Kerja keras merupakan sebuah perbuatan yang mulia. Kerja keras bisa bermakna seseorang melakukan sesuatu dengan sungguh-sungguh untuk bisa mendapatkan apa yang dia inginkan. Tujuan yang ingin dicapai dari kerja keras bisa berbagai macam. Bisa dengan tujuan mencari rejeki, belajar, berkarya, karir, dan lain sebagainya.
Jika kita melihat ke sekitar di kehidupan kita sehari-hari, begitu banyak kita melihat orang yang bekerja sangat keras siang dan malam demi untuk mendapatkan rejeki. Lebih banyak lagi orang yang terlihat seakan-akan mendedikasikan hidupnya hanya untuk mencari kesejahteraan hidupnya di dunia, hingga melupakan ibadah dan ‘investasi’ untuk kehidupan akhiratnya kelak.
Baca juga:
Lalu, bagaimana Islam memandang hal ini? Apakah Islam melarang manusia untuk bekerja keras dalam kehidupan dunia? Lalu, bagaimana bentuk kerja keras dalam Islam? Di pembahasan kali ini, kita akan belajar bagaimana kerja keras dalam Islam.
Kerja keras termasuk salah satu hal yang diajarkan oleh ajaran Islam. Bahkan, umat Islam diwajibkan untuk selalu bekerja keras. Kewajiban untuk selalu bekerja keras ini terdapat dalam al Quran, surat al Qashash ayat 77, “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah Dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah Berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak Menyukai orang yang berbuat kerusakan”. (Baca juga: Hak dan Kewajiban dalam Islam)
Dari ayat al Quran di atas, kita mengetahui bahwa kerja keras ternyata juga diwajibkan dalam Islam, bahkan dalam kegiatan duniawi. Di ayat tersebut kita diajarkan untuk tidak boleh hanya memikirkan kehidupan akhirat saja, melainkan kita juga harus memperjuangkan kehidupan kita di dunia. Kedua hal ini, dunia dan akhirat, harus seimbang diperjuangkan, tidak berat sebelah. Sangat baik untuk kita memaksimalkan ibadah kita untuk akhirat dan sangat baik pula kita untuk bekerja keras pula untuk kesejahteraan hidup kita di dunia. (Baca juga: Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam)
Pernah diceritakan dalam hadis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa suatu hari ketika Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam sedang berada di sebuah majelis dengan para sahabat, terlihat pemuda berbadan kekar dan kuat sedan sibuk bekerja. Pemuda itu berlalu Lalang di sekitar rumah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian, salah satu sahabat berkomentar, ‘Wah, sayang sekali pemuda itu, sepagi ini sudah sibuk bekerja’. Sahabat tersebut pun melanjutkan perkataannya, ‘Seandainya saja, kekuatan tubuhnya, umur mudanya dan kesempatan waktunya digunakan untuk jihad fi sabilillah, sungguh alangkah baiknya’.
Mendengat ucapan salah satu sahabat tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan agar tidak berkata demikian. Teguran Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ini sesuai dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala di surat al Qashash sebelumnya. Bahwa manusia selama hidupnya pun memang dianjurkan untuk kerja keras dalam bekerja dan mencapai keinginannya.
Baca juga:
Sebenarnya, kerja keras seorang manusia dalam bekerja pun ternyata juga merupakan bentuk keimanannya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita harus ingat bahwa tujuan hidup kita di dunia adalah untuk mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala. Maka, jika kita mengingat hal tersebut, kita akan bisa meluruskan niat kita dalam bekerja dan melakukan kegiatan apapun dengan niat ibadah mencari ridha-Nya.
Dengan pola pikir seperti ini, akan terbentuk kesungguhan dalam hati setiap kali kita bekerja atau mengusahakan sesuatu, karena kita percaya bahwa semua yang kita lakukan bernilai ibadah di hadapan Allah subhanahu wa ta’ala. (Baca juga: Hukum Bekerja Dalam Islam)
Kesungguhan dalam berusaha ini selanjutnya akan memunculkan kerja keras dalam setiap usaha dan pekerjaan kita. Kita tidak akan bertindak sembarangan, melainkan akan berusaha sebaik mungkin dalam menjalani segala sesuatu. Hal ini tidak lain karena seorang muslim diajarkan untuk selalu berharap hasil yang baik untuk hidupnya. Seperti dalam surat al Baqarah ayat 201, “Dan di antara mereka ada yang berdoa, ‘Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka’”. (Baca juga: Siksa Neraka Bagi Wanita)
Bekerja keras dalam Islam tidak hanya berbicara tentang usaha untuk mencapai keinginan atau cita-citanya. Dalam ajaran agama Islam, manusia wajib beriman tentang ketentuan takdir. Namun, di saat yang bersamaan, umat muslim juga percaya bahwa takdir atau nasib seseorang bisa berubah dengan adanya usaha dari manusia itu sendiri.
