Sebagai manusia, pasti kita tidak akan luput dari kesalahan dan dosa. Setiap hari pasti ada saja kekhilafan yang kita lakukan yang menimbulkan bertambahnya dosa-dosa kita. Hal ini membuat dosa kita setiap hari pasti semakin banyak, jika kita tidak melakukan apa-apa untuk menghapusnya. Bahkan, mungkin di antara banyaknya dosa yang kita lakukan ada di antaranya yang termasuk dosa besar, dimana dosa besar ini tentu lebih sulit untuk menghapusnya.
Menyadari hal ini, kita harus berusaha untuk terus berbuat baik dan menjalankan perintah Allah sekaligus menjauhi larangannya, serta senantiasa berusaha menghapus dosa-dosa kita yang telah lalu, baik dosa besar dan dosa kecil. Berikut ini akan dibahas 17 amalan penghapus dosa besar yang bisa kita lakukan sebagai bentuk usaha kita menjadi manusia yang terbaik amalannya.
Meski kita tahu bahwa kita sering khilaf berbuat salah dan dosa, jangan sampai kita merasa putus asa dan berdiam diri dari memohon ampunan kepada Allah. Dalam firman Allah di surat Az Zumar ayat 53, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (Baca juga: Taubatan Nasuha)
Setelah bertobat, tentu kita harus saat itu juga berjanji dan bersungguh-sungguh berhenti melakukan perbuatan yang mengakibatkan dosa besar. Dengan cara ini kita berusaha meminimalisir bertambahnya dosa-dosa besar dalam hitungan amal kita.
Dalam al Quran surat an Nisa ayat 145-146, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka. Kecuali orang-orang yang taubah dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka, mereka itu adalah bersama-sama orang-orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar”.
Dalam hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Muslim, “Jika seorang hamba berbuat dosa, lalu ia berkata: Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa, ampunilah aku. Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku.” Kemudian ia berbuat dosa lainnya, lantas ia pun mengatakan pada Rabbnya, “Wahai Rabbku, aku betul-betul telah berbuat dosa lainnya, ampunilah aku.” Rabbnya menjawab, “Hamba-Ku telah mengetahui bahwa ia memiliki Rabb yang Maha Mengampuni dosa dan menhukumi setiap dosa. Aku telah mengampuni hamba-Ku. Lakukanlah sesukamu (maksudnya: selama engkau berbuat dosa lalu bertaubat, maka Allah akan mengampunimu, pen).” Kemudian ia pun melakukan dosa lain yang ketiga atau keempat”. (Baca juga: Zikir Harian Nabi Muhammad SAW)
Dari hadis di atas, maka hendaknya kita selalu memohon ampun kepada Allah dan menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah hal yang berdosa. Meski begitu, kita harus berusaha untuk menjaga diri untuk tidak lagi mengulangi dosa yang sama.
Dengan kita berbuat amal kebaikan, tentu kita akan menambah hitungan pahala sebagai bekal kita di akhirat kelak. Selain itu, ternyata amal kebaikan juga bisa menjadi pelebur dosa-dosa kita yang telah lalu. Hal ini tertuang dalam firman Allah subhanahu wa ta’ala, “Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang (pagi dan petang) dan pada baagian permulaaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk” (QS. Huud : 114)
Dari ‘Aisyah dan Anas bin Malik, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang mayit dishalati oleh sekelompok kaum muslimin yang jumlahnya hingga 100 orang, maka mereka semua akan memberikan syafa’at pada mayit tersebut” (HR. Muslim no. 947 dan An Nasai no. 1991).
Selain itu, pada hadis lainnya, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lalu ia dishalati (dengan shalat jenazah) oleh 40 orang di mana mereka tidak berbuat syirik kepada Allah dengan sesuatu apa pun melainkan orang yang dishalati tadi akan mendapatkan syafa’at dari mereka”.
Dari dua hadis di atas, kita harus memahami bahwa ampunan bagi orang mukmin yang bertakwa tidak hanya berlaku untuk dosa-dosa kecil yang dia lakukan. Melainkan, dosa-dosa besarnya pun juga akan diampuni oleh Allah. Dari hadis itu juga kita bisa mengetahui bahwa doa bisa menjadi sebab datangnya ampunan bagi orang yang meninggal.
Amalan baik yang diniatkan dilakukan untuk seseorang yang sudah meninggal juga bisa menjadi sebab datangnya ampunan untuk orang yang sudah meninggal tersebut. Contohnya adalah sedekah, memerdekakan budak, serta naik haji untuk orang yang sudah meninggal.
Dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki utang puasa, maka ahli warisnya yang nanti mempuasakan dirinya”.
Dalam hadis mutawatir (yaitu hadis dengan jalur riwayat yang banyak), terdapat sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang syafa’at, “Syafa’atku untuk pelaku dosa besar dari umatku”. Selain itu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Separuh dari umatku akan dipilih untuk masuk surga atau akan diberi syafa’at. Maka aku pun memilih agar umatku diberi syafa’at kareana itu tentu lebih umum dan lebih banyak. Apakah syafa’at itu hanya untuk orang bertakwa? Tidak. Syafa’at itu untuk mereka yang terjerumus dalam dosa (besar)”.
