berdagang Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/berdagang Wed, 03 Feb 2021 12:27:02 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png berdagang Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/berdagang 32 32 4 Prinsip Rasulullah dalam Berdagang https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-rasulullah-dalam-berdagang https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-rasulullah-dalam-berdagang#respond Wed, 03 Feb 2021 12:25:55 +0000 https://dalamislam.com/?p=8918 Seperti dikutip dari buku Muhammad: Business Strategi dan Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW oleh M. Suyanto, Rasulullah SAW mengajarkan jual beli yang halal dan terhindar dari hal-hal yang syubhat (dipertanyakan kehalalan dan keharamannya) apalagi yang haram. Pernah suatu waktu Rasulullah SAW ditanya, أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ […]

The post 4 Prinsip Rasulullah dalam Berdagang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Seperti dikutip dari buku Muhammad: Business Strategi dan Ethics, Etika dan Strategi Bisnis Nabi Muhammad SAW oleh M. Suyanto, Rasulullah SAW mengajarkan jual beli yang halal dan terhindar dari hal-hal yang syubhat (dipertanyakan kehalalan dan keharamannya) apalagi yang haram.

Pernah suatu waktu Rasulullah SAW ditanya,

أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ : عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ

Pekerjaan apa yang terbaik, Ya Rasulallah?”

Nabi menjawab, “Pekerjaan yang paling baik ialah pekerjaan seseorang dengan tangannya sendiri dan semua perniagaan yang baik” (Ahmad Baihaqi)

Nabi Muhammad SAW di masa mudanya, merupakan pedagang yang terkenal. Jaringan bisnisnya tidak hanya sebatas regional Makkah saja, bahkan lintas negara.

Kesuksesannya berdagang patut dikaji dan diamalkan khususnya untuk umat muslim, agar profesi berdagang tidak hanya mendatangkan kemaslahatan di dunia tetapi juga keselamatan di akhirat.

Tuntunan Rasulullah ini dapat memberikan teladan bagi yang mungkin baru memulai berdagang. Maka dari itu, ada baiknya para pemula memperhatikan terlebih dahulu seperti apa Rasulullah berdagang pada saat itu. Mulai dari sikap yang ditunjukkan saat berdagang hingga cara Rasul mengatur perniagaannya.

Selengkapnya, di bawah ini merupakan prinsip berdagang ala Nabi Muhammad SAW:

1. Shidiq

Dalam hal apapun, Rasulullah SAW dikenal dengan kejujurannya, apalagi di dunia perdagangan. Beliau tidak pernah mengurangi takaran dagangannya, menipu atau berbuat curang, malah terkadang memberikan bonus agar pembeli senang dengan pelayanannya.

Kelebihan maupun kekurangan pada kondisi barang dagangannya pun selalu beliau katakan ke pembeli. Karena kejujurannya itu, sampai akhirnya Rasulullah diberikan julukan al amin artinya seseorang yang dapat dipercaya. Padahal pada saat itu beliau belum diutus Allah menjadi nabi.

Rasulullah pernah bersabda,

إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ

“Sesungguhnya golongan pedagang akan dibangkitkan saat hari kiamat sebagai penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur” Hadits riwayat Tirmidzi.

2. Amanah

Sudah barang tentu pedagang mengharapkan keuntungan dalam usahanya. Namun, masih banyak pedagang yang mengambil laba yang sangat tinggi tanpa memikirkan pembeli.

Selama berdagang, Nabi Muhammad SAW memberitahu harga pokok dengan jujur ketika ditanya pembeli. Sebab, cara berdagang Rasulullah tidak hanya semata untuk mencari keuntungan, tapi juga menerapkan perilaku yang baik dalam berdagang, sehingga tercipta persaingan usaha yang sportif.

Allah SWT berfirman dalam al-Qur’an:

مَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ ۖ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الدُّنْيَا نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ نَصِيبٍ

Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat” (QS. asy-Syuraa: 20)

3. Tabligh

Ketika Rasulullah mendapati barang yang dijual memiliki cacat, maka beliau akan menjelaskan kekurangan dari barang tersebut, bukan malah menutup-nutupinya karena akan merugikan pembeli.

Oleh karena itu, selain selalu menjaga kualitas barang dagangannya, Rasulullah juga selalu menyampaikan bagaimana kondisi barang yang dijual dengan apa adanya.