Hal tersebut disebutkan dalam al Quran surat ar Ra’d ayat 11, “Sesungguhnya Allah tak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri”. Maka, dengan mengikuti anjuran al Quran ini, kita harus selalu bekerja keras untuk dapat mengubah nasib dan takdir kita, alih-alih hanya diam dan menangisi apa yang kita alami.
Baca juga:
Dengan kita bekerja keras dan terus berusaha, insyaa Allah kita akan bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Selaras dengan ayat di atas, lagi-lagi Allah mengajarkan manusia untuk bekerja keras karena apa yang kita usahakan, maka itulah yang akan kita dapatkan. Hal ini tertulis dalam surat an Najm ayat 39 yang memiliki arti, “Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya”. Oleh karena itu, kita harus yakin, semakin kita bekerja keras, maka makin maksimal pula hasil yang akan kita dapatkan.
Islam memang merupakan agama yang sempurna mengatur seluruh segi kehidupan manusia. Tidak hanya memberi tuntunan dalam beribadah sebagai cara mendekatkan diri pada Allah subhanahu wa ta’ala, tapi juga memberi panduan bagi umat muslim dalam menjalani hidupnya di dunia. Salah satu ajaran agama Islam untuk manusia dalam hal duniawi adalah memerintahkan manusia untuk bekerja.
Dalam surat at Taubah ayat 105, Allah berfirman, “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan”. Dari ayat tersebut, kita mengetahui bahwa apapun yang kita kerjakan di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat. Jika demikian, bagaimana bisa kita tidak bersungguh-sungguh atau bekerja keras terhadap apa-apa yang kita kerjakan?
Baca juga:
Selain ayat al Quran di atas, terdapat pula perintah untuk bekerja dalam hadis dari al Miqdam radhiallahu ‘anhu, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang (hamba) memakan makanan yang lebih baik dari hasil usaha tangannya (sendiri), dan sungguh Nabi Daud ‘alaihissalam makan dari usaha tangannya (sendiri)” (H.R. Bukhari).
Bentuk kerja keras dalam Islam tentu beragam. Bekerja keras bukan berarti seseorang harus kerja dari pagi hingga malam, hingga melupakan kewajiban dan hak dirinya. Bukan berarti pula seseorang yang bekerja keras hanya melulu bekerja selama atau sebanya mungkin dari segi kuantitas waktu dan usahanya. Namun, bekerja keras dalam Islam lebih kepada bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu sehingga bisa diperoleh hasil yang diinginkan. (Baca juga: Hukum Mengemis dalam Islam)
Tidak hanya itu, bentuk kerja keras dalam Islam adalah bersikap profesional atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya. Dia menepati janji dan komitmen yang telah dibuatnya, bukan hanya sekedar mengerjakan tugas sekenanya. Maka, seorang muslim yang bekerja keras pasti akan mendapatkan hikmah dan kebaikan dari apa yang telah diusahakannya.
Beberapa hikmah yang mungkin bisa langsung dirasakan oleh seseorang yang senantiasa bekerja keras adalah dia bisa meningkatkan taraf hidupnya, memenuhi kebutuhannya, hingga mencapai target atau cita-citanya. Namun, ada banyak hikmah lain dari kerja keras yang dilakukan seorang muslim, yang mungkin tidak bisa langsung dirasakan manfaatnya saat di dunia. Misalnya, dia mendapatkan pahala dari Allah, berkah atas segala usahanya, meningkat derajatnya di mata Allah.
Baca juga:
Dari banyaknya hikmah di dunia dan akhirat dari kerja keras, maka mengapa kita masih bermalas-malasan? Mengapa kita masih cepat menyerah ketika mengalami sebuah kegagalan, padahal Allah telah menyiapkan kejutan di balik kegagalan yang kita alami. Jika kita telah mengetahui hal ini, maka sebagai seorang muslim kita harus mulai belajar untuk selalu bekerja keras untuk sesuatu yang kita inginkan. Bahkan, kita juga harus selalu bekerja keras terhadap semua komitmen yang telah kita buat di awal. (Baca juga: Amanah dalam Islam)
Namun, meski bekerja keras untuk kehidupan dunia memagn dibolehkan dan sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, kita tetap harus bisa menyeimbangkan usaha tersebut dengan usaha kita menyempurnakan ibadah kita untuk akhirat. Jangan sampai usaha kita dalam bekerja untuk dunia justru membuat kita lalai dalam beribadah. Keduanya harus berjalan seimbang, tidak boleh berat sebelah.
Wallahu a’lam bishawab.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…