Musibah yang kita alami di dunia bisa menjadi sebab dari terhapusnya dosa-dosa kita, termasuk dosa besar. Musibah itu bisa berupa sakit, kehilangan seseorang, hingga cobaan lain yang mungkin terasa berat untuk kita tanggung. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diriwayatkan oleh Bukhari-Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin berupa rasa sakit (yang terus menerus), rasa capek, kekhawatiran (pada pikiran), sedih (karena sesuatu yang hilang), kesusahan hati atau sesuatu yang menyakiti sampai pun duri yang menusuknya melainkan akan dihapuskan dosa-dosanya”. Oleh karena itu, hendaklah kita bersabar saat ditimpa musibah di dunia, karena hal itu bisa menjadi penghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan. (Baca juga: Keutamaan Sabar Dalam Islam)
Sedekah adalah menyisihkan sebagian dari rezeki yang kita terima untuk diberikan kepada orang lain yang membutuhkan dengan tujuan meringankan kesusahannya. Tidak hanya itu, sedekah juga bisa berupa pembelanjaan harta kita untuk kepentingan dakwah dan syiar agama Islam. Hal ini tidak wajib, namun sangat besar pahalanya di sisi Allah.
Baca juga:
Dalam hadis riwayat Tirmidzi, disebutkan “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api”. Tidak hanya di dalam hadis, di al Quran juga terdapat ayat yang berisi tentang keutamaan bersedekah, yaitu dalam surat al Hadid ayat 18 yang berbunyi, “Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dlipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak”.
Wudhu dan menjaga wudhu merupakan salah satu amalan penghapus dosa, termasuk dosa besar. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang berwudhu seperti wudhuku ini, maka dosa-dosanya yang terdahulu akan diampuni. Sedangkan sholatnya, jalannya menuju masjid adalah amalan tambahan” (HR. Muslim dan Nasa’i). (Baca juga: Keutamaan Menjaga Wudhu)
Sholat merupakan ibadah yang menjadi tiang agama kita. Sebagai seorang muslim kita memiliki kewajiban untuk menunaikan sholat 5 waktu setiap harinya. Ternyata, sholat juga merupakan penebus dosa seorang manusia. Bisa diumpamakan bagi seorang muslim yang melakukan sholat 5 waktu sehari semalam adalah seperti seseorang yang di depannya mengalir sungai dan ia mandi sebanyak lima kali sehari. Artinya, tidak ada kotoran yang tersisa padanya. “Begitulah perumpamaan sholat 5 waktu. Dengan sholat itu Allah akan melebur kesalahan-kesalahan (hamba-Nya),” sabda Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Bukhari dan Muslim. (Baca juga: Keutamaan Sholat Berjama’ah)
Puasa, selain bisa mecegah kita dari melakukan perbuatan-perbuatan dosa, juga bisa menjadi amalan yang membuat dosa-dosa kita diampuni. Dalam hadis riwayat Bukhari Muslim, Nabi Muhammad shallallahi ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesiapa berpuasa Ramadhan dengan iman dan ikhlas (mencari pahala karena Allah) maka diampunilah dosanya yang sudah lewat”.
Baca juga:
Tentu, alangkah lebih baiknya jika kita juga mengamalkan puasa-puasa sunah yang dianjurkan, seperti puasa ayyamul bidh, yaitu puasa sebanyak 3 hari setiap pertengahan bulan hijriah. Dalam Mu’jam al-Kabir-nya Thabrani meriwayatkan, dari Maimunah binti Sa’ad bahwa Rasulullah saw bersabda, “Dari setiap bulan tiga hari, siapa saja yang mampu melaksanakannya, maka (pahala) setiap harinya bisa melebur sepuluh kali kesalahan dan dia bersih dari dosa seperti air membersihkan pakaian”.
Terdapat sebuah kisah dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari, tentang seorang wanita pezina yang diampuni dosanya karena dia membantu seekor anjing yang kehausan untuk minum dari sepatunya. Dalam riwayat itu Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tatkala ada seekor anjing yang hampir mati karena kehausan berputar-putar mengelilingi sebuah sumur yang berisi air, tiba-tiba anjing tersebut dilihat oleh seorang wanita pezina dari kaum bani Israil, maka wanita tersebut melepaskan khufnya (sepatunya untuk turun ke sumur dan mengisi air ke sepatu tersebut-pen) lalu memberi minum kepada si anjing tersebut. Maka Allah pun mengampuni wanita tersebut karena amalannya itu”. (Baca juga: Cara Membuat Hati Ikhlas)
Dalam kisah itu tercermin bahwa wanita pezina tersebut berbuat baik dengan ikhlas tanpa mengharap balasan ataupun ucapan terima kasih dari anjing yang ditolongnya. Maka keikhlasan ini pun bisa menjadi penghapus dosa besar yang telah dia lakukan.
Artinya, kita selalu meniatkan diri untuk beribadah dan melakukan semua amal baik hanya karena Allah semata. Sama halnya dengan menjauhi perbuatan buruk hanya karena takut akan murka Allah. Dengan menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan kita, akan terhapus juga dosa-dosa yang pernah kita lakukan, termasuk dosa besar. (Baca juga: Ilmu Tauhid Islam)
Sebagai contohnya ada pada kisah Umar bin Khatab radhiallahu anhu. Belia adalah tokoh yang sebelum masuk Islam merupakan penentang ajaran Islam yang paling keras dan terkenal. Bahkan, beliau pernah mengubur putrinya hidup-hidup. Namun, setelah beliau masuk Islam, bertaubat dan menjunjung tauhid, terhapuslah segala dosanya. Bahkan, beliau termasuk orang yang mulia di sisi Allah, sesudah Abu Bakar radhiallahu anhu.
Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa membaca: Subhanallahi Wabihamdihi (Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya) seratus kali dalam sehari, maka dosanya akan dihapus, meskipun sebanyak buih lautan”. Maka, banyak-banyaklah membaca lafadz dzikir satu ini, di saat apapun dan dimana pun, kecuali di tempat seperti kamar mandi, toilet atau tempat najis lainnya.
Wallahu a’lam bishawab.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…