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan Ibn Majah, suatu ketika Uqbah bin Amir pernah mendengar Rasulullah berkata,

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ، وَلَا يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ بَاعَ مِنْ أَخِيهِ بَيْعًا فِيهِ عَيْبٌ إِلَّا بَيَّنَهُ لَهُ

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada saudaranya, kecuali jika dia mejelaskan (kekurangan itu)”. (HR. Ibn Majah)

4. Fathanah

Kreatif dan tidak mudah putus asa adalah sikap yang sangat diperlukan ketika menjalankan usaha apa saja, termasuk berdagang. Seorang pedagang tidak akan berhasil jika kurang kreatif dan sangat mudah putus asa.

Perlu diingat, dalam setiap usaha selalu membutuhkan proses. Apalagi dalam perjalanannya, akan banyak hambatan yang akan menghadang. Begitu juga dengan berdagang. Mungkin kita butuh waktu panjang untuk mendapat keuntungan yang baik dan cukup secara finansial.

Tetapi yang perlu diingat adalah terus berusaha dan tidak gampang putus asa. Apalagi Allah sudah menjanjikan nikmat dan rahmat bagi hambanya yang terus berusaha.

وَلَا تَيْأَسُوا مِنْ رَوْحِ اللَّهِ ۖ إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“…Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah kaum yang kafir” (QS. Yusuf: 87)

Selain dari keterangan di atas, tentu masih banyak dari sifat Nabi Muhammad SAW yang dapat dijadikan tuntunan khususnya dalam hal perdagangan.

Maka yang harus kita lakukan adalah terus menggali bagaimana Rasulullah berniaga, sembari terus menerapkan tata cara berdagang yang sesuai dengan ketentuan Islam.

The post 4 Prinsip Rasulullah dalam Berdagang appeared first on DalamIslam.com.

]]>
https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/prinsip-rasulullah-dalam-berdagang/feed 0
Cara Bisnis Yang Diperbolehkan Dalam Islam https://dalamislam.com/hukum-islam/ekonomi/cara-bisnis-yang-diperbolehkan-dalam-islam Sun, 07 Oct 2018 01:56:39 +0000 https://dalamislam.com/?p=4445 Rasulullah pernah bersabda bahwa perdagangan (bisnis) adalah suatu lahan yang paling banyak mendatangkan keberkahan. Dengan demikian, aktivitas perdagangan atau bisnis nampaknya merupakan arena yang paling memberikan keuntungan. Namun harus dipahami, bahwa praktek-praktek bisnis yang seharusnya dilakukan setiap manusia, menurut ajaran Islam, telah ditentukan batasan-batasannya. Oleh karena itu, Islam memberikan kategorisasi bisnis yang diperbolehkan (halal) dan […]

The post Cara Bisnis Yang Diperbolehkan Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Rasulullah pernah bersabda bahwa perdagangan (bisnis) adalah suatu lahan yang paling banyak mendatangkan keberkahan. Dengan demikian, aktivitas perdagangan atau bisnis nampaknya merupakan arena yang paling memberikan keuntungan. Namun harus dipahami, bahwa praktek-praktek bisnis yang seharusnya dilakukan setiap manusia, menurut ajaran Islam, telah ditentukan batasan-batasannya.

Oleh karena itu, Islam memberikan kategorisasi bisnis yang diperbolehkan (halal) dan bisnis yang dilarang (haram). Banyak sekali contoh bisnis yang diperbolehkan dalam Islam, selama bisnis itu tidak bertentangan dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits. Berikut beberapa contoh bisnis yang diperbolehkan dalam Islam :

Berdagang atau jual beli

Jual beli merupakan sesuatu yang diperbolehkan dalam Islam. Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman, “…Allah telah menghalalkan jualbeli…” (QS 2:275). Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Rasullah pernah menyatakan bahwa 9 dari 10 pintu rezeki adalah melalui pintu berdagang (al-hadits). Ini artinya aktivitas dagang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam. Melalui jalan inilah, pintu-pintu rezeki akan dapat dibuka sehingga karunia Allah terpancar dari padanya.

Namun perlu disadari bahwa jualbeli yang dihalalkan oleh Allah yaitu yang dilakukan sesuai dengan tuntunan ajaran Islam. Hukum asal mu’amalah itu adalah al-ibaahah (boleh) selama tidak ada dalil yang melarangnya. Meski demikian, bukan berarti tidak ada rambu-rambu yang mengaturnya. Ada perangkat atau ketentuan tertentu yang harus dipenuhi olehs setiap orang yang hendak melakukan aktifitas jual beli.

