sukses akhirat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sukses-akhirat Wed, 13 Sep 2017 02:08:39 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png sukses akhirat Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/sukses-akhirat 32 32 15 Doa Bahagia Dunia Akhirat yang Mustajab https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-bahagia-dunia-akhirat Wed, 13 Sep 2017 02:08:39 +0000 http://dalamislam.com/?p=2034 Kebahagiaan adalah sebuah perasaan dan keadaan yang pasti kita semua inginkan. Sebagai manusia, sangat wajar jika kita selalu berharap untuk hidup bahagia, terlepas dari segala liku-liku kehidupan yang dilalui. Bahkan, banyak dari kita yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan hidup atau goal yang ingin kita capai. Bentuk kebahagiaan itu pun bermacam-macam. Ada yang mendefinisikan kebahagiaan dalam […]

The post 15 Doa Bahagia Dunia Akhirat yang Mustajab appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Kebahagiaan adalah sebuah perasaan dan keadaan yang pasti kita semua inginkan. Sebagai manusia, sangat wajar jika kita selalu berharap untuk hidup bahagia, terlepas dari segala liku-liku kehidupan yang dilalui. Bahkan, banyak dari kita yang menjadikan kebahagiaan sebagai tujuan hidup atau goal yang ingin kita capai. Bentuk kebahagiaan itu pun bermacam-macam. Ada yang mendefinisikan kebahagiaan dalam bentuk keluarga yang damai dan saling mendukung, ada pula yang mendefinisikan kebahagiaan sebagai kebebasan secara materi yang membuat kita tidak lagi kesulitan saat menginginkan sesuatu.

Baca juga:

Namun, tahukah Anda bahwa sesungguhnya dalam Islam definisi bahagia adalah jauh lebih luas daripada itu? Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan, “yang namanya kaya (ghina’) bukanlah dengan banyaknya harta (atau banyaknya kemewahan dunia). Namun yang namanya ghina’ adalah hati yang selalu merasa cukup”. Maka, sesungguhnya letak kebahagiaan adalah di dalam hati. Mungkin tidak terlihat secara kasat mata, namun bisa kita rasakan.

Sumber kebahagiaan sejati adalah ketenangan yang kita rasakan di dalam hati. Hal ini merupakan anugerah dari Allah yang tidak ternilai harganya. Pasti setiap orang menginginkan jiwa yang tenang, yang bebas dari kekhawatiran. Sayangnya, tidak semua orang bisa mendapatkan kebahagiaan sejati ini. Hal ini salah satunya dikarenakan banyak orang yang melupakan Allah, Dzat yang memberi kebahagiaan dan menciptakan ketenangan di jiwa yang sebenarnya.

Baca juga:

Hal ini dijelaskan oleh Allah dalam surat Al Fath ayat 4 yang berbunyi, “Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada). Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Oleh karena itu, jika kita menginginkan kebahagiaan di dunia dan akhirat, hendaknya kita mengingat Allah dan senantiasa berdoa memohon kepada Allah. Sungguh tidak ada kebahagiaan sejati yang bisa kita rasakan tanpa rahmat dari Allah. Maka, berikut ini akan dibahas 15 doa bahagia dunia akhirat yang bisa kita amalkan.

  1. Doa Sapu Jagat

Keutamaan doa ini mungkin sudah kita ketahui sejak lama untuk selalu kita baca setiap selesai sholat, terutama sholat fardhu. Bacaan doa ini dalam Bahasa Arab adalah “Rabbanaa aatinaa fiddunnyaa hasanah, waqinaa ‘adzaa ban naar”. Dalam Bahasa Indonesia doa ini memiliki arti, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan hidup di dunia serta kebaikan hidup di akhirat dan jagalah kami dari siksa api neraka”.

Dengan membaca doa ini, kita tidak hanya meminta kebahagiaan di dunia, melainkan juga memohon keselamatan kehidupan di akhirat kelak. Memang inilah tujuan hidup seorang muslim yang seharusnya. (Baca juga: Tips Hidup Bahagia Menurut Islam)

  1. Doa memohon kesejahteraan dunia akhirat

Selanjutnya, dia berikutnya adalah doa untuk memohon ampunan serta kesejahteraan. Dalam Bahasa Arab, doa ini berbunyi “Allahumma innaa nas alukal ‘afwa wal ‘aafiyata fiddiini wad dun-ya wal aakhiroti”. Artinya, “Ya Allah, kami mohon ampunan kepada-Mu serta limpahkan kesejahteraan agama dunia serta akhirat”. (Baca juga: Fadhilah Sholawat Fatih)

  1. Memohon keselamatan dari penyakit dan maksiat

Sesungguhnya, seseorang yang tertimpa penyakit maupun melakukan dosa maksiat tidak akan bisa merasakan kebahagiaan dunia akhirat. Oleh karena itu, hendaknya kita memohon pertolongan Allah agar diselamatkan dari penyakit dan maksiat yang mungkin bisa menimpa kita sebagai manusia biasa. (Baca juga: Bahaya Penyakit Ain Dalam Islam)

Doanya berbunyi, “Allahumma ‘aafini fii badanii allahumma ‘aafini fii sam’ii allahumma ‘aafini fii bashorii laa ilaha illa anta”. Artinya, “Ya Allah, selamatkan tubuhku dari penyakit dan maksiat sesuatu yang tidak aku inginkan. Ya Allah, selamatkan pendengaranku dari penyakit dan maksiat sesuatu yang tidak aku inginkan. Ya Allah, selamatkan penglihatanku dari penyakit dan maksiat sesuatu yang tidak aku inginkan, tiada Tuhan (yang berhak disembah) kecuali Engkau”.

  1. Doa memohon keselamatan dunia akhirat

Doa selanjutnya adalah untuk memohon keselamatan dan meminta keberkahan hidup sekaligus ampunan dari Allah. Anda bisa membaca “Allahumma inaanas ‘aluka salamatan fiddiin wa ‘aafiyatan filjasad wa jizadatan fil ‘ilmi wa barakatan firrizqi wa taubatan kablalmaut wa rahmatan indalmaut wa maghfiratan ba’dalmaut. Allahumma hawwin ‘alaina fii sakaratilmaut wannajaa taminannari wal’afwa ‘indalhisaab, rabbana laa tujighluubanaa ba’daizd hadaitanaa wa hablanaa minladunkarahmatan innaka antalwahhab”.

Artinya, “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada Engkau dari keselamatan agama serta sehat tubuh, berikanlah kami tambahnya ilmu pengetahua, serta keberkahan dalam rezeki, serta diampuni sebelum mati dan mendapat rahmat waktu mati, serta mendapat pengampunan sesudah mati. Ya Allah, mudahkan untuk kami menghadapi sakarotul maut, serta selamatkan dari siksa neraka, hingga pengampunan waktu hisab”.

