Tradisi bermaaaf maafan sebelum ramadhan tiba sudah menjadi tradisi bagi sebagian besr umat muslim. Sebenarnya bermaafan merupakan sebuah kewajiban yang harus dilakukan oleh siapapun dan kepada siapapun sebagai bagian dari menambah pahala di bulan ramadhan . Terutama bagi mereka yang pernah memiliki kesalahan atau berlaku dzalim erhadap orang lain. Sebagaimana dalam hadist berikut ini :
“Orang yang pernah menzhalimi saudaranya dalam hal apapun, maka hari ini ia wajib meminta perbuatannya tersebut dihalalkan oleh saudaranya, sebelum datang hari dimana tidak ada ada dinar dan dirham. Karena jika orang tersebut memiliki amal shalih, amalnya tersebut akan dikurangi untuk melunasi kezhalimannya. Namun jika ia tidak memiliki amal shalih, maka ditambahkan kepadanya dosa-dosa dari orang yang ia zhalimi” (HR. Bukhari no.2449)
Memaafkan dan saling meminta maaf bukan hanya sebuah tradisi sebagaimana keutamaan ikhlas dalam islam . Namun, juga merupakan nilai yang harus di tanamkan. Sebab, dala isalm sikap saling memaafkan merupakan kunci untuk menggalang persatuan serta menghindari api permusuhan. Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam,
إن الله تجاوز لي عن أمتي الخطأ والنسيان وما استكرهوا عليه
“Sesungguhnya Allah telah memaafkan ummatku yang berbuat salah karena tidak sengaja, atau karena lupa, atau karena dipaksa” (HR Ibnu Majah, 1675, Al Baihaqi, 7/356, Ibnu Hazm dalam Al Muhalla, 4/4, di shahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Pada dasarnya meminta maaf tidaklah harus menunggu waktu hendak tibanya bulan puasa. Namun, kita dianjurkan untuk meminta maaf saat memang memiliki kesalahan atau kehilafan. Sebab pastinya dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah luput dari salah maupun dosa dan kekhilafan. Namun, bagaimanakan sebenarnya islam memandang fenomena tradisi saling meminta maaf sebelum bulan ramadhan. Untuk mengupasnya lebih jauh, berikut akan diuraikan mengenai hukum minta maaf sebelum ramandahan tiba.
Hukum Minta Maaf Sebelum Ramadhan
Tradisi meminta maaf sebelum ramadhan merupakan tradisi yang senantiasa dilestarikan. Dasar dari tradisi tersebut tidak lain ialah berdasarkan hadits berikut ini:
عن أبي هريرة أن رسول الله صلى الله عليه و سلم رقي المنبر فقال : آمين آمين آمين فقيل له : يارسول الله ما كنت تصنع هذا ؟ ! فقال : قال لي جبريل : أرغم الله أنف عبد أو بعد دخل رمضان فلم يغفر له فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد أدرك و الديه أو أحدهما لم يدخله الجنة فقلت : آمين ثم قال : رغم أنف عبد أو بعد ذكرت عنده فلم يصل عليك فقلت : آمين قال الأعظمي : إسناده جيد
“Dari Abu Hurairah: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam naik mimbar lalu bersabda: ‘Amin, Amin, Amin’. Para sahabat bertanya : “Kenapa engkau berkata demikian, wahai Rasulullah?” Kemudian beliau bersabda, “Baru saja Jibril berkata kepadaku: ‘Allah melaknat seorang hamba yang melewati Ramadhan tanpa mendapatkan ampunan’, maka kukatakan, ‘Amin’, kemudian Jibril berkata lagi, ‘Allah melaknat seorang hamba yang mengetahui kedua orang tuanya masih hidup, namun tidak membuatnya masuk Jannah (karena tidak berbakti kepada mereka berdua)’, maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Allah melaknat seorang hambar yang tidak bershalawat ketika disebut namamu’, maka kukatakan, ‘Amin”.” Al A’zhami berkata: “Sanad hadits ini jayyid”.
