manfaat beriman Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/manfaat-beriman Thu, 22 Jun 2017 06:26:25 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png manfaat beriman Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/manfaat-beriman 32 32 Murtad Dalam Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/aqidah/murtad-dalam-islam Thu, 22 Jun 2017 06:26:25 +0000 http://dalamislam.com/?p=1697 Sebagai manusia, kita diwajibkan oleh Allah untuk beriman kepada-Nya dan juga mengikuti segala perintah-Nya. Allah juga menurunkan Rasul dan kitab petunjuk sebagai jalan cahaya agar umat manusia tidak tersesat dan terjerumus pada kesesatan. Sejatinya, manusia yang hidupnya penuh dalam kekurangan, kelemahan untuk itu membutuhkan Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Besar untuk memberikan petunjuk dan […]

The post Murtad Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebagai manusia, kita diwajibkan oleh Allah untuk beriman kepada-Nya dan juga mengikuti segala perintah-Nya. Allah juga menurunkan Rasul dan kitab petunjuk sebagai jalan cahaya agar umat manusia tidak tersesat dan terjerumus pada kesesatan. Sejatinya, manusia yang hidupnya penuh dalam kekurangan, kelemahan untuk itu membutuhkan Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Besar untuk memberikan petunjuk dan sebagai tempat bergantung hidup manusia.

Islam adalah agama yang Allah turunkan bukan hanya pada saat zaman Nabi Muhammad. Ajaran islam sebagaimana ajaran nabi-nabi terdahulu dan memberikan petunjuk bagi manusia sesuai dengan fitrah dan jalan yang benar sebagaimana konteks masyarakat yang sedang terjadi di massanya. Untuk itu, Allah memerintahkan agar manusia mengikuti ajaran yang benar, dalam hal ini ajaran islam sebagaimana ajaran yang telah Allah sempurnakan dan integrasikan pada umat manusia dari zaman Nabi Muhammad hingga kini.

Untuk itu dasar keislamandan fungsi agama adalah seperti Rukun Islam, Dasar Hukum Islam, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, Sumber Syariat Islam, dan Rukun Iman.

Namun, bagaimana jika orang yang beriman lalu kemudian menggugurkan keimanannya dan berpindah pada ajran agama lain selain islam? Apakah hal tersebut diperbilhkan dan apakan hukumnya jika hal tersebut dilakukan? Hal ini akan dibahas dalam artikel berikut.

baca juga:

Perintah Beriman Kepada Allah dan Islam

Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengikuti perintah dan jalan-jalan kebaran yang Allah tunjukkan lewat Al-Quran, Sunnah Rasulullah, dan juga realitas yang ada di alam semesta bagi mereka yang mampu berpikir dan menangkapnya dengan baik. Akan tetapi, Allah tidak memaksakan jika memang manusia tidak mau mengikutinya.

Tentu saja perintah ini sesuai dengan  Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam. Hal ini disesuaikan dengan kondisi dimana manusia memiliki fitrah untuk memilih, untuk memutuskan, dan memperhitungkan segala sesuai dengan pertimbangan dirunya masing-masing. Hal ini disampaikan Allah sebagaimana dalam ayat Al-Quran berikut :

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut[162] dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS Al Baqarah : 256)

Di dalam ayat tersebut Allah menyebutkan bahwa tidak ada paksaan untuk manusia beriman dan mengikuti islam. Akan tetapi segala resiko yang akan datang tentunya adalah urusan manusia. Allah telah memberikan petunjuk maka segalanya kembali pada pilihan kita. Resiko dari tidak beriman kepada Allah adalah hilangnya tuntunan jalan, petunjuk, hidayah, kesadaran diri, kesempatan bertaubt, dan hal-hal lainnya yang kita butuhkan dalam hidup. Sehingga resiko itu membuat kita rugi sendiri.

Bagi mereka yang murtad dari islam, artinya mereka telah menjual dan melepaskan keislaman diri mereka, tuntunan Allah, dan perlindungan diri yang kuat. Karena sesungguhnya hanya keimanan kita lah yang paling berharga dan kekal nilainya hingga ke dalam surga.

baca juga:

Murtad Menurut Informasi Al-Quran

Orang-orang yang murtad dari jalan Allah adalah orang yang dibenci dan tentunya sangat diharamkan oleh Allah seorang Muslim kembali pada jalan yang salah. Hal ini tentunya bertentangan dengan Sumber Syariat Islam. Bisa diibaratkan seseorang yang murtad adalah mereka yang sudah mendapatkan cahaya kebenaran, berada di jalan Allah, berada dalam petujuk Allah namun mereka mengingkari dan kembali tidak beriman. Tentu saja hilang kenikmatan, kesyukuran, dan kebaikan tersebut.

Orang-orang yang murtad tentu saja akan mendapatkan resiko dan balasan dari Allah. Allah memang tidak memaksa seseorang untuk beriman pada-Nya dan Islam, tetapi segala resiko dan balasan dari Allah tentu bisa dipahami sendiri oleh Manusia karena tidak ada yang bisa menandingi kekuasaan dan kebenaran selain yang datang dari Allah SWT.

  1. Orang yang Murtad Kekal di dalam Neraka

“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah : 217)

Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa orang yang murtad adalah orang yang akan kekal di neraka. Mereka akan sia-sia amalannya dan kebaikannya karena semua itu bukan ditunjukkan pada jalan Allah SWT. Orang-orang seperti itu tentu perlu dipertanyakan apa motif mereka melaksanakan kebaikan dan juga amalan? Tentu saja balasan Allah adalah kekal di neraka, dan tentu kita tidak ingin menjadi bagian dari penghuni neraka.

Sebagaimana hadist Rasul, seringan-ringannya siksaan neraka adalah ketika kaki kita menginjak bara api, dan dengan bara api itu, kepala kita hancur.

  1. Mendatangkan Muhdarat dari Allah

“Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rasul. Apakah Jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang (murtad)? Barangsiapa yang berbalik ke belakang, maka ia tidak dapat mendatangkan mudharat kepada Allah sedikitpun, dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur.” (QS Ali Imran : 144)

Dari ayat di atas, ditunjukkan bahwa orang-orang yang murtad kelak Allah akan mendatangkannya mudharat dan mereka tidak akan bersyukur. Tentu hal ini adalah hal yang paling menakutkan, dimana tidak mungkin seseorang bisa hidup tanpa nikmat dan bantuan dari Allah SWT. Yang ada, kita hanya bisa menunggu dan berserah diri. Sedangkan saat murtad, Allah melaknat kita dan tidak akan membiarkan kita hidup bahagia di Akhirat.

Untuk itu, sejatinya aturan dan perintah Allah bukanlah untuk menyiksa hidup manusia, melainkan memberikan kebaikan dan menyelematkan manusia dari kesesatan di dunia. Akan tetapi manusia sering kali mengingkari hal tersebut dan tidak memahami bahwa Allah hendak melindungi dan menjaga manusia dengan aturan yang telah dibuat-Nya.

  1. Digantikan oleh Allah dengan Kaum yang Lainnya

Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (QS Al Maidah : 54)

baca juga:

Orang-orang yang murtad di jalan Allah, kelak Allah akan balas dan ganti kekuasaannya dengan kaum yang lebih baik. Mereka adalah orang-orang yang baik dan mencintai Allah. Tentu saja, jika hal tersebut terjadi orang-orang yang murtad dan kafir adalah orang-orang yang akan tergilas zaman dan kelak akan Allah gantikan dengan orang-orang yang shalih dan beriman kepada Allah. Sedangkan orang beriman akan mendapatkan kesuksesan di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.

The post Murtad Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/ilmu-kalam-dalam-islam Wed, 23 Nov 2016 15:06:00 +0000 http://dalamislam.com/?p=1141 Ilmu kalam adalah salah satu pembahasan mengenai dasar-dasar dalam agama islam. Ilmu kalam tentu menjadi hal yang cukup penting untuk dibahas bagi mereka yang ingin memperdalam mengenai agama islam serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu islam. Untuk kiranya perlu dibahas mengenai ilmu kalam dalam islam, agar tidak salah memahami dan menjadi pijakan yang benar […]

The post Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ilmu kalam adalah salah satu pembahasan mengenai dasar-dasar dalam agama islam. Ilmu kalam tentu menjadi hal yang cukup penting untuk dibahas bagi mereka yang ingin memperdalam mengenai agama islam serta menjadi dasar untuk mengetahui perkembangan ilmu-ilmu islam. Untuk kiranya perlu dibahas mengenai ilmu kalam dalam islam, agar tidak salah memahami dan menjadi pijakan yang benar untuk mempelajari islam secara utuh dan menyeluruh.