  1. Memohon kemudahan saat meninggal

Setiap manusia pasti akan mati. Maka, jangan sampai kita juga memohon kemudahan saat meninggal dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak. Anda bisa membaca doa “Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakaraatil mauti wannajaata minan naari wal ‘afwa ‘indal hisaabi”. Artinya adalah “Ya Allah, mudahkanlah kami ketika saat pencabutan nyawa, dan selamatkan kami dari api neraka hingga mendapatkan kemaafan saat amal diperhitungkan. (Baca juga: Tanda-Tanda Khusnul Khotimah)

  1. Membaca Asmaul Husna

Tidak hanya berdoa, kita juga dianjurkan untuk senantiasa berzikir. Begitu pula saat kita memohon bahagia dunia dan akhirat, dimana keselamatan di dunia dan akhirat juga termasuk bentuk dari kebahagiaan di dunia dan akhirat. Teruslah membaca asmaul husna, khususnya asma Allah ‘As Salaam’ yang berarti ‘Yang Memberi Keselamatan’. Bacalah As Salam sebanyak-banyaknya setiap selesai sholat wajib supaya kita terpelihara dari bencana dan kesusahan yang berat. (Baca juga: Manfaat Membaca Asmaul Husna)

  1. Doa memohon hilangnya kesedihan

Seperti yang dibahas di awal, kebahagiaan itu letaknya di hati. Maka, hati yang sedih akan sulit merasakan kebahagiaan. Rasulullah pun mengajarkan pada kita doa untuk orang yang menderita kesedihan yang mendalam, yaitu “Ya Allah, Rahmat-Mu aku harapkan, janganlah Engkau serahkan segala urusanku kepada diriku sendiri walau sekejap mata, perbaikilah segala urusanku, tiada ilah yang berhak disembah selain Engkau” (HR. Abu Dawud). (Baca juga: Cara Menghilangkan Kesedihan Menurut Islam)

  1. Doa memohon ketenangan hati

Hati yang tenang adalah hati yang bahagia. Dengan hati yang tenang, tidak ada kekhawatiran dan perasaan ‘kurang’ akan segala sesuatu. Maka, bacalah “Allahumma inni as aluka nafsaan bika muthma-innah, tu’minu biliqaa-ika wa tardhaa bi qadhaa-ika wa taqna’u bi’athaa-ika”. Artinya, “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yang merasa tenang kepada-Mu, yang yakin akan bertemu dengan-Mu, yang ridha dengan ketetapan-Mu dan merasa cukup dengan pemberian-Mu”.

  1. Doa agar hati tenang

Bacalah, “Allahumma innii a-udzuubika minalhamma walkhujni, wal ajri, wakasal, walbujli, walhubni, wadhalidaini, walghabatirrajali”. Doa ini memiliki arti “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang”.

baca juga:

  1. Bacaan istighfar

Tidak jarang kita merasa tidak bahagia akibat banyaknya dosa yang telah kita lakukan. Maka, kita diajarkan untuk selalu beristighfar agar hati tenang dan hidup kita bahagia. Bacalah Ästaghfirullaahal ‘adhiim” yang berarti “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung”. (Baca juga: Amalan Istighfar)

  1. Doa memohon ketenangan batin

Bacalah ‘Allahumma tsabitnii waj’alnii haadiyan mahdiyyan’ untuk memohon ketenangan hati dan petunjuk dari Allah untuk segala yang kita lakukan. Artinya, “Ya Allah, tenangkanlah hatiku dan jadikanlah aku orang yang memberi petunjuk dan mendapat petunjuk”. Sungguh, dengan mendapat petunjuk dari Allah, hati kita akan merasa tenang atas apa-apa yang kita lakukan dan kita pun akan merasa bahagia.

  1. Doa memohon kesenangan akhirat

Jika kita termasuk dalam golongan orang-orang yang beruntung di dunia, maka jangan lupa untuk membaca doa “Allaahumma kamaa farrahtanaa fii haadzi hid dun-yaa fa farrihnaa fil aakhirati”. Doa ini memiliki arti “Ya Allah, sebagaimana Engkau telah memberikan kesenangan kepada aku di dunia, maka berilah aku kesenangan di akhirat”.

baca juga:

  1. Doa mohon keberuntungan

Anda juga bisa membaca doa memohon keberuntungan, “Allaahumma inni as-alukal fauza ‘indalqaaa-i washshabra ‘indalqadhaa-i wamanaazilasysyuhadaa-i wa ‘aisyassu’adaa-i wannashra ‘alal a’daa-i wa muraafaqatal anbiyaa’” yang artinya “Yaa Allah, aku mohon kepada-Mu akan keberuntungan pada waktu bertemu dengan orang banyak, dan sabar ketika datang ketentuan dan pada tempat orang yang mati syahid, kehidupan orang-orang yang beruntung dan kemenangan mengalahkan musuh-musuh dan berteman dengan para Nabi”.

  1. Doa keluarga bahagia

Kebahagiaan dunia tentu tidak ingin kita rasakan sendiria, melainkan kita juga ingin keluarga kita merasakan kebahagiaan tersebut. Bacalah “Robbanaa hablanaa min aswaajinaa wadurriyyatinaa qurrota ‘ayyuuni waj’alnaa lil muttaqiina imam” yang artinya “Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”. (Baca juga: Tips Keluarga Bahagia dalam Islam)

  1. Doa agar suami-istri bahagia

Keluarga bahagia tentu berawal dari suami dan istri yang bahagia. Untuk itu berdoalah kepada Allah dengan doa “Qul in kuntum tuhibbuunallaha fattabi’uuni yuhbibkumullahu wayaghfirlakum dunuubakum wallahu gafururrahiim”. (Baca juga: Kunci Rumah Tangga Bahagia)

Artinya, “Katakanlah (wahai Muhammad): Jika benar kamu mengasihi Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi kamu serta mengampuni dosa-dosamu. Dan (ingatlah), Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani”. Doa ini ada dalam surat al Imran ayat 31.

Semoga doa kita diperkenankan oleh Allah, aamiin ya rabbal ‘aalamiin.

The post 15 Doa Bahagia Dunia Akhirat yang Mustajab appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bahagia Menurut Al-Quran dan Cara Mendapatkannya https://dalamislam.com/info-islami/bahagia-menurut-al-quran Wed, 04 Jan 2017 09:47:29 +0000 http://dalamislam.com/?p=1275 Di dalam Al-Quran banyak dijelaskan dan disebutkan oleh Allah mengenai kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil, mengetahui bahwa manusia adalah makhluk pencari kebahagiaan dan kepuasan untuk dirinya. Ada kalanya manusia mencari kebahagiaan sampai Ia harus menghalalkan berbagai cara dan melupakan bentuk ibadah terhadap Allah. Akhirnya, bukan kebahagiaan yang manusia dapatkan […]

The post Bahagia Menurut Al-Quran dan Cara Mendapatkannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Di dalam Al-Quran banyak dijelaskan dan disebutkan oleh Allah mengenai kebahagiaan dalam kehidupan manusia. Allah Yang Maha Tahu dan Maha Adil, mengetahui bahwa manusia adalah makhluk pencari kebahagiaan dan kepuasan untuk dirinya.

Ada kalanya manusia mencari kebahagiaan sampai Ia harus menghalalkan berbagai cara dan melupakan bentuk ibadah terhadap Allah. Akhirnya, bukan kebahagiaan yang manusia dapatkan melainkan kesesatan dan kesengsaraan akibat keliru dalam mendudukkan dan mencari kebahagiaan.

Hingga harus melawan dan bertentangan dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam yang sudah ditetapkan Allah.

Untuk itu, perlu kita harus pahami bagaimana bahagia menurut Al-Quran dan bagaimana juga cara mendapatkannya, agar kebahagiaan tersebut dapat diraih dalam kehidupan manusia. Tentunya kebahagiaan adalah fitrah manusia, dan diinginkan oleh setiap orang.

Kebahagiaan di dalam Al-Quran

Di dalam Al-Quran banyak sekali pembahasan mengenai kebahagiaan dalam hidup manusia. Secara umum, islam menjelaskan hal-hal mendasar mengenai kebahagiaan yang sering kali manusia, ulama, ataupun para filosof tidak mengenal dengan jelas apa itu kebahagiaan yang haklki. Sering kali semakin dikejar bahagia bukan semakin mendekat, melainkan semakin menjauh. Berikut adalah penjelasan Al-Quran mengenai kebahagiaan dalam hidup manusia.

