Hukum Islam

Hukum Menutup Aib Orang Lain

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Setiap manusia di dunia ini tentu memiliki keburukan ya sobat, tidak ada manusia yang suci atau tak pernah berbuat dosa sepanjang hidupnya. Sebagai manusia, tentu bisa berbuat kesalahan dan tiap orang bisa menyadari kesalahannya. Nah sobat, ketika ingin berubah namun kesalahan di masa lalu selalu dibahas atau diungkap tentu menimbulkan rasa sedih dimana ketika ingin berproses menjadi seseorang yang lebih baik justru mendapat tekanan akibat kesalahan masa lalu yang ingin dihapus.

Tentu hal itu sesuatu yang tidak menyenangkan ya sobat? Nah sobat, sebab itulah menyimpan aib orang lain adalah hal yang penting, dimana hal itu tidak hanya berlaku dan bermanfaat untuk dunia saja namun juga untut akherat kelak. Untuk lebih lengkapnya, simak selengkapnya dalam artikel berikut ini ya sobat, yakni tentang keutamaan menutup orang lain. Hukum Menutup Aib Orang Lain.

1. Menutup Aib Orang Lain akan Ditutup Aibnya oleh Allah di Hari Kiamat dan di Akherat

Seseorang selalu mendapat balasan sesuai dengan apa yang dilakukannya, barang siapa yang melakukan perbuatan baik seperti ayat Al Qur’an tentang membahagiakan orang lain, tentu diberi kebaikan oleh orang lain, dan barang siapa pula yang berbuat buruk, cepat atau lambat juga akan mendapat balasan keburukan yang serupa, hal itu sudah dijelaskan dalam hadist salah satunya ialah hadist berikut :

“Barangsiapa yang meringankan (menghilangkan) kesulitan seorang muslim kesulitan-kesulitan duniawi, maka Allah akan meringankan (menghilangkan) baginya kesulitan di akhirat kelak. Barangsiapa yang memberikan kemudahan bagi orang yang mengalami kesulitan di dunia,

maka Allah akan memudahkan baginya kemudahan (urusan) di dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim sewaktu di dunia, maka Allah akan menutup (aibnya) di dunia dan akhirat. Sesungguhnya Allah akan senantiasa menolong seorang hamba selalu ia menolong saudaranya.” [HR. Tirmidzi].

2. Menutup Aib Orang Lain Hukumnya Wajib

Dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:  “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” [Shahih Muslim]. Menutup aib orang lain hukumnya wajib seperti haram buka aib orang sebab merupakan sebuah kebaikan dimana sesungguhnya manusia juga memiliki banyak keburukan dan keburukan tersebut ditutup oleh Allah,

tentu tidak terbayangkan ya sobat, jika setiap orang mengetahui apa yang ada dalam diri kita, yakni hal hal yang buruk, tentu tidak ada orang yang mau dekat dengan kita karena buruknya perangai yang kita miliki. Itu juga yang harus kita lakukan ya sobat, yakni menutupi kesalahan orang lain sebab kita juga belum tentu lebih baik dari orang yang menurut kita memiliki aib tersebut.

3. Keuntungan Menutup Aib Orang Lain

Keutamaan menutup aib orang lain yang merupakan perbuatan baik memiliki keuntungan seperti yang dijelaskan dalam hadist atau sumber syariat islam yang telah disebutkan di atas, yakni sebagai berikut :

  • Allah Akan Menutupi Aibnya Di Akhirat Kelak . Keutamaan pertama yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutupi aib orang lain ialah Allah SWT akan menutupi aib orang tersebut di akhirat kelak. Hal ini sesuai dengan hadist Rasulullah SAW. Beliau bersabda: “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR. Muslim)
  • Allah Juga Menutupi Aibnya di Dunia Ini . Tidak hanya mendapat keutamaan ketika di akhirat kelak. Ternyata keutamaan menutupi aib orang lain juga akan diperoleh ketika ia masih hidup di dunia. Rasulullah SAW bersabda: “Barang Siapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutupi aib orang tersebut di dunia dan akhirat.” (HR. Ibnu Majah)
  • Keutamaan Menutup Aib Saudara Seperti Menghidupkan Bayi yang Dikubur Hidup-Hidup. Keutamaan terakhir yang akan diperoleh orang yang senantiasa menutup aib orang lain ibarat ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup. “Siapa melihat aurat (aib orang lain) lalu menutupinya, maka seakan-akan ia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.” (HR. Abu Daud).

4. Mengingat Aib Diri Sendiri Lebih Baik daripada Membuka Aib Orang Lain

Alangkah baiknya dari pada membicarakan aib atau privasi orang lain lebih baik kita memperbaiki diri kita sendiri sebagaimana tips memperbaiki diri dalam islam karena ada sebuah hadis yang berbunyi “Seorang mukmin adalah cermin bagi mukmin lainnya. Apabila melihat aib padanya, dia segera memperbaikinya.”(HR. Bukhari)

5. Membuka Aib Orang Lain Sama dengan Ghibah

“Pada dasarnya diharamkan bagi seorang Muslim mengungkapkan ‘aib’ saudaranya karena ini termasuk ke dalam perbuatan ghibah dalam islam yaitu mengungkapkan aib saudaranya sesama Muslim pada saat orang itu tidak ada dihadapannya dan saudaranya itu tidak menyukainya jika berita tersebut sampai kepadanya tanpa adanya suatu keperluan.

Oleh karena itu para Ulama mengharamkan ghibah ini jika dilakukan tanpa adanya suatu kepentingan bahkah termasuk ke dalam kategori dosa besar,” “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa.

Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka ‘memakan daging’ saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah SWT. Sesungguhnya Allah SWT Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.”(Al-Hujurat : 12)

6. Kesalahan Orang Lain Wajib Dijadikan Pelajaran, bukan untuk Diumbar

“Yang harus kita ingat agar kita tidak membicarakan aib orang lain adalah mungkin saja ini ujian yang Allah SWT berikan kepada orang itu sehingga Allah SWT tampakan kesalahan dan aib orang tersebut agar bisa menjadi ujian juga bagi kita dengan harapan kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang tampak dari aib itu.

Dengan demikian kita semestinya menutup aib tersebut sehingga Allah SWT akan memberi jaminan bahwa aib kita akan ditutup pula baik di dunia maupun di akhirat,”. “Seandainya dosa itu dapat mengeluarkan bau busuk dan kita dapat mencium bau busuk tersebut, mungkin saja kita ini lebih busuk baunya dibandingkan orang yang tampak aibnya itu.

Tetapi karena Allah SWT telah menutup aib kita, Allah SWT telah menutup aib umat Nabi Muhammad SAW, maka apa yang kita rahasiakan ditutup oleh Allah SWT. Allah SWT masih mengharapkan taubat kita. Oleh karena itu, jika kita melihat aib yang ada pada diri orang lain, jangan sampai kita merendahkan dan menyebarkan aib itu. Sebab, kalau kita melakukannya maka Allah SWT akan membuka aib kita di dunia dan di akhirat,”

7. Membuka Aib Orang Lain Sama dengan Makan Bangkai

Tidak ada manusia yang sempurna dalam segala hal, selalu saja ada kekurangan. Boleh jadi ada yang indah dalam rupa, tapi ada kekurangan dalam gaya bicara, bagus dalam penguasaan ilmu, tapi tidak mampu menguasai emosi dan mudah tersinngung, kuat di satu sisi, tapi lemah di sudut yang lain.

Dari situlah kita harus cermat mengukur timbangan penilaian terhadap seseorang, apa kekurangan dan kesalahannya dan mengapa bisa begitu, serta seterusnya. Seperti apapun orang yang sedang kita nilai, keadilan tidak boleh dilupakan. Walaupun terhadap orang yang tidak disukai, yakinlah kalau dibalik keburukan sifat seorang Mukmin, pasti ada kebaikan di sisi yang lain.

Akan tetapi walaupun kita boleh mengukur akan sifat seseorang kita tidak boleh mengungkapkan atau membicarakan sifat seseorang tersebut karena hal itu bisa menjadi sebuah ‘aib’-nya sendiri. Ada sebuah pepatah Islam mengatakan “Siapa yang membuka aib orang lain, sama dengan memakan bangkai”.

Nah sobat, sekarang tentu sudah jelas ya, bahwa hukum menutup aib orang lain adalah wajib dan jika membuka aib orang lain maka termasuk perbuatan dosa sebab di dalamnya terdapat perbuatan ghibah yang dapat dengan mudah menuju fitnah serta perbuatan lainnya yang tidak terpuji,

tentu sebagai umat muslim jauh lebih baik untuk menghindari perbuatan tersebut yang merupakan dosa besar serta lebih banyak mengisi dengan perbuatan yang baik seperti berkumpul bersama untuk menuntut ilmu dan berbagai mengenai wawasan islami daripada harus berbuat buruk terlebeih menyakiti hati orang lain.

Tentu sebagai manusia harus selalu ingat untuk selalu memperlakukan orang lain seperti kita ingin diperlakukan ya sobat, jika sobat ingin kesalahannya tertutup dan mendapat ampunan dari Allah maka juga harus melakukan hal yang sama, yakni menutup aib orang lain atau menutup kesalahan dari orang lain dan mengambil pelajaran darinya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan berkualitas untuk sobat pembaca semua, sampai jumpa di artikel berikutnya ya sobat, terima kasih.

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago