tidur Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/tidur Wed, 02 Feb 2022 09:37:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png tidur Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/tidur 32 32 3 Cara Agar Tidak Ketindihan Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/cara-agar-tidak-ketindihan-menurut-islam Tue, 25 Jan 2022 03:20:42 +0000 https://dalamislam.com/?p=10513 Tidur menurut islam adalah kebutuhan setelah beraktivitas seharian membuat istirahat di malam hari menjadi hal yang sangat penting. Namun, sebelum tidur hendaknya kita membaca doa terlebih dahulu, seperti yang dianjurkan Rasulullah SAW.  Selain membaca doa, Rasul juga menganjurkan untuk bersuci atau berwudhu dengan harapan seseorang tetap berada dalam keadaan suci ketika tidur. Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang […]

The post 3 Cara Agar Tidak Ketindihan Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidur menurut islam adalah kebutuhan setelah beraktivitas seharian membuat istirahat di malam hari menjadi hal yang sangat penting. Namun, sebelum tidur hendaknya kita membaca doa terlebih dahulu, seperti yang dianjurkan Rasulullah SAW. 

Selain membaca doa, Rasul juga menganjurkan untuk bersuci atau berwudhu dengan harapan seseorang tetap berada dalam keadaan suci ketika tidur. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si Fulan karena tidur dalam keadaan suci.” (HR Ibn Hibban).

Doa sebelum tidur:

بِسْمِكَ اللّهُمَّ اَحْيَا وَ بِسْمِكَ اَمُوْتُ

Bismika allahumma ahyaa wa bismika amuut.

 Artinya: “Dengan nama Engkau, ya Allah, aku hidup dan aku mati”.

Surah Mu’awwidzaat adalah dua surah terakhir dalam Al-qur’an, yaitu surat Al Falaq dan surat An Naas:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ . مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ . وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ . وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ . وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Bacaan surat Al Falaq: “Qul auudzu birobbil falaq. Min syarri maa kholaq. Wa min syarri ghoosiqin idzaa waqob. Wa min syarrin naffaatsaati fil ‘uqod. Wa min syarri haasidin idzaa hasad.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Menguasai subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan perempuan-perempuan tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki.”

Berkaitan dengan istilah ketindihan setan saat tidur sehingga sulit bernafas dan melepaskan diri dari saat itu terjadi memang tak semua dirasakan manusia. Namun kebanyakan orang memang benar adanya yang mengalami hal tersebut. Akan tetapi, juga ada yang tidak pernah mengalaminya.

Menurut pandangan ulama yaitu KH M Fadli Muis yang merupakan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tanah Bumbu ini juga mengaku tak pernah mengalaminya. Dia mengatakan itu bisa saja terjadi karena beberapa faktor.

Penyebab ketindihan menurut islam diantaranya seseorang tidak membaca doa saat hendak tidur. Akibatnya, setan pun mengganggu tidurnya hingga hal tersebut bisa terjadi.

Kelumpuhan saat tidur atau sleep paralysis adalah gangguan tidur yang dapat menjadi penyebab susah tidur. Sleep paralysis umumnya dihubungkan dengan fenomena ketindihan oleh makhluk halus.

Kita tidak perlu khawatir karena gangguan tidur yang satu ini masih dapat diatasi. Terdapat beberapa cara cepat tidur atau cara agar nyenyak dan terbebas dari gangguan tidur sleep paralysis, yaitu:

1. Selalu Tidur Dengan Jadwal yang Sama

Salah satu cara cepat tidur adalah dengan tidur dengan jadwal yang sama, yaitu bangun dan tertidur di jam yang sama setiap harinya, bahkan saat hari libur atau akhir pekan sekalipun. Pastikan juga tidur tidak terganggu, karena sering terbangun di malam hari berisiko meningkatkan peluang mengalami gangguan tidur sleep paralysis. Tidak hanya itu, kita juga perlu tidur selama kurang lebih 6-8 jam tiap malamnya.

2. Relaksasi

Tenangkan diri sebagai cara mengatasi rasa takut akibat sleep paralysis. Gangguan tindihan adalah suatu gangguan tidur yang menakutkan, tetapi penyebab susah tidur ini merupakan suatu hal yang masih bisa diatasi.

Kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang menenangkan, seperti pelemasan atau relaksasi otot, meditasi, mendengarkan lagu, membaca dan sebagainya.

3. Perhatikan Kebiasaan Tidur

Cara cepat tidur atau cara agar bisa tidur sangat bergantung dengan kebiasaan tidur yang diterapkan. Jadikan kamar tidur sebagai tempat untuk beristirahat dan bukan untuk bekerja ataupun belajar.

Hindari juga tidur siang yang lebih dari 90 menit di atas jam tiga sore, serta hindari makan malam yang berat atau mengonsumsi makanan saat dua jam sebelum tidur agar tidak kesulitan tidur di malam harinya. Saat akan beristirahat, jangan tidur dengan lampu atau televisi yang masih menyala.

Singkirkan benda-benda elektronik, seperti telepon genggam setidaknya satu jam sebelum tidur. Lebih baik lagi jika kita menaruhnya diluar kamar tidur. Cahaya-cahaya tersebut akan membuat terjaga walaupun sudah mengantuk. Pilihlah waktu tidur yang baik menurut islam, agar tidur anda nyaman.

4. Buat Suasana Nyaman Di Kamar

Kamar tidur yang nyaman akan membantu sebagai cara cepat tidur yang dapat membantu menghindarkan kita dari gangguan tidur sleep paralysis. Kita dapat membuat suasana lebih nyaman untuk beristirahat dengan memastikan kamar tidur cukup bersih, sejuk dan memiliki pencahayaan yang redup.

5. Kurangi Konsumsi Stimulan

Salah satu penyebab susah tidur yang dialami bisa jadi karena konsumsi stimulan, seperti rokok, kafein dan zat-zat stimulan lainnya. Sebaiknya hindari zat-zat tersebut, terutama saat menjelang tidur.

Selain zat-zat stimulan, alkohol dan makan dalam jumlah banyak, khususnya sebelum tidur, juga mampu membuat susah tidur di malam hari. Kita perlu menghindari atau bahkan tidak mengonsumsi zat-zat tersebut bila mengalami gangguan tidur.

Amalan Sebelum Tidur Sesuai Anjuran Rasulullah

Ada beberapa amalan yang dilakukan oleh Rasulullah SAW agar tidur bernilai seperti ibadah.

1. Berwudu Sebelum Tidur

Mengutip dari buku yang bertajuk Sunnah Rasulullah Sehari-hari karya Syaikh Abdullah bin Hamoud Al Furaih, berwudu merupakan salah satu amalan sunnah yang dicontohkan Rasul sebelum tidur. Hal ini didasarkan dari hadits Al Bara bin Azib.

Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا أَتَيْتَ مَضْجَعَكَ فَتَوَضَّأْ وُضُوءَكَ لِلصَّلاَةِ ، ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شِقِّكَ الأَيْمَنِ

Artinya: “Jika engkau hendak mendatangi tempat tidurmu, hendaklah engkau berwudu seperti wudu untuk shalat, lalu berbaringlah pada sisi kanan badanmu,” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).