  1. Kebahagiaan Akhirat Lebih Utama

“Dan (Kami buatkan pula) perhiasan-perhiasan (dari emas untuk mereka). Dan semuanya itu tidak lain hanyalah kesenangan kehidupan dunia, dan kehidupan akhirat itu di sisi Tuhanmu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.“ (QS Az Zukruf : 35)

Di dalam Al-Quran Allah menjelaskan bahwa kehidupan dunia sejatinya adalah kehidupan yang sementara. Adapun perhiasan duniawi, kebahagiaan dunia lainnya tentu tidak ada bandingannya dengan akhirat yang Allah menjanjikan jauh lebih baik dan lebih bagus daripada apa yang ada di dunia.

Untuk itu, islam mendudukkan kebahagiaan duniawi bukan sebagai puncak atau tujuan tertinggi dari kehidupan manusia. Hal tersebut hanyalah sebagai perantara, sarana, alat, kendaraan agar manusia dapat optimal melaksanakan ibadah dan berbuat kebaikan di muka bumi.

  1. Kebahagiaan Akhirat Berkali Lipat

Hakikatnya manusia adalah makhluk yang menginginkan keuntungan dalam hidupnya. Allah menjelaskan dalam Al-Quran bahwa keuntungan di akhirat adalah keuntungan yang lebih baik dan berlipat daripada keuntungan di dunia.

“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagianpun di akhirat.“ (QS Asy-Syura : 20)

Tentu saja sungguh merugi, jika ada orang yang bersusah payah mempersiapkan dirinya untuk keuntungan yang tidak bernilai. Seperti orang yang membayar mahal benda yang harganya tidak ada 1% dari apa yang ia bayarkan. Untuk itu, mengejar dunia seperti membayar benda murah dengan bayaran yang mahal.

  1. Kehidupan Dunia Hanya Perantara

“Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui.” (QS Al Ankabut : 64)

Dalam hal ini Allah menjelaskan bahwa kehidupan dunia hanya senda gurau dan main-main. Hal ini memiliki makna bahwa kehidupan di dunia hanya sebentar sekali seperti kita bercanda dan bermain bersama teman atau keluarga. Tidak terasa, waktu sudah habis dan berlalu begitu cepat. Seperti itulah kehidupan dan kebahagiaan di dunia.

Cara Mengejar Kebahagiaan Akhirat

Mengejar kebahagiaan akhirat adalah pilihan yang harus dilakukan oleh manusia karena tidak ada lagi tempat dan kembali yang paling membahagiakan selain dari akhirat. Sebagaimana perintah Allah bahwa kebahagiaan dunia tidak bisa memberikan kepuasan dan semakin mencarinya malah akan semakin terperdaya oleh mereka. Seharusnya bukan kitalah yang diperbudak nafsu dunia melainkan kita yang menaklukkannya.

Untuk itu, berikut adalah cara agar dapat mengejar kebahagiaan akhirat, secara umum. Tentunya sebagai umat islam, sudah menjadi keharusan kita untuk mengoptimalkan dan mengusahakan untuk mendapatkannya.

  1. Tunduk Pada Aturan Allah

Jika kita menginginkan kebahagiaan yang sejati kelak di akhirat, dan mengindari siksa neraka, tentu kita harus mengikuti aturan main yang sudah disiapkan dan diciptakan oleh Allah SWT, sebagai pencipta dan pemilik semesta. Manusia tidak bisa menawar ataupun membangkang, karena manusia tidak memiliki saham apapun terhadap adanya kehidupan di alam semesta ini.

Untuk itu, hal yang pertama jika manusia menginginkan kebahagiaan akhirat adalah dengan tunduk pada aturan Allah, menjalankan Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman tanpa menawar atau mencari-cari celah untuk tidak melaksanakannya.

  1. Menjalankan Misi Hidup Manusia di Bumi

Sebagai makhluk yang diciptakan di bumi, manusia memiliki tujuan dan misinya tersendiri yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Menjadi khalifah fil ard, adalah tujuan hidup yang sudah ditetapkan oleh Allah. Untuk itu, membangun bumi, memakmurkan kehidupan manusia, dan memberiki keselamatan juga kesejahteraan tanpa melakukan kerusakan adalah hal yang harus dilakukan oleh manusia.

Untuk bisa mendapatkan ridho dan pahala, tentunya harus dilakukan oleh manusia agar kebahagiaan di dunia dan akhirat dapat diraih.

  1. Berjuang di Jalan Allah

 “Karena itu hendaklah orang-orang yang menukar kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat berperang di jalan Allah. Barangsiapa yang berperang di jalan Allah, lalu gugur atau memperoleh kemenangan maka kelak akan Kami berikan kepadanya pahala yang besar.“ (QS An-Nisa : 74)

Berjuang di jalan Allah artinya adalah menegakkan dan mengamaliahkan seluruh perintah Allah. Adapun makna berperang tidak selalu bermakna perang dalam arti fisik. Berperang di jalan Allah dari masa ke masa dan zaman ke zaman tentu mengalami perubahan. Sedangkan, perintah untuk menegakkan dan melawan mereka yang hendak merusak aturan tersebut tetap akan ada sampai kapanpun. Untuk itu, Allah menjanjikan pahala dan balasan surga bagi mereka yang berjuang dan pereran di jalan Allah.

Itulah hal-hal yang harus dilakukan manusia jika ingin mendapatkan kebahagiaan di akhirat. Untuk itu, manusia tidak perlu khawatir jikalau memang di dunia kehidupan ini tidak memuaskan. Memang dunia bukan tempat akhir kehidupan kita. Di dalamnya ada suka dan duka yang silih berganti. Yang manusia bisa lakukan adalah melakukan kebaikan dan Allah tidak akan mendzalimi kita. Setiap kebaikan yang kita lakukan akan Allah balas dengan kebaikan pula.

“Sesungguhnya Allah tidak menganiaya seseorang walaupun sebesar zarrah, dan jika ada kebajikan sebesar zarrah, niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan dari sisi-Nya pahala yang besar “(QS An-Nisa : 40)

The post Bahagia Menurut Al-Quran dan Cara Mendapatkannya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Bahagia Menurut Islam dalam Kehidupan Dunia https://dalamislam.com/info-islami/cara-bahagia-menurut-islam Wed, 04 Jan 2017 04:07:35 +0000 http://dalamislam.com/?p=1272 Manusia yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah fitrah manusia yang diharapkan oleh manusia selalu hadir di dunia ini. Para filosof mengemukakan bahwa manusia selalu bergerak dan berusaha untuk mencari kebahagiaan di hidupnya. Semakin ia mencari kebahagiaan tersebut, sayangnya bahagia tersebut semakin tidak ditemukan. Hal ini karena memang manusia tidaklah pernah mencapai puncak kepuasannya. Islam […]

The post Cara Bahagia Menurut Islam dalam Kehidupan Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia yang hidup pasti menginginkan kebahagiaan. Kebahagiaan adalah fitrah manusia yang diharapkan oleh manusia selalu hadir di dunia ini. Para filosof mengemukakan bahwa manusia selalu bergerak dan berusaha untuk mencari kebahagiaan di hidupnya. Semakin ia mencari kebahagiaan tersebut, sayangnya bahagia tersebut semakin tidak ditemukan. Hal ini karena memang manusia tidaklah pernah mencapai puncak kepuasannya.

Islam sebagai agama yang sesuai dengan fitrah manusia memiliki pandangan dan cara tersendiri agar manusia tidak terjebak kepada kebahagiaan yang semu. Adanya Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman semuanya ditujukan agar manusia dapat selamat dan mendapatkan kebahagiaan yang cukup di dunia.

Untuk itu, berikut adalah pandangan islam dan cara untuk bisa hidup dalam balutan kebahagiaan dan kenikmatan yang cukup dari Allah SWT.

Pandangan Islam Mengenai Kebahagiaan

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS AL Qashash : 77)

Di dalam ayat di atas dijelaskan bahwa Allah memberikan kebahagiaan kehidupan di dunia. Walaupun dunia ini serba terbatas dan relatif, akan tetapi Allah tetap memberikan nikmat dan kebahagiaan tersebut bagi manusia. Kebahagiaan dan kenikmatan tersebut Allah berikan agar manusia dapat secara optimal melaksanakan misi dan tujuan hidupnya di muka bumi.

Titik keseimbangannya adalah, manusia tidak dilarang untuk mencari kebahagiaan. Akan tetapi kebahagiaan dan kenikmatan yang Allah berikan tersebut hendaklah dipergunakan untuk berbuat kebaikan, mencari pahala akhirat, dan juga melaksanakan pembangunan di muka bumi, bukan malah merusaknya.

Sungguh indah ajaran islam dan ketetapan Allah yang diberikan. Manusia diperintahkan mencari kebahagiaan, menikmatinya, namun jangan sampai disesatkan oleh kebahagiaan itu sendiri dan senantiasa mencari kebahagiaan akhirat sebagai tujuan yang sejati. Hal ini diperintahkan Allah, agar tetap berada pada fitrahnya, tidak merusak dan tetap pada sunnatullah yang ditetapkan Allah.

Kebahagiaan Hidup Sejati adalah di Akhirat

“Maka apakah orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu ia memperolehnya, sama dengan orang yang Kami berikan kepadanya kenikmatan hidup duniawi; kemudian dia pada hari kiamat termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)” (QS Al Qashshash : 61)

Sebagaimana ayat di atas, pandangan islam menempatkan bahwa kebahagiaan sejati adalah hanya di akhirat. Hal ini disampaikan oleh Allah bahwa kenikmatan hidup di akhirat adalah yang terbaik yaitu di surga. Kenikmatan hidup di dunia yang diberikan Allah kepada orang-orang yang tidak mengerjakan amal shaleh dan tidak beriman akan tetap diberikan, akan tetapi di akhirat kelak akan diberikan siksaan neraka.

Untuk itu, hendakya umat muslim lebih banyak memikirkan kehidupan akhirat yang sifatnya kekal abadi. Pilihannya hanyalah kebahagiaan yang abadi atau siksaan yang abadi. Semuanya ditentukan dari apa yang kita kerjakan di dunia.

Cara Merasakan Bahagia dalam Hidup

Sebagaimana Allah sampaikan pada ayat yang disebutkan di atas sebelumnya, hendaknya manusia mencari kebahagiaan duniawi untuk diorientasikan kepada akhirat agar tidak melupakan kehidupan dunia.

Walaupun kehidupan dunia sangat sedikit kebahagiaannya, untuk itu hendaklah manusia juga dapat mensyukri dan merasakan kenikmatan yang telah Allah berikan tersebut. Untuk itu, sejatinya kebahagiaan bukalanh tujuan akhir di dunia, ia hanya sebagai pelecut dan motivasi hidup agar lebih bersemangat untuk beribadah dan berbuat kebaikan di dunia. Tanpa kebahagiaan tentu saja sulit.

Berikut adalah Cara Bahagia Menurut Islam :

  1. Menempatkan Kebahagiaan Dunia Bukan Sebagai Tujuan

Untuk mendapatkan kebahagiaan ketika hdup di dunia, tentu kita tidak bisa menjadikan dunia sebagai tujuan hidup. Kebahagiaan sejati dan kebahagiaan yang kekal sulit didapatkan di dunia karena memang bukan tempatnya kebahagiaan sejati ada di dunia ini.

Untuk itu, semakin manusia mengejar kebahagiaan di dunia maka semakin juga manusia tidak akan bisa mendapatkan kebahagiaan tersebut. Di dunia tidak tersedia kebahagiaan yang sejati sedangkan manusia adalah makhluk yang tidak pernah memiliki kepuasan sampai puncaknya.

Untuk itu, sebagaimana ajaran islam, hendaklah menempatkan dunia hanya sebagai tempat singgah dan kendaaraan untuk menuju akhirat. Menjadian dunia sebagai tujuan tentu sebuah kekeliruan, dan kebahagiaan tidak pernah dicapai. Yang bisa manusia lakukan adalah menikmati dan mensyukuri dari yang ada dan telah Allah berikan.

  1. Memperbanyak Syukur Nikmat

Semakin manusia tidak bersyukur semakin pula manusia tidak akan bahagia. Jika manusia bersyukur maka kebahagiaan apapun, kenikmatan apapun yang dirasakan, maka manusia akan merasakan kebahagiaannya. Semakin tidak disyukuri maka kebahagaan sebesar apapun di dunia ini tidak akan pernah bisa diniikmati dan doptomalkan oleh manusia.

Tentu saja, ketidakyukuran akan nikmat Allah membuat manusia mejnadi lelah, emosi, dan penuh amarah. Tidak akan pernah bisa diselesaikan, kecuali mensyukuri, dan ikhlas akan apa yan sudah didapatkan.

  1. Memperbanyak Berbagi

Salah satu hal yang membuat kebahagiaan bertambah adalah memperbanyak berbagi terhadap sesama manusia lainnya, khususnya bagi mereka yang kurang mampu atau membutuhkan bantuan. Berbagi ini tentu saja tidak akan mengurangi rezeki dan pahala kita. Justru dengan berbagi, kita bisa saling memberi kebahagiaan. Orang yang kita bantu senang, tentu saja akan membuat kita juga senang karena telah membantunya.

Selain dari mendapatkan kebahagiaan, berbagi dan menghidupkan kemakmuran di bumi, juga merupakan bagian dari Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam. Untuk itu, kebahagiaan dunia tidak hanya sekedar berasal dari harta, namun atas apa yang kita berikan bukan hanya yang kita miliki.

  1. Menghindari Hidup Berlebihan

Menjadi bahagia di dunia salah satunya adalah tidak hidup berlebihan di dunia. Hidup yang berlebihan di dunia membuat manusia akan mudah untuk sombong dan merasa berkausa. Selain itu, hidup berlebihan tentunya tidak baik, karena manusia yang tidak pernah puas akan kebahagiaan akan membuat kita terdorong untuk hidup berlebihan kembali baik dalam aspek harta ataupun hal hal dunaiwi lainnya.

“Allah meluaskan rezki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).” (QS Ar-Rad : 26)

The post Cara Bahagia Menurut Islam dalam Kehidupan Dunia appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bahagia dalam Islam Menurut Dalil Al-Quran https://dalamislam.com/dasar-islam/bahagia-dalam-islam Thu, 29 Dec 2016 08:05:01 +0000 http://dalamislam.com/?p=1260 Manusia dimanapun ia berada dan kapanpun ia hidup, senantiasa mencari kebahagiaan. Tidak ada satupun manusia yang dalam hidupnya mencari kesengsaraan dan juga keterperukan, karena hal tersebut adalah hal yang sangat menyakitkan atau membuat kedukaan manusia. Namun sering kali di atas pencarian kebahagiaan tersebut, manusia menganggap bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika hidup di dunia. Bagi orang-orang […]

The post Bahagia dalam Islam Menurut Dalil Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Manusia dimanapun ia berada dan kapanpun ia hidup, senantiasa mencari kebahagiaan. Tidak ada satupun manusia yang dalam hidupnya mencari kesengsaraan dan juga keterperukan, karena hal tersebut adalah hal yang sangat menyakitkan atau membuat kedukaan manusia.

Namun sering kali di atas pencarian kebahagiaan tersebut, manusia menganggap bahwa kebahagiaan sejati adalah ketika hidup di dunia. Bagi orang-orang yang tidak beriman, ia menganggap bahwa kebahagiaan dunia adalah segalanya, hidup hanya satu kali, sehingga apapun yang dilakukannya di dunia atas dasar hedonisme atau pandangan kebahagiaan duniawi. Hal ini seperti hura-hura, mencari sex bebas, kebahagiaan atas jabatan, atau hal-hal lainnya yang dianggap bahagia.

Tentu saja, dalam hal mencari kebahagiaan, islam memiliki konsep tersendiri. Islam menawarkan konsep kebahagiaan sejati, yang tidak mungkin bisa didapatkan di dunia saja. Di dunia ini bagi islam, dan memang kenyataannya sangatlah semu. Sangat mudah orang mendapatkan kedukaan, kesakitan, kebangkrutan, kehilangan, dan lain sebagainya. Untuk itu, berikut adalah konsep bahagia dalam islam, menurut dalil Al-Quran.

Kebahagiaan Sejati Menurut Islam adalah di Akhirat

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al-Qashash : 77)

Dalam konsep islam, kebahagiaan dunia adalah semu dan fana. Sewaktu waktu manusia bisa mendapatkan kebahagiaan, sewaktu-waktu manusia juga bisa mendapatkan kedukaan. Antara susah, senang, dan rasa biasa saja (netral) silih berganti. Untuk itu, ketika manusia mencari kebahagiaan sejati di dunia hal itu mustahil ditemukan.

Seseorang yang memiliki uang banyak bisa saja membangun istana untuk dirinya. Akan tetapi, ia tidak akan bisa membangunnya sendirian, karena ia terbatas. Ia butuh mengeluarkan uang, mempekerjakan orang, bahkan juga harus berkorban.

Untuk itu, islam memberikan perintah untuk manusia agar mengoptimalkan apa yang ada di dunia untuk bekal akhirat. Hal ini tentu saja tanpa harus meninggalkan kebahagiaan yang ada di dunia. Allah mengatakan bahwa kebahagiaan dunia adalah rezeki dan kenikmatan yang harus diterima dan disyukuri oleh manusia. Akan tetapi tidak boleh melupakan sebagian dari hak-hak orang lain dan juga menjadikannya sebagai bekal pahala kelak.

Bentuk Kebahagiaan di Surga

Bentuk-bentuk kebahagiaan di surga sering kali jarang diteliti dan diperdalam oleh manusia. Bukan berarti kita berharap akan surga berlebihan, karena hanya Allah lah yang berhak untuk memasukkan kita ke surga atau tidak. Akan tetapi jika kita terus berusaha memahami mengenai kebahagiaan surga, maka akan kita rasakan bahwa surga dan dunia adalah perbandingan yang sangat jauh berbeda.

Dunia tidak akan sebanding dengan kebahagiaan yang ada di surga. Bahkan di dalam surga tidak ada sama sekal usaha sebagaimana kehidupan dunia yang penuh resiko dan konsekwensi. Berikut adalah bentuk-bentuk kebahagiaan di surga, menurut informasi Al-Quran.

  1. Makanan dan Minuman

“”Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS Al Baqarah : 25)

Di dalam surga terdapat makanan berupa buah-buahan. Hal ini tentu akan berbeda dengan dunia yang jika ingin memakan buah, tentunya harus menunggu musim, mengeluarkan uang, atau berusaha untuk menanamnya. Hal ini berbeda dengan di surga, bahwa orang beriman penghuni surga akan mendapatkannya secara mudah dan berada bersama para pasangannya yang suci. Bahkan mereka akan kekal di dalamnya, selama dalam kehendak Allah.

  1. Tempat Tinggal Berupa Istana

“Maha Suci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana” (QS Al-Furqaan : 10)

Di dunia hanya para pejabat, raja, atau bangsawan saja yang dapat menikmati hidup di istana. Hal ini tidak terjadi jika manusia berada di surga. Orang-orang beriman akan diberikan istana-istana, tanpa harus memandang miskin kaya, karena di sana sudah tidak ada lagi penilaian tersebut. Tentu sungguh menakjubkan tinggal di dalamnya, karena kebaikan dan Kemaha Dahsyatan Allah yang menciptakannya sebagia bentuk kasih sayang kepada orang beriman.

Hal ini adalah sebagai bentuk kepada orang yang senantiasa mendasarkan hidupnya dari Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

  1. Perhiasan

“Sesungguhnya Allah memasukkan orang-orang beriman dan mengerjakan amal yang saleh ke dalam surga-surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai. Di surga itu mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera” (QS Al Hajj : 23)

Di dunia, mendapatkan gelang-gelang emas, mutiara, pakaian yang bagus tentu membutuhkan uang, proses yang panjang, dan usaha yang keras. Namun tidak dengan kehidupan di surga, semuanya diberikan secara Cuma-Cuma tanpa harus menunggu menjadi orang yang memiliki banyak uang. Semuanya Allah berikan pada penghuni surga sebagai balasan atas kesabaran dan perjuangannya selama di dunia.

  1. Penuh Kesyukuran dan Persaudaraan

Di dalam surga, manusia akan mendapatkan persaudaraan antar sesama penghuni surga. Penghuni di dalamnya akan merasakan persaudaraan dan kesyukuran atas segala nikmat yang Allah berikan. Kesyukuran ini adalah bentuk manusia yang sudah melaksanakan misinya di dunia sesuai dengan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

Itulah kehidupan manusia yang ada di akhirat yaitu di surga. Kehidupan di surga adalah sebaik-baiknya balasan dan tempat terbaik yang bisa dicapai oleh manusia. Di dunia, tentunya manusia tidak akan bisa mendapatkan hal tersebut dan kelak Allah membalas kesabaran manusia hanya di akhirat. Tinggal pilihannya mana yang hendak kita dahulukan dan prioritaskan. Kehabahagiaan yang ada di dunia ataukah kebahagiaan yang ada di akhirat? Semoga saja kita digolongkan Allah pada golongan penghuni surga.

The post Bahagia dalam Islam Menurut Dalil Al-Quran appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hidup Bahagia Menurut Islam – Penjelasan dan Dalil-nya https://dalamislam.com/dasar-islam/hidup-bahagia-menurut-islam Wed, 28 Dec 2016 07:48:18 +0000 http://dalamislam.com/?p=1253 Fitrah manusia selalu menginginkan kehidupannya mengarah kepada kebahagiaan. Bagi orang-orang yang tidak beriman, mereka menganggap bahwa dunia adalah tempat satu-satunya untuk hidup dan harus menghabiskan waktu untuk tinggal di dunia dan mencari kebahagiaan yang sebanyak-banyaknya. Seakan-akan tidak akan pernah tinggal dan hidup lagi di dunia. Hal ini tentu akan berbeda jika dengan orang yang beriman. […]

The post Hidup Bahagia Menurut Islam – Penjelasan dan Dalil-nya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Fitrah manusia selalu menginginkan kehidupannya mengarah kepada kebahagiaan. Bagi orang-orang yang tidak beriman, mereka menganggap bahwa dunia adalah tempat satu-satunya untuk hidup dan harus menghabiskan waktu untuk tinggal di dunia dan mencari kebahagiaan yang sebanyak-banyaknya. Seakan-akan tidak akan pernah tinggal dan hidup lagi di dunia.

Hal ini tentu akan berbeda jika dengan orang yang beriman. Manfaat Beriman Kepada Allah SWT, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman selalu menjadi dasar dalam kehidupannya. Orang yang beriman akan meyakini bahwa setelah kehidupan dunia akan ada kehidupan akhirat yang kekal abadi dan menjadi balasan atas apa yang telah dilakukan di dunia.

Untuk itu, orang beriman selalu mengarahkan hidupnya dan menjalankan aktivitasnya agar mendapatkan keselamatan tidak hanya di dunia, melainkan di akhirat. Berikut adalah konsep hidup bahagia menurut islam, dalam kehidupan dunia dan akhirat.

Kebahagiaan Dunia Menurut Al-Quran

Di dalam Al-quran ditunjukkan berbagai ayat yang memberikan informasi bahwa dunia ini hakiaktnya adalah kebahagiaan yang semu dan sementara. Kebahagiaan dan kehidupan di dunia hakikatnya akan sering berganti antara suka, duka dan perasaan netral atau biasa saja. Hal ini menunjukkan bahwa apapun yang kita miliki hakikatnya akan mengalami siklus duniawi. Berikut adalah ayat-ayat Allah mengenai kebahagiaan hidup di dunia, dan umat islam hendaknya tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir melainkan hanya sebagai kendaraan untuk dapat mencapai kebahagiaan akhirat.

  1. Kebahagiaan Dunia Tidak Kekal

Apa yang ada di sisimu akan lenyap, dan apa yang ada di sisi Allah adalah kekal. Dan sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan” (QS : An-Nahl : 96)

Dunia dalam hidup ini tentu tidak kekal, sedangkan yang kekal adalah Allah. Balasan bagi mereka yang megusahakan dunia untuk kebaikan adalah akhirat. Sedangkan di dunia tentu penuh ujian, silih berganti dengan kedukaan, dan berbagai masalah.

Kita bisa melihat bahwa setiap hari ada saja yang meninggal, mengalami kebangkrutan, penipuan, sakit, dan lain sebagainya. Hari ini manusia bisa saja mengalami posisi yang kaya, tinggi jabatannya, namun sekali waktu hal tersebut mudah saja bagi Allah hilang dan tidak kembali kepada manusia. Untuk itu, pantaslah jika Allah tidak memperkenankan manusia menjadikan kehidupan dunia di atas segala-galanya.

  1. Kebahagiaan Dunia Adalah Ujian

“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji mereka siapakah di antara mereka yang paling baik perbuatannya” (QS : Al Kahfi : 7)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa kebahagiaan dunia sesungguhya hanyalah ujian dan tidak kekal. Manusia yang membanggakan dirinya atas harta, jabatan, dan keturunan tidak akan berguna semua hal tersebut di akhirat jika hal tersbut dalam kehidupan di dunia tidak pernah dipotensikan untuk mencari pahala dan kebaikan.

Di akhirat kelak hanya akan dimintai pertanggungjawaban mengenai seberapa besar apa yang kita miliki tersebut memberikan kebaikan dan manfaat kepada orang lain. Bukan dari seberapa besar kekayaan atau harta yang telah dimiliki. Pahala orang miskin dan kaya bisa saja lebih besar orang miskin jika dalam hidupnya penuh kesyukuran, suka membantu sesama, dan berbuat baik atas apa yang ia miliki. Sedangkan kekayaan tidak berarti ia akan selamat di akhirat dengan kekayaan yang dimilikinya.

  1. Kebahagiaan Dunia Silih Berganti dengan Kedukaan

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah- megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS Al Hadid : 20)

Kebahagiaan di dunia sebagaimana ayat di atas adalah seperti analogi musim panen dan kekeringan. Sewaktu-waktu manusia bisa saja mendapatkan kebahagiaan yang banyak, dan suatu waktu lagi, manusia bisa saja mendapat kedukaan atau kesedihan. Untuk itu, kebahagiaan dunia silih berganti setiap waktu. Tidak kekal dan terus menerus ada.

  1. Kehidupan Dunia Tidak Sebanding Dengan Akhirat

Kehidupan di dunia jika dibandingkan dengan akhirat tentu saja tidak akan sama dan sebanding. Untuk itu Allah menghukum mereka yang dalam hidupnya hanya mengejar kebahagiaan dunia sesaat saja. Neraka Jahannam ditetapkan bagi mereka yang hanya mengejar kebahagiaan dunia, sedangkan tidak mengejar akhirat.  Untuk itu, cara menyelematkan kebahagiaan akhirat adalah dengan mendulang sebanyak-banyaknya amalan di dunia. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam ayat di Al-Quran,

“Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir“.  (QS Al-Isra : 18)

Kehidupan Bahagia adalah Akhirat

Jikalau manusia mengingkan kebahagiaan yang kekal (menurut perhitungan dan kehendak Allah) tentu saja dunia bukanlah tempatnya, melainkan akhirat, yaitu di surga. Berkali-kali dalam ayat Al-Quran Allah menyebutkan bahwa kelak akhirat adalah tempat persinggahan terakhir manusia. Untuk itu manusia harus mempersiapkan diri dan menyiapkan amalan terbaik.

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan, “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya” (QS Al-Baqarah : 25)

Di ayat di atas dijelaskan bahwa sesungguhnya di dalam surga terdapat banyak kebahagiaan yang disampaikan kepada manusia, sebagai orang-orang yang bertaqwa. Tentu saja hal ini akan berbeda dengan kondisi di dunia, yang serba terbatas, serba realtif, dan tidak ada kebahagiaan yang diperoleh dengan pengorbanan.

Jika dilihat dari ayat-ayat tersebut, sudah jelas bahwa kehidupan bahagia menurut islam bukanlah di dunia melainkan di akhirat. Untuk itu, bagaimanapun caranya umat islam harus mengoptimalkan kehidupannya di dunia untuk mengejar akhirat. Sesungguhnya Allah sudah memberikan potensi, rezeki, dan nikmat yang sangat besar untuk manusia optimalkan menuju kehidupan akhirat. Tinggal bagaimana umat islam mengoptimalkannya dengan sekuat tenaga dan keikhlasan berjuang menggapainya.

Untuk itu, untuk mencapai akhirat, hendaknya manusia menjalankan hidupnya berdasarkan kepada Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam .

The post Hidup Bahagia Menurut Islam – Penjelasan dan Dalil-nya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Sukses Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/cara-sukses-menurut-islam Wed, 02 Nov 2016 17:04:06 +0000 http://dalamislam.com/?p=1071 Islam bukan hanya agama yang mengatur masalah-masalah keseharian hidup manusia. Islam juga memberikan petunjuk bagaimana manusia dapat mencapai kesuksesan hidupnya baik di masa kini yaitu di dunia dan di masa depan yaitu masa akhirat. Islam bukan hanya mendorong umatnya untuk mendapatkan kebahagiaan hanya di masa depan akhirat, melainkan masa dunia pun diserukan untuk dapat mencapai […]

The post Cara Sukses Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Islam bukan hanya agama yang mengatur masalah-masalah keseharian hidup manusia. Islam juga memberikan petunjuk bagaimana manusia dapat mencapai kesuksesan hidupnya baik di masa kini yaitu di dunia dan di masa depan yaitu masa akhirat. Islam bukan hanya mendorong umatnya untuk mendapatkan kebahagiaan hanya di masa depan akhirat, melainkan masa dunia pun diserukan untuk dapat mencapai kesuksesan yang mendukung masa depan akhirat. Berikut adalah penjelasan mengenai cara sukses menurut islam :

Sukses dalam Islam dengan Menyeimbangkan Dunia dan Akhirat

Di dalam islam pandangan mengenai kesuksesan bukan hanya berada pada hal dunia saja atau akhirat saja. Keduanya bukanlah suatu yang terpisah. Kesuksesan di dunia tentu harus berdampak pada kesuksesan akhirat. Hal-hal di dunia seluruhnya adalah titipan Allah dan harus dioptimalkan untuk dapat menjalankan kehidupan dunia dengan baik dan mendapatkan masa depan akhirat yang bahagia. Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat berikut.

  1. Perintah Mengejar Akhirat dengan Kenikmatan Dunia

“Dan carilah pada apa yang telah dianugrahkan kepadamu (untuk kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu melupakan bagianmu dari (kenikmatan) dunia dan berbuat baiklah (kepada oang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu bebuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang bebuat kerusakan.” (QS: Al Qashash: 77)

Di dalam ayat tersebut umat islam diperintahkan untuk mencari kebahagiaan yang ada di dunia untuk diorientasikan kepada akhirat. Umat islam tidak dilarang untuk menikmati dan mensyukuri kebahagiaan yang ada di dunia. Semua itu tentu bukan untuk manusia melakukan kerusakan di muka bumi melainkan untuk dapat beramal sebaik-baiknya sebagai bekal akhirat.