Ilmu kalam tentu tidak menjadi masalah jika dipelajari apalagi memperkuat pengetahuan manusia tentang kehidupan ini. Terutama mengenai masalah Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama , Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam.  Hal-hal ini adalah mengenai hakikat tujuan manusia di muka bumi ini. Tentu dengan ilmu kalam hal mendasar ini seharusnya dapat terjawab dengan jelas.

Pengertian Ilmu Kalam

Ilmu kalam dalam islam pada dasarnya adalah pembahasan mengenai Allah dan Rasul. Secara bahasa ilmu kalam berarti perkataan atau pembicaraan atau kata-kata. Secara umum dapat dikatakan membicarakan atau mendialogkan suatu masalah atau topik tertentu. Selain itu, ilmu kalam pun juga sering kalai di identikkan dengan teologi atau ilmu tauhid.

Sebutan tentangn ilmu kalam pernah dibahas dan digambarkan oleh para ilmuwan-ilmuwan islam, diantaranya adalah:

  • Ilmu Tauhid dan Sifat digunakan Taftazani untuk membahas pentingnya keesaan dan sifat-sifat Allah.
  • Ilmu Tauhid membahas bagian terpenting dalam Islam dipergunakan oleh Muhammad Abduh (wafat 1323H/1905M).
  • Ilmu Fiqh Al Akbar yang digunakan oleh Imam Abu Hanifah pada abad ke 2H/8M.
  • Ilmu Al Qoid digunakan oleh Al-Thahawi (wafat 331H/942M) dan Imam Al Gazali (wafat 505H/111M).
  • Ilm Kalam digunakan oleh Ja’far Alshadiq (wafat 148H/75M), Malik (wafat 179H/795M) dan Imam Syafi’i (wafat 204H/819M).
  • Ilmu Ushuludin digunakan oleh Asy’ari (wafat 324H/935M), Al-Baghdadi (wafat 42H/1037M).
  • Ilmu Al Nazar dan Al Istidal digunakan oleh Taftazani didalam buku Syarh Al-Aqa’id Al Nasafiyyah mengenai pembahasan metode ilmu kalam.

Salah satu yang menjadi permasalahan dalam ilmu kalam adalah pembahsan tentang golongan. Hal ini seperti hadist dari Rasulullah berikut:

Kaum Yahudi terpecah menjadi 71 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Kaum Nasrani terpecah menjadi 72 golongan: semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan. Dan umat Islam ini akan terpecah menjadi 73 golongan semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan.

Atau yang disampaikan dalam hadist berikut: “Umat ini akan terpecah menjadi 72 golongan. Semuanya masuk neraka, kecuali satu golongan , yaitu al-jamah”

Pembahasan Ilmu Kalam dan Kaitannya dengan Iman

Ilmu kalam yang pada dasarnya membahas tentang dasar-dasar tentang Tuhan, tentu akan sangat berkaitan dengan keimanan. Keimanan artinya adalah percaya atau meyakini. Seseorang tidak akan dapat mempercayai sesuatu atau meyakini sesuatu jika tanpa ada landasan ilmu pengetahuan dan dasar realitas yang sangat kuat.

Orang yang telah mempelajari dan membahas tentang ilmu kalam bukan berarti ia sudah pasti kuat keimanannya. Karena keimanan seseorang tentu akan turun dan naik, bergantung kepada dinamika dan kondisi diri. Hal ini sebagaimana ayat Allah, dalam QS Al Isra : 36.

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.”

Hal ini tentu menjadi alasan bahwa manusia harus mengetahui pengetahuan atau alasan alasan mengenai keimanannya. Segala hal tentang apa yang di yakini, di amalkan, dan juga dijalankan dalam hidup manusia akan dimintai pertanggung jawabannya kelak di akhirat.

Mempelajari ilmu kalam yang berkaitan dengan dasar-dasar islam tentu saja akan berhubungan pula dengan masalah-masalah rukun islam , rukun iman , Fungsi Iman Kepada Kitab Allah, Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Fungsi Al-quran Bagi Umat Manusia, juga masalah lainnya dalam ajaran islam.