Islam menggariskan beberapa adab untuk diamalkan ketika berniaga. Adab ini bertujuan untuk menghindari kesalah pahaman dan penipuan dalam berdagang. Diantara adab-adab tersebut antara lain:

  1. Amanah, artinya penjual dan pembeli sama-sama bersikap jujur. Mislakan penjual tidak boleh mencampur buah-buahan yang lama dangan yang baru dan menjualnya dengan harga yang sama. Demikian juga pembeli harus bersikap jujur jika ada kelebihan pengembalian uang.
  2. Ihsan, yang dimaksud ihsan adalah menjalankan perdagangan dengan memepertimbangkan aspek kemaslahatan dan keberkahan dari Allah SWT, selain mendapat keuntungan.
  3. Bekerjasama, Penjual dan pembeli hendaklah bermusyawarah sekiranya timbul masalah yang tidak diinginkan.
  4. Tekun, Perdagangan hendaklah dilakukan dengan tekun dan bersunguh-sungguh agar berkembang maju.
  5. Menjauhi perkara yang haram, Penjual hendaklah menjauhi perkara yang haram selama menjalankan pernigaan. Contohnya menipu dalam timbangan, menjalankan muamalat riba, dan menjual barang yang diharamkan.
  6. Melindungi penjual dan pembeli., Penjual dan pembeli hendaklah saling melindungi hak masing-masing. Contohnya penjual memberikan peluang yang secukupnya kepada pembeli untuk melihat pilihan ketika hendak membeli sesuatu barang.

Bisnis Online

Dalam wajah lain dikenal dengan istilah bisnis maya pada dasarnya sama seperti bisnis offline. Ada yang halal ada yang haram, ada yang legal ada yang ilegal. Hukum dasar bisnis online sama seperti akad jual beli dan akad as-salam, ini diperbolehkan dalam Islam. Adapun keharaman bisnis online karena beberapa sebab :

  1. Sistemnya haram, seperti money gambling. Judi itu haram baik di darat maupun di udara (online).
  2. Barang dan jasa yang menjadi objek transaksi adalah barang yang diharamkan, seperti narkoba , video porno, online sex, pelanggaran hak cipta, situs–situs yang bisa membawa pengunjung ke dalam perzinahan dan kerisakan.
  3. Karena melanggar perjanjian atau mengandung unsur penipuan.
  4. Dan lainnya yang tidak membawa ke manfaatan tapi justru mengakibatkan kemudharatan.

Ketika kita terjun ke bisnis online, banyak sekali godaan dan tantangan bagaimana kita harus berbisnis sesuai dengan koridor Islam. Maka dari itu kita harus lebih berhati-hati. Jangan karena ingin mendapat dolar yang banyak lalu menghalalkan segala macam cara.

Selama kita berbisnis online sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan bermanfaat bagi orang lain, insya Allah uang yang didapatakan berkah.

The post Cara Bisnis Yang Diperbolehkan Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Keutamaan Berbisnis Dalam Islam https://dalamislam.com/info-islami/keutamaan-berbisnis-dalam-islam Wed, 29 Nov 2017 16:48:21 +0000 https://dalamislam.com/?p=2419 Berbisnis adalah sesuatu kegiatan mencari nafkah dan bisnis menurut Islam diperbolehkan serta sangat dianjurkan, karena pada zaman dahulu Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun melakukan bisnis dengan berdagang, dan beliau mulai melakukan bisnis dengan berdagang sejak umur muda. Sebagai muslim yang baik dan pengikut Rasulullah SAW yang setia., saat berbisnis kita harus menerapkan etika bisnis dalam […]

The post 8 Keutamaan Berbisnis Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Berbisnis adalah sesuatu kegiatan mencari nafkah dan bisnis menurut Islam diperbolehkan serta sangat dianjurkan, karena pada zaman dahulu Rasulullah SAW dan para sahabatnya pun melakukan bisnis dengan berdagang, dan beliau mulai melakukan bisnis dengan berdagang sejak umur muda. Sebagai muslim yang baik dan pengikut Rasulullah SAW yang setia., saat berbisnis kita harus menerapkan etika bisnis dalam Islam dan  mengikuti cara berdagang Rasulullah agar sukses dan berkah. Berbisnis bukan hanya dapat menghasilkan uang dan untung di dunia, namun dalam Islam bisnis juga memiliki beberapa keutamaan.

Lalu apa saja keutamaan bersbisnis dalam Islam?

