Categories: Akhlaq

10 Peran Ayah dalam Keluarga Menurut Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Sosok ayah merupakan sosok yang sangat penting di dalam sebuah keluarga. Peran ayah dalam keluarga ini tentu akan memberikan pengaruh dalam pembentukan sebuah keluarga. Karena sosok ayah ini biasanya adalah sosok yang dijadikan idola dan juga panutan. Peran orang tua dalam keluarga memang sama – sama penting. Karena orang tua di dalam sebuah keluarga baik Ayah maupun Ibu ini memiliki perannya masing – masing dalam hal pengasuhan anak maupun hal rumah tangga.

Kemudian peran – peran ini memang sebaiknya tidak digantikan oleh orang lain apalagi asisten rumah tangga. Selama orang tua mampu mengasuh sendiri anaknya lebih baik urusan mengasuh anak ini tidak diserahkan kepada asisten rumah tangga sehingga ikatan orang tua dan anak insi sangat dekat dan saling memberikan kasih sayang. (Baca : Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah).

Berikut sejumlah peran ayah dalam keluarga yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari :

1. Menjadi Pemimpin Dalam Keluarga

Sosok ayah dalam sebuah keluarga tentu adalah sebagai pemimpin dalam keluarga. Pemimpin dari istrinya dan anak – anaknya juga. Dan sejatinya, Allah menciptakan manusia untuk menjadi Khalifah atau pemimpin di muka bumi ini.  Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam surat Al – An’am ayat 165 sebagai berikut :

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ ۗ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ

Artinya : “Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Penguasa, pemimpin, khalifah adalah sejumlah kata yang menunjukkan bahwa manusia ini memang dianugerahkan oleh Allah kedudukan untuk mengatur, memimpin dan memiliki kekuasaan di muka bumi. Sehingga hal itu perlu ditanamkan dalam pikiran bahwa kita memang diberikan anugerah untuk bisa menjadi pemimpin dibanding makhluk ciptaan Allah lainnya. (Baca : Membangun Rumah Tangga Dalam Islam).

Memiliki anugerah menjadi pemimpin tentu tidak mudah. Karena setiap pemimpin itu akan diminta pertanggungjawabannya. Seperti Sabda Rasulullah Shallahu Alaihi Wassalam berikut :

“ketahuilah setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggungjawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya.”

Sesuai dengan ayat di atas setiap pemimpin tentu akan dimintai pertanggung jawabannya. Bukan hanya ayah yang sebagai kepala rumah tangga. Namun, istri, anak – anaknya, bahkan budak (sekarang bisa juga disebut asisten rumah tangga) yang tinggal juga akan dimintai pertanggungjawabannya. (Baca :Keluarga Bahagia Dalam Islam).

Sama seperti Firman Allah dalam Surat Al – Zalzalah ayat 7 – 8 sebagai berikut :

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.  Dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.

Baca juga:

2. Pencari Nafkah Keluarga

Nafkah merupakan bekal hidup sehari – hari atau biasa kita pahami dengan rezeki. Peran seorang ayah dalam keluarga selain sebagai pemimpin adalah sebagai pencari nafkah untuk keluarganya. Sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah Surat An-Nisa ayat  34 sebagai berikut :

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Nafkah yang dicari oleh seorang ayah ini juga haruslah nafkah yang halal. Karena Allah memang sudah menyiapkan rezeki yang halal untuk dijemput. Seperti firman Allah dalam Surat An-Nahl ayat 114 berikut :

“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”

Dari firman Allah tersebut sudah jelas bahwa dari rezeki yang bertebaran di muka bumi, maka seorang ayah perlu mencarikan, membawakan rezeki atau nafkah yang halal untuk keluarga. (Baca : Membangun Rumah Tangga Dalam Islam).

Baca juga:

3. Menjadi Suami Yang Berlaku Adil

Peran ayah dalam keluarga ini juga tidak lepas dari menjadi suami yang baik. Menjadi suami yang baik ini bisa ini maksudnya menjadi pribadi yang adil dan juga bertangggung jawab terhadap keluarga. Dalam Surat An-Nisa ayat 129 Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَلَنْ تَسْتَطِيعُوا أَنْ تَعْدِلُوا بَيْنَ النِّسَاءِ وَلَوْ حَرَصْتُمْ ۖ فَلَا تَمِيلُوا كُلَّ الْمَيْلِ فَتَذَرُوهَا كَالْمُعَلَّقَةِ ۚ وَإِنْ تُصْلِحُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ غَفُورًا رَحِيمًا

Artinya : “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Firman Allah di atas tersebut ditujukan pada laki – laki yang memiliki istri lebih dari satu. Dan apabila ada yang ingin memiliki lebih dari satu istri, maka janganlah cenderung pada satu istri saja dan menyakiti istri yang lain. (Baca: Kewajiban Dalam Rumah Tangga).

4. Mencarikan Pendamping yang Baik Untuk Anaknya

Urusan pendamping atau jodoh ini memang sudah diatur oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Namun, apabila seorang ayah ini memiliki anak perempuan yang sudah mampu untuk menikah maka ayah ini bisa mencarikan pendamping untuk anaknya. Karena seorang ayah ini juga lah yang akan menjadi wali dalam pernikahan anaknya nanti.

Seperti Sabda Rasulullah sebagai berikut :

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa memelihara tiga orang anak wanita, lalu ia mendidik dan menikahkan mereka, serta berbuat baik kepada mereka. maka ia akan mendapatkan surga.”

Peran Ayah Lainnya (6-10) :

  • Sebagai Pelindung Keluarga dari ancaman bahaya di lingkungan internal maupun eksternal. Ayah sebagai kepala keluarga dituntut untuk selalu melindungi keluarga karena merupakan suatu kewajibannya.
  • Memenuhi segala kebutuhan keluarga. Mulai dari kebutuhan pangan, papan, dan sandang.
  • Sosok ayah juga harus mampu memberikan kasih sayang kepada keluarganya seperti yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.
  • Ayah juga merupakan guru pertama bagi anak – anaknya.
  • Walaupun sibuk dengan pekerjaannya, Ayah juga harus mampu menyempatkan diri memiliki Quality Time bersama keluarganya.
  • Ayah juga bisa menjadi teman curhat yang paling nyaman dan aman baik untuk istri ataupun anak – anaknya.

Maka, sebaiknya seorang ayah yang sudah memiliki anak yang sudah baligh dan memiliki kemampuan untuk menikah, maka sebaiknya segera dinikahkan dengan calon pendamping yang baik. Karena dengan menikah ini akan menyempurnakan sebagian dari agamanya. (Baca : Anak Perempuan Dalam Islam).

Artikel lainnya

 

Recent Posts

Perbedaan Kafir Harbi dan Dzimmi

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ  لِّلَّذِيْنَ  كَفَرُوْا  سَتُغْلَبُوْنَ  وَتُحْشَرُوْنَ  اِلٰى  جَهَنَّمَ   ۗ وَبِئْسَ  الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…

1 month ago

4 Contoh Syariat Islam yang di Terapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…

1 month ago

Tata Cara Aqiqah Anak Laki-Laki : Hukum, dan Dalilnya

Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…

1 month ago

4 Sumber Hukum Islam Yang Disepakati

Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…

1 month ago

Hukum Aqiqah Sudah Dewasa dan Dalilnya

Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…

2 months ago

4 Sumber Hukum yang Tidak Disepakati

Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…

2 months ago