cara menghadapi ujian Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cara-menghadapi-ujian Mon, 12 Aug 2019 04:43:12 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png cara menghadapi ujian Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/cara-menghadapi-ujian 32 32 8 Cara Membuat Hati Tenang Dalam Menghadapi Masalah dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/cara-membuat-hati-tenang-dalam-menghadapi-masalah Tue, 13 Aug 2019 07:26:30 +0000 https://dalamislam.com/?p=7641 Tidak ada satu mahluk pun yang tidak mendapatkan masalah dalam hidupnya, terutama manusia. Bahkan seorang nabi sekalipun memiliki masalah yang akan mendatanginya. Namun dalam Islam, masalah bukanlah sebuah beban yang akan menyusahkan bahkan menjatuhkan diri seorang hamba, melainkan sebagai sebuah tangga untuk meningkatkan keimanan pada Allah SWT. Sebagai seorang muslim, kita juga harus mampu membuat […]

The post 8 Cara Membuat Hati Tenang Dalam Menghadapi Masalah dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidak ada satu mahluk pun yang tidak mendapatkan masalah dalam hidupnya, terutama manusia. Bahkan seorang nabi sekalipun memiliki masalah yang akan mendatanginya.

Namun dalam Islam, masalah bukanlah sebuah beban yang akan menyusahkan bahkan menjatuhkan diri seorang hamba, melainkan sebagai sebuah tangga untuk meningkatkan keimanan pada Allah SWT. Sebagai seorang muslim, kita juga harus mampu membuat hati tetap tenang dalam menghadapi masalah agar tidak timbul masalah lainnya. Berikut ini adalah beberapa cara membuat hati tenang dalam menghadapi masalah:

1. Istighfar

Dalam menghadapi masalah apapun hendaknya kita selalu mengingat setiap kesalahan dan dosa yang kita buat. Mungkin masalah yang muncul dikarenakan kesalahan yang telah kita perbuat sebelumnya. Maka dari itu, perbanyak memohon ampun dengan mengucapkan istighfar. Rasul bersabda,

“مَنْ أَكْثَرَ مِنْ الِاسْتِغْفَارِ؛ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ”

“Barang siapa memperbanyak istighfar; niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya dan rizki dari arah yang tidak disangka-sangka”  (HR. Ahmad dari Ibnu Abbas dan sanadnya dinilai sahih oleh al-Hakim serta Ahmad Syakir).

Baca juga:

Dengan memperbanyak istighfar, maka hati akan menjadi lebih tenang sehingga masalah pun lebih mudah dipecahkan.

Allâh Azza wa Jalla juga berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا ﴿٤١﴾ وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah kepada Allâh, dengan mengingat (nama-Nya) sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.” [al-Ahzâb/33:41-42]

2. Tawakal

Tidak ada daya dan upaya selain hanya Allah yang mampu. Maka dari itu, kita semua harus tawakal berserah diri pada Allah dalam menghadapi setiap masalah. Allah berfirman,

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).

3. Sholat

Tidak ada hal yang lebih baik lagi dilakukan untuk menenangkan hati kecuali dengan beribadah. Salah satunya adalah dengan sholat. Allah telah berjanji akan menolong hambaNya yang sedang dalam masalah jika mereka bersabar DNA sholat.


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah [2]: 153).

Baca juga:

Dalam buku La Tahan, Aid Al Warni mengatakan bahwa ketika Rasulullah dilanda ketakutan atau kecemasan, maka ia akan selalu sholat. Beliau pernah berkata pada Bilal bahwa ketenangannya ada dalam sholat.

4. Berdoa

Setelah sholat, cara lain yang paling tepat untuk menenangkan hati saat ada masalah adalah dengan memperbanyak doa. Doa adalah senjata seorang mukmin dalam menghadapi setiap masalah. Rasul pun selalu meminta pertolongan lewat doa-doanya.

“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridha dengan ketetapan-Mu, dan yang merasa cukup dengan pemberian-Mu.” (HR. Thabrani)

“Ya Allah tenangkanlah hatiku dan jadikanlah aku orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk.” (HR. Al-Bukhari)

Baca juga:

5. Membaca Al Qur’an

Al Qur’an adalah kitab suci yang akan selalu menenangkan hati jika dibaca dengan baik.

Syaikhul Islam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan:

“Al-Qur`an adalah penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat. Dan tidaklah setiap orang diberi keahlian dan taufiq untuk menjadikannya sebagai obat. Jika seorang yang sakit konsisten berobat dengannya dan meletakkan pada sakitnya dengan penuh kejujuran dan keimanan, penerimaan yang sempurna, keyakinan yang kokoh, dan menyempurnakan syaratnya, niscaya penyakit apapun tidak akan mampu menghadapinya selama-lamanya”.

6. Bersyukur

Ingatlah bahwa tidak ada manusia yang naik tingkat keimanannya tanpa mendapatkan ujian. Maka dari itu, percayalah bahwa setiap orang memiliki ujian yang berbeda-beda. Syukurilah kondisi saat ini karena ada banyak orang di luar sana yang memiliki masalah jauh lebih sulit dan berat.

Mungkin Anda memiliki masalah, namun Anda masih bisa makan, minum, berjalan. Tentu ada orang yang tidak lagi bisa menikmati kenikmatan tersebut lagi, entah karena sakit atau usia. Maka perbanyaklah bersyukur pada Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ شَكُورٌ

“Sesungguhnya Allah itu Ghafur dan Syakur” (QS. Asy-Syura: 23).

Imam Abu Jarir Ath-Thabari, menafsirkan dalil ini dengan sebuah riwayat dari Qatadah, “Ghafur artinya Allah Maha Pengampun terhadap dosa, dan Syakur artinya Maha Pembalas Kebaikan sehingga Allah lipat-gandakan ganjarannya” (Tafsir Ath Thabari, 21/531).

Baca juga:

7. Sedekah

Sedekah mampu membuat hati menjadi lebih tenang. Dengan sedekah, kita juga akan membuka jalan lebih lebar dari solusi yang ada untuk menyelesaikan masalah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya (artinya: ikhlas) dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus” (QS. Al Bayyinah: 5).

8. Silaturahmi

Ternyata silaturahmi juga mampu membuat hati menjadi lebih tenang. Hal ini dikarenakan kita akan silaturahmi akan memudahkan jalan rejeki kita termasuk kemudahan dalam menyelesaikan masalah.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

Barangsiapa senang untuk dilapangkan rizki dan dipanjangkan umurnya, maka jalinlah tali silaturrahim (hubungan antar kerabat).” (HR. Bukhari no. 5986 dan Muslim no. 2557)

Itulah beberapa cara menenangkan hati dalam menghadapi masalah. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga bermanfaat dan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.

The post 8 Cara Membuat Hati Tenang Dalam Menghadapi Masalah dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
12 Cara Menerima Ujian dari Allah SWT dan Dalilnya https://dalamislam.com/info-islami/cara-menerima-ujian-dari-allah-swt Thu, 14 Mar 2019 03:45:24 +0000 https://dalamislam.com/?p=5780 Tidak ada manusia yang terlepas dari ujian dari Allah SWT. Hanya dengan melalui ujian-Nya lah kita bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Namun seberat apapun ujian yang diberikan oleh Allah SWT, pasti akan bisa dilewati karena Allah hanya akan memberikan ujian pada hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Allah berfirman, لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ […]

The post 12 Cara Menerima Ujian dari Allah SWT dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidak ada manusia yang terlepas dari ujian dari Allah SWT. Hanya dengan melalui ujian-Nya lah kita bisa meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita. Namun seberat apapun ujian yang diberikan oleh Allah SWT, pasti akan bisa dilewati karena Allah hanya akan memberikan ujian pada hamba-Nya sesuai dengan kemampuannya. Allah berfirman,

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]

Dalam menghadapi ujian yang diberikan, berikut ini adalah 12 cara menerima ujian dari Allah SWT:

1. Beriman pada takdir

Sebagai manusia yang merupakan ciptaan Allah SWT, maka sudah seharusnya kita mempercayai takdir yang diberikan kepada kita. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللَّهُ مَقَادِيرَ الْخَلاَئِقِ قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ بِخَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ

Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi.” (HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash)

Baca juga:

2. Yakinlah bahwa ujian para nabi lebih berat

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ditanya oleh Sa’d bin Abî Waqqâsh Radhiyallahu anhu :

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ النَّاسِ أَشَدُّ بَلاَءً قَالَ الأَنْبِيَاءُ ثُمَّ الأَمْثَلُ فَالأَمْثَلُ فَيُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ فَإِنْ كَانَ دِينُهُ صُلْبًا اشْتَدَّ بَلاَؤُهُ وَإِنْ كَانَ فِى دِينِهِ رِقَّةٌ ابْتُلِىَ عَلَى حَسَبِ دِينِهِ

Ya Rasûlullâh! Siapakah yang paling berat ujiannya?” Beliau menjawab, “Para Nabi kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian orang yang semisalnya. Seseorang akan diuji sesuai kadar (kekuatan) agamanya. Jika agamanya kuat, maka ujiannya akan bertambah berat. Jika agamanya lemah maka akan diuji sesuai kadar kekuatan agamanya

3. Selalu ada hikmah

Cara menerima ujian dari Allah SWT berikutnya adalah dengan memetik hikmahnya. Yakinkan diri bahwa setiap ujian akan membawa hikmah tersendiri bagi kita. Tidak ada ujian yang sia-sia jika dilewati dengan baik.

Allah Ta’ala berfirman,

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ (115) فَتَعَالَى اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ (116)

Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)

Baca juga:

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا لَاعِبِينَ (38) مَا خَلَقْنَاهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ

Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)

4. Ujian merupakan bentuk cinta Allah

Abu Hurairah r.a. berkata, bahawa Rasulullah bersabda,

Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik maka dia akan diberi-Nya cubaan.” (H.R.Bukhari).

