Larangan

Larangan Makan Sambil Bersandar Menurut Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by redaction team, read our quality control guidelance for more info

Manusia setiap harinya melakukan berbagai aktivitas guna memenuhi kebutuhannya. Salah satu aktivitas penting yang ia lakukan adalah makan dan minum untuk mencukupi kebutuhan jasmani.

Hampir setiap aktivitas manusia memiliki aturan tersendiri, termasuk makan dan minum. Islam menyebut aturan untuk makan dan minum dengan istilah adab atau etika makan dan minum.

Adab makan dan minum dalam Islam meliputi banyak unsur di antaranya :

  1. Tangan yang digunakan untuk makan dan minum, termasuk di dalamnya hukum makan dengan tangan kiri dan manfaat makan tiga jari;
  2. Jenis makanan dan minuman, terkait makanan halal dan makanan haram;
  3. Do’a sebelum dan sesudah makan;
  4. Posisi duduk ketika makan dan minum, dan sebagainya.

Seringkali orang menanyakan, “Bolehkah kita makan sambil bersandar?”. Nah, artikel kali ini akan menjawab pertanyaan terkait larangan makan sambil bersandar secara lengkap mulai dari definisi hingga penyajian hadis rujukannya.

Definisi Duduk Bersandar Ketika Makan

Duduk bersandar atau ittika’ memiliki banyak makna. Ibnu Hajar rahimahullah dalam Fathul Bari (9 : 451) menyebutkan, “Makna ittika’ (bersandar) diperselisihkan para ulama. Ada yang mengatakan meliputi segala bentuk cara bersandar.

Ada pula yang mengatakan bersandar sebagai cara duduk yang condong pada satu sisi. Ada juga yang menyatakan bersandar dengan tangan kiri yang diletakkan di lantai.” Berdasarkan pernyataan ini, duduk bersandar ketika makan mencakup semua bentuk duduk yang menggunakan bagian tubuh lain sebagai tumpuan, sehingga condong pada satu sisi.

Hukum Duduk Bersandar Ketika Makan

Duduk bersandar memang terkesan memberikan kenyamanan tidak terkecuali ketika makan. Namun, terdapat hadis yang mengisyaratkan larangan makan sambil bersandar menurut Islam. Abu Juhaifah menerangkan saat ia berada dekat Rasulullah SAW, Rasulullah SAW berkata pada orang yang berada dekat beliau,

Aku tidak makan dalam keadaan bersandar.” (HR. Bukhari: 5339).

Berdasarkan hadis ini, duduk bersandar ketika makan tidak termasuk cara makan Rasulullah SAW. Hukum makan dengan cara bersandar termasuk kategori makruh. Bersandar saat makan dibolehkan bagi seseorang yang tidak memungkinkan makan dengan posisi tegak, misalnya orang yang sedang udzur (sakit). Adapun sebab-sebab lain yang membuat makan dengan bersandar tidak dianjurkan di antaranya :

  • Berasal dari kebiasaan para bangsawan;
  • Dikhawatirkan membuat perut menjadi buncit;
  • Dikhawatirkan menimbulkan gangguan sistem pencernaan.

Islam sebagai agama sempurna tentu saja tidak menganjurkan melakukan suatu hal tanpa adanya cara penyelesaiannya. Islam melalui Rasulullah SAW sebagai suri tauladan terbaiknya telah memberikan contoh cara duduk yang baik ketika makan. Cara duduk beliau dikenal dengan istilah duduk iq’a seperti yang dijelaskan dalam hadis berikut ini.

Dari Anas r.a berkata,

Aku pernah melihat Rasulullah SAW dalam keadaan duduk iq’a (duduk di atas tumit dengan menegakkan betisnya) sambil memakan kurma.” (HR. Muslim: 2044 dan Abu Dawud: 3771).

Duduk iq’a dilakukan dengan menekuk kedua lutut dan menduduki bagian dalam telapak kaki atau dengan menegakkan kaki kanan dan menduduki kaki kiri. Duduk iq’a menempatkan badan pada posisi tegak yang secara medis memiliki manfaat positif bagi tubuh.

Duduk tegak saat makan menurut para ahli kesehatan membuat saraf pencernaan dalam keadaan tenang, sehingga makanan akan masuk ke usus secara perlahan. Kondisi ini membuat sistem pencernaan berada dalam kondisi siap untuk menerima makanan dan minuman secara cepat.

Sistem pencernaan tubuh dengan ini akan bekerja dengan baik dan terhindar dari gangguan pencernaan yang mungkin muncul akibat makan dan minum sambil bersandar atau makan dan minum sambil berdiri.

Itulah penjelasan mengenai larangan makan sambil bersandar menurut Islam. Semoga bermanfaat dan membuat kita semakin sadar bahwa contoh yang diberikan Rasulullah SAW dalam hal makan merupakan gaya hidup sehat Rasulullah SAW yang perlu kita ikuti.

 

Recent Posts

Perbedaan Kafir Harbi dan Dzimmi

‎أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ قُلْ  لِّلَّذِيْنَ  كَفَرُوْا  سَتُغْلَبُوْنَ  وَتُحْشَرُوْنَ  اِلٰى  جَهَنَّمَ   ۗ وَبِئْسَ  الْمِهَا دُ “Katakanlah (Muhammad) kepada orang-orang yang kafir, Kamu…

2 months ago

4 Contoh Syariat Islam yang di Terapkan dalam Kehidupan Sehari-Hari

Syariat Islam adalah hukum yang terdapat dalam ajaran islam untuk mengatur kehidupan manusia. Hal ini…

2 months ago

Tata Cara Aqiqah Anak Laki-Laki : Hukum, dan Dalilnya

Agama Islam memuliakan umatnya, termasuk anak-anak. Dalam aturan agama islam terdapat beberapa arahan yang membahas…

2 months ago

4 Sumber Hukum Islam Yang Disepakati

Berbicara mengenai hukum islam, maka kita dapat berbicara mengenai sumber hukum islam yang disepakati. Tujuannya…

2 months ago

Hukum Aqiqah Sudah Dewasa dan Dalilnya

Aqiqah dalam islam merupakan prosesi yang masuk kedalam sunah muakkad atau sunnah yang wajib untuk…

3 months ago

4 Sumber Hukum yang Tidak Disepakati

Dalam agama islam, hukum merupakan aturan baku yang mengatur dan memandu umat muslim dalam beribadah.…

3 months ago