Emosi merupakan bentuk perasaan yang dimiliki oleh manusia, dapat berupa perasaan senang, marah, sedih, maupun bingung. Namun kebanyakan orang mendefinisikan emosi sebagai bentuk kemarahan. Marah merupakan salah satu senjata andalan setan dalam mempengaruhi hati manusia.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Berilah aku wasiat”. Beliau menjawab, “Engkau jangan marah!” Orang itu mengulangi permintaannya berulang-ulang, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Engkau jangan marah!” [HR al-Bukhâri].
Bahkan dalam Al-Quran pun, Allah telah bersabda:
وَٱلَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَٰٓئِرَ ٱلْإِثْمِ وَٱلْفَوَٰحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا۟ هُمْ يَغْفِرُونَ
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf.”(Q.S. Asy-Syuura : 37)
Begitu pentingnya menahan amarah hingga Rasul pun mengulanginya berkali-kali. Ada banyak cara mengendalikan emosi menurut Islam, diantaranya adalah:
Lidah lebih tajam daripada pedang, maka sebaiknya kita diam ketika marah. Ada banyak keutamaan diam dalam Islam, diantaranya adalah terhindar dari dosa dan berbagai sifat buruk. Sebagaimana sabda Rasul: “Jika kalian marah, diamlah.” (HR. Ahmad).
Rasulullah saw bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan tentang ibadah yang paling mudah dan paling ringan bagi badan? Diam dan akhlak yang baik ” (HR. Ibnu Abi Dunya)
Selain sebagai cara untuk mengendalikan amarah, diam juga merupakan ibadah yang ringan. Tariklah nafas yang panjang lalu hembuskan secara perlahan sambil berdzikir, Insya Allah emosi pun akan reda.
Baca juga:
Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: “A’uudzu billahi minas syaithanir rajiim,” marahnya akan hilang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dengan membaca taáwudz maka Insya Allah emosi pun akan mereda. Kalimat taáwudz merupakan kalimat untuk meminta pertolongan pada Allah SWT agar Ia melindungi kita dari godaan setan yang menyulut api kemarahan dalam diri kita.
Jika Anda marah dalam keadaan berdiri, maka hendaklah duduk. Namun jika Anda masih marah, hendaklah berbaring. Jika masih marah juga, hendaklah berwudhu. Sebagaimana yang diceritakan dalam sebuah riwayat:
Dari Abu Dzar Ra, Rasulullah Saw. menasehatkan: “Apabila kalian marah, dan dia dalam posisi berdiri, hendaknya dia duduk. Karena dengan itu marahnya bisa hilang. Jika belum juga hilang, hendak dia mengambil posisi tidur.” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
Sebelum Anda meluapkan kemarahan Anda pada orang lain, sebaiknya Anda tenangkan diri lalu introspeksi diri. Ingatlah kembali bahwa Anda juga pernah melakukan kesalahan. Dengan marah, Anda justru akan menambah daftar kesalahan yang Anda buat.
Wudhu bukan hanya berfungsi untuk menghilangkan hadast kecil, namun juga berfungsi untuk mereda kemarahan. Marah ibarat api yang membakar sekujur tubuh kita, maka dengan mengalirnya air yang diikuti dengan menyebut asma Allah, Insya Allah kemarahan pun akan menghilang. Sebagaimana sabda Rasul:
إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْـفَأُ النَّارُ باِلْمَاءِ، فَإِذَا غَضَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
“Sesungguhnya marah itu berasal dari setan, sedangkan setan diciptakan dari api, dan api dipadamkan dengan air. Karena itu, apabila seseorang di antara kalian marah, hendaklah ia berwudhu.” (HR Abu Daud)
Baca juga:
Ingatlah bahwa marah hanya akan membawa keburukan bagi kita. Berbagai hormon seperti adrenalin akan semakin banyak dikeluarkan ketika kita marah sehingga menyebabkan berbagai macam penyakit. Rasul juga telah menjelaskan bahwa ada banyak keutamaan dalam menahan emosi.
