Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya tentu telah dijelaskan secara rinci dalam islam. Sejatinya umat muslim adalah saudara. Jika salah satu tersakiti, maka yang lain ikut sakit. Maka itu, kita wajib bersatu dan jangan sampai terpecah belah. Nah, berikut ini beberapa kewajiban muslim terhadap muslim lainnya yang harus dilakukan sesuai perintah Allah Azza wa Jalla dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Baca juga:
Ketika seorang muslim meninggal, maka kewajiban muslim lainnya adalah mengantarkan jenazah tersebut ke tempat pemakaman dan juga menyolatkan. Kewajiban ini akan mendatangkan pahala yang besar dari sisi Allah Ta’ala.
Sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih: “Siapa yang mengantarkan jenazah hingga menshalatkannya maka baginya pahala satu qhirath, dan siapa yang mengantarkannya hingga dimakamkan maka baginya pahala dua qhirat. Beliau ditanya: Apakah yang dimaksud qhirath?, beliau menjawab: Bagaikan dua gunung yang besar.”(HR. Bukhori dan Muslim).
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya berikutnya adalah menebarkan salam. Saat bertemu di jalan, hendaklah sesama muslim saling mengucapkan salam. Ucapan salam dapat mendatangkan rahmat dan mempererat ukhuwah islamiyah.
Dari Abu Huraira ra, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan kalian tidak akan beriman sampai kalian saling mencintai. Maukah aku tunjukkan sesuatu yang apabila kalian kerjakan kalian akan saling mencinta? Sebarkanlah salam diantara kalian.” (HR. Muslim)
Baca juga:
Apabila kita melihat saudara sesama muslim melakukan sesuatu yang salah, maka kewajiban kita untuk menasehatinya. Begitupun saat seseorang datang kepada kita. Ia lagi tertimpa masalah dan ia bingung lalu ingin meminta saran. Maka kita juga wajib memberikan saran-saran yang benar sesuai syariat agama.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Agama adalah nasihat: Kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan kepada para pemimpin kaum muslimin serta rakyat pada umumnya.” (HR. Muslim).
Apabila kita mendapatkan undangan dari kerabat, baik itu undangan pernikahan, undangan reuni, perkumpulan di majelis ilmu atau lainnya maka kewajiban kita datang memenuhi undangan tersebut. Tujuannya untuk menghormati orang yang telah mengundang. Selain itu juga untuk memupuk ikatan persaudaraan. Memenuhi undangan hukumnya memang tidak diwajibkan. Tetapi sunnah muakkad, yaitu sunnah yang diutamakan. Maka itu, kita harus mengusahakan datang kecuali ada urusan yang benar-benar mendesak.
“Dan siapa yang tidak memenuhi (undangannya) maka dia telah maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Baca juga:
Apabila kita bersin, maka kewajiban kita adalah mengucapkan hamdalah sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah Ta’ala. Sedangkan untuk orang yang mendengar wajib mengucapkan “Yaharmukallah”. Lalu kita jawab lagi “Yadikumullah”.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika salah seorang dari kalian bersin, hendaknya ia mengucapkan “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah), sedangkan yang mendengarnya mengucapkan “Yaharmukallah” (Semoga Allah merahmatimu), lalu membalas dengan ucapan “Yahdikumullah wa yuslih balakum” (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki urusanmu). (HR Bukhari).
“Jika dia terus bersin dan sudah didoakan tiga kali maka ucapkanlah yang keempat “Aafakallah” (Semoga Allah mengampuni mu) sebagai pengganti dari ucapan “Yarhamukallah “. Sementara apabila kita mendengar orang kafir bersin dan memuji Allah maka ucapkanlah kepadanya “Yahdikumullah wa yuslih balakum” ( Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki urusanmu). (HR At tirmidzi)
Saling menyayangi juga merupakan kewajiban muslim terhadap muslim lainnya. Dari sahabat Nu’man bin Basyir, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda :
“Permisalan kaum mukminin dalam sikap saling mencintai, dan saling kasih sayang mereka sebagaimana satu badan. Apabila satu anggota badan sakit, seluruh anggota badan ikut merasakan, dengan tidak bisa tidur dan demam.” ( HR Muslim).
Sebagai sesama muslim, kita juga diwajibkan untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan. Misalnya berdakwah, membantu saat temannya kesusahan, membantu kegiatan di kampung dan sebagainya.
Allah Azza wa Jalla berfirman: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (Al-Maidah:2)
Dalam hadist juga disebutkan: “Barangsiapa melapangkan seorang mukmin dari satu kesusahan dunia, Allah akan melapangkannya dari salah satu kesusahan di hari kiamat. Barang siapa meringankan penderitaan seseorang, Allah akan meringankan penderitaannya di dunia dan akhirat. Barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat. Allah akan menolong seorang hamba selama hamba itu mau menolong saudaranya.” (H.R. Muslim dari Abu Hurairah).