Manfaat Mempelajari Ilmu Kalam

Mempelajari ilmu pengetahuan tentu saja akan ada manfaatnya. Tidak ada ilmu yang sia-sia dan tidak ada gunanya jia dipelajari dengan benar dan objektif. Berikut adalah manfaat mempelajari ilmu kalam terhadap permasalahan keimanan islam.

  1. Memperkuat Dasar Pengetahuan tentang Islam

Dengan mempelajari ilmu kalam salah satu manfaatnya adalah kita dapat mengetahui dasar-dasar ilmu atau ajaran islam terutama masalah Ketuhanan dan Rasul beserta perintah universal ajarannya. Ilmu kalam tentu ilmu yang harus sesuai dengan realitas secara objektif. Untuk itu, tidak perlu khawatir atau takut jika memang mampu dipertanggungjawabkan data-data yang disampaikan mengenai permasalahan ketauhidan jika memang linier dengan Wahyu atau AL Quran.

“Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan sebuah Kitab (Al Quran) kepada mereka yang Kami telah menjelaskannya atas dasar pengetahuan Kami; menjadi petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (QS Al A’raf:52)

Dengan mempelajari ilmu kalam maka tidak akan tercampur atau menjadi tercampur antara keimanan dan kesyirikan, karena kita telah mengetahui apa perbedaan antara seorang muslim yang beriman dan kesyirikan dan kekafiran yang tidak meyakini hukum Allah. Hal ini sebagaimana ayat berikut.

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al An’Am : 82)

Hal ini juga sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut. Bahwa nantinya walaupun kita mempelajari ilmu kalam tentu tetap membutuhkan data lewat wahyu Allah atau Al-Quran sebagai informasi mutlak mengenai islam. Tanpa adanya wahyu Al Quran tentu manusia tidak akan dapat menangkap data yang valid dan mutlak sebagai informasi langsung dari Allah SWT.

“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. “ (QS Asy Syuara :52)

  1. Tidak Mudah Melenceng dari Ajaran Agama

“Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pelindung-pelindungnya ialah syaitan, yang mengeluarkan mereka daripada cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS Al Baqarah : 257)

Dengan mempelajari ilmu kalam pula, sebagaimana disampaikan dalam ayat di atas, tentu seseorang tidak mudah melenceng dari ajaran agama. Hal ini sebagaimana Allah sebagai pelindungnya dan juga terdapat jelas perbdaan antara perilaku kekafiran dan kemusyrikan. Tinggal manusia saja mau melaksanakannya atau tidak.

  1. Dapat Menerapkan Secara Konsisten Amalan Islam

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita. (QS Al Ahqaf : 13)

Mempelajari ilmu kalam dalam islam juga tentu membuat kita tetap istiqamah dalam jalan Allah, hal ini karena telah dipekrkuat dengan ilmu islam dan dasar-dasar pengetahuan sebagai pondasi keimanannya. Tentu tidak akan mudah retak dibanding yang hanya sekedar meyakini tanpa dasar ilmu pengetahuan yang dapat dipertanggungjawabkan.

The post Ilmu Kalam dalam Islam – Pengertian dan Manfaatnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/hubungan-akhlak-dengan-iman Wed, 16 Nov 2016 07:18:21 +0000 http://dalamislam.com/?p=1119 Akhlak dan Iman adalah bagian dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Tidak akan muncul akhlak yang baik bila tanpa iman. Begitupun tidak akan sempurna keimanan jika tanpa akhlak yang baik. Untuk itu, akhlak dan keimanan tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Semuanya sangat bergantung dan saling mempengaruhi. Iman adalah pondasi dalam diri seorang muslim. Adanya keimanan mempengaruhi […]

The post Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Akhlak dan Iman adalah bagian dasar atau pondasi dalam kehidupan manusia. Tidak akan muncul akhlak yang baik bila tanpa iman. Begitupun tidak akan sempurna keimanan jika tanpa akhlak yang baik. Untuk itu, akhlak dan keimanan tidak dapat dipisahkan sendiri-sendiri. Semuanya sangat bergantung dan saling mempengaruhi.

Iman adalah pondasi dalam diri seorang muslim. Adanya keimanan mempengaruhi bagaimana seorang muslim berperilaku, melaksanakan pekerjaan atau aktifitas, dan juga menjalankan kehidupannya sehari-hari. Kehidupan seorang tanpa keimanan pasti akan rapuh sebagaimana rumah atau bangunan tanpa adanya pondasi yang kuat. Berikut adalah penjelasan mengenai Hubungan Akhlak dengan Iman

Pengertian Iman

Iman memiliki arti percaya. Seorang yang beriman berarti ia memiliki kepercayaan tertentu atas yang diimaninya. Percaya bukan berarti hanya sekedar meyakini, namun juga tercermin dari apa yang diucapkan dan dilakukan secara konsisten. Tentunya akan berbeda perilaku seorang yang beriman dengan perilaku orang yang tidak beriman. Orang yang beriman akan adanya Allah, pasti akan memunculkan rasa takut dan merasa diawasi oleh Allah, sehingga ia tidak berani untuk melakukan sesuatu yang buruk, yang dilarang Allah.

Orang yang tidak beriman kepada Allah, misalnya saja seorang Atheis, ia tidak akan mungkin menyandarkan hidupnya kepada Al-Quran, takut atau mempersiapkan hari akhir, dan juga tidak akan mungkin melakukan kehidupannya berdasarkan apa yang Allah perintahkan. Untuk itu, jika ada orang yang beriman namun perilaku dan kehidupannya tidak melandaskan kepada ayat-ayat Allah, maka tentu menjadi pertanyaan tentang keimanannya.

Sebagaimana disampaikan di ayat di bawah ini, bahwa orang beriman adalah mereka percaya pada yang ghaib, melaksanakan shalat dan menafkahkan rezeki. Artinya, orang beriman akan percaya pada Allah dan tidak akan lepas kehidupannya dari Allah SWT.

“(yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka.” (QS : Al Baqarah : 3)

Namun, persoalan iman seseorang tentu adalah masalah pribadi atau personal. Tidak ada yang dapat menilai kualitas iman seseorang daripada Allah sendiri. Tentu hanya Allah saja yang berhak dan dapat menilai hal tersebut secara pasti dan valid. Sedangkan penilaian manusia tentu hanya aspek pinggiran saja.

Keimanan yang Harus Ada Pada Seorang Muslim

Sebagaimana rukun iman, maka seorang muslim harus meyakini dan mendasarkan kehidupannya berdasarkan rukun iman ini.

  1. Iman Kepada Allah

Memiliki keimanan kepada Allah artinya adalah meyakini secara benar dan perbuatan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, Illah yang layak untuk disembah. Dalam hal ini meyakini betul bahwa tidak ada pesaing atau yang dapat menandingi kekuatan atau keagungan selain dari keagungan Allah SWT. Fungsi Iman Kepada Allah SWT, dan Manfaat Beriman Kepada Allah SWT sangat banyak sekali, karena dengannya kita bisa benar-benar merasakan kebermaknaan hidup dan bergantung hanya kepada Allah Yang Maha Esa dan Agung.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat berikut:

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS : Al Ikhlas : 1-4)

  1. Iman Kepada Malaikat Allah

“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya” (QS Al An-am : 61)

Disampaikan dalam ayat diatas bahwa kekuasaan Allah diantaranya adalah adanya malaikat yang mengawal manusia dalam perilaku keseharian. Untuk itu, keimanan kepada malaikat adalah bagian yang tidak boleh terpisahkan dari keimanan terhadap Allah. Hikmah Beriman Kepada Malaikat Allah tentunya dapat menambah keyakinan kita akan Allah serta benar-benar menjaga diri dari perbuatan tercela. Malaikat yang diutus Allah tentunya senantiasa menjalankan tugas untuk mengawal dalam kehidupan manusia, tanpa menawar.

  1. Iman Kepada Kitab-Kitab Allah

Beriman kepada kitab Allah artinya meyakini kebenaran akan kitab-kitab Allah serta dari keyakinan tersebut, menjadikannya sebagai pedoman kehidupan. Meyakini kitab Allah berarti juga siap menjalankan seluruh isinya beserta apa yang menjadi perintah di dalamnya. Fungsi Iman Kepada Kitab Allah menjadikan kita hidup dalam jalan kebenaran dan senantiasa terpacu untuk menerapkanya dalam kehidupan keseharian.

  1. Iman Kepada Rasul-Rasul Allah

“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat.” (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS Al Baqarah : 285)

Di ayat diatas ditunjukkan bahwa Rasul adalah orang yang beriman terhadap Al-Quran dan Allah. Untuk itu, sebagaimana Rasul diturunkan sebagai teladan dan memberikan petunjuk kepada manusia, maka seorang muslim harus meyakini dan mengikuti jalan kehidupan rasul-rasul Allah, tanpa terkecuali.

Keimanan pada Rasul Allah, khususnya umat Nabi Muhammad dapat dilakukan dengan cara mengikuti sunnahnya. Sunnah-sunnah Rasul contohnya adalah dalam melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur sesuai ajaran Rasul, Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

  1. Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir tentunya adalah bagian dari keimanan yang sangat penting. Iman kepada hari akhir bearti meyakini bahwa dunia ini hanyalah sementara saja sedangkan akhirat adalah tempat yang paling akhir untuk berpulang. Hari akhir ditandai dengan terjadinya kiamat dan kehancuran alam semesta, kecuali hanya Allah SWT.

  1. Iman Kepada Qada dan Qadar

Iman kepada Qada dan Qadar adalah meyakini akan ketetapan-ketetapan yang telah Allah berikan. Dalam hal ini berarti meyakini akan kodrat dan takdir yang telah ditetapkan oleh Allah. Contohnya, sudah menjadi takdir bahwa seorang wanita memilili fungsi untuk mengandung dan menyusui sedangkan pria tidak. Pria yang ingin menjadi wanita tentu akan merusak sistem tubuh dan kodratnya sebagai laki-laki yang malah menuju kehancuran atau ketidakseimbangan.

Keterkaitan antara Keimanan dan Akhlak Muslim

Akhlak adalah nilai suatu perilaku atau tindakan dengan baik atau buruk. Akhlak yang baik atau buruk dalam islam tentu didasarkan kepada pondasi islam yaitu rukun iman dan rukun islam. Sedangkan, orang-orang yang tidak memiliki agama akan melandaskan kebaikan akhlaknya pada penalaran diri sendiri atau sekedar hawa nafsunya semata. Untuk itu, akhlak yang berlandaskan kepada hawa nafsu akan rusak dengan sendirinya.

Akhlak seorang muslim tentu berdasar kepada keyakinannya terhadap Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, Hari Akhir, dan Qada&Qadar. Dengan adanya hal tersebut, seorang muslim akan mengatur akhlaknya bagaimana sesuai dengan aturan Allah, apa yang disampaikan di Al-Quran. Mereka akan menilai akhlaknya buruk jika tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Allah dan Rasulnya.

Berikut adalah Hubungan Akhlak dengan Iman :

  1. Iman Menjadi Dasar Perilaku

Iman adalah dasar perilaku atau akhlak. Tanpa iman atau iman yang keliru tentu akan berefek pada kelirunya akhlak kita. Sekalipun dalam satu waktu akhlak tampak terlihat baik, namun belum tentu di lain waktu akan baik pula karena keimanan yang keliru. Untuk itu, iman harus diasah lebih jika akhlak ingin liner dengannya.

  1. Akhlak adalah Bukti Keimanan

Akhlak adalah bukti keimanan. Seseorang yang mengaku beriman namun tidak pernah berakhlak yang mulia atau sesuai dengan islam, tentu menjadi pertanyaan apakah benar-benar dalam keimanan yang kuat. Untuk itu, tidak hanya cukup dengan iman, namun harus juga membuktikan diri dengan akhlak.

  1. Iman dan Akhlak adalah Satu Kesatuan

Iman dan akhlak adalah satu kesatuan. Kelak di akhirat nanti, Allah tidak akan mempertanyakan salah satunya saja, melainkan seluruhnya yaitu iman dan akhlaknya. Orang beriman belum tentu selamat, jika akhlaknya buruk. Begitupun orang yang tidak beriman, tentu akan mempersulit akhlaknya menjadi baik.

Bukti keimanan dan akhlak manusia tentunya akan terwujud ketika manusia benar-benar dan sungguh-sungguh menjalankan hidupnya berdasarkan pada Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah Allah tetapkan. Hal itulah yang nantinya juga kelak akan dimintai pertanggungjawaban.

The post Hubungan Akhlak dengan Iman dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
4 Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Sehari-hari https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/%ef%bb%bf%ef%bb%bf-hikmah-beriman-kepada-hari-akhir Sun, 13 Nov 2016 17:14:48 +0000 http://dalamislam.com/?p=1101 Bagi setiap orang yang beriman, hari akhir adalah keyakinan yang tidak bisa diganggu gugat. Hal ini termasuk ke dalam rukun iman, sebagaimana umat muslim juga harus meyakini dan mengamalkan rukun islam. Hari akhir adalah  informasi yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia, tanpa informasi kapan akan turun waktunya. Setiap yang beriman akan mempercayai datangnya […]

The post 4 Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bagi setiap orang yang beriman, hari akhir adalah keyakinan yang tidak bisa diganggu gugat. Hal ini termasuk ke dalam rukun iman, sebagaimana umat muslim juga harus meyakini dan mengamalkan rukun islam. Hari akhir adalah  informasi yang diberikan oleh Allah SWT kepada umat manusia, tanpa informasi kapan akan turun waktunya. Setiap yang beriman akan mempercayai datangnya sedangkan mereka yang tidak memiliki keimanan kepada Allah akan menolaknya dan menganggap hal tersebut tidak logis. Tentu, bagi umat islam yang meyakini hari akhir juga perlu mengetahui informasinya secara lengkap mengenai hari akhir dalam Al-Quran.

Selain perlu mengetahui pengertian dan makna dari hari akhir dalam Al-Quran, umat islam juga perlu mengetahui hikmah mengenai hari akhir tersebut. Hal ini bertujuan agar informasi ini dapat menjadi penghayatan muslim di setiap harinya. Setiap apa yang diperintahkan Allah untuk diimani tentu memiliki manfaatnya. Seperti manfaat-manfaat ibadah dalam hal berikut ini,

Tentunya terhadap hikmah hari akhir pun akan ada manfaat yang akan diterima oleh muslim yang mengamalkannya. Berikut adalah penjelasan tentang hari akhir dan hikmah di baliknya.

Pengertian Hari Akhir

“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat: “Bilakah terjadinya?” Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah: “Sesungguhnya pengetahuan tentang bari kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Al A’raf : 187)

Di ayat dia atas dijelaskan bahwa pengertian hari akhir adalah hari dimana berahirnya kehidupan di seluruh alam semesta sedangkan di saat semuanya hancur, hanyalah Allah yang tetap abadi beserta segala yang dikehendakinya. Hari akhir bukan saja hanya sekedar dihancurkan-nya alam semesta, namun ada tahapan hari akhir selanjutnya. Dimana semua manusia yang sudah meninggal dan hancur akan dibangkitkan kembali dengan diminta pertanggungjawaban seluruh amalannya ketika di dunia.

Mengenai kapan terjadinya hari akhir tentu saja setiap manusia tidak akan ada yang dapat mengetahuiya karena semuanya adalah rahasia Allah. Hal ini untuk menguji manusia sejauh apa dapat melaksanakan ibadah dan amalan sebai-baiknya. Manusia hanya bisa memprediksi dari tanda-tanda alam yang ada namun secara pasti kapan terjadinya tidak akan pernah ada yang tau secara akurat dan pasti.

Hikmah dari Keimanan terhadap Hari Akhir

Iman kepada hari akhir tentu bukan hanya percaya namun juga dapat diaplikasikan dalam amalan sebagia bentuk keyakinan terhadapnya. Tidak sia-sia tentunya orang yang beriman kepada hari akhir. Akan ada hikmah bagi yang percaya dan berusaha mengambil maknanya untuk dihayati serta menjadi pencerahan hidup di setiap harinya. Berikut adalah hikmah dari iman terhadap hari akhir.

  1. Semakin Beriman dan Bertaqwa Kepada Allah

Orang yang beriman kepada hari akhir, maka ia akan semakin beriman dan bertaqwa pula kepada Allah. Keberimanan kepada Allah pasti akan berdampak pada keyakinan hari akhir dan begitupun sebaliknya. Allah lah yang menciptakan dan menentukan hari akhir, maka itu hanya kepada Allah kita meminta perlindungan saat terjadinya hari akhir agar dapat selamat menuju kebahagiaan akhirat.