Keutamaan Berbisnis Menurut Islam dan Dalilnya

Dalam Islam, bukan hanya ilmu yang memiliki keutamaan (baca: 8 keutamaan berilmu dalam Islam) namun dalam bisnis juga terdapat keutamaan-keutamaan, diantaranya sebagai berikut :

  1. Orang yang berbisnis berpenghasilan lebih baik dari seabik-baiknya penghasilan

Dalam sebuah riwayat, dari Mu’adz bin Jabal ra. ia berkata :

Rasulullah SAW. bersabda “sesungguhnya sebaik-baik penghasilan para pedagang yang mana apabila berbicara tidak bohong, apabila diberi amanah tidak khianat, apabila berjanji tidak mengingkarinya, apabila membeli tidak mencela, apabila menjual tidak berlebihan (dalam menaikan harga), apabila berhutang tidak menunda-nunda pelunasan dan apabila menagih hutang tidak memperberat orang yang sedang kesulitan.” (HR. Al Baihaqi)

Maksud dari hadits tersebut adalah, orang yang berdagang dengan jujur, tidak curang, tidak menzalimi atau mencurangi orang lain dalam berdagang, maka ia adalah orang yang berpenghasilan paling baik diantara penghasilan yang lainnya.

  1. Pada hari kiamat, Allah akan mengumpulkan mereka yang berbisnis dengan jujur bersama para Nabi

Keutamaan dari berbisnis yang lainnya adalah akan dikumpulkan oleh Allah SWT. bersama dengan para Nabi, dan orang-orang yang mati syahid. Namun, hal tersebut apabila dia berlaku jujur dalam bisnisnya seperti yang terdapat dalam hadits berikut :

Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. Rasulullah SAW. bersabda :

“Pedagang yang senantiasa jujur lagi amanah akan bersama para Nabi, orang-orang yang selalu jujur dan orang-orang yang mati syahid.” (HR. Tirmidzi)

  1. Berbisnis adalah sebaik-baik profesi

Rasulullah dan para sahabatnya pada zaman dahulu melakukan bisnis dengan berdagang. Dan menjadikan berdagang sebagai profesi mereka. Dan dalam sebuah hadits diriwayatkan bahwa bisnis yang mabrur adalah pekerjaan yang paling baik, berikut haditsnya :

Nabi SAW. ditanya oleh salah seorang sahabatnya : “Ya Rasulullah penghasilan apakah apakah yang paling baik?” beliau menjawab, “Penghasilan seseorang dari jerih payah tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur.” (HR. Ahmad)

  1. Mendatangkan keberkahan

Dari Hakim bin Hizam ra. Nabi Muhammad SAW. bersabda :

“Penjual dan pembeli, keduanya bebas memilih selagi belum berpisah. Maka jika keduanya jujur dan saling menjelaskan dengan benar, maka akan diberkahi pada bisnis keduanya. Namun, jika menyembunyikan cacat dan dusta, maka terhapuslah keberkahan jual beli tersebut.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari hadits tersebut dapat dipahami bahwa Allah memberikan keberkahan pada orang yang melakukan bisnis dengan jujur.

  1. Dapat mengatur waktu dan kehidupannya dengan baik

Menurut para ulama, orang yang berbisnis(berdagang) dapat mengatur antara waktu kerjanya dan kehidupan diluar kerja dengan baik, karena mereka yang menentukan waktu tersebut. Dan beberapa para ulama pada zaman dahulu juga berbisnis dengan berdagang sehingga mereka memiliki waktu luang untuk berda’wah.

  1. Bersosialisasi atau berinteraksi dengan banyak orang

Dengan berbisnis kita berinteraksi dengan banyak orang, baik itu sesama pebisnis ataupun konsumen. Dan hal tersebut semakin memperluas jalinan tali silaturahmi (baca: hukum silaturahmi menurut Islam)

  1. Allah akan menghitung shodaqoh bagi orang yang menafkahi keluarga dari hasil kerja dan bisnis sendiri jika dilandasi niat yang baik

Rasulullah SAW. bersabda :

“Tidaklah seorang memperoleh suatu penghasilan yang lebih baik dari jerih payah tangannya sendiri. Dan tidaklah seseorang menafkahi dirinya, istrinya, anaknya dan pembantunya melainkan ia dihitung sebagai shodaqoh.” (HR. Ibnu Majah)

  1. Berbisnis dapat menjadi ladang pahala

Jika kita berbisnis sesuai dasar hukum Islam dan berpedoman pada sumber syariat Islam, misalnya seperti besrbisnis dengan jujur, tidak melakukan kecurangan dalam bisnis, menggