran, pembiasaan dan peraturan umum yang harus ditaati oleh seluruh peserta didik. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memberikan perintah adalah :

  • Jangan memerintah bila tidak perlu
  • Perintah ditetapkan dengan niat dan hati yang baik
  • Jangan memerintah apabila perintah pertama belum dilaksanakan
  • Diperhatikan akibatnya
  • Bersifat umum

Apabila perintah adalah keharusan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat, maka larangan adalah keharusan untuk tidak melakukan hal yang merugikan seperti larangan berbincang dengan suara besar, larangan berbuat tidak baik dan sebagainya

  1. Ganjaran dan Hukuman

Ganjaran atau hadiah adalah sebuah pemberian yang menyenangkan bagi peserta didik yang memiliki prestasi dalam belajar dan sikap. Ganjaran yang dapat diberikan oleh seornag guru terhadap muridnya adalah :

  • Mengangguk-anggukkan kepala tanda ia senang terhadap jawaban yang diberikan si anak
  • Memberikan kata-kata pujian atau yang menggembirakan
  • Memberikan hadian berupa benda-benda yang berharga

Sedangkan hukuman adalah sesuatu yang diberikan kepada si anak yang melakukan pelanggaran sebagai bentuk antisipasi agar pelanggaran tersbeut tidak diulangi.

Ada dua tipe hukuman yakni hukuman yang dilakukan karena ada pelanggaran dan hukuman yang dilakukan agar mengantisipasi agar tidak terjadi pelanggaran. Ciri-ciri hukuman dalam ranah pendidikan menurut Asma Hasan Fahmi adalah :

  • Agar si anak memperoleh perbaikan dan pengarahan
  • Agar si anak mendapatkan kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya
  • Guru juga harus tegas dalam memberikan hukuman, apabila memang sikap lunak tidak dihiraukan, maka membutuhkan sikap yang lebih keras

Demikian manfaat media dalam pendidikan Islam. Kuasai pula materi-materi tentang Cara Rasullullah Mendidik Anak Perempuan, Pendidikan Anak Dalam Islam, Hukum Mendidik Anak Dengan Kekerasan Dalam Islam, Mendidik Anak Dalam Islam, Cara Mendidik Anak Dalam Islam agar pendidikan yang kita berikan dapat tersampaikan secara baik kepada para murid kita. Semoga bermanfaat.

The post Media dalam Pendidikan Islam – Konsep appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Memukul Anak dalam Islam dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/anak/hukum-memukul-anak-dalam-islam Fri, 05 Jan 2018 09:50:52 +0000 https://dalamislam.com/?p=2475 Memukul anak dalam islam tentu bukan suatu yang dianjurkan atau dibenarkan. Hal ini karena ada banyak pertimbangan bagi perkembangan anak dan juga aspek psikologis anak lainnya. Tentunya juga menjadi limit antara orang tua yang benar-benar dalam rangka mendidik atau sekedar meluapkan emosi belaka. Tentu saja hal ini harus selalu disadari oleh orang tua. Bukan hanya […]

The post Hukum Memukul Anak dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Memukul anak dalam islam tentu bukan suatu yang dianjurkan atau dibenarkan. Hal ini karena ada banyak pertimbangan bagi perkembangan anak dan juga aspek psikologis anak lainnya. Tentunya juga menjadi limit antara orang tua yang benar-benar dalam rangka mendidik atau sekedar meluapkan emosi belaka. Tentu saja hal ini harus selalu disadari oleh orang tua.

Bukan hanya orang tua, tetapi pendidik seperti guru pun hendaknya harus memahami tentang hukum memukul anak dalam islam ini agar tidak terjebak pada cara mendidik yang keliru dan main menghakimi sendiri. Padahal anak-anak butuh aspek dialogis dan dimengerti karena senang sekali mengeeksplor hal-hal baru yang ada di sekitarnya. Tentu saja pendidikan anak ini juga harus sesuai dengan Hakikat Pendidikan Islam dan Fungsinya , Ilmu Pendidikan Islam , dan Tujuan Pendidikan Menurut Islam.

Oleh karena menghukum anak dengan memukulnya haruslah dipikirkan terkebih dahulu sebelum kita refleks dan membiarkannya menjadi kebiasaan yang buruk. Untuk itu, berikut adalah mengenai hukum memukul anak dalam Islam yang harus orang tua ketahui dan waspadai.

Pandangan Islam Tentang Memukul Anak

Diketahui oleh semua orang tua dan keluarga, bahwa tingkah anak-anak terkadang ada saja yang menjengkelkan dan memicu amarah dari orang tua. Oleh karena itu perlu kesabaran dan orang tua tidak boleh terpicu oleh tinkah laku anak-anak, apalagi mereka masih dalam masa pertumbuhan dan juga tidak mengetahui benar salah secara mendalam.

Rasulullah pernah menyampaikan bahwa jika anak tidak mau sholat orang tua boleh mengingatkannya sekali waktu jika untuk mendidik dalam batas yang anak sulit menerimanya dengan memukulkan lidi kecil pada mereka. Tapi itupun bukan dengan cara yang kasar atau benar-benar penuh emosi. Untuk itu berikut adalah hal-hal yang tidak boleh dilakukan dan tidak dibenarkan islam mengenai memukul anak.

  1. Larangan Memukul Wajah

Rasulullah bersabda, “Jika salah seorang dari kamu memukul, maka hendaknya dia menjauhi (memukul) wajah.”. Rasulullah telah melarang umat islam untuk memukul wajah, maka jauhilah perilaku dan janganlah sampai kebiasaan tersebut melekat pada diri kita terutama pada anak-anak. Apalagi, wajah adalah aspek penting dan yang paling terlihat dari fisik. Untuk itu jangan sampai dilukai apalagi dilakukan pukulan kasar. Sungguh tidak ada etika dan tidak elok untuk dilihat.

  1. Larangan Untuk Menampakkan Emosi yang Berlebih atau Kemarahan Tidak Terkontrol

“Bukanlah orang yang kuat itu diukur dengan kuatnya dia melawan, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.”. Hal ini disampaikan oleh Rasulullah SAW, bahwa jangan sampai kita menampakkan emosi berlebih atau kemarahan yang sangat tidak terkontrol. Hal ini dikarenakan dengan kondisi tersebut kita bisa lebih sangat parah untuk memukul, sedangkan energi banyak terfokus pada bagaimana meluapkan emosi yang ada.

  1. Memukul dalam Keadaan Sangat Marah

Jika memang harus memukul atau membutuhkan pukulan pada anak, maka janganlah kita memukulnya dalam keadaan sangat marah. Itupun bukan pada bagian yang vital atau bagian yang penting. Sifatnya hanya untuk teguran dan petingatan sedangkan setelah itu membuat anak lebih sadar bukan justru membuatnya malah ketakutan.

  1. Bersikap Terlalu Keras dan Kasar

Orang tua yang bersikap terlalu keras dan kasar tentu sangat tidak disukai oleh anak-anak. Mereka akan takut pada orang tua dan akan menjauhinya. Padahal orang tua seharusnya menjadi figur dan teladan bagi anak-anak. Jika mereka terlalu keras dan kasar, anak akan mencari perhatian dan perlindungan lain dari selain orang tuanya. Hal ini karena sikap tersebut membuat anak trauma atau takut, sedangkan dirinya butuh kepercayaan diri yang seharusnya didukung oleh orang tua.

  1. Memukul dengan Benda Keras dan Berbekas di Badan Anak

Hal ini yang terkadang terjadi pada orang tua yang tidak bisa mengkontrol diri dan perilakuknya. Misalnya saja memukul anak dengan sapu, dengan tongkat, bahkan ada yang sampai berbekas di tubuh anak tersebut. Luka di badan anak mungkin tak seberapa, tetapi luka yang ada di dalam hati, jiwa dan juga memory nya akan sulit hilang dan sakitnya akan terus terasa. Tentu kita tidak ingin menjadi orang tua yag dikenang oleh anak karena perilaku buruk, emosional, dan tak terkendali.

Dampak Buruk Bagi Perkembangan Anak

Memukul anak dengan secara fisik sebagai bentuk hukuma adalah hal yang tidak disarankan bukan hanya dari pandangan islam, melainkan juga psikolog. Banyak yang mengatakan bahwa dengan memukul anak secara fisik dapat berlanjut pada tindakan kekerasan fisik lainnya. Semakin si orang tua tidak sadar, emosi, tentu saja akan menyebabkan perilaku yang juga tidak terkontrol.

Akibatnya anak bukan hanya terganggu dari aspek emosi, juga bisa pada semakin liarnya anak. Mereka akan cenderung stress dan tidak merasa percaya diri. Mereka merasa selalu menjadi orang atau manusia yang bersalah. Padahal belum tentu hal ini terjadi.

Orang tua bukan berarti tidak boleh untuk menghukum anak. Namun, menghukum dengan cara fisik bukanlah hal yang baik. Padahal, ada banyak cara menghukum anak yang nantinya berujung pada anak semakin mandiri, bermanfaat, dan tentunya dibutuhkan banyak orang. Psikolog juga pernah meneliti bahwa hentakan atau emosi yang diberikan pada anak akan membunug lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga, dari 10 triliyun sel otak lainnya yang sedang berkembang apda diri anak-anak.

Untuk itu beberapa hal yang juga bisa dipelajari oleh orang tua tentang mendidik anak adalah :

Jangan sampai kita membunuh sel otak tersebut dan membuat mereka menjadi rusak karena emosi kita yang tidak terkontrol. Untuk itu, tahan jika kita emosi dan berikan ruang berpikiri agar perilaku kita lebih terkendali.

Cara Agar Mendidik Anak Tanpa Harus Memukul

Masih banyak cara orang tua untuk mendidik anak tanpa harus memukulnya. Untuk itu diperlukan kesabaran dan keikhlasan orang tua untuk menahan diri dan selalu berpikir jernih. Emosi dan juga perasaan yang tidak terkendali hanya akan menghancurkan diri dan juga psikologis anak. Walaupun berat,  Karena itulah perjuangan dan pahala orang tua bagi usahanya mendidik anak. Untuk itu, berikut adalah hal-hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendidik, menghukum anak, tanpa harus memukulnya.

  1. Memberi Ruang Untuk Anak Berpikir dan Menyadari Kesalahannya

Orang tua dapat memberi ruang untuk anak-anak agar berpikir dan menyadari kesalahannya. Jika mereka berbuat salah dan keliru jangan dulu kita memberinya hukuman dan memberikan kemarahan kita padanya. Cari tahu dulu apa sebab kesalahan tersebut dilakukan oleh anak-anak. Biarkan mereka berdialog dengan kita dan berikan nasehat untuk tidak mengulanginya. Hal ini penting dilakukan, dan jangan sampai kita memarahi atau memukulnya saat anak masih pada pertama kali melakukan kesalahan.

  1. Jauhi Anak Jika Tidak bisa Menjaga Emosi

Jika memang orang tua yang tidak bisa menjaga emosi dan berakibat pada harus memukul anak atau meluapkan emosi, maka lebih baik jauhi anak kita biarkan ia sendiri bahkan menangis sendiri dibanding harus kita meluapkan emosi yang tidak baik pada anak.

  1. Berikan Hukuman Mendidik (Sanksi)

Berikan hukuman berupa sanksi jika memang anak mengalami kesalahan. Misalnya saja tidak menerima uang jajan, tidak boleh bermain gadget atau tidak boleh menonton film kesukaan. Hal ini jauh lebih baikk karena anak akhirnya tidak merasa dihardik dan psikologisnya tidak terganggu tapi mentalnya ditempa oleh ketidaknyamanan.

  1. Berikan Tugas Tambahan Jika Mereka Melanggar Aturan

Jika memang anak bebruat salah dan melanggar aturan, kita bisa memberikan tugas tambahan misalnya mencuci piring, memberishkan baju, dsb. Hal ini bisa dilakukan jika anak-anak sudah dalam usia yang cukup misalnya 4 tahun ke atas. Karena, jika kurang dari itu tentu saja ia tidak atau belum bisa melakukan hal-hal yang kita maksud secara kompleks.

  1. Jangan Menghukum dan Memarahi Anak di Depan Umum

Hal ini yang sangat penting, Jangan sampai kita menghuum dan mendidik anak di depan umum. Hal ini akan merusak mentalitas dan kepercayaan diri anak-anak. Berikan hukuman dan marahi anak jika di rumah atau tidak ada yang melihat. Karena hal ini urusan private anak dan orang tuanya bukan dengan orang lain. Apalagi orang lain biasanya tidak mengerti detail perkaranya.

Mendidik anak adalah bagian dari  Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama Dunia Menurut IslamSukses Menurut IslamSukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam . Untuk itu, jangan sampai amanah ini kita sia-siakan dan lalaikan, karena pertanggungjawabannya kelak di akhirat nanti.

The post Hukum Memukul Anak dalam Islam dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>