Penting pula untuk kita mengetahui cara berwudhu yang benar sesuai dengan yang pernah nabi ajarkan.

2. Mengibas Kasur Sebelum Tidur Diatasnya

Bagi orang yang hendak tidur, disunnahkan untuk mengibas kasur dengan bagian dalam sarungnya tiga kali dan membaca basmalah. Hal ini berdasarkan pada hadits Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:

“Jika salah seorang di antara kamu hendak mendatangi tempat tidurnya, hendaknya ia mengibas kasurnya dengan bagian dalam sarungnya, karena ia tidak mengetahui apa yang ada padanya.

Kemudian mengucapkan:

بِاسْمِكَ رَبِّى وَضَعْتُ جَنْبِى

Bacaan latin: Bismika rabbi wadha’tu janbii

Artinya: “Dengan nama-Mu Wahai Tuhanku, aku baringkan punggungku,” (HR. Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710).

3. Membaca Doa Sebelum Tidur

Amalan sebelum tidur selanjutnya adalah membaca doa sebelum tidur, yaitu ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya’. Sebab keadaan tidur merupakan keadaan antara sadar dan tidak sadar bagi kita.

Sebagaimana dalam salah satu hadits yang diriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata:

كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا أَرَادَ أَنْ يَنَامَ قَالَ « بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا » . وَإِذَا اسْتَيْقَظَ مِنْ مَنَامِهِ قَالَ « الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا ، وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Artinya: “Apabila nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan doa: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, Beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari no. 6324).

The post 3 Cara Agar Tidak Ketindihan Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Tidur Setelah Sahur Beserta Dalilnya https://dalamislam.com/puasa/hukum-tidur-setelah-sahur Thu, 21 May 2020 21:51:25 +0000 https://dalamislam.com/?p=8566 Makan sahur merupakan salah satu amalan sunnah saat bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini disebabkan besarnya pahala sahur di bulan Ramadhan, makan sahur dapat membantu kekuatan fisik selama kita menjalankan ibadah puasa dan terdapat banyak keberkahan dalam makan sahur. Dalam suatu riwayat disebutkan, “Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan […]

The post Hukum Tidur Setelah Sahur Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Makan sahur merupakan salah satu amalan sunnah saat bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Hal ini disebabkan besarnya pahala sahur di bulan Ramadhan, makan sahur dapat membantu kekuatan fisik selama kita menjalankan ibadah puasa dan terdapat banyak keberkahan dalam makan sahur.

Dalam suatu riwayat disebutkan,

“Bantulah (kekuatan fisikmu) untuk berpuasa di siang hari dengan makan sahur, dan untuk shalat malam dengan tidur siang.”

HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya

Dalil lainnya adalah sebagai berikut.

Telah menceritakan kepada kami Adam bin Abu Iyas telah menceritakan kepada kami Syu’bah telah menceritakan kepada kami ‘Abdul ‘Aziz bin Shuhaib berkata, aku mendengar Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada barakah.”

HR. Bukhari

Makan sahur sebaiknya dilakukan di akhir waktu dan segera berhenti beberapa menit sebelum fajar. Namun, karena makan sahur dilakukan hingga menjelang subuh, kita dituntut untuk bangun lebih awal.

Perasaan mengantuk tentu masih menyertai hingga pagi. Dan akibatnya tidak sedikit orang yang kembali tidur setelah makan sahur atau shalat subuh.

Bagaimanakah hukum tidur setelah sahur?

Beberapa ulama berpendapat bahwa hukum tidur setelah sahur adalah makruh apalagi jika tidak ada udzur atau keperluan. Hal ini didasarkan atas hadits berikut.

Urwah bin Zubair berkata,

“Zubair bin Awwam melarang anaknya tidur setelah subuh.”

HR. Ibnu Abi Syaibah 5/222

Mengapa tidur setelah makan sahur atau setelah subuh dilarang? Ada beberapa alasan, antara lain sebagai berikut.

1. Waktu subuh adalah waktu dibagikannya rezeki

Waktu subuh adalah waktu dibagikannya rezeki. Karena itulah, tidur setelah subuh berarti dapat mencegah datangnya rezeki.

Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

“Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu makhluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang kecuali ada penyebab atau keperluan.”

Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad 4/222, Muassah Risalah, Beirut

2. Mengganggu kesehatan tubuh

Selain menghalangi jalannya rezeki, tidur di waktu subuh setelah makan sahur juga dapat mengganggu kesehatan. Hal ini dijelaskan Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah sebagai berikut.

“Tidur setelah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan, karena sisa-sisa metabolisme yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktivitas.”

Zadul Ma’ad fi Hadyi Khairil ‘Ibaad 4/222, Muassah Risalah, Beirut

Gangguan kesehatan yang timbul di antaranya adalah terganggunya sistem pencernaan, dan memicu refluks asam atau Gastro-esophageal Reflux Diseases (GERD).

Gangguan lainnya adalah kualitas tidur menurun, berat badan menjadi naik, meningkatkan asam lambung, sembelit, sakit tenggorokan, dan serangan jantung.

Karena itu, setelah makan sahur sebaiknya diisi dengan hal-hal yang bermanfaat seperti shalat subuh, mengikuti kuliah subuh, mengaji, jalan-jalan menghirup udara segar, dan lain-lain.

The post Hukum Tidur Setelah Sahur Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Membangunkan Orang Tidur Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-membangunkan-orang-tidur-dalam-islam Mon, 31 Dec 2018 06:30:21 +0000 https://dalamislam.com/?p=4781 Dalam pergaulan sehari-hari bersama keluarga atau teman kos misalnya, mungkin saja kita menemukan sebagian dari mereka yang sulit untuk bangun, dan dimana kita hrus membangunkan orang tersebut. Terlebih lagi untuk melaksanakan ibadah wajib kita yakni shalat. Bagi orang yang kebetulan tinggal bersama orang-orang seperti ini tentunya akan bimbang antara pilihan membangunkan mereka untuk melaksanakan shalat […]

The post Hukum Membangunkan Orang Tidur Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam pergaulan sehari-hari bersama keluarga atau teman kos misalnya, mungkin saja kita menemukan sebagian dari mereka yang sulit untuk bangun, dan dimana kita hrus membangunkan orang tersebut. Terlebih lagi untuk melaksanakan ibadah wajib kita yakni shalat.


Bagi orang yang kebetulan tinggal bersama orang-orang seperti ini tentunya akan bimbang antara pilihan membangunkan mereka untuk melaksanakan shalat saat itu juga atau membiarkan saja sampai mereka bangun dengan sendirinya. Baca juga Ciri Wanita yang Sulit Masuk Syurga


Bagi mereka yang terbiasa bangun sendiri mungkin tidak ada masalah, karena mereka akan mudah bangun terutama dalam melaksanakan shalat subuh.

Akan tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak bisa, apakah orang yang sudah bangun berkewajiban untuk membangunkan orang tersebut atau bagaimana?


