Shalat dhuha adalah salah satu dari macam-macam shalat sunnah yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim. Ada banyak keutamaan yang bisa didapatkan dengan melaksanakan shalat dhuha. Adapun keutamaan shalat dhuha dapat dilihat dari hadis berikut ini;
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa ia berkata, ‘Kekasihku (Rasulullah) memberikan pesan (wasiat) kepadaku dengan tiga hal yang tidak pernah aku tinggalkan hingga aku meninggal nanti. Yaitu puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha, dan tidur dalam keadaan sudah mengerjakan shalat witir.” (HR. Bukhari)
Rasulullah menyebut shalat dhuha sebagai salah satu hal yang beliau wasiatkan kepada Abu hurairah agar senantiasa ia laksanakan hingga meninggal nanti. Maka dari itu, jelaslah bahwa Rasulullah saw menganjurkan seluruh umatnya untuk senantiasa melaksanakan shalat dhuha.
Shalat dhuha sendiri disebut sebagai shalat awwabin karena shalat ini biasanya dilaksanakan oleh orang-orang yang taat kepada Allah swt. Jadi, orang yang rutin melaksanakan shalat dhuha, dikategorikan sebagai orang yang bertakwa.
Adapun waktu pelaksanaan shalat dhuha dimulai sejak matahari naik hingga condong ke barat. Artinya, di Indonesia, waktu shalat dhuha terbentang selama beberapa jam sejak 20 menit setelah matahari terbit hingga 15 menit sebelum masuk waktu dhuhur. Waktu yang lebih utama adalah seperempat siang.
Selain itu, tata cara pelaksanaan shalat dhuha sama seperti shalat pada umumnya, yang membedakan hanyalah lafadz niat. Shalat dhuha terdiri atas minimal dua rakaat. Rasulullah kadang mengerjakan sholat dhuha empat rakaat, kadang delapan rakaat. Namun sebagian ulama tidak membatasi. Ada yang mengatakan 12 rakaat, ada yang yang mengatakan bisa lebih banyak lagi hingga waktu dhuha habis.
“Dari Ummu Hani’ binti Abi Thalib , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengerjakan sholat dhuha sebanyak delapan rakaat. Pada setiap dua rakaat, beliau mengucap salam (HR. Abu Dawud; shahih)”
Salah satu keistimewaan shalat dhuha terletak pada doa setelah shalat dhuha. Doa yang dipanjatkan tersebut bertujuan untuk meminta agar dimudahkan rezeki oleh Allah SWT. Shalat dhuha sendiri lebih dikenal dengan shalat sunah untuk memohon rizki dari Allah, berdasarkan hadits Nabi :
Allah berfirman :
Adapun doa setelah shalat dhuha adalah sebagai berikut:
Artinya :
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…