Bulan puasa adalah kesempatan bagi kita untuk mendapatkan pahala yang sebanyak banyaknya seperti dengan membaca Doa Akhir Ramadhan dari Nabi Muhammad SAW, melakukan Renungan Akhir Ramadhan (Amalan untuk Menebar Kebaikan), melaksanakan Amalan Dzikir di Bulan Ramadhan dan Keutamaannya.
Saat berpuasa, kita dilarang untuk makan dan minum atau memasukkan apapun ke dalam mulut yang berpotensi ditelan atau menjadi konsumsi kita. Hal ini termasuk dalam membatalkan puasa jika dilakukan. Namun, ada juga permasalahan dimana kita sering menelan ludah sendiri yang tentu saja seperti menelan air.
Bukan hanya puasa wajib, melainkan puasa sunnah seperti dalam pelaksanaan Keutamaan Puasa di Bulan Syawal . Puasa Sunah Idul Adha dalam Islam, yang memiliki banyak Hikmah Puasa Sunnah jika dilakukan.
Ada kekhawatiran dari beberapa orang hal ini bisa menjadi pembatal puasa. Apakah benar seperti itu tentunya perlu dikaji secara ilmiah. Apakah menelan ludah termasuk dalam hal yang membatalkan puasa? Tentunya harus kita ketahui terlebih dahulu apa itu ludah dan apa fungsi ludah, apakah tidak boleh kita menelan ludah saat berpuasa? Hal ini akan dijelaskan dalam artikel berikut.
baca juga Hukum Islam lainnya:
Pengertian dan Fungsi Air Ludah Secara Biologis
Sebagai hamba Allah yang bertaqwa kita meyakini bahwa tidak ada satupun ciptaan Allah yang sia-sia di dunia ini. Begitupun yang Allah ciptakan dalam tubuh kita. Akan sangat banyak sekali fungsi-fungsi yang akan kita dapatkan jika mendalami satu persatu yang Allah ciptakan.
Air ludah adalah cairan yang dihasilkan alami oleh tubuh kita dan bersifat asam serta mengandung berbagai fungsi juga manfaat. Air ludah ini sangat penting karena tanpa air ludah tentunya dalam makan, minum, atau mengkonsumsi sesuatu akan kesulitan untuk dicerna.
Begitupun dengan air ludah yang Allah ciptakan. Tentunya tidak sia-sia Allah ciptakan. Dan tanda-tanda kekuasaan Allah ini hanya mampu dipahami oleh orang-orang yang berpikir dan membaca realitas dalam hidupnya. Berikut adalah fungsi-fungsi air ludah yang Allah ciptakan pada manusia.
Setiap saat ada saja bakteri atau virus yang menghinggapi diri kita. Jika tidak dijaga kebersihan dan kenetralannya maka bakteri dan virus ini bisa menggangu tubuh serta menyebabkan penyakit. Untuk itu, bakteri atau virus bisa dilemahkan atau dihancurkan oleh ludah karena bersifat cairan yang sedikit asam.
Tanpa ludah, maka akan banyak bakteri atau virus yang masuk saat kita makan, minum dan beraktifitas. Untuk itu cairan ludah memang difungsikan mencegah penyakit tersebut. Tentu saja cairan ludah ini diproduksi tidak banyak dan sesuai kebutuhan saja. Tidak seperti air yang terus menerus mengalir atau seperti meminum air.
Ludah berfungsi juga untuk mengolah makanan. Dalam ludah terdapat satu enzim yang bernama enzim ptialin atau amliase yang berfungsi untuk menghancurkan makanan. Di dalam mulut saat makan ludah berfungsi untuk mengolah atau menghancurkan makanan tersebut, sehingga ketika masuk dalam organ dan fungsi pencernaan akan lebih lumat dan mudah untuk dicerna.
Eznim amilase atau ptialin yang ada dalam ludah ini tentu saja sangat dibutuhkan agar pencernaah menjadi lancar dan tidak membuat makanan yang masih keras menjadi sulit dicerna oleh tubuh. Untuk itu, fungsi ludah sangat vital bagi sistem pencernaah tubuh kita di awal, saat makanan sudah masuk.
Elektrolit memiliki fungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh agr tidak terjadi kekeringan. Untuk itu ludah juga berfungsi untuk mempertahankan cairan dalam tubuh, tidak kering, dan tetap lembaba tau basah, terutama daerah mukosa (mulut)
Karena ada banyak zat-zat dan enzim yang ada dalam ludah, maka ludah ini juga berfungsi sebagai sistem imun. Hal ini berfungsi agar tubuh kita terhindar dari segala penyakit. Ludah yang bersifat asam ini akan memberikan kestabilan dalam tubuh. Untuk itu, ludah menjadi alami dikeluarkan dan secara otomatis akan diproduksi dalam area di mulut kita.
baca juga hukum Islam lainnya:
Mengenai hal ini Allah menyampaikan dalam Al-Quran, “Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan.” (QS Al-Hajj :78). Untuk itu, islam tidak menghendaki manusia kesulitan dan tersiksa dari adanya aturan berpuasa.
Tentunya saat puasa, Allah mengharapkan kita mudah agar bisa melaksanakan Kegiatan di Bulan Ramadhan yang Menghasilkan Pahala, Amalan di Bulan Ramadhan Bagi Wanita Haid, mencari Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan, dan tentunya melaksanakan Cara agar Tidak Malas Shalat 5 Waktu Selama Ramadhan.
Hal ini juga disampaikan oleh seorang ulama bernama Ibnu Qudamah Rahimahullah, “Apa yang tidak mungkin menjaga diri darinya misalnya menelan ludah maka tidak membatalkan puasa, karena menjaga hal ini bisa memberatkan”. Untuk itu sulit kiranya jika manusia tidak boleh menelan ludahnya saat berpuasa.
Dan disampaikan kembali oleh Allah, “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” (QS Al Baqarah: 185)
Jika dilihat dari penjelasan tersebut, maka kita bisa memahami bahwa ludah adalah mekanisme yang alami dalam tubuh kita. Saat berpuasa, maka mekanisme ini tentu saja tidak bisa ditahan atau dihentikan. Sebagaimana saat puasa, maka mekanisme tubuh seperti berkeringat, mengeluarkan urin, mengeluarkan gas tidak bisa dihentikan.
Untuk itu, tentu saja menelan ludah saat puasa adalah hal yang diperbolehkan, begitupun menurut ijma atau kesepakatan para ulama. Hal ini tidak melanggar aturan pembatalan puasa karena zat atau cairan ludah adalah sesuatu yang alamiah. Berikut ada penjelasan lebih lengkap dan jelasnya.
Ludah tidak mungkin untuk tidak ditelan oleh kita, karena baik sengaja ataupun tidak sengaja maka ludah akan terus diproduksi dan terus bermekanisme dalam tubuh kita. Untuk itu, mekanisme alamiah ini akan tetap ada. Bahkan saat kita tidur ataupun sedang dalam tidak sadar maka dia akan tetap berlangsung.
Untuk itu, ulama memperbolehkan jika saat puasa kita menelan ludah karena itu adalah hal yang tidak dilarang atau sulit ditahan. Merupakan bagian dari mekanisme tubuh kita yang telah Allah ciptakan dan tentukan prosesnya.
Ludah memiliki fungsi untuk pencernaan. Untuk itu, jika tanpa ada ludah, maka pencernaan kita akan terganggu. Untuk itu, ludah harus tetap ada dan berfungsi seperti biasa. Sebagaimana tubuh kita tidak boleh kehilangan zat-zat dalam tubuhnya, maka begitupun dengan ludah. Ia harus tetap ada. Jika tidak ada, maka sulit nantinya pencernaan akan lancar atau berlangsung seperti biasa.
Dari penjelasan yang sudah ada maka bisa dipahami bahwa tubuh tidak boleh kehilangan ludah. Ditelannya ludah bukan suatu yang tidak boleh ditelan. Tentu Allah tidak hendak mempersulit, jika memang ditelan sengaja atau tidak hal ini tidak akan membatalkan puasa. Ludah bukanlah suatu yang menghilangkan dahaga apalagi jumlahnya yang tidak banyak, berputar di daerah mulut saja. Oleh karena itu, tubuh tidak boleh kehilangan ludah. Ludah harus tetap ada baik berpuasa atau tidak. Sehingga tidak ada kata tidak boleh untuk menelan ludah.
Selain hukum menelan ludah saat puasa, kita juga bisa memahami mengenai
Hukum Mencicipi Makanan Saat Puasa, Hukum Memotong Kuku Saat Puasa , Hukum Menangis Saat Puasa , Hukum Puasa Tanpa Sahur, Hukum Belum Membayar Hutang Puasa Ramadhan, atau Hukum Menyikat Gigi Saat Puasa agar menjalani puasa lebih memahami kaidah fiqihnya.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…