Apakah ketika yang bersangkutan baru bangun setelah waktu shalat sudah habis dan tidak sempat melaksanakan shalat, maka dosanya ditanggung oleh orang yang sudah bangun duluan?

Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa sunah hukumnya membangunkan orang yang sedang tidur untuk melaksanakan salat, terlebih lagi kalau waktunya sudah sempit atau waktunya sudah hampir habis. Baca juga Hukum Menjamak Shalat Karena Ada Urusan.


Beliau berdalil dengan ayat al-Qur’an, surat al-Maidah, ayat ke-2, yang artinya adalah “Saling tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan”.

Juga dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Sayyidah Aisyah di mana dalam hadist ini beliau bercerita,

“Suatu malam, Rasulullah SAW tengah melakukan salat malam, sementara aku tidur terlentang di hadapan beliau. Ketika akan menutup salatnya dengan witir, beliau pun membangunkanku, lalu aku salat witir (bersama beliau)”.


Hal yang sama juga diungkapkan oleh Imam al-Suyuthi dalam karyanya al-Asybahwa al-Nazhair.

Ia menyimpulkan bahwa membangunkan orang yang tertidur hukumnya ada dua, adakalanya hukumnya wajib dan adakalanya hukumnya sunah saja. Baca juga Adab Ketika Bangun Tidur


Bagi mereka yang terbiasa bangun sendiri mungkin tidak ada masalah, karena mereka akan mudah bangun terutama dalam melaksanakan shalat subuh.

Akan tetapi bagaimana dengan mereka yang tidak bisa, apakah orang yang sudah bangun berkewajiban untuk membangunkan orang tersebut atau bagaimana?


Apakah ketika yang bersangkutan baru bangun setelah waktu shalat sudah habis dan tidak sempat melaksanakan shalat, maka dosanya ditanggung oleh orang yang sudah bangun duluan?

Imam Nawawi dalam al-Majmu’ menjelaskan bahwa sunah hukumnya membangunkan orang yang sedang tidur untuk melaksanakan salat, terlebih lagi kalau waktunya sudah sempit atau waktunya sudah hampir habis. Baca juga Hukum Tidur Menghadap Kiblat dalam Islam


Beliau berdalil dengan ayat al-Qur’an, surat al-Maidah, ayat ke-2, yang artinya adalah “Saling tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketakwaan”.

Juga dengan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang bersumber dari Sayyidah Aisyah di mana dalam hadist ini beliau bercerita,

“Suatu malam, Rasulullah SAW tengah melakukan salat malam, sementara aku tidur terlentang di hadapan beliau. Ketika akan menutup salatnya dengan witir, beliau pun membangunkanku, lalu aku salat witir (bersama beliau)”.


Hal yang sama juga diungkapkan oleh Imam al-Suyuthi dalam karyanya al-Asybahwa al-Nazhair.

Ia menyimpulkan bahwa membangunkan orang yang tertidur hukumnya ada dua, adakalanya hukumnya wajib dan adakalanya hukumnya sunah saja.

Wajib ketika yang bersangkutan tidur setelah masuk waktu ibadah. Kewajiban itu, menurut al-Suyuthi, muncul dari keumuman ayat yang memerintahkan umat Islam untuk beramar makruf dan bernahi mungkar kepada sesama umat muslim.

Karena orang yang sengaja tidur setelah ia ditaklifi untuk melakukan salat adalah orang yang sedang bermaksiat dan mengingatkan orang yang tengah berbuat maksiat hukumnya wajib bagi setiap umat muslim. Baca juga Amalan Penghapus Dosa Maksiat

Membangunkan orang tersebut termasuk kebaikan apalagi untuk melaksanakan kewajiban untuk beribadah. Dalam hal ini Allah SWT berfirman:

وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَىٰ ۖ وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۖ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” [al-Maidah/5:2]

Dalam hadis riwayat Muslim dikisahkan bahwa Rasulullah membangunkan istrinya ketika shalat. ‘Aisyah mengatakan:

أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يُصَلِّي صَلَاتَهُ مِنَ فإِذَا أَرَادَ أَنْ يُوتِرَ أَيْقَظَهَا

“Rasulullah SAW ketika ingin shalat witir setelah shalat malam, beliau membangunkan istrinya (dalam hal ini ‘Aisyah).” (HR. Muslim).

Semoga kita senantiasa menjadi insan yang paham waktu. Sekian artikel berikut. Semoga informasi yang kami berikan bermanfaat bagi semua. Aamiin.

The post Hukum Membangunkan Orang Tidur Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
6 Tips Tidur Nyenyak Dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/tips-tidur-nyenyak-dalam-islam Sun, 07 Oct 2018 01:39:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=4449 Dalam Islam, aktivitas tidur menandakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang begitu agung. Allah menciptakan malam untuk istirahat, dan siang untuk beraktivitas (‘jihad’). Maka bagi seorang Muslim, malam dan siang juga menjadi kesempatan istimewa untuk khusyuk beribadah kepada-Nya serta bekerja dengan penuh kesungguhan. Tetapi bagaimana tidur yang nyenyak dan tenang. inilah yang banyak belum diperhatikan oleh kebanyakan […]

The post 6 Tips Tidur Nyenyak Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Dalam Islam, aktivitas tidur menandakan tanda-tanda kekuasaan Allah yang begitu agung. Allah menciptakan malam untuk istirahat, dan siang untuk beraktivitas (‘jihad’).

Maka bagi seorang Muslim, malam dan siang juga menjadi kesempatan istimewa untuk khusyuk beribadah kepada-Nya serta bekerja dengan penuh kesungguhan. Tetapi bagaimana tidur yang nyenyak dan tenang. inilah yang banyak belum diperhatikan oleh kebanyakan umat Islam.

Hakikat dan Fungsi Tidur

Tidur sangat membantu terciptanya keseimbangan dalam kehidupan individu. Dengan demikian tidur tentu bukan perkara yang sepele. Justru ketika melihat fungsi dan peran tidur bagi kehidupan dan kesehatan manusia, sudah sewajarnya kita memperhatikannya dengan seksama.

Al-Qur’an sendiri menjelaskan bahwa tidur itu perlu dan penting, utamanya untuk kesehatan.

وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتاً

“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat.” (QS. 78: 9).

Pernyataan Allah SWT ini jauh melebihi batas perkembangan ilmu pengetahuan. Di mana setelah itu, dalam perkembangan ilmu medis ikut menyebutkan, salah satu cara paling efektif dalam menjaga kesehatan adalah tidur (istirahat) yang cukup.

Menurut medis, tidur yang cukup sangat membantu penguatan sistem kekebalan tubuh pada manusia.

Salah satu tanda kecintaan kita kepada Nabi kita adalah mencintai dan melakukan apa yang telah dikerjakan, termasuk tidurnya Rasulullah. Semua perilaku Nabi dalam kesehariannya adalah teladan (uswah) yang baik. Berarti semua itu memberikan banyak manfaat dalam kehidupan kita.

Salah satu yang utama yang perlu kita ketahui dan kita teladani adalah perkara tidurnya Rasulullah saw.