Rasul bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاَءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاَهُمْ فَمَنْ رَضِىَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Sesungguhnya pahala besar karena balasan untuk ujian yang berat. Sungguh, jika Allah mencintai suatu kaum, maka Dia akan menimpakan ujian untuk mereka. Barangsiapa yang ridho, maka ia yang akan meraih ridho Allah. Barangsiapa siapa yang tidak suka, maka Allah pun akan murka.” (HR. Ibnu Majah no. 4031, hasan kata Syaikh Al Albani).

5. Perbanyak mengingat dosa

Rasul bersabda,

إِنَّ الْمُؤْمِنَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَأَنَّهُ قَاعِدٌ تَحْتَ جَبَلٍ يَخَافُ أَنْ يَقَعَ عَلَيْهِ ، وَإِنَّ الْفَاجِرَ يَرَى ذُنُوبَهُ كَذُبَابٍ مَرَّ عَلَى أَنْفِهِ » . فَقَالَ بِهِ هَكَذَ

Sesungguhnya seorang Mukmin itu melihat dosa-dosanya seolah-olah dia berada di kaki sebuah gunung, dia khawatir gunung itu akan menimpanya. Sebaliknya, orang yang durhaka melihat dosa-dosanya seperti seekor lalat yang hinggap di atas hidungnya, dia mengusirnya dengan tangannya –begini–, maka lalat itu terbang”. (HR. At-Tirmidzi, no. 2497 dan dishahîhkan oleh Al-Albani)

Baca juga:

6. Selalu berzikir

Allah berfirman,

الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِ أَلاَبِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. [Ar Ra’du/13 :28].

يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اذْكُرُوا اللهَ ذِكْرًا كَثِيرًا

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. [Al-Ahzaab/33 :41].

7. Perbanyak sedekah

Rasul bersabda, “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api“.(HR. At-Tirmidzi).

Rasulullah kembali bersabda: “Bersegeralah untuk bersedekah. Karena musibah dan bencana tidak bisa mendahului sedekah“.

8. Selalu sabar

Allah berfirman,

لَتُبْلَوُنَّ فِي أَمْوَالِكُمْ وَأَنْفُسِكُمْ وَلَتَسْمَعُنَّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِكُمْ وَمِنَ الَّذِينَ أَشْرَكُوا أَذًى كَثِيرًا وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا فَإِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu benar-benar akan mendengar dari orang-orang yang diberi al-Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan [Âli ‘Imrân/3 : 186]

9. Sholat taubat

Dari ‘Ali Radhiyallahu anhu , dia berkata, “Aku adalah seorang lelaki, jika aku telah mendengar sebuah hadits dari Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Allâh Azza wa Jalla memberiku manfaat yang Dia kehendaki dengan perantara hadîts itu. Jika ada salah seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyampaikan sebuah hadits kepadaku, maka aku akan memintanya bersumpah (bahwa dia benar-benar telah mendengar dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam -red). Jika dia telah bersumpah kepadaku, maka aku mempercayainya.

Dan sesungguhnya Abu Bakar telah memberitakan sebuah hadits kepadaku, dan Abu Bakar telah berkata jujur, dia berkata, “Aku telah mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada seseorang pun yang melakukan dosa, lalu dia berdiri kemudian bersuci lalu menunaikan shalat, setelah itu memohon ampun kepada Allâh, kecuali Allâh pasti akan mengampuninya.” Kemudian beliau membaca ayat ini (yang maknanya-red), “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allâh, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allâh ? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” [Ali Imrân/3: 135]

Baca juga:

10. Husnudzhon pada Allah

Allah berfirman,

وَلَا تَيْئَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِنَّهُ لَا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

Jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir..” (QS. Yusuf: 87).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَقُولُ اللَّهُ تَعَالَى : أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي وَأَنَا مَعَهُ إِذَا ذَكَرَنِي

Allah Ta’ala berfirman, “Aku sesuai sangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan Aku bersamanya, jika dia mengingat-Ku.” (HR. Bukhari 7405 & Muslim 6981)

11. Yakin bahwa ujian mampu menghapus dosa

Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

مَا يُصِيبُ المُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ، وَلاَ وَصَبٍ، وَلاَ هَمِّ، وَلاَ حُزْنٍ، وَلاَ أَذًى، وَلاَ غَمِّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا؛ إِلاَّ كَفَّرَ الله بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ

Apa saja yang menimpa seseorang Muslim seperti rasa letih, sedih, sakit, gelisah, sampai duri yang menusuknya, melainkan Allâh akan menghapuskan kesalahan-kesalahannya dengan sebab itu semua”. [Muttafaqun ‘alaihi]

12. Makin besar cobaan makin besar pahala

Anas r.a. berkata: Nabi saw. bersabda,

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya cobaan. Sesungguhnya apabila Allah Ta’ala itu mencintai suatu kaum maka Dia mengujinya. Barang siapa yang rela menerimanya, dia mendapat keridhoan Allah, dan barang siapa yang murka, maka dia pun mendapat kemurkaan Allah” (H.R.Tirmidzi)

Itulah 12 cara menerima ujian dari Allah SWT sesuai dengan ajaran Rasul. Semoga kita semua selalu menjadi pribadi yang mampu dan kuat dalaam menghadapi setiap ujian. Aamiin.

The post 12 Cara Menerima Ujian dari Allah SWT dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>