Baca juga:
Setiap manusia pasti pernah berbuat salah. Saat kita mengetahui aib kerabat kita maka kewajiban kita adalah diam. Kita tidak boleh mengumbar-umbarnya. Sebab kita pun juga memiliki aib sendiri. Daripada sibuk menjelek-jelekan orang lain, lebih baik kita memperbaiki diri sendiri.
Dari Abdullah bin Umar r.a bahwasahnya Rasulullah saw. bersabda: ” Muslim yang satu adalah saudara muslim yang lain; oleh karena itu ia tidak boleh menganiaya dan mendiamkannya. Barang siapa memperhatikan kepentingan saudaranya, maka Allah akan memperhatikan kepentingannya. Barang siapa membantu kesulitan seorang muslim, maka Allah akan membantu kesulitannya dari beberapa kesulitannya nanti pada hari kiamat. Dan barang siapa menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya pada hari kiamat.” ( HR Bukhari )
Menyebut orang lain dengan gelar yang buruk tampaknya sudah menjadi fenomena di negeri kita. Tak jarang seseorang memanggil temannya dengan sebutan yang jelek dengan dalil hanya bercanda. Padahal candaan pun terkadang bisa menyakiti hati. Janganlah dilakukan perbuatan demikian! Panggilah saudara kita dengan nama-nama mereka. Jangan memanggilnya onta, babi, kambing, tiang listri, cebol atau gelar buruk lainnya. Perbuatan tersebut sungguh sangat zalim dan bisa mendatangkan dosa.
Allah Azza wa Jalla berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok), dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barangsiapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS.Al-Hujurat:11)
Baca juga:
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah menampakkan wajah yang ceria saat bertemu. Mengucapkan salam serambi tersenyum. Jangan bermuka masam. Tersenyum dapat mendatangkan pahala sekaligus mempererat persaudaraan.
Dari Abu Dzar RA., dia berkata bahwasahnya Rasulullah Saw bersabda, “Senyummu di hadapan saudaramu (sesama muslim) adalah (bernilai) sedekah bagimu.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Hibban).
Dari Abdullah bin Al Harits bin Jaz`i RA. dia berkata: “Aku tidak pernah melihat seseorang yang paling banyak senyumannya selain Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.” (HR. Tirmidzi)
Dari Jarir bin Abdillah RA. dia berkata:“Sejak aku masuk Islam, Rasulullah SAW. tidak pernah menolak aku untuk duduk bersama beliau. Dan tidaklah beliau melihatku kecuali Beliau tersenyum kepadaku.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Amar ma’ruf nahi mungkar, mengajak dalam perbuatan baik dan mencegah keburukan adalah kewajiban umat muslim terhadap muslim lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang mungkar.” (At-Taubah: 71)
Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: sesungguhnya Rasulullah saw bersabda: “siapa saja yang mengajak kepada kepada kebenaran, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya tanpa dikurangi sedikitpun. Dan siapa saja yang mengajak kepada kesesatan, maka ia mendapat dosa seperti dosa orang yang mengerjakan tanpa dikurangi sedikitpun” (HR Muslim)
Baca juga:
Dari Abu Hurairah RA. Dia berkata, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian saling mendengki, saling menipu, saling membenci, saling menjauhi dan janganlah membeli barang yang sedang ditawar orang lain. Dan jadilah kamu sekalian hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustainya dan menghinakannya. Taqwa itu ada di sini (seraya menunjuk dada beliau tiga kali). Seseorang telah dikatakan berbuat jahat jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Setiap muslim haram darahnya bagi muslim yang lain, demikian juga harta dan kehormatannya”. (HR. Muslim)
Antara sesama muslim tidak boleh bertengkar dan berdiam diri lebih dari 3 hari. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:
Dari Abi Ayub al-Anshariy, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Tidak halal seorang muslim mendiamkan saudaranya lebih dari tiga malam di mana keduanya bertemu lalu yang ini berpaling dan yang itu berpaling. Yang terbaik di antara keduanya ialah orang yang memulai mengucapkan salam”. “(HR. Muslim)
Kewajiban muslim terhadap muslim lainnya adalah bersikap rendah hati. Tidak boleh saling sombong, pamer dan iri hati. Sebagaimana firman Allah Ta’ala dalam Al-Quran:
“Dan Rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman” (QS Asy Ssuara: 215)
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)
“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (Al Israa’ 37)
Baca juga:
Demikianlah beberapa kewajiban muslim terhadap muslim lainnya. Semoga kita bisa menjadi umat islam yang mampu menjalankan kebaikan-kebaikan tersebut. Amin ya Rabbal Alamin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…