“Siapa dapat menahan amarah pada saat ia mampu melakukan pembalasan dan melampiaskannya, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan pengharapan (ampunan dan balasan baik) pada hari Kiamat.” (HR Thabrani)
Sufyan ats-Tsauri bercerita, “Suatu hari Abu Khuzaimah al-Yarbu’i bertemu dengan Fudhail bin Iyadh untuk membahas masalah zuhud. Mereka sepakat bahwa perbuatan paling baik adalah bermurah hati (al-hilmu) ketika sedang marah dan sabar (tenang) ketika dalam keresahan.”
“Tidak ada tegukan yang lebih besar pahalanya daripada orang yang meneguk kemarahan demi mengharap ridha Allah.” (HR Ibnu Majah)
Membaca istighfar dapat meredakan amarah karena istighfar merupakan kalimat memohon ampunan pada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:
إِنَّ ٱلَّذِينَ ٱتَّقَوْا۟ إِذَا مَسَّهُمْ طَٰٓئِفٌ مِّنَ ٱلشَّيْطَٰنِ تَذَكَّرُوا۟ فَإِذَا هُم مُّبْصِرُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya.” (Q.S. Al-A’raaf: 201)
وَأَنِ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ ثُمَّ تُوبُوٓا۟ إِلَيْهِ يُمَتِّعْكُم مَّتَٰعًا حَسَنًا إِلَىٰٓ أَجَلٍ مُّسَمًّى وَيُؤْتِ كُلَّ ذِى فَضْلٍ فَضْلَهُۥ ۖ وَإِن تَوَلَّوْا۟ فَإِنِّىٓ أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ كَبِيرٍ
“ dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.” (Q.S. Hud:3)
Kitab suci Al-Quran memang mempunyai banyak manfaat yang seolah menjadi nafas bagi kehidupan kita. Dengan rajin membaca Al-Quran, hati kita selalu menjadi tenang dan jauh dari amarah. Fungsi Al-Quran bagi umat manusia bukan sebagai pedoman hidup, ada banyak manfaat baca Al-Quran setiap hari.
Ketika marah, biasanya focus kita hanya tertuju pada sumber kemarahan sehingga sulit untuk meredakan kemarahan. Sebaiknya segeralah cari kegiatan lain yang dapat mengalihkan kemarahan Anda, seperti membaca Al-Quran, membersihkan rumah, olahraga, atau menonton televisi. Dengan mengalihkan perhatian, Anda akan jauh lebih mudah melupakan kemarahan tadi.
baca juga:
Adakalanya ketika marah, yang kita butuhkan adalah perhatian orang lain. Dengan menceritakan tentang masalah yang kita hadapi, beban pikiran pun menjadi sedikit berkurang. Namun ingat, carilah orang yang tepat untuk diajak berbagi cerita karena akan sangat merugikan diri Anda sendiri jika orang yang menjadi tempat berbagi Anda justru menyebarkan masalah Anda ke orang banyak.
Puasa adalah menahan berbagai hawa nafsu termasuk amarah. Maka dengan berpuasa, Anda dapat lebih mengendalikan diri Anda. Lakukan puasa sunnah paling tidak seminggu sekali untuk belajar menahan emosi.
Satu-satunya cara mengendalikan diri terhadap kesalahan orang lain adalah dengan memaafkannya. Menyimpan amarah dan dendam hanya akan menghabiskan energi Anda. Sebagaimana sabda Rasul: “Jika ada seseorang yang menghinamu dan mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui ada padamu, maka janganlah engkau membalasnya dengan sesuatu yang engkau ketahui ada padanya. Akibat buruk biarlah ia yang menanggungnya.” (HR. Abu Daud no. 4084 dan Tirmidzi no. 2722. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Ibnu Hajar menyatakan bahwa hadits ini shahih).
Semua bentuk emosi yang kita ciptakan berasal dari pikiran kita sendiri. Hendaklah selalu berpikir positif agar tubuh dan pikiran kita jauh lebih terkendali.
Demikianlah artikel tentang tips mengendalikan emosi dalam Islam yang singkat ini. Semoga kita semua dapat selalu mengendalikan tubuh dan pikiran kita agar mempunyai jiwa tenang dalam Islam. Amin.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…