Pertama, Rasulullah senantiasa berwudhu dahulu sebelum tidur.

Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari)

Kedua, Berdoa sebelum tidur. Doa adalah senjata seorang Muslim. Oleh karena itu dalam segala hal, termasuk tidur hendaklah diawali dengan doa dan dzikir.

Rasulullah bersabda, “Barangsiapa tidur di suatu tempat tanpa berdzikir kepada Allah, maka ia pun akan mendapatkan hal yang dia sesali dari Allah.” (HR. Abu Dawud).

Aisyah ra juga meriwayatkan bahwa, ‘Apabila Rasulullalh menuju pembaringannya setiap malam, beliau mempertemukan kedua ltelapak tangannya, lalu meniupnya sambil membaca: “Qul huwallahu Ahad,” “Qul A’uudzu bi Rabbil falaq,” dan “Qul A’udzu birabbinnas,” kemudian mengusapkan kedua telapak tangannya ke sekujur tubuhnya, dimulai dari kepala dan wajahnya serta tubuh bagian depan. Demikian beliau mengulanginya sebanyak tiga kali. (HR. Bukhari Muslim, Tirmidzi, Ibn Majah, dan Abu Dawud).

Ketiga, miring ke kanan dengan menghadap qiblat

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari).

Jadi, saatnya kita kembali memperhatikan tauladan kita dalam segala hal, terkhusus dalam hal tidur. Sebab tidur dalam Islam bukan sekedar memejamkan mata dan lelap dalam kelelahan, tidur juga merupakan ibadah. Dan pasti, tidak ada yang dicontohkan nabi kecuali terjamin dan terbukti unggul dan berpahala.

Tidur seperti nabi adalah tidur yang sehat dan berpahala. Oleh karena itu, jika ingin tidur kita nyenyak marilah kita teladani cara beliau dalam tidur. Semoga tidur kita adalah tidur yang bernilai pahala membawa berkah dalam kehidupan kita sehari-hari. Aaamiin ya rabbal alamin.

Baca Juga:

The post 6 Tips Tidur Nyenyak Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Tidur Menghadap Kiblat Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-menghadap-kiblat-dalam-islam Tue, 18 Sep 2018 03:18:18 +0000 https://dalamislam.com/?p=4345 Saat ini banyak opini yang berkata jika tidak diperbolehkan umat muslim tidur menghadap kiblat, namun sebagian menanggapinya bahwa tidak masalah jika tidur menghadap kiblat. Dalam sebuah riwayat dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Aisyah mengatakan, كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأمر بفراشه فيفرش له ، فيستقبل القبلة ، فإذا أوى إليه توسد كفه اليمنى ، […]

The post Hukum Tidur Menghadap Kiblat Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Saat ini banyak opini yang berkata jika tidak diperbolehkan umat muslim tidur menghadap kiblat, namun sebagian menanggapinya bahwa tidak masalah jika tidur menghadap kiblat. Dalam sebuah riwayat dari Aisyah radhiallahu ‘anha, Aisyah mengatakan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يأمر بفراشه فيفرش له ، فيستقبل القبلة ، فإذا أوى إليه توسد كفه اليمنى ، ثم همس ما ندري ما يقول …

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa menyiapkan tempat tidurnya, kemudian tidur dengan menghadap kiblat.

Pada saat nabi membaringkan badannya, ia jadikan telapak tangan kanannya sebagai bantal, lalu membaca doa dengan lirih. Aisyah mengatakan, “Kami tidak tahu apa yang nabi baca…. (hingga akhir hadis).

Imam Al-Ghazali Rahimahullahu Ta’ala ada menerangkan bahwa salah satu cara tidur menghadap kiblat itu ialah seperti menghadapkan orang yang hampir mati ke arah kiblat yaitu dalam keadaan terlentang, muka dan dua tapak kakinya menghadap ke arah kiblat. Perkara ini jelas disebutkan dalam kitabnya Ihya ‘Ulumiddin dengan katanya:

Artinya: “(Adab tidur yang) ke tujuh ialah (sunat) tidur menghadap kiblat. Menghadap kiblat itu ada dua cara : Salah satunya: (Seperti cara) menghadapkan orang yang hampir mati iaitu terlentang atas belakang (badannya), muka dan dua tapak kakinya menghadap ke arah kiblat. Kedua: (Seperti cara) menghadap (kiblat di dalam) lubang kubur iaitu baring secara mengiring dengan mukanya serta bahagian hadapan badannya ke arah (kiblat) ketika berbaring pada posisi sebelah kanan.”. (Kitab Ihya ‘Ulumiddin: 1/448)

Selain tidur, dalam perkara shalat, di dalam keadaan tertentu ketika sakit seseorang itu dibenarkan bershalat  secara menelentang dan kedua kaki menghadap ke arah kiblat. Hal ini disebutkan oleh Imam Zakaria al-Anshari Rahimahullahu Ta’ala dalam kitab Asna al-Mathalib:

Artinya: “Jika dengan duduk itu dia mendapat kesusahan, (yaitu kesusahan yang sama) dirasainya (ketika dia bersolat ) dengan cara berdiri, maka wajib solat  (dengan cara) berbaring atas rusuknya dengan wajah dan (sebelah) hadapan badannyamenghadap kiblat. Dan berbaring atas rusuk sebelah kanan adalah lebih afdhal.

Dan makruh jika berbaring di atas rusuk sebelah kiri tanpa ada sebarang keuzuran sebagaimana ditetapkan dalam kitab al-Majmu’. Kemudian jika terdapat keuzuran untuk berbaring maka solat lah dalam keadaan menelentang dan dua tapak kakinya mengarah ke kiblat, seperti halnya orang yang hampir mati apabila tidak dapat dibaringkan di atas rusuknya barulah dibaringkan secara menelentang.

Dan (orang yang dibaringkan secara menelentang itu) kepalanya lebih tinggi dengan meninggikan bantalnya supaya menghadap wajahnya ke arah kiblat.”. (Kitab Asna al-Mathalib: 1/148)

Sementara itu, menurut Syeikh Muhammad bin Shaleh al-‘Uthaimin Rahimahullahu Ta’ala apabila ditanya mengenai hukum tidur dengan mengunjurkan kaki ke arah kiblat, beliau memfatwakan dengan berkata:

Artinya: “Tidak mengapa ke atas seseorang apabila dia tidur kedua kakinya menghala ke arah Ka’bah (kiblat). Bahkan ulama fiqh Rahimahumullahu Ta’ala berkata: “Sesungguhnya orang sakit yang tidak mampu berdiri dan tidak mampu duduk, (maka dia) bersolat  dengan cara miring dan wajahnya menghadap ke arah kiblat dan jika tidak mampu juga maka (hendaklah) bersolat  dengan cara terlentang dan kedua kakinya menghadap ke arah kiblat.” (Fatawa Ibnu al-‘Uthaimin: Soalan ke 1576)

Maka berdasarkan beberapa pandangan ulama di atas, dapatlah disimpulkan bahwa tidur menelentang dengan mengunjurkan kaki ke arah kiblat itu tidaklah mengapa bahkan tidak dikira berdosa.

Sebab, tidur dalam keadaan mengunjur kaki ke arah kiblat itu sama dengan keadaan shalat  orang yang sakit dan tidak mampu shalat  dalam keadaan berdiri ataupun duduk.

Diharuskan shalat  miring atas rusuknya yang kanan ataupun dalam keadaan menelentang dengan wajah dan kedua kakinya menghadap ke arah kiblat. Wallahu’alam.

The post Hukum Tidur Menghadap Kiblat Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Larangan Tidur Tengkurap Dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-tidur-tengkurap-dalam-islam Mon, 10 Sep 2018 07:17:07 +0000 https://dalamislam.com/?p=4266 Tidur dengan posisi tengkurap atau telungkup ternyata tidak baik menurut pandangan Islam. Lalu apa sebabnya? Diriwayatkan Thakhfah Al-Ghifari RA, salah seorang sahabat Nabi yang tinggal di Masjid Nabawi berkata, ” Aku tidur di masjid pada akhir malam, kemudian ada orang yang mendatangiku sedangkan aku tidur dengan posisi tengkurap. Lalu berkata: “ Bangunlah dari tengkurapmu, karena […]

The post Larangan Tidur Tengkurap Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidur dengan posisi tengkurap atau telungkup ternyata tidak baik menurut pandangan Islam. Lalu apa sebabnya?

Diriwayatkan Thakhfah Al-Ghifari RA, salah seorang sahabat Nabi yang tinggal di Masjid Nabawi berkata, ” Aku tidur di masjid pada akhir malam, kemudian ada orang yang mendatangiku sedangkan aku tidur dengan posisi tengkurap. Lalu berkata: “ Bangunlah dari tengkurapmu, karena tidur yang demikian adalah tidurnya orang-orang yang dimurkai Allah.” Kemudian aku angkat kepalaku, maka ketika kulihat ia adalah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka akupun kemudian bangkit.” (HR. Al-Bukhari)

Rasulullah SAW melarang umatnya tidur tengkurap. Larangan itu muncul dari kisah Ya’isy bin Thikhfah Al-Ghifari.

Dari Ya’isy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata,

فَبَيْنَمَا أَنَا مُضْطَجِعٌ فِى الْمَسْجِدِ مِنَ السَّحَرِ عَلَى بَطْنِى إِذَا رَجُلٌ يُحَرِّكُنِى بِرِجْلِهِ فَقَالَ « إِنَّ هَذِهِ ضِجْعَةٌ يُبْغِضُهَا اللَّهُ ». قَالَ فَنَظَرْتُ فَإِذَا رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-

“Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Abu Daud no. 5040 dan Ibnu Majah no. 3723. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Juga hadits lainnya,

عَنِ ابْنِ طِخْفَةَ الْغِفَارِىِّ عَنْ أَبِى ذَرٍّ قَالَ مَرَّ بِىَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- وَأَنَا مُضْطَجِعٌ عَلَى بَطْنِى فَرَكَضَنِى بِرِجْلِهِ وَقَالَ « يَا جُنَيْدِبُ إِنَّمَا هَذِهِ ضِجْعَةُ أَهْلِ النَّارِ ».

Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, “Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Tidur secara tengkurap, kata Imam Tirmidzi, membawakan hadis yang didapat Abu Hurairah. Saat Nabi melihat seorang Muslim tidur tengkurap, Nabi berkata, ” Ini adalah cara tidur yang tidak disukai oleh Allah.”

Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah, berkata, tidur dengan posisi miring dan ke sebelah kiri juga kurang baik bagi kesehatan. Sebab, tidur dengan posisi miring dapat membahayakan jantung.

“ Terlalu sering tidur dengan sisi kiri membahayakan bagi jantung karena kecenderungan organ dalam ke kiri, maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekadar untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap),” papar Ibnul Qayyim.

Ilmu kedokteran modern membuktikan tidur tengkurap berbahaya. Apalagi saat tidur pulas dan lama, tengkurap otomatis membuat otot dada atau otot pernafasan tidak dapat mengembangkan dada secara baik dan maksimal. Sehingga aliran oksigen menjadi lebih sedikit dan berakibat sesak nafas.

Menurut pandangan Islam, adab tidur yang baik adalah dengan posisi miring ke kanan dan meletakkan tangan di bawah pipi. Hal ini berdasarkan hadits riwayat Bukhari dan Muttafaq Alaih. Semoga bermanfaat.

The post Larangan Tidur Tengkurap Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan Beserta Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-setelah-sholat-subuh-di-bulan-ramadhan Sun, 01 Jul 2018 08:43:13 +0000 https://dalamislam.com/?p=3737 Tidur merupakan salah satu aktifitas yang biasa dilakukan manusia. Bahkan aktifitas ini merupakan aktifitas rutin dan harian. Baik kurang tidur ataupun kelebihan tidur juga tentu memiliki dampak yang buruk tidak hanya bagi kesehatan, namun juga dapat menjadi sumber datangnya berbagai penyakit. Tahukan anda bahwa perkara tidur juga menjadi salah satu adab yang diatur dalam agama […]

The post Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidur merupakan salah satu aktifitas yang biasa dilakukan manusia. Bahkan aktifitas ini merupakan aktifitas rutin dan harian. Baik kurang tidur ataupun kelebihan tidur juga tentu memiliki dampak yang buruk tidak hanya bagi kesehatan, namun juga dapat menjadi sumber datangnya berbagai penyakit. Tahukan anda bahwa perkara tidur juga menjadi salah satu adab yang diatur dalam agama islam.

Sebagai agama yang sempurna islam bahkan memberi catatan tersendiri kepada rutinitas atau aktivitas tidur. Terutama mengenai kebiasaan tidur setelah sholat subuh. Terlebih lagi jika kebiasaan tersebut dilakukan saat bulan puasa ramadhan. Meskipun hal ini tidak termasuk dalam hal hal yang membatalkan puasa sebagai rukun islam , namun tentunya kebiasaan ini dinilai jelek dan bukan bagian dari syarat sah puasa ramadhan .

Sebagaimana Ibnul Qayyim rahimahullah,

وَمِنَ المكْرُوْهِ عِنْدَهُمْ : النَّوْمُ بَيْنَ صَلاَةِ الصُّبْحِ وَطُلُوْعِ الشَّمْسِ فَإِنَّهُ وَقْتٌ غَنِيْمَةٌ

Di antara hal yang makruh menurut para ulama adalah tidur setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit karena waktu tersebut adalah waktu memanen ghonimah (waktu meraih kebaikan yang banyak.” (Madarijus Salikin, 1: 369).

Dari ‘Urwah bin Zubair, beliau mengatakan,

كان الزبير ينهى بنيه عن التصبح ( وهو النّوم في الصّباح )

Dulu Zubair melarang anak-anaknya untuk tidur di waktu pagi.”

Urwah mengatakan,

إني لأسمع أن الرجل يتصبح فأزهد فيه

Sungguh jika aku mendengar bahwa seorang itu tidur di waktu pagi maka aku pun merasa tidak suka dengan dirinya”. (HR. Ibnu Abi Syaibah 5: 222 no. 25442 dengan sanad yang shahih).

Berdasarkan hadist di atas, nampak jelas bahwa kebiasan tidur setelah salah subut terlebih pada bulan ramadhan memiliki hukum yang makruh sehingga tidak tergolong keistemewaan orang yang berpuasa  di bulan ramadhan . Namun, jika dikaji lebih jelas maka terdapat Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan beserta dalinya. Tentu saja sumber hukum ini berdasarkan hadist atau juga pendapat ulama.

1. Hadist

Hadist merupakan salah satu sumber yabg dijadikan sebagai sumber hukum dalam agama islam. Perihal mengenai Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan terdapat beberapa hadist, sebagaimana berikut :

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mendoakan waktu pagi sebagai waktu yang penuh keberkahan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan Tirmidzi no. 1212. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Hadist diatas menyatakan dnegan jelas bahwa waktu setelah subuh merupakan waktu yang oenuh kebaikan. Sehingga alangkah sia-sia nya jika sampai terlewat begitu saja. Kebiasaan tidur setelah salah subuh juga bisa menjadi salah satu tanda kemalasan seseorang dan bosa kehilangan keistimewaan  ramdhan .

Sebagaimana Ibnul Qayyim rahimahullah, yaitu:

“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan. Tidur pagi juga Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat.” (Zaadul Ma’ad, 4/222).

Lebih lajut Ibnu Qayyim Al-Jauziyah. Beliau berkata bahwa kebiasaan tidur setelah sholat subuh bahkan memiliki efek yang buruk bagi kesehatan.

وَهُوَ مُضِرٌّ جِدًّا بِالْبَدَنِ لِإِرْخَائِهِ الْبَدَنَ وَإِفْسَادِهِ لِلْفَضَلَاتِ الَّتِي يَنْبَغِي تَحْلِيلُهَا بِالرِّيَاضَةِ

Tidur setalah subuh sangat berbahaya bagi badan karena melemahkan dan merusak badan karena sisa-sisa [metabolisme] yang seharusnya diurai dengan berolahraga/beraktifitas.”

Jika anda pernah mendengar kalimat ” Jangan bangun siang nanti rezekinya di patok ayam”. Faktanya memang benar, analogi kalimat tersebut menunjukkan bahwa jika anda bangun siang maka rezeki anda bisa diambil orang lain. Tentunya kebiasaan tidur setelah subuh dapat menyebabkan anda bisa bangun siang. Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata,

وَنَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتٌ تَطْلُبُ فِيهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا، وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ، فَنَوْمُهُ حِرْمَانٌ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُورَةٍ،

Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang [makruh] kecuali ada penyebab atau keperluan.”

Kebiasaan tidur setelah sholat subuh pada hari biasa saja menjadi kebiasaan yang tidak disukai baik oleh Allah SWT dan Rasulnya. Apalagi jika kebiasaan tersebut dilakukan ketika ramadhan tiba sebagai alasan berpuasa di bulan ramadhan . Tentunya dapat mengurangi esensi dari bulan ramadhan itu sendiri. Ibnu Qayyim Al- Jauziyah rahimahullah berkata,

ومن المكروه عندهم : النوم بين صلاة الصبح وطلوع الشمس فإنه وقت غنيمة ….حتى لو ساروا طول ليلهم لم يسمحوا بالقعود عن السير ذلك الوقت حتى تطلع الشمس

Di antara yang tidak disukai adalah tidur antara shalat pagi dan ketika matahari terbit, karena  tidur pada waktu itu kurang baik…. sampai-sampai jika seseorang berjalan (safar) sepanjang malam, mereka tidak diizinkan untuk duduk (tidur dan istirahat) sampai terbit matahari.”

2. Pendapat Ulama

Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan menurut pendapat para ulama terbagi kedalam dua kelompok. Terdapat yang memperbolehkan sebagaimana hukum berpuasa di bulan ramadhan bagi ibu menyusui  dengan ketentuan dan juga terdapat yang memakruhkan.

  • Diperbolehkan

Tak ada dalil yang secara tegas melarang tidur usai shalat shubuh. Bahkan menurut Syeh Muhammad Shalih al-Munjid, sebagian kecil sahabat dan tabiin mempunyai kebiasaan ini.  Tidur sehabis shubuh, menurut pendapat ini juga, boleh dilakukan selama memang kebutuhannya menuntut demikian. Misal mereka yang terkena serangan susah tidur (imsonia) atau para pekerja yang mendapatkan shift malam.

  • Makruh

Menurut Syekh al-Munjid, sebagian ulama menghukumi makruh tidur tepat setelah menunaikan shalat shubuh. Ini karena, pada waktu itulah, Allah SWT membagikan rezeki bagi para hamba-Nya. Dalam sebuah hadis riwayat al-Baihaqi dan Ibnu Hibban, suatu saat Rasulullah SAW mendapati Fatimah tengah tiduran usai shalat shubuh.

Lalu Rasul berkata,’ Wahai Fatimah bangun dan saksikanlah rezeki Tuhanmu dan jangan sampai masuk golongan orang lalai, karena sesungguhnya Allah membagi rezeki hamba-Nya sejak habis munculnya waktu fajar hingga terbit matahari.”

Atas dasar inilah sejumlah ulama memandang hukum tidur setelah shalat shubuh makruh. Dalam Kitab Ghidza al-Albab’ Syarh Manzhumat al-Albab, Imam as-Sifaraini mengatakan hendaknya seorang Muslim tidak tidur pada waktu-waktu tersebut. Imam as-Suyuthi, dalam Kitab Tadzkirahnya menjelaskan tidur pada waktu usai shalat Shubuh adalah salah satu pertanda kefakiran seseorang. Sebab, seperti hadis riwayat Ahmad, Dawud, dan lainnya, keberkahan umat Muhammad SAW, terletak di awal pagi.

Itulah tadi, Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan beserta dalilnya. Tentunya hal ini dapat menjadi tambahan penetahuan. Sehingga dapat lebih fokus terhadap ibadah yang dijalankan selama bulan ramadhan. Semoga artikel ini dapat bermanfaat.

The post Hukum Tidur Setelah Sholat Subuh Di Bulan Ramadhan Beserta Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Tidur di Masjid dan Dalilnya https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-di-masjid Fri, 29 Jun 2018 05:04:24 +0000 https://dalamislam.com/?p=3727 Masjid adalah rumah Allah SWT dan pintunya selalu terbuka untuk hambanya yang ingin beribadah kepadanya dan melaksanakannya kewajibannya di dunia, yakni sholat, mengaji, dan menyiarkan kebaikan kepada umat muslim lainnya. Selain itu masjid juga dijadikan sebagai tempat berteduh dan tempat singgah bagi musafir yang sedang melakukan perjalanan untuk istirahat dan tidur siang. Tidur siang menurut […]

The post Hukum Tidur di Masjid dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Masjid adalah rumah Allah SWT dan pintunya selalu terbuka untuk hambanya yang ingin beribadah kepadanya dan melaksanakannya kewajibannya di dunia, yakni sholat, mengaji, dan menyiarkan kebaikan kepada umat muslim lainnya.

Selain itu masjid juga dijadikan sebagai tempat berteduh dan tempat singgah bagi musafir yang sedang melakukan perjalanan untuk istirahat dan tidur siang. Tidur siang menurut Islam bisa membantu kita untuk bangun di sepertiga malam dan melaksanakan shalat tahajjud yang merupakan shalat sunat yang diutamakan dan di sukai oleh Allah SWT.

Tapi, apakah boleh bagi kita untuk tidur di dalam masjid? Sebagian masjid ada yang melarang siapa saja untuk tidur di dalam masjid dengan alasan demi mejaga kebersihan dan kenyamanan untuk beribadah bagi orang lain. Sebelum membahas tentang hukum tidur di masjid sebaiknya simak beberapa hadis, dalil dan fatwa berikut yang menjelaskan mengenai tidur di dalam masjid:

“Boleh tidur di masjid bagi orang yang membutuhkan, yang tidak memiliki tempat tinggal, namun bersifat kadang-kadang (sementara). Adapun menjadikan masjid sebagai tempat tinggal, tidur malam dan siang di sana, maka hukumnya dilarang.” (Mukhtashar al-Fatawa al-Mishriyah, 1/56).

“Telah bercerita kepada kami Isma’il berkata telah bercerita kepadaku saudaraku dari Sulaiman dari Syarik bin Abdullah bin Abu Namir, aku mendengar Anas bin Malik bercerita kepada kami tentang perjalanan malam isra’ Nabi s.a.w. dari masjid Kabah (Al Haram). Ketika itu, beliau didatangi oleh tiga orang (malaikat) sebelum beliau diberi wahyu, saat sedang tertidur di Masjidil Haram.” (H.R. Bukhari No. 3305).

Pada masa Rasulullah s.a.w. kami tidur di masjid, sedang waktu itu kami masih muda.” (H.R. Tirmidzi No. 295 dan Ibnu Majah No. 473)

“Dari Abdullah bin Zaid r.a. bahwasanya ia melihat Rasulullah s.a.w. bertelentang di masjid sambil meletakkan salah satu dari kedua kakinya di atas kaki yang lain.” (Muttafaq ‘alaih).

Dari kutipan – kutipan di atas dikatakan bahwa rasulullah SAW juga pernah tidur di dalam masjid, begitu juga dengan para sahabat – sahabatnya. Dan para ulama pun juga sependapat bahwa hukum tidur di masjid adalah dibolehkan dan setidaknya menjaga beberapa hal berikut ketika hendak tidur di dalam masjid :

  • Menjaga kebersihan dan kesucian masjid.
  • Selalu menjaga kemulian masjid yang merupakan rumah Allah SWT.
  • Tidak mengganggu ruang atau saf yang akan digunakan bagi orang yang akan sholat.
  • Tidak mengganggu kekhusyukan orang yang hendak beribadah.
  • Menjaga ketertiban masjid.
  • Mematuhi peraturan masjid yang ada demi kebaikan masjid.

Sedangkan posisi tidur menurut Islam yang baik adalah mengikuti cara tidur rasulullah yang sesuai dengan posisi tidur menurut islam dan kesehatan. Dan tidur merupakan salah satu nikmat yang diberikan Allah SWT kepada manusia agar bisa beristirahat setelah lelah beraktivitas yang sangat patut di syukuri.

Demikianlah penjelasan mengenai hukum tidur di masjid, semoga kita bisa selalu menjaga kemuliaan dan kesucian masjid dengan tidak mengotorinya dengan hal-hal duniawi. Semoga bisa bermanfaat dan membuat kita lebih bijak dalam bersikap ketika sedang berada di masjid.

The post Hukum Tidur di Masjid dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Larangan Tidur Setelah Waktu Ashar dan Dalilnya https://dalamislam.com/akhlaq/larangan/larangan-tidur-setelah-waktu-ashar Tue, 27 Mar 2018 07:48:49 +0000 https://dalamislam.com/?p=3127 Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil A’lamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Semoga shalawat serta salam tidak melulu kita hentikan dan haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW. Di dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang bahaya tidur sore dalam islam, atau larangan tidur setelah waktu Ashar tiba. Baca juga tentang Larangan […]

The post Larangan Tidur Setelah Waktu Ashar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahirabbil A’lamiin, segala puji bagi Allah SWT, Tuhan seru sekalian alam. Semoga shalawat serta salam tidak melulu kita hentikan dan haturkan kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW.

Di dalam pembahasan kali ini, kita akan membahas tentang bahaya tidur sore dalam islam, atau larangan tidur setelah waktu Ashar tiba. Baca juga tentang Larangan Memelihara Anjing dalam IslamLarangan Bunuh Diri dalam Islam, dan Larangan Tidur Setelah Shalat Shubuh

Kemudian, perlu diketahui sebelumnya bahwa tidak terdapat hadits shahih dari Rasulullah SAW ataupun perkataan dari sahabat yang menerangkan tentang boleh atau tidaknya tidur setelah shalat Ashar, atau di waktu Ashar. Baik yang berisi pujian atau celaan. Baca juga tentang Larangan Minuman Keras Dalam Islam Larangan Berpacaran Dalam Islam, dan Hukum Memakai Cadar Saat Sholat

Namun, ada beberapa hadits yang disandarkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengenai larangan atau celaan tidur setelah Ashar. Namun banyak dari hadits ini dianggap dhaif, dan sebagian lagi maudhu’ (palsu)

Adapun hadits – hadits tersebut antara lain:

 عجبت لمن عام ونام بعد العصر

Aku heran dengan orang yang terbaring dan tidur sesudah ‘Ashar,” [1]

Hadits kedua:

من نام بعد العصر فاختُلس عقله فلا يلومنَّ إلا نفسه

“Barangsiapa yang tidur setelah ashar kemudian akalnya hilang, maka janganlah ia menyalahkan kecuali dirinya sendiri”[2]

Hukum tidur setelah Shalat Ashar

Terdapat pula hukum bagi orang yang tertidur baik sengaja ataupun tidak sengaja ketika waktu Ashar. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid Hafidzahullah pernah berkata:

وأما النوم بعد العصر فهو جائز ومباح أيضاً ، ولم يصحّ عن النبي صلى الله عليه وسلم نهي عن النوم في هذا الوقت .

“Adapun tidur setelah shalat Ashar hukumnya adalah juga mubah. Tidak terdapat hadits shahih dari Nabi yang berisi larangan tidur setelah Ashar”[3]

Ada pula fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, yaitu semacam MUI di Saudi Arab, yang berbunyi:

س  : سمعت من أناس تحريم النوم بعد العصر ، هل ذلك صحيح ؟

Saya mendengar ada orang yang bilang bahwa tidur setelah mengerjakan shalat Ashar hukumnya haram. Apakah Benar hal tersebut?

ج : النوم بعد العصر من العادات التي يعتادها بعض الناس ، ولا بأس بذلك ، والأحاديث التي في النهي عن النوم بعد العصر ليست بصحيحة .

Jawaban:

Tidur setelah shalat Ashar adalah kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian orang. Tidak mengapa hal tersebut (hukumnya boleh).  Dan hadits-hadits mengenai larangan tidur setelah Ashar bukanlah hadits yang sahih[4].

Waktu Tidur yang Baik : Siang dan Malam Hari

Bagi kalian yang memang lebih dan sudah terbiasa untuk tidak tidur di sore hari, ada baiknya kegiatan itu dilanjutkan. Karena Allah SWT dalam firmannya berkata bahwa waktu tidur yang baik adalah siang dan malam hari. Allah SWT berfirman:

وَمِنْ آَيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan” (Ar-Ruum :23)

Kemudian, tidur siang merupakan sunnah dan terdapat pahalanya dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

قِيْلُوا فَإِنَّ الشَّيَاطِيْنَ لاَ تَقِيْلُ

Qailulah-lah (istirahat sianglah) kalian, sesungguhnya setan-setan itu tidak pernah istirahat siang.” [5]

Demikian penjelasan terkait bagaimana bahaya tidur sore dalam islam dan larangan tidur setelah waktu Ashar tiba. Semoga dengan penjelasan diatas menambah wawasan kita tentang kajian Islam. Wallahu ‘Alam

The post Larangan Tidur Setelah Waktu Ashar dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hukum Tidur Telanjang Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-telanjang-dalam-islam Mon, 27 Nov 2017 01:41:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=2391 Tidur merupakan kegiatan yang pasti dilakukan semua orang sebab bisa menunjang kesehatan dan bisa memulihkan tenaga setelah selama sehari penuh beraktivitas. Salah satu tidur yang sehat menurut para ahli adalah tidur dalam keadaan telanjang. Jika hal tersebut dikatakan sehat, namun apa pandangan Islam mengenai permasalahan ini?, berikut ulasan selengkapnya. Tidur dalam Islam merupakan kegiatan yang […]

The post Hukum Tidur Telanjang Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Tidur merupakan kegiatan yang pasti dilakukan semua orang sebab bisa menunjang kesehatan dan bisa memulihkan tenaga setelah selama sehari penuh beraktivitas. Salah satu tidur yang sehat menurut para ahli adalah tidur dalam keadaan telanjang. Jika hal tersebut dikatakan sehat, namun apa pandangan Islam mengenai permasalahan ini?, berikut ulasan selengkapnya.

Tidur dalam Islam merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mengumpulkan tenaga sehingga bisa beribadah pada Allah SWT. Selain itu, saat sedang tidur, maka hati seorang muslim ada di antara jemari Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda “Sesungguhnya Allah melarang kalian untuk telanjang maka meras malulah pada para malaikat Allah yang senantiasa bersama kalian, pada malaikat al-kiraam al-kaatibiin yang tiada berpisah dari kalian kecuali saat tiga kondisi, buang hajat, janabat dan mandi”. (HR. Al-Bazzaar). [ Abdurrahman Bin Kamal jalaluddin as-suyuthi ‘Ad-Durr Al-Mantsuur VIII/448 ]

“Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum shalat subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)-mu di tengah hari dan sesudah shalat Isya’. (Itulah) tiga ‘aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” [QS. An-Nur: 58].

Dalam tiga kondisi yang sudah disebutkan dalam ayat diatas merupakan waktu untuk meminta izin untuk keluarga dekat saat masuk dalam kamar kerabat yang lainnya. Untuk yang disebutkan dalam awat surat merupakan permintaan izin untuk yang bukan mahram satu dengan yang lain. Sementara dalam ayat diatas, Allah memberikan perintah kepada semua orang beriman supaya budak mereka dan juga anak anak yang belum baligh atau dewasa supaya meminta izin dalam 3 hal:

  • Sebelum sholat subuh saat masih di ranjang
  • Waktu qoilulah disaat pakaian masih ditanggalkan karena masih berdua dengan pasang
  • Sesudah sholat isya yakni shalat malam sebelum tidur yang adalah waktu untuk tidur.

Dalam ayat diatas sudah diperlihatkan jika dalam tiga waktu tersebut, seorang hamba sahaya atau anak kecil tidak diperbolehkan masuk ke dalam kamar tanpa izin.

Ini menjelaskan jika seorang muslim boleh saja melepaskan pakainnya dan adab tidur dalam Islam dalam keadaan telanjang jika sudah berada di dalam kamar tidur secara khusus dan selama tidak dikhawatirkan auratnya bisa terlihat oleh orang yang tidak dihalalkan melihat auratnya, maka hal tersebut diperbolehkan. Namun hal yang pasti adalah tidak ada yang boleh melihat aurat kecuali suami dan istri.

“Jagalah auratmu kecuali pada istri atau pada hamba sahaya wanitamu.” [HR. Abu Daud no. 4017 dan Tirmidzi no. 2794. Al-Hafiz Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan].

“Suatu malam yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada malam itu di rumahku, beliau berbalik lalu beliau meletakkan rida’nya (pakaian bagian atasnya). Beliau juga melepaskan dua sandalnya lalu meletakkan keduanya di samping kedua kakinya. Kemudian beliau menggelar ujung sarungnya di atas kasurnya, lalu beliau berbaring.

Beliau seperti itu karena mengira aku telah tertidur. Lalu beliau mengambil rida’nya (pakaian bagian atasnya) dengan pelan-pelan. Beliau juga memakai sandalnya dengan pelan-pelan, lalu membuka pintu dan keluar, lalu menutupnya juga dengan pelan-pelan. Maka aku pun meletakkan pakaianku di atas kepalaku dan aku berkerudung. Lalu aku memakai pakaianku kemudian aku membuntuti di belakang beliau, sehingga beliau sampai di pekuburan Baqi’.” [HR. Muslim no. 974].

Manfaat Tidur Telanjang Dalam Islam

Selama tidak dikhawatirkan akan terlihat auratnya oleh orang yang diharamkan, maka tidur dalam keadaan telanjang diperbolehkan sebab merupakan cara hidup sehat menurut Islam dan  ada beberapa keutamaan dan manfaat tidur dalam keadaan telanjang dalam Islam.

Sesudah beraktivitas seharian dan tubuh dalam keadaan lelah, maka tidur dalam keadaan telanjang ajan menambah kualitas tidur sehingga bisa tidur lebih nyenyak. Kemudian, tidur pada saat memakai baju akan membuat keringat mengalir khususnya saat cuaca sedang panas dan ini menyebabkan tidur sering terbangun dan tidak pulas hingga pagi hari serta masih banyak lagi kegunaan tidur dalam keadaan telanjang. Selain itu, tidur tanpa sehelai benangpun akan membuat badan lebih sejuk dan juga nyaman.

Selain itu, tidur tanpa busana untuk laki laki menurut penelitian juga sangat bermanfaat untuk meningkatkan kualitas air mani di saat berhubungan dengan suami sehingga baik untuk dilakukan khususnya bagi pasangan yang ingin segera mendapatkan keturunan.

The post Hukum Tidur Telanjang Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>