“Katakanlah: “Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS Al Jatsiyah 26)

  1. Muncul Rasa Takut Tidak Mampu Mempertanggungjawabkan

“(yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat”. (QS Al Anbiya : 49)

Orang yang beriman kepada hari akhir akan muncul rasa takut ketika berbuat sesuatu tanpa memiliki pendasaran yang benar dan rasional. Hal ini dikarenakan saat nanti menghadap Allah langsung saat harus mempertanggungjawabkannya tentu tidak akan bisa dilakukan jika sejak di dunia tidak pernah mempersiapkannya dengan baik dan perilaku kita dasarnya hanyalah asal-asalan saja. Untuk itu, ornag beriman pada hari akhir akan senantiasa melakukan sesuatu dengan penuh pertanggungjawaban.

  1. Menjauhi Kemaksiatan dan Perbuatan yang Buruk

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: “Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan” (QS Ibrahim : 31)

Menjauhi kemaksiatan adalah hikmah yang akan didapat oleh orang yang beriman kepada hari akhir. Ia akan menjauhi kemaksiatan karena ia takut akan hari akhir dan pertanggungjawaban yang sangat berat nantinya. Untuk itu, dalam berbuat ia akan hati-hati dan penuh perhitungan yang matang. Bahkan ia pun tidak akan begitu mencintai dunia secara berlebihan, karena apa yang ada di dunia hakikatnya adalah ujian dan titipan yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak.

  1. Mempersiapkan Diri dengan Profesional

“Maka tidaklah yang mereka tunggu-tunggu melainkan hari kiamat (yaitu) kedatangannya kepada mereka dengan tiba-tiba, karena sesungguhnya telah datang tanda-tandanya. Maka apakah faedahnya bagi mereka kesadaran mereka itu apabila Kiamat sudah datang?” (QS Muhammad : 18)

Hari akhir datangnya tiba-tiba dan tidak disangka-sangka, maka itu seorang muslim yang beriman dengan hari akhir akan benar-benar secara profesional mempersiapkan diri menghadapinya. Secara profesional artinya secara sungguh-sungguh, ada evaluasi, selalu memperbaiki diri dan juga melakukan perbaikan terus menerus akan kehidupan dan ibadah yang dijalaninya. Hal ini selayaknya seorang karyawan yang bekerja pada atasannya.

Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam adalah yang menjadi kewajiban manusia untuk melakukannya pada Allah. Untuk itu, keberimanan pada hari akhir akan membuat manusia terdorong sebaik-baiknya melaksanakan misi hidupnya sesuai hal-hal diatas dengan memahami berbagai  Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir.

Agar tetap Beriman Kepada Hari Akhir

Agar beriman kepada hari akhir, maka seorang muslim harus senantiasa mempelajari dan memahami informasi tersebut dalam Al-Quran. Orang-orang yang tidak percaya pada hari akhir, biasanya adalah mereka yang belum pernah menghayati fenomena alam serta apa yang disampaikan dalam Al-Quran. Sejatinya, jika mereka benar-benar menghayati maka akan benar-benar beriman dan takut kepada hari akhir. Sebagaimana dalam ayat berikut.

“Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu segera didatangkan dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan mereka yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). Ketahuilah bahwa sesungguhnya orang-orang yang membantah tentang terjadinya kiamat itu benar-benar dalam kesesatan yang jauh. QS Asy-Syura : 18)

Agar tetap beriman kepada hari akhir, cara satu-satunya adalah senantiasa menggali informasi tentang hari akhir dari berbagai pendekatan. Informasi dari Al-Quran, Sains, Hadist, dan ilmu terapan lainnya akan menunjukkan bahwa hari akhir benar akan terjadi dan tidak dapat dipungkiri walaupun manusia berlari ke planet manapun.

Sungguh telah rugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan Tuhan; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata: “Alangkah besarnya penyesalan kami, terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!”, sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amat buruklah apa yang mereka pikul itu”. (QS Al An’Am: 31)

The post 4 Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir dalam Kehidupan Sehari-hari appeared first on DalamIslam.com.

]]>