  1. Kenikmatan dan Kesuksesan di Dunia Bertujuan untuk Beramal

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, nabi-nabi dan membikan harta yang dicintai kepada kerabatnya, anak-anak yatim dan orang-orang miskin, mufasir yang memelukan pertolongan dan orang-orang yang meminta-minta dan hamba sahaya, mendirikan sholat dan menunaikan zakat…” (QS Al Baqarah : 77)

Allah tidak pernah menyuruh umat islam untuk merasakan kemiskinan. Bahkan, umat islam idealnya adalah umat yang kuat secara ekonomi agar dapat membantu sesama dan memberikan kemakmuran. Untuk itu diwajibkan berzakat dan tidak mengambil harta yang bukan milikinya.

  1. Membelanjakan Harta di Jalan Allah

“Dan belanjakan harta bendamu di jalan Allah dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik” (QS: Al Baqarah : 195)

Bagi mereka yang memiliki harta berlebih tentu harus dapat mengoptimalkannya di jalan Allah untuk kebaikan. Untuk itu, orang-orang yang memiliki harta dan tidak mengoptimalkannya di jalan Allah akan mendapatkan kebinasaan baik di dunia ataupun di akhirat. Hartanya tidak menjadi berkah, bermanfaat, dan menyelamatkan kehidupanya.

  1. Larangan untuk Bermegah-Megahan

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk ke dalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatan itu), dan janganlah begitu jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka jahannam, dan sesungguhnya kamu benar-benar kamu akan melihatnya dengan ainul yakin, kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hai itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)” (QS: 102 : 108)

Islam pun melarang umatnya untuk hidup bermegah-megahan. Bermegah-megahan ini dapat membuat manusia lalai dan terlena dengan dunia. Untuk itu, Islam mengajarkan hidup sederhana sebagaimana Rasulullah dan Para Sahabat contohkan. Mereka buakan orang miskin, hartanya banyak dan kekayaannya juga berpotensi besar. Akan tetapi mereka tidak mengumbar kebahagiaan dunia sedangkan hidupnya penuh kesederhanaan. Bahkan meninggalnya mereka tanpa ada perseteruan harta benda dari apa yang diwariskan.

Dunia Menurut Islam, Harta dalam Islam, sejatinya hanyalah hal yang sementara yang Allah titipkan. Kebahagiaannya pun hanya sementara dan terbatas pada usia manusia. Untuk itu, tidak patut untuk bermegah-megahan apalagi memuja harta sampai berlebihan. Sukses Menurut Islam dan Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam adalah bagaimana manusia mampu mengoptimalkan apa yang dimilikinya untuk kehidupan yang lebih kekal abadi yaitu di akhirat.

Hal-Hal yang Harus dilakukan Untuk Meraih Kesuksesan

Untuk dapat meraih kesuksesan baik di dunia dan akhirat, maka islam memberikan petunjuk kepada manusia agar hidupnya terarah pada kesuksesan tersebut. Hal ini sebagaimana yang disampaikan dalam Al Quran sebagai berikut yang merupakan cara sukses menurut islam :

  1. Shalat dan Berusaha

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung” (QS : Al Jumuah :10)

Allah memerintahkan manusia bukan hanya melaksanakan shalat untuk mencapai akhirat namun juga berusaha dengan melaksanakan aktivitas atau kegiatan di muka bumi untuk kemakmuran di dalamnya. Hal ini menunjukkan bahwa islam tidak hanya persoalan ibadah Habluminaullah malainkan bagaimana juga mengoptimalkan diri dalam ikhtiar memakmurkan bumi. Dalam hal ini shalat adalah sebagai pandu utama sedangkan ikhtiar mencari karunia Allah adalah sebagai roda penggerak.

Shalat yang dilakukan tidak hanya shalat wajib. Ada tambahan shalat sunnat yang dapat dilakukan, agar manusia senantiasa terjaga ruhaninya dalam mengejar kehidupan yang baik di akhirat dan terlepas dari tipu daya dunia. Diantaranya seperti

  1. Bekerja Keras dan Produktif

“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain” (QS : Al Insyirah : 7)

Dalam Surat Al Insyirah di atas menunjukkan bahwa umat islam harus bekerja keras dan produktif. Umat islam tidak dibiarkan oleh Allah untuk hanya bersantai-santai dan berleha-leha. Untuk itu, di dalam Ayat tersebut seorang muslim diperintahkan untuk segera melaksanakan urusan yang lain dengan segera jika urusan yang lain telah dilaksanakan.

  1. Berdoa dan Tawaqal

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (QS Al Baqarah : 186)

Berdoa dan Tawaqal adalah hal utama yang harus dilakukan umat islam. Untuk itu berdoa adalah kita memohon kepada Allah. Berdoa bukan berarti pasrah dan tanpa usaha. Doa adalah wujud permohonan dan penghambaan kita kepada Allah sebagai manusia yang lemah. Sedangkan usaha adalah bentuk real dari kesungguhan doa kita kepada Allah.

Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWT salah satunya adalah karena manusia sendiri kurang bertawaqal dan merasa apa yang dimintakan kepada Allah adalah satu-satunya yang terbaik. Padahal dihadapan Allah belum tentu hal tersebut baik. Sesungguhnya Allah paling Mengetahui.

4. Tidak akan Berubah Nasib Jika Tidak Berikhtiar Kuat

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar rad : 11)

Hal yang paling penting dalam mencapai kesuksesan dalam islam adalah umat islam memiliki cara pandang yang benar terhadap nasib kehidupannya. Allah tidak akan merubah apapun jika manusia tersebut tidak merubah nasib hidupnya sendiri. Proses dan perjuangan merubah nasib adalah bagian dari ikhtiar dan ujian manusia. Untuk itu, proses ikhtiar merubah keadaan dan mencapai kesuksesan adalah bagian dari proses mencapai Tujuan Penciptaan Manusia ,Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia ,Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam.

The post Cara Sukses Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sukses Menurut Islam https://dalamislam.com/info-islami/sukses-menurut-islam Wed, 02 Nov 2016 15:55:58 +0000 http://dalamislam.com/?p=1068 Siapa manusia yang tidak menginginkan kesuksesan dalam hidupnya? Sukses yang terukur dari berbagai macam hal seperti jabatan, akademik, posisi dalam perusahaan, banyanya harta, keluarga, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut tentu adalah harapan-harapan yang diinginkan oleh setiap orang yang menjadi bagian dari kehidupannya di dunia. Hanya saja standart kesuksesan tersebut masih berkutat di aspek individu […]

The post Sukses Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Siapa manusia yang tidak menginginkan kesuksesan dalam hidupnya? Sukses yang terukur dari berbagai macam hal seperti jabatan, akademik, posisi dalam perusahaan, banyanya harta, keluarga, dan lain sebagainya. Semua hal tersebut tentu adalah harapan-harapan yang diinginkan oleh setiap orang yang menjadi bagian dari kehidupannya di dunia. Hanya saja standart kesuksesan tersebut masih berkutat di aspek individu dan masalah-masalah dunia yang sementara saja.

Islam sebagai agama rahmatan lil alamin yang mengatur seluruh kehidupan manusia tentunya memiliki  standart mengenai kesuksesan hidup manusia. Standart ini tentu saja berasal dari informasi Al-Quran, teladan Rasulullah, sesuai dengan fungsi agama, rukun iman, rukun islam, yang akhirnya menghasilkan pandangan mengenai sukses Dunia Akhirat menurut Islam.

