Tak bisa dipungkiri bahwa terkadang hubungan anak dan orang tua berjalan tidak baik. Adakalanya, kita sebagai anak merasa orang tua bersikap egois. Seolah tidak peduli dengan kemauan kita. Contohnya saja, masalah pernikahan. Orang tua memaksakan kita untuk menikah dengan orang pilihannya hanya karena harta, nasab dan tahtah. Padahal kita sudah memiliki calon sendiri, namun sayangnya orang tua malah menolak. Nah, kalau sudah begini kira-kira apa yang harus dilakukan?
Sebenarnya ada banyak contoh dimana orang tua terkadang bersikap tidak sesuai dengan kemauan anaknya. Lalu bagaimana islam memandang hal tersebut? Berikut ini kami sajikan cara-cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam.
Baca juga:
Ketika kita menghadapi sifat orang tua yang egois, maka kita tidak boleh membalasnya dengan perbuatan yang sama. Cara terbaik adalah membicarakannya dengan sopan dan tutur kata yang halus. Islam mengajarkan untuk bersikap baik terhadap orang tua. Sekalipun orang tuanya yang berbuat salah. Terkecuali bila orang tua menyuruh berbuat syirik maka kita wajib menolak. Namun ingat, harus bicara lembut ya!
Allah Ta’ala berfirman dalam Al-Quran:
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’, janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.”(QS. Al-Isra’ ayat 23)
Selanjutnya, kita harus bersikap sabar. Sekalipun perbuatan orang tua menyakiti hati dan membuat kita menangis tetap saja kita tidak boleh marah-marah. Cobalah untuk bersabar. Tentu saja, bersabar bukanlah hal mudah. Namun apabila kita mampu melakukannya maka Allah Ta’ala akan memberikan pahala yang besar. Sebaigamana firman-Nya:
“Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al-Baqarah : 177)
“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan”. (An-Nahl : 96)
“Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiaga-siaga (diperbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Al-Imran: 200)
“Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan.” (QS. Asy-Syuura: 43).
Baca juga:
Jika memang orang tua bersikap egois untuk hal yang tidak diridhoi oleh Allah Ta’ala, maka sikap kita adalah menasehatinya dengan lembut. Mengucapkan tutur kata yang baik dan jangan bersikap sok tau. Lakukan saja layaknya sharing. Bagaimanapun juga kewajiban seorang anak adalah menghormati orang tua. Jadi tidak dibenarkan apabila kita bersikap seolah lebih pintar. Dengarkan saja pendapatnya. Kemudian kita juga turut menyampaikan pendapat. Seperti itu saja.
Orang tua bersikap egois untuk beberapa alasan. Kita perlu memperhatikan penyebabnya terlebih dahulu sebelum mengambil sikap. Apabila kemauannya tidak merugikan dan tidak bertentangan dengan syariat agama, maka sebaiknya pertimbangan lagi. Ingatlah, bahwa orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anaknya. Walaupun menurut pandangan kita kurang cocok tapi cobalah menerimanya dengan ikhlas. InsyaAllah diridhoi oleh Sang Maha Kuasa.
Cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam haruslah dengan cara yang baik. Tidak boleh menyakiti ataupun menyinggung perasaan orang tua. Sebab perbuatan tersebut termasuk durhaka pada orang tua. Dan perlu kalian tahu, durhaka adalah dosa yang besar.
“Maukah aku beritahukan kepadamu sebesar-besar dosa yang paling besar, tiga kali (beliau ulangi). Sahabat berkata, ‘Baiklah, ya Rasulullah’. Bersabda Nabi: Menyekutukan Allah dan durhaka kepada kedua orang tua serta camkanlah dan saksi palsu dan perkataan bohong”. Maka Nabi selalu megulangi, ‘Dan persaksian palsu’ sehingga kami berkata, ‘semoga Nabi diam.” (HR.Bukhari dan Muslim).
Baca juga:
Sebisa mungkin hindari perdebatan. Tidak baik berdebat dengan orang tua sebab bisa memicu keluarnya ucapan yang kasar. Jika memang tidak setuju maka cukup berbicara lembut atau diam saja.
“Ada tiga jenis orang yang diharamkan Allah masuk surga, yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap kedua orang tua, dan seorang dayyuts (merelakan kejahatan berlaku dalam keluarganya, merelakan istri dan anak perempuan selingkuh).” (HR. Nasa’i dan Ahmad).
Apabila kita memang tidak mampu memberikan nasehat yang baik pada orang tua, maka cobalah mengajak orang tua mengikuti kajian atau majelis ilmu. Hal ini dapat membantu membuka wawasan orang tua. Namun ingat, untuk cara mengajaknya sebaiknya secara baik-baik. Jika memang orang tua tidak mau atau tidak sempat karena terlalu sibuk, kita bisa menunjukkan video agama kepada orang tua. Tunjukkan bahwa agama islam itu bersifat toleran dan memiliki batas-batas yang jelas antara haram dan halal.
Tidak ada salahnya sesekali kita memberikan orang tua oleh-oleh atau buah tangan. Cara ini juga bisa membantu meruntuhkan sikap orang tua yang egois. Tidak perlu membeli sesuatu yang mahal. Kita bisa memilih suatu benda yang disukai orang tua kita, misalnya baju koko atau cangkir. Atau juga bisa membuat hadiah handmade agar hati orang tua lebih tersentuh, misalnya syal rajut, kerajinan tangan bingkai foto, dan sebagainya.
Baca juga:
Cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam berikutnya adalah dengan diam. Bersikap diam bukan berarti mendiamkan ya. Cuma kita tidak perlu berbantah-batahan dengan orang tua. Daripada menjawab omongan ornag tua dengan kata-kata kasar, alangkah baiknya jika kita diam saja. Namun demikian kita tidak boleh mendiamkan orang tua. Jika orang tua mengajak berbicara ya kita harus menyahut. Yang terpenting jangan sampai berbuat durhaka.
Dalam hadist dijelaskan:
“Allah tidak akan menerima shalat orang yang dibenci kedua orang tuanya yang tidak menganiaya kepadanya.” (HR. Abu Al-Hasan bin Makruf)
“Ada tiga golongan yang Allah tidak menerima (amal kebajikannya) dari yang sunnah maupun yang fardhu, yaitu durhaka kepada orang tua, ornag yang suka mengungkit-ungkit kebaikannya, dan ornag yang mendustakan takdir.” (HR. Thabrani)
Cara selanjutnya coba dengan memberikan dalil-dalil tentang agama kepada orang tua, misalnya ayat Al-Quran atau Al-hadist. Jika kita tidak mampu berbicara secara langsung, kita bisa mengirim dalil tersebut lewat pesan di ponsel, misalnya melalui whatsapp. Tak masalah jikapun orang tua tidak mau yang membaca atau memahaminya. Yang terpenting, kita sudah berusaha sebaik mungkin tanpa menyakiti hatinya.
Api yang panas hanya mampu dipadamkan dengan air yang dingin. Begitupun dengan perbuatan jahat. Kejahatan tidak harus dibalas dengan kejahatan. Akan lebih mulia jika kita membalas perbuatan jelek dengan kebaikan. Apabila orang tua bersikap buruk kepaada kita maka janganlah kita buruk juga kepada mereka. Cobalah membalas dengan kebaikan. Dengan begitu, mungkin saja egonya akan runtuh sebab melihat ketulusan hati kita.
Baca juga:
Tersenyum adalah salah satu perbuatan yang bernilai ibadah. Tersenyum dapat membuat hati orang yang memandangnya jadi senang dan sejuk. Tersenyum juga bisa memadamkan amarah. Maka itu, tidak ada salahnya jika kita mencoba memberikan senyum tulus kepada orang tua, sekalipun mereka telah menyakiti hati kita.
Baca juga:
Daripada harus marah-marah, lebih baik tunjukkan sikap tulusmu dengan mengajak orang tua berlibur. Tidak perlu ke tempat yang mewah. Kita bisa berpegian ke tempat-tempat yang sejuk dan damai, misalnya pengunungan atau taman bunga. Nantinya, disanalah kita bisa membicarakan segala hal dengan baik. Ketahuilah bahwa suasana yang tenang bisa merubah kondisi hati. Jadi tak ada salahnya kita mencoba cara ini. Iya, kan?
Terkadang perbedaan pendapat bisa diatasi jika kedua belah pihak mampu berdiskusi secara baik-baik dan terbuka. Nah, untuk melakukan diskusi tentu kita harus memilih waktu yang tepat. Jangan sampai orang tua baru pulang kerja kita langsung mengajaknya diskusi. Ini malah menimbulkan masalah. Pilih waktu disaat orang tua sedang santai. Kamu bisa membuat kue, menyuguhkannya lalu ajaklah orang tua berdiskusi dengan bahasa santai namun tetap hormati pendapatnya.
Sudah menjadi kewajiban seorang anak untuk mendoakan orang tuanya. Kapapun, dimanapun dan dalam situasi bagaimanapun. Kita wajib berdoa yang baik-baik untuk orang tua. Begitupun saat orang tua bersikap egois dan tidak mau mengakui kesalahannya. Cukup doakan saja. Dengan begitu, Allah akan membantu mencarikan jalan keluar yang terbaik.
Baca juga:
Satu hal yang perlu kita ingat, jangan sampai kita durhaka pada orang tua. Perbuatan durhaka tidak hanya membuat kita sengsara di dunia tapi juga menghancurkan kita di kubur dan akhirat. Bahkan amalan ibadah kita tidak akan diterima oleh Allah Ta’ala jika kita mendurhakai orang tua.
“Semua dosa itu azabnya ditunda oleh Allah SWT. sampai hari kiamat, kecuali orang yang durhaka kepada orang tuanya. Sesungguhnya Allah akan mempercepat azab kepadanya; dan Allah akan menambah umur seorang hamba jika ia berbuat baik kepada ibu bapaknya, bahkan Allah akan menambah kebaikan kepada siapa saja yang berbuat baik kepada ibu bapaknya serta memberi nafkah kepada mereka, jika diperlukan.” (H.R. Ibnu Majah)
Demikianlah penjelasan mengenai cara menghadapi orang tua yang egois menurut islam. Semoga bermanfaat dan dapat membantu.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…