Apakah Kamu termasuk orang yang memiliki kebiasaan tidur siang? Biasanya tidur siang hanya dilakukan oleh anak-anak kecil. Saat beranjak remaja atau dewasa, manusia mulai disibukkan oleh berbagai aktivitas misalnya sekolah atau kerja sehingga membuat mereka melewatkan tidur siang. Padahal jika dikaji dari sisi kesehatan, tidur siang mempunyai banyak manfaat bagi tubuh.
Nah, kira-kira bagaimana islam memandang aktivitas tidur siang? Bagaimana hukumnya, adakah kegunaan atau kerugian dari tidur siang menurut islam? Berikut ulasan lengkapnya!
Baca juga:
Tidur Dalam Pandangan Islam
Tidur merupakan bagian dari mekanisme fisiologis tubuh yang terjadi secara alamiah. Tidur dapat membantu proses detoksifikasi (pengeluaran racun dari dalam tubuh), meningkatkan energi, menghilangkan letih dan tentunya membuat tubuh lebih bugar serta sehat.
Sebenarnya, hingga saat ini belum ada satupun ilmuwan yang mampu menjelaskan proses tidur secara gamblang. Tidur merupakan keajaiban sekaligus nikmat yang Allah Ta’ala berikan kepada hamba-hambaNya.
Berikut dalil-dalil yang membahas tentang tidur sebagai bentuk kekuasaan dari Allah Ta’ala:
“Dan karena rahmat-Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia-Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada-Nya” (QS. QS. Al-Qashash : 73)
“Dialah yang menjadikan malam bagi kamu supaya kamu beristirahat padanya dan (menjadikan) siang terang benderang (supaya kamu mencari karunia Allah). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.” (QS. Yunus ayat 67).
“Dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS. An-Naba:11).
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan”. (QS. A-Ruum:23).
Baca juga:
Dari ayat-ayat yang diatas, Allah menyebutkan bahwa Dia menjadikan siang untuk beraktivitas dan malam sebagai waktu beristirahat (tidur). Pernyataan ini cukup jelas menunjukkan bahwa tidur yang utama adalah di malam hari saat langit menjadi gelap.
Lalu bagaimana dengan tidur siang? Apakah dilarang dalam islam? Perlu diketahui bahwa tidak ada dalil yang menjelaskan larangan tidur siang dalam islam. Dalam kamus Lisanul Arab, tidur siang disebut juga sebagai Qailulah yang berarti tidur sejenak di pertengahan siang. Kira-kira saat waktu dhuhur.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat juga terbiasa melakukan tidur siang sejenak (sekitar 30 menit). Tidur siang tersebut dimaksudkan agar dapat membantu untuk bangun sholat tahajjud di sepertiga malam terakhir.
Dalil-Dalil yang menyebutkan tentang sunnah tidur siang:
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidur sejenaklah kamu sekalian di siang hari, karena sesungguhnya setan tidak tidur siang sejenak”. (HR. Abu Nu’aim)
Imam Ghazali berkata, “Hendaklah seseorang tidak meninggalkan tidur yang sekejap pada siang hari karena ia membantu ibadah pada malam hari. Sebaiknya harus seseorang itu bangun dari tidurnya sebelum sesudah matahari tergelincir untuk menunaikan shalat zuhur.” (kitab Ihya Ulumuddin).
Diriwayat dari ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu: “Pernah suatu ketika ada orang-orang Quraisy yang duduk di depan pintu Ibnu Mas’ud. Ketika tengah hari, Ibnu Mas’ud mengatakan, “Bangkitlah kalian. Istirahat sianglah! Yang tertinggal hanyalah bagian untuk setan.” Kemudian tidaklah Umar melewati seorang pun kecuali menyuruhnya bangkit.” (HR. Al-Bukhari).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau juga menceritakan tentang kebiasaan para sahabat uang sering melakukan tidur siang sesaat. “Kami bersegera datang ke masjid untuk menanti pelaksanaan shalat Jum’at dan kami qailulah (tidur siang) setelah shalat Jum’at.” (HR. Bukhari)
Dijelasakan dalam Fiqih Sunnah, Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu mengatakan: “Kami (para sahabat) pada zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam suka tidur di masjid, kami tidur qailulah di dalamnya, dan kami pada waktu itu masih muda-muda.” (HR.Ibnu Umar)
Baca juga:
Terdapat beberapa waktu tidur yang dilarang dalam islam, diantaranya yaitu:
Hailulah merupakan tidur yang dilakukan selepas sholat subuh atau bisa dikatakan di pagi hari. Tidur ini dilarang dalam islam karena dianggap dapat menghalangi datangnya rezeki.
“Apabila kamu telah selesai sholat Subuh janganlah kamu tidur tanpa mencari rezeki.” (HR. Thabrani)
Di pagi hari, Allah Ta’ala membagi-bagikan rezeki kepada makhluknya. Untuk mempermudah datangnya rezeki, kita bisa mengamalkan beberapa ibadah seperti sholat dhuha dan beramal.
“Tidaklah berlalu pagi di setiap hari kecuali ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang berinfak” Sedangkan malaikat yang satunya berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, “Wahai anak Adam, janganlah engkau luput dari empat rakaat di awal harimu, niscaya Aku cukupkan untukmu di sepanjang hari itu.” (HR. Ahmad)
Waktu tidur berikutnya yang dilarang islam adalah setelah sholat Ashar. Tidur di sore hari tidak ada anjurannya. Selain itu, tidur sore hari dapat menganggu jam biologis tubuh, menimbulkan rasa was-was, serta memungkinkan terlewatnya waktu sholat maghrib.
Baca juga:
Sebagai umat muslim yang taat, tentu sebaiknya kita meneladani perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam keseharian kita. Termasuk untuk adab tidur. Sehingga nantinya tidur kita bisa menjadi lebih berkah dan diridhoi Allah Ta’ala.
Berikut adab-adab tidur dalam islam sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Agar kita bisa tidur dalam keadaan suci, alangkah baiknya jika kita berwudhu terlebih dahulu sebelum tidur. Dengan begitu, tidur kita juga akan dilindungi oleh Allah Ta’ala.
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Bila Rasulullah Muhammad saw berbaring di tempat tidurnya, beliau kumpulkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dan dibaca pada keduanya surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Naas. Kemudian disapunya seluruh badan yang dapat disapunya dengan kedua tangannya. Beliau mulai dari kepalanya, mukanya dan bagian depan dari badannya. Beliau lakukan hal ini sebanyak tiga kali.” (HR. At Tarmidzi).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskan aku menjaga harta zakat Ramadhan kemudian ada orang yang datang mencuri makanan namun aku merebutnya kembali, lalu aku katakan, “Aku pasti akan mengadukan kamu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam“. Lalu Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu menceritakan suatu hadits berkenaan masalah ini. Selanjutnya orang yang datang kepadanya tadi berkata, “Jika kamu hendak berbaring di atas tempat tidurmu, bacalah ayat Al Kursi karena dengannya kamu selalu dijaga oleh Allah Ta’ala dan syetan tidak akan dapat mendekatimu sampai pagi”. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Benar apa yang dikatakannya padahal dia itu pendusta. Dia itu syetan“. (HR. Bukhari)
4. Membaca doa sebelum Tidur
“Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam hendak tidur, beliau mengucapkan: ‘Bismika allahumma amuutu wa ahya (Dengan nama-Mu, Ya Allah aku mati dan aku hidup).’ Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan: “Alhamdulillahilladzii ahyaana ba’da maa amatana wailaihi nusyur (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya lah tempat kembali).” (HR. Bukhari)
Al-Bara’ bin ‘Azib ra. berkata: “Sesungguhnya Rasulullah Muhammad saw bila berbaring di tempat tidurnya, beliau letakkan telapak tangannya yang kanan di bawah pipinya yang kanan, seraya berdoa: Robbi qinii ‘adzaabaka yawma tab’atsu ‘ibaadaka yang artinya: Ya Robbi, peliharalah aku dari azab-Mu pada hari Kau bangkitkan seluruh hamba-Mu).” (HR. At Tarmidzi
Dari Barra’ bin Azib berkata, “Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku, “Jika kamu datang ke tempat tidurmu (hendak tidur), berwudhulah seperti wudhumu untuk shalat, kemudian kamu tidur miring pada bagian kanan.”
“Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu,” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Baca juga:
Demikianlah penjelasan tentang hukum tidur siang menurut islam dan penjelasan mengenai waktu-waktu yang dilarang tidur, serta adab tidur dalam islam. Semoga bermanfaat dan dapat membantu.
Aceh dikenal sebagai daerah yang mendapat julukan "Serambi Mekkah" karena penduduknya mayoritas beragama Islam dan…
Sejarah masuknya Islam ke Myanmar cukup kompleks dan menarik, dengan beberapa teori dan periode penting:…
Islam masuk ke Andalusia (Spanyol) pada abad ke-7 Masehi, menandai era baru yang gemilang di…
sejarah masuknya Islam di Afrika memiliki cerita yang menarik. Islam masuk ke Afrika dalam beberapa…
Masuknya Islam ke Nusantara merupakan proses yang berlangsung selama beberapa abad melalui berbagai saluran, termasuk…
Masuknya Islam ke Pulau Jawa adalah proses yang kompleks dan berlangsung selama beberapa abad. Islam…