Manusia yang sukses dalam islam tidak hanya diukur oleh harta dan posisi atau jabatannya saja melainkan ada standart lain yang Allah berikan. Dunia menurut Islam dan harta dalam Islam hanyalah hal yang mampir sementara sehingga ia bukan lah sebagai tujuan. Berikut adalah sukses menurut islam, sebagaimana disampaikan dalam Al-Quran dan Hadist.

Sukses, Karena Bermanfaat

“Sebaik-baik Manusia adalah manusia yang memberikan manfaatnya pada orang lain” (HR Bukhari)

Islam mengajarkan umatnya untuk bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain. Sebagai seorang yang beriman tentunya hal ini bukan lagi menjadi suatu yang harus dipermasalahkan, karena merupakan keharusan dan kewajiban. Bahkan, memberikan manfaat pada manusia yang lain adalah kebutuhan, karena kita akan merasakan kebermaknaan jika apa yang kita miliki diberikan untuk menolong orang lain.

Apalagi jika seseorang tersebut memiliki banyak potensi dan segudang kemampuan, tentu saja akan lebih bermakna jika dapat membantu orang lain. Berikut adalah hal-hal yang membuat seorang harus memberikan manfaatnya.

  1. Memberikan Manfaat Kepada Sekitar adalah Kebutuhan

Namun, sering kali orang-orang lupa pada sekitarnya, dan berkutat hanya pada persoalan dirinya sendiri. Padahal dibalik usianya yang muda, banyak yang bisa dilakukan untuk memberikan suatu yang berarti di masyarakatnya. Misalnya saja, memberikan barang-barang yang tidak digunakan pada orang yang membutuhkan, mengumpulkan uang jajan untuk memberikan bantuan sosial pada yang  kurang mampu bersama teman-teman, mengajarkan belajar pada anak-anak yang kurang mampu, dsb. Daripada uang jajang kita dihamburkan untuk suatu yang sia-sia, mengikuti kegiatan yang tidak bermanfaat, bernilai hedonisme semata, lebih baik digunakan untuk hal yang bermanfaat dan berpahala akhirat.

Jika dari muda sudah kita mulai untuk berjiwa sosial dan memberikan manfaat, tentunya saat di kemudian hari tidak sulit bagi kita untuk senantiasa memberikan manfaat bagi lingkungan kita. Kita tidak akan berpikir panjang untuk bisa membantu sesama, mengangkat kaum yang lemah, dan mengoptimalkan apa yang kita miliki baik harta, kemampuan/skill, posisi, ataupun ilmu untuk dimanfaatkan demi kebaikan di masyarakat.

  1. Mencontoh Apa yang Rasul Lakukan adalah Kewajiban

Menjadi seorang muslim yang bermanfaat kita bisa mencontoh bagaimana Rasul dan Para Sahabat yang memberikan harta yang dimilikinya, kemampuannya, dan waktunya benar-benar dimanfaatkan untuk kemajuan islam saat itu. Tidak sedikit yang mereka berikan, begitupun manfaat yang dihasilkan bukan hanya saat itu melainkan lintas generasi.

Kita tidak perlu bangga memiliki berbagai prestasi yang tinggi, penghargaan yang banyak, kecerdasan, harta berlimpah, ilmu yang segudang andai hal-hal tersebut tidak memberikan kebermanfaatan bagi bangsa dan agama.

Itulah ukuran utama kesuksesan kita. Bukan hanya mendapatkan apa yang kita inginkan, mencapai impian-impian tertinggimu, namun seberapa manfaat yang dapat diberikan dari yang kita dapat capai.

Sukses, Karena Membangun Masyarakat

Jati diri kita sebagai seorang muslim adalah Khalifah fil Ard. Sebagaimana disampaikan oleh Allah lewat QS Al Baqarah : 30, bahwa Allah menciptakan manusia di muka bumi untuk menjadi Khalifah fil Ard. Khalifah sendiri artinya pemimpin/pengelola. Berati kita memiliki tugas menjadi seorang pemimpin di muka bumi kita. Tugas-tugas mengelola masyarakat adalah sebagai berikut.

  1. Menjadi Pemimpin

Selayaknya seorang pemimpin, ia memiliki kewajiban untuk menjadi teladan bagi yang lain, melakukan pembangunan, menjauhi dan menyelesaikan kerusakan. Ia bertugas untuk mengoptimalkan apa yang dimilikinya untuk melakukan yang terbaik atas amanah yang diembannya. Begitupun sebagaimana manusia menjadi pemimpin di muka bumi. Dari sini tentunya jadi pengingat bagi kita bahwa manusia diciptakan bukan untuk main-main atau sekedar mampir menikmat apa yang ada di dunia, melainkan ada misi dari Allah yang telah diamanahkan pada kita.

  1. Belajar dan Mempersiapkan Ilmu Pengetahuan

Jika kita adalah pemuda yang masih sekolah ataupun menjalani perkuliahan, tentunya suatu saat kelak lulus, pasti menginginkan karir yang sesuai harapan, semakin meningkat, dan berkembang. Tapi kembali diingat bahwa itu bukanlah ukuran sukses yang utama. Ukuran yang utama adalah ketika dari apa yang kita lakukan dalam karir/profesimu mampu memberikan efek pembangunan di masyarakat. Tentunya itu lebih bermakna dan membanggakan. Sehingga, suatu yang menjadi keahlian dalam karirmu, gunakanlah sebagai sarana kita menjalankan misi yang telah Allah amanahkan, yaitu Khalifah di muka bumi.

  1. Mengoptimalkan Potensi Lewat Karir

Contohnya saja, jika ada seorang dokter maka berkewajiban menghidupkan kesehatan di masyarakat, membantu kaum yang lemah agar sehat dan sejahtera hidupnya, meminimalisir kecurangan atau korupsi atau maal praktek dalam kedokteran, mengembangkan ilmu-ilmu kesehatan, dan lain sebagainya. Atau jika seorang pengusaha, maka bukalah lahan pekerjaan yang banyak dan halal bagi kaum yang membutuhkannya, karena dengan begitu kita akan mengurangi tingkat pengangguran, tingkat stress masyarakat, atau mengurangi kriminialitas.

Setiap profesi atau karir bisa menjadi sarana kita menjalankan misi hidup kita. Ukuran suksesnya bukan saat kita berhasil mencapainya, melainkan atas apa yang kita bangun, kembangkan, dan selesaikan masalahnya hingga menjadi sektor masyarakat yang lebih baik lagi.

4. Membangun Lewat Keluarga

Rumah tangga menurut Islam dan kehidupan rumah tangga dalam Islam tentunya juga sangat berhubungan dengan tujuan hidup manusia. Keluarga sakinah dalam Islam dan keluarga harmonis menurut Islam adalah bagian dari tugas dan tujuan manusia di muka bumi. Hal-hal dalam keluarga diukur sebagai kesuksesan jika dapat mencapai misi manusia yang sesuai dengan:

Sukses di Akhirat

“ Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka tidakkah kamu memahaminya?” (QS Al-An’Am : 32)

Kehidupan kita di dunia bukanlah apa-apa. Ada Masa Depan Akhirat yang akan kita hadapi nantinya. Jika ukuran sukses kehidupan kita hanya di dunia, tentulah itu bukan sukses yang sebenarnya. Keselamatan di akhirat lah yang menjadi ukuran utama kesuksesan kita. Dan tentunya dengan berbekal amalan-amalan di dunia lah yang bisa menyelamatkan hidup di akhirat. Kesempatannya hanya saat ini, ketika kita masih di dunia. Itulah kelak masa depan dan kesuksesan yang sesungguhnya.  Bukan hanya kesuksesan di mata manusia, melainkan di dalam penilaian Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al Hasyr : 18)

The post Sukses Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>