Diceritakan lebih lanjut dalam hadist yang terjemahannya berarti :
Ketika Rasullullah sedang berkhutbah pada Shalat Jum’at (dalam bulan Sya’ban), beliau mengatakan Amin sampai tiga kali, dan para sahabat begitu mendengar Rasullullah mengatakan Amin, terkejut dan spontan mereka ikut mengatakan Amin. Tapi para sahabat bingung, kenapa Rasullullah berkata Amin sampai tiga kali. Ketika selesai shalat Jum’at, para sahabat bertanya kepada Rasullullah, kemudian beliau menjelaskan: “ketika aku sedang berkhutbah, datanglah Malaikat Jibril dan berbisik, hai Rasullullah Amin-kan do’a ku ini,” jawab Rasullullah.
Do’a Malaikat Jibril itu adalah:
“Ya Allah tolong abaikan puasa ummat Muhammad, apabila sebelum memasuki bulan Ramadhan dia tidak melakukan hal-hal yang berikut:
1) Tidak memohon maaf terlebih dahulu kepada kedua orang tuanya (jika masih ada);
2) Tidak bermaafan terlebih dahulu antara suami istri;
3) Tidak bermaafan terlebih dahulu dengan orang-orang sekitarnya.
Berdasarkan kedua hadist diatas, maka tentunya jelas bahwa hukum minta maaf sebelum ramadhan tiba merupakan sesuatu yang sangat dianjurkan. Sebab konsekuensinya jika tradisi minta maaf ini tidak dilakukan, maka ibadah puasa anda tidak akan diberi ganjaran pahala. Tentu saja hal ini akan sangat merugikan, sebab bulan Ramandhan merupakan bulan yang mulia dan sebagai jalam atau cara menjadi orang sukses menurut al-quran . Dimana anda bisa melakukan berbagai kegiatan baik dan bermanfaat dan akan memperoleh pahala beberapa kali lipat di bandingkan bulan biasa seperti juga hikmah sedekah dalam islam . Sebagaimana dalam hadist berikut :
“Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu,nilainya sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (HR. Bukhori-Muslim).
Bulan ramadhan juga sekaligus merupakan bulan yang penuh berkah dan paling menjadi pengaruh dzikir terhadap jiwa . Sebagaimana dalam hadiat berikut ini;
“Sesungguhnya telah datang kepadamu bulan yang penuh berkah. Allah mewajibkan kamu berpuasa, karena dibuka pintu- pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka, dan dibelenggu syaitan- syaitan, serta akan dijumpai suatu malam yang nilainya lebih berharga dari seribu bulan. Barangsiapa yang tidak berhasil mem¬peroleh kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu untuk selama-lamanya.” (HR Ahmad, An-Nasa’l, dan Baihaqi).
Masih banyak lagi keutamaan bulan ramadhan yang tentunya harus benar-benar dimanfaatkan oleh semua umat muslim. Sebab bukan hanya disambut dengan suka cita saja, namun diharapkam tetap melestarikan tradisi menjelang bulan ramadhan. Dimana tradisi minta maaf ini wajib dilakukan agar tentunya anda dapat memperoleh berkah dan keutamaan dari bulan ramadhan itu sendiri. Sebagai bulan penuh berkah Allah SWT juga menjanjikan kepada umatnya yang beribadah dengan khusyuk pada bulan ini akan memperoleh balasan yang amat nikmat, yakni jika berhasil menemukan tanda-tamda malam lailatul qadar serta keutamaan malam lailatul qadar maka hikmahnya akan samgat luar biasa. Sebagaimana dalam firman Nya berikut ini :
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada lailatul qadar (malam kemuliaan). Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” (QS. Al Qadr 1-3) .
Jangan sampai kita tidak mendapatkan berbagai keutamaan bulan ramadhan sebagaimana pahala sahur di bulan ramadhan yang begitu sangat dinantikan dan dirindukan oleh semua umat islam. Untuk dapat meraihnya pastinya kita harus memahami dengan benar mengenai hukum minta maaf sebelum ramadhan. Sehingga kita dapat menjalankan ibadah sebelum bulan ramadhan dengan khusyuk. Semoga artikel ini dapat membantu.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…