Landasan Agama

8 Perbedaan Al Qur’an dan Hadist yang Harus Diketahui

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Al Qur’an dan Hadis adalah dua di antara dasar hukum Islam yang disepakati oleh jumhur ulama. Hal ini didasarkan atas hadis berikut.

“Bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika mengutus Mu’adz ke Yaman bersabda, ‘Bagaimana engkau akan menghukum apabila datang kepaamu satu perkara?’. Ia (Mu’adz) menjawab, ‘Saya akan menghukum dengan Kitabullah’. Sabda beliau, ‘Bagaimana bila tidak terdapat di Kitabullah?’. Ia menjawab, ‘Saya akan menghukum dengan Sunnah Rasulullah.’ Beliau bersabda, ‘Bagaimana jika tidak terdapat dalam Sunnah Rasulullah?’. Ia menjawab, ‘Saya berijtihad dengan pikiran saya dan tidak akan mundur … ‘” (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi)

Dari hadis di atas, disimpulkan bahwa Al Qur’an adalah sumber hukum Islam yang pertama dan utama, baru diikuti oleh hadis dan sumber-sumber hukum lainnya.

Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam, Al Qur’an hanya memuat ketentuan hukum yang bersifat umum. Adapun penjelasan yang lengkap dan lebih rinci terdapat dalam Hadis.

Karena itu, para ulama sepakat bahwa kekuatan hukum Hadis sama dengan Al Qur’an sehingga keduanya merupakan sumber syariat Islam yang utama.

Meskipun begitu, di antara keduanya terdapat beberapa perbedaan mendasar, di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Berdasarkan pengertian

Secara umum, Al Qur’an diartikan sebagai firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melalui Jibril ‘alaihis salam sebagai pedoman dan petunjuk hidup manusia.

Sedangkan Hadis secara umum diartikan sebagai segala ucapan, perbuatan, ketetapan, dan cita-cita Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

2. Berdasarkan redaksi

Al Qur’an merupakan firman Allah SWT. Dan karena itu, redaksinya pun disusun langsung oleh Allah SWT.

Adapun malaikat Jibril ‘alaihis salam hanya bertugas sebagai menyampaikan wahyu tersebut kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Adapun Hadis, redaksinya berbeda-beda antara satu hadis dengan hadis yang lain meskipun mengandung makna yang sama.

Hal ini disebabkan pada awalnya hadis disampaikan melalui hafalan para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan bukan ditulis.

3. Berdasarkan nisbat

Al Qur’an hanya dinisbatkan kepada Allah SWT semata dan tidak pada hal lain. Istilah yang digunakan adalah “Allah SWT berfirman, … “

Adapun hadis, diriwayatkan Nabi dengan disandarkan kepada Allah yang bersifat insya’i atau diadakan.

Misalnya, “Dari Abu Hurairah r.a berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Allah berfirman …”

4. Berdasarkan kemukjizatan

Al Qur’an merupakan mukjizat baik lafdz maupun maknanya. Adapun hadis bukanlah merupakan mukjizat.

5. Berdasarkan lafadz dan makna

Lafadz dan makna Al Qur’an bearasal dari Allah. Adapun hadis, lafadz berasal dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tetapi makna berasal dari Allah.

6. Berdasarkan nilai membaca

Al Qur’an sebagai kitab umat muslim wajib dibaca pada saat shalat fardhu atau shalat wajib maupun macam-macam shalat sunnah. Selain itu, Al Qur’an juga wajib dibaca di luar shalat sebagai ibadah.

Adapun hadis, membacanya tidaklah dinilai sebagai ibadah dan dilarang untuk dibaca ketika shalat.

7. Berdasarkan kepastian isi

Kepastian seluruh isi Al Qur’an bersifat mutlak karena dinukil secara mutawatir.

Hal ini berbeda dengan hadis dimana kepastian isinya tidaklah mutlak karena perawi pada tiap tingkatan sanadnya. Maka dari itu, sering didapati hadis yang sifatnya shahih, hasan, atau dha’if.

8. Berdasarkan tujuan dan fungsi

Sebagai sumber dari segala sumber hukum Islam, fungsi Al Qur’an dalam kehidupan atau fungsi Al Qur’an bagi umat manusia di antaranya sebagai berikut.

  • Pedoman dan petunjuk bagi manusia
  • Pembenar dan penyempurna kitab-kitab terdahulu
  • Salah satu mu’jizat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam
  • Pembimbing bagi manusia menuju keselamatan dan kebahagiaan
  • Pelajaran dan penerang kehidupan

Adapun fungsi hadis terhadap Al Qur’an atau fungsi hadis dalam Islam adalah sebagai berikut.

  • Menguatkan maksud redaksi wahyu dalam Al Qur’an atau bayan taqrir.
  • Menjelaskan atau menafsirkan redaksi Al Qur’an atau bayan tafsir.
  • Menetapkan hukum yang tidak terdapat dalam Al Qur’an atau bayan tasyri’.
Share
Published by
Ambar Aruming Tyas

Recent Posts

Sejarah Masuknya Islam Ke Aceh

Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Myanmar

Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Andalusia

Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Afrika

sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam Ke Nusantara

Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…

6 months ago

Sejarah Masuknya Islam ke Pulau Jawa

Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…

6 months ago