Larangan Tidur Setelah Shalat Shubuh dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Salah satu nikmat luar biasa yang terkadang tidak kita sadari adalah tidur. Terlebih ketika tubuh kita telah menjalani serangkaian aktivitas dan mengalami berbagai peristiwa melelahkan, maka merebahkan diri di kasur yang empuk dan hangat memiliki kenikmatannya tersendiri. Tidur juga sangat bermanfaat bagi tubuh kita. Selain tubuh kita memang membutuhkan istirahat, ada beberapa proses di dalam tubuh kita yang hanya akan berjalan secara maksimal ketika kita tertidur. Oleh karena itu kita membutuhkan tidur yang nyenyak agar ketika terbangun dan kembali menjalani aktivitas, kita akan merasa segar dan bersemangat.

baca juga:

Namun sayangnya, beberapa dari kita tidur di waktu yang kurang tepat. Salah satunya adalah waktu setelah melaksanakan shalat shubuh. Biasanya hal tersebut disebabkan beberapa hal yang menyebabkan seseorang masih merasa lelah ketika bangun, tetapi meskipun begitu, tidur setelah shubuh juga merupakan sesuatu yang tidak dianjurkan di dalam islam.

Mengapa ?

Beberapa hadits dan pendapat ulama yang dirangkum dari beberapa sumber di bawah ini mungkin akan menjelaskan mengapa kita tidak dianjurkan untuk tidur pagi tepatnya setelah shalat shubuh.

baca juga :

1. Setelah shubuh adalah waktu terbaik untuk meraih banyak kebaikan

Dalam salah satu hadist, Rasulullah berdoa agar Allah menjadikan waktu pagi sebagai waktu diberkahinya para umatnya.

Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.” (HR. Abu Daud no. 2606, Ibnu Majah no. 2236 dan Tirmidzi no. 1212)

Bahkan salah satu ulama yang berasal dari Damaskus, yakni Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa salah satu perbuatan yang menghambat datangnya rizki dari Allah adalah tidur di waktu pagi.

“Di antara hal yang makruh menurut para ulama adalah tidur setelah shalat Shubuh hingga matahari terbit karena waktu tersebut adalah waktu memanen ghonimah (waktu meraih kebaikan yang banyak).” ( Madarijus Salikin, 1: 369)

2. Tidur di waktu pagi dapat membuat badan lemas.

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan bahwa pagi harinya seseorang itu diibaratkan seperti masa mudanya dan akhir hari seseorang itu diibaratkan seperti masa tuanya. Jika di masa muda saja kita bermalasan-malasan, itu akan mempengaruhi masa tua kita, yakni kita juga akan bermalas-malasan. Apalagi, tidur setelah shalat subuh akan  membuat kita malas untuk melakukan hal-hal bermanfaat serta menyebabkan terbuangnya waktu di hari itu.

3. Tidur di waktu pagi merupakan salah satu perbuatan yang dibenci para salafush sholih

Karena pagi hari adalah waktunya untuk memperoleh “ghonimah” atau pahala yang berlimpah sehingga sangat dianjurkan mengisi waktu setelah shubuh dengan hal-hal yang bermanfaat.

4. Waktu setelah shalat shubuh dapat digunakan untuk aktifitas yang bermanfaat,

Yang sebenarnya dapat kita gunakan untuk, berdzikir, membaca doa, atau berolahraga, malah terbuang sia-sia karena tidur.

5. Terlalu banyak tidur ternyata juga dapat mengakibatkan berbagai penyakit.

Hal ini juga dikatakan oleh Ibnul Qayyim rahimahullah, yaitu:

“Banyak tidur dapat mengakibatkan lalai dan malas-malasan. Banyak tidur ada yang termasuk dilarang dan ada pula yang dapat menimbulkan bahaya bagi badan. Tidur pagi juga Menyebabkan berbagai penyakit badan, di antaranya adalah melemahkan syahwat.” (Zaadul Ma’ad, 4/222)

Salah satu yang bisa mencemari akhlak seseorang adalah dendam di dalam hati. Dendam memang sesuatu yang akan memuaskan hawa nafsu kita, tetapi juga merupakan salah satu perasaan yang akan menjerumuskan kita ke dalam kejahatan yang lebih besar. Meskipun seseorang telah berperilaku kurang menyenangkan atau bahkan menyakiti kita, perasaan dendam tetap merupakan hal yang harus dibuang jauh-jauh dari dalam hati.

Berikut ini tips sederhana mengenai 10 cara bagaimana agar dendam tidak memenuhi hati kita:

1. Memaafkan dan menerima dengan lapang sejak pertama kali seseorang menyakiti hati kita.

Sifat pemaaf menunjukkan bahwa kita memiliki kekuatan untuk menahan hawa nafsu meskipun sebenarnya kita dapat melampiaskannya. Allah berfiman dalam surat Asy Syuraa dan Al-A’raf :

Barangsiapa yang memberi maaf dan melakukan kebaikan, maka pahalanya di sisi Allah.” (QS. Asy Syuuraa: 40)

dan,

“Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan kebajikan serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh.” [al-A’râf/7:199].

Ketika kita mulai merasa amarah kita memuncak dan perasaan dendam muncul, baiknya kita mengikuti anjuran Rasulullah Shalallahu a’aihi wassalam untuk berwudhu.

baca juga:

2. Berpikir positif bahwa sesuatu yang menyakiti hati kita itu mungkin merupakan teguran dari Allah.

Hal ini membantu kita agar mampu memaknai keinginan Allah dimana Allah ingin kita memahami hikmah di balik itu semua. Keburukan yang terjadi pada kita bisa jadi merupakan cara Allah untuk mengangkat derajat kita atau mengugurkan dosa-dosa kita.

3. Bermuhasabah dan beristighfar.

Kedua hal ini adalah cara intropeksi diri yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT, agar kita selalu mengingat dosa apa yang telah kita perbuat setiap harinya. Mungkinkah kita pernah menyakiti orang lain melalui lisan atau perbuatan kita dengan cara yang sama seperti apa yang kita rasakan.

4. Mengingat Allah dengan berdzikir dan berdoa.

Dengan senantiasa berdzikir dan berdoa, Hal itu akan membuat hati kita tenang dan menghilangkan hawa nafsu termasuk perasaan dendam dari hati kita.

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

Bahkan doa orang yang teraniaya adalah salah satu dari doa-doa yang akan dikabulkan oleh Allah.

“Takutlah kepada doa orang-orang yang teraniyaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. [Shahih Muslim, kitab Iman 1/37-38]

Meskipun begitu, sebisa mungkin jangan doakan keburukan-keburukan untuk orang yang menyakiti kita. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam telah mencontohkan, ketika beliau disakiti, beliau akan mendoakan banyak kebaikan untuk orang-orang yang menyakiti beliau.

Baca juga:

Selain 5 diatas, beberapa perkataan Ibnul Qayyim di bawah ini dapat menjelaskan kepada kita mengapa tidur setelah shalat shubuh itu tidak dianjurkan:

 “Di antara perkara yang dibenci di kalangan para salaf, yaitu tidur antara usai shalat Shubuh dan terbitnya matahari. Sebab, waktu-waktu itu adalah saat keberuntungan. Aktifitas yang dikerjakan pada waktu-waktu tersebut memiliki nilai istimewa. Bahkan kalau orang-orang telah berjalan semalam suntuk, mereka tidak diperbolehkan untuk beristirahat pada waktu tersebut sampai matahari terbit. Saat itu adalah permulaan hari dan kuncinya, waktu turunnya rejeki dan terjadinya pembagian rejeki dan barokah. Selain itu, (terhitung) saat itulah pergerakan hari bermula. Keadaan seluruhnya tergantung pada bagiannya. Maka seharusnya (kalau harus tidur), maka itu adalah tidur yang sifatnya darurat.

Tidur pada pagi hari menghalangi datangnya rejeki. Sebab waktu pagi adalah saat pencarian rejeki oleh para makhluk. Pagi adalah waktu pembagian rejeki. Maka tidur pada waktu tersebut, akan menjadi penghambat menerima rejeki, kecuali karena alasan tertentu, atau kondisi darurat.

(Tidur pagi hari) sangat berbahaya bagi jasmani, karena membuat malas badan dan merusak metabolisme yang diolah oleh tubuh. Akibatnya, (dapat) menyebabkan kegoncangan, kegelapan dan kelemahan fisik. Kalau itu terjadi sebelum buang air besar, bergerak dan olah raga serta menyibukkan lambung dengan sesuatu, maka itu merupakan penyakit berbahaya yang akan melahirkan berbagai penyakit.”

Itulah beberapa alasan yang melarang kita untuk tidur di waktu setelah shubuh. Perlu kita ketahui juga bahwa di dalam islam, waktu terbaik yang diajurkan untuk tidur adalah pada pertengahan siang dan setelah shalat isya.  Tetapi jika kita memang dalam keadaan yang benar-benar mendesak seperti sakit, harus tidur agar bisa kembali bekerja, atau memang bekerja pada malam hari, maka itu dapat dimaklumi.

fbWhatsappTwitterLinkedIn