Dalam agama islam, seks dikenal dengan istilah berjimak. Yakni hubungan intim diantara pasangan suami dan istri. Sedangkan menurutt fiqih, jimak diartikan sebagai memasukkan kemaluan pria ke dalam kemaluan wanita sehingga keduanya seolah-olah menjadi satu kesatuan.
Tentunya hubungan jimak bagi pasangan yang telah sah menikah hukumnya diperbolehkan. Justru jimak ini bisa mendatangkan banyak manfaat. Beberapa diantaranya seperti meningkatkan rasa kasih sayang, melipatgandakan pahala, mendatangkan keturunan, menciptakan keluarga harmonis menurut islam, cara membahagiakan istri tercinta, serta cara mengatasi masalah rumah tangga secara islami.
Dalil-dalil yang menjelaskan anjuran jimak setelah menikah, diantaranya yaitu:
“Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dan dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu.” (QS.Al-Baqarah: 223)
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada terceIa. Barangsiapa mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Al Mu’minun: 5-6).
“Hubungan badan antara kalian (dengan isteri atau hamba sahaya kalian) adalah sedekah. Para sahabat lantas ada yang bertanya pada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Wahai Rasulullah, apakah dengan kami mendatangi istri kami dengan syahwat itu mendapatkan pahala?’ Beliau menjawab, ‘Bukankah jika kalian bersetubuh pada yang haram, kalian mendapatkan dosa. Oleh karenanya jika kalian bersetubuh pada yang halal, tentu kalian akan mendapatkan pahala’.” (HR. Muslim)
Tata Cara Berjimak Menurut Islam
Islam adalah agama yang luas dan mencakup segala macam aspek. Tidak hanya menjelaskan tentang surga dan neraka. Tapi juga muamalah, fiqih dan aturan-aturan hidup di dunia. Termasuk tentang hubungan suami istri saat di ranjang. Dalam berjimak terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan, termasuk adab, sunnah serta larangan.
Nah, berikut ini tata cara berjimak menurut islam:
Adab berjimak yang pertama adalah membersihkan tubuh. Jadi bila Kamu hendak berhubungan intim dengan suami maka hendaklah mandi terlebih dahulu. Mandi ini termasuk menyabun badan, membersihkan kemaluan dan menggosok gigi. Selain itu jangan lupa berwudhu. Dengan menjaga wudhu maka kondisi diri akan lebih suci dan ini juga menjadi cara menjaga kebersihan diri wanita dalam islam. Keutamaan kebersihan dalam islam sangatlah banyak, salah satunya sebagai cara meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam hadist:
Diriwayatkan dari Malik Al Asy’ari dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kebersihan adalah sebagian dari iman dan bacaan hamdalah dapat memenuhi mizan (timbangan), dan bacaan subhanallahi walhamdulillah memenuhi kolong langit dan bumi, dan shalat adalah cahaya dan shadaqah adalah pelita, dan sabar adalah sinar, dan Al Quran adalah pedoman bagimu.” (HR. Muslim).
Alangkah baiknya jika Kamu berdandan dulu sebelum melakukan jimak. Tujuannya agar penampilan terlihat lebih menarik. Dengan begitu pasangan juga akan senang dan proses jimak dapat berjalan lancar. Berdandan ini meliputi mengenakan pakaian yang bagus, menyisir rambut dan memakai parfum. Baca juga tentang Cara Mempercantik Diri Menurut Islam Bagi Muslimah, Cara Menjaga Kebersihan Diri Wanita Dalam Islam, Cara agar Disayang Suami Menurut Islam Paling Efektif
Selain memperbagus diri, jangan lupa kamar juga diperindah ya. Kamu bisa meletakkan pewangi aromaterapi di sudut kamar. Kemudian pasang lampu yang tidak terlalu terang. Dengan demikian akan tercipta suasana yang romantis.
Untuk mendatangkan kesan romantis sebaiknya ucapkan salam saat bertemu pasangan. Salam ini juga termasuk ucapan doa yang maknanya untuk menebarkan keselamatan, rahmat dan keberkahan. Baca juga tentang Hukum Salam dalam Islam.
Aturan yang ini dianjurkan untuk pasangan yang baru melakukan malam pertama. Suami hendaknya memegang kening istri dengan tangannya seraya membaca doa: “Allahummaa innii as-aluka min khairihaa wa khairi maa jabaltahaa alaihi Wa ‘audzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa syarri maa jabaltahaa alaihi.”
Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu untuk kebaikan dirinya dan kebaikan tabiat (sikap atau perilaku) yang dia bawa. Dan aku berlindung dari kejelekannya (keburukannya) dan kejelekan tabiat (sikap atau perilaku) yang ia bawa. (HR. Bukhari)
Sama dengan poin sebelumnya, aturan ini juga dianjurkan untuk pasangan yang hendak melakukan malam pertama. Sebaiknya kedua pasangan melakukan sholat sunnah 2 rakaat sebelum berjimak. Dimana suami menjadi imam si istri. Hal ini bertujuan untuk mengurangi suasana canggung dan agar hati lebih tenang.
Abu Sa’id berkata: para sahabat radhiyallahu ‘anhum memberitahukanku dan mereka berkata: “Jika kamu masuk menemui istrimu maka shalatlah dua raka’at, kemudian mohonlah kepada Allah kebaikan yang dimasukkan kepadamu, berlindunglah kepada Allah dari keburukannya, kemudian setelah itu terserah urusanmu dan istrimu.” (HR. Ibnu Abu Syuaibah dalam Al Mushannaf).
Untuk menghindari ketegangan, dianjurkan untuk melakukan senda gurau sebelum melakukan jimak. Pemanasan ini juga termasuk memberikan ciuman, meraba tubuh istri dan memeluk sebagai pemanasan (foreplay) untuk merangsang syahwat. Menurut beberapa ulama ciuman yang nikmat adalah dengan menjulurkan lidah suami ke mulut istrinya, atau sebaliknya. Air liur dapat meningkatkan suhu tubuh sehingga gairan dapat memuncak. Dijelaskan dalam hadist:
“Janganlah salah seorang diantara kalian menggauli istrinya seperti binatang. Hendaklah ia terlebih dahulu melakukan pendahuluan, yakni ciuman dan cumbu rayu.” (HR.Tirmidzi)
“Apakah engkau menikahi gadis (perawan) atau janda?” “Aku menikahi janda”, kata Jabir. “Kenapa engkau tidak menikahi gadis saja karena engkau bisa bercumbu dengannya dan juga sebaliknya ia bisa bercumbu mesra denganmu.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Aturan penting yang tidak boleh dilupakan saat melakukan berjimak adalah membaca doa. Ini sangat penting agar aktivitas jimak tidak dibarengi gangguan syetan. Serta agar bisa mendapatkan keturunan yang baik akhlak dan agamanya.
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa ‘ala alihiwasallam bersabda: “Maka, jika Allah menetapkan atau mentakdirkan lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syetan tidak akan membahayakan dan mencelakakannya selama-lamanya.“
Doa sebelum jimak, yakni: “Dengan nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezeki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami.” (H.R Bukhari dan Muslim).
Boleh tidaknya melihat tubuh pasangan saat berjimak sebenarnya masih menuai perdebatan. Beberapa memakruhkan dan ada juga yang membolehkan. Meski demikian, jumhur ulama mengatakan bahwa boleh-boleh saja memandang tubuh pasangan. Ini didasari pada sebuah hadist yang menjelaskan bahwa Aisyah r.a pernah mandi bersama Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam dengan kondisi junub.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata: “Aku pernah mandi bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari satu bejana dan kami berdua dalam keadaan junub” (HR. Bukhari dan Muslim).
“Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau budak-budak yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela.” (Qs. Al-Ma’arij: 29-30)
Ibnu Qudamah juga mengatakan “Dibolehkan bagi pasangan suami-istri melihat dan menyentuh semua bagi tubuh pasangannya, termasuk alat vitalnya. Pendapat ini didasarkan pada riwayat Bahaz bin Hakim, bahwa kakeknya bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah SAW, mana aurat yang boleh kami buka dan mesti kami tutup?’ Rasul menjawab, ‘Tutup auratmu kecuali untuk istrimu dan budakmu.” (Dalam Al-Mughni)
Tidak ada aturan khusus untuk posisi menyetubui ataupun arah berhubungan intim. Islam membolehkan suami menyetubuhi istrinya dari arah manapun, asalkan tetap di kemaluan. Ini sebagaimana dalil yang menjelaskan:
Dari Ibnu Jabir berkata: “Sesungguhnya orang-orang Yahudi berkata kepada orang-orang muslim: “Barangsiapa yang menggauli isterinya dari arah belakang (tapi tetap di qubul, kemaluan depan), maka anaknya akan juling”. Allah lalu menurunkan ayat berikut ini: “Isteri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu dengan cara bagaimana saja kamu kehendaki (selama itu di kemaluan depan)”, Rasulullah saw kemudian bersabda: “(boleh kamu gauli isteri kamu itu) baik dengan gaya dari arah depan maupun dari arah belakang selama di dalam kemaluan, bukan di pantat.” (HR. Bukhari Muslim).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda: “Terserah mau dari arah depan atau belakang selama di kemaluan.” (HR. Ath Thohawi dalam Syarh Ma’anil).
Islam mengharamkan tindakan jimak melalui dubur. Ini dikarenakan dubur adalah bagian tubuh yang najis dan menjadi lubang keluarnya kotoran. Pendapat tersebut sejalan dengan anjuran ilmu kedokteran yang menjelaskan bahwa berhubungan seks dari dubur dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit.
Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barangsiapa yang menyetubuhi wanita haid atau menyetubuhi wanita di duburnya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).
“Benar-benar terlaknat orang yang menyetubuhi istrinya di duburnya.” (HR. Ahmad)
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran “Dan mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad), mengenai (hukum) haid. Katakanlah: Darah haid itu satu benda yang (menjijikkan dan) mendatangkan mudarat. Oleh itu hendaklah kamu menjauhi diri daripada perempuan (jangan bersetubuh dengan isteri kamu) dalam masa datang haid itu, janganlah kamu hampiri mereka (untuk bersetubuh) sebelum mereka suci. Kemudian apabila mereka sudah bersuci maka datangilah mereka menurut jalan yang diperintahkan oleh Allah kepada kamu. Sesungguhnya Allah mengasihi orang-orang yang banyak bertaubat, mengasihi orang-orang yang sentiasa menyucikan diri.” (QS. Al Baqarah:222).
Jadi semisal kedua pasangan usai melakukan jimak, kemudian ingin melakukannya lagi karena belum puas. Maka hendaknya berwudhu terlebih dahulu sebelum mengulanginya. Ini sebagaimana dijelaskan dalam hadist shahih:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila seseorang menggauli isterinya kemudian ia hendak menambahnya untuk yang kedua kali, maka berwudhulah terlebih dahulu.” (HR. Muslim).
Apa yang menjadi cerita di ranjang hendaknya tidak disebarkan kepada siapapun. Cukup kedua pasangan saja yang tahu. Sebab hal ini merupakan hal yang sangat privasi. Adapun kekurangan juga tidak boleh diumbar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya sejahat-jahat manusia di sisi Allah kelak pada hari Kiamat adalah seorang laki-laki yang menggauli isterinya atau isteri yang menggauli suaminya kemudian ia menyebarkan rahasia-rahasia hubungan badannya itu.” (HR. Muslim).
Seorang istri yang baik tidak diperbolehkan menolak ajakan berjimak dari suaminya. Apabila ia tidak mau dengan alasan yang dibuat-buat maka ia berdosa. Sebagaimana disampaikan dalam riwayat hadist:
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seorang pria mengajak istrinya ke ranjang, lantas si istri enggan memenuhinya, maka malaikat akan melaknatnya hingga waktu Shubuh.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Setelah melakukan hubungan intim, pasangan suami dan istri diwajikan untuk mandi junub agar kondisinya suci kembali dan bisa menunaikan sholat.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata: “Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang seorang laki-laki yang menyetubuhi istrinya namun tidak sampai keluar air mani. Apakah keduanya wajib mandi? Sedangkan Aisyah ketika itu sedang duduk di samping, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku sendiri pernah bersetubuh dengan wanita ini (yang dimaksud adalah Aisyah) namun tidak keluar mani, kemudian kami pun mandi.” (HR. Muslim)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jika seseorang duduk di antara empat anggota badan istrinya (maksudnya: menyetubuhi istrinya , pen.), lalu bersungguh-sungguh kepadanya, maka wajib baginya mandi.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Jadi itulah beberapa penjelasan tentang cara berjimak menurut islam. Semoga bermanfaat dan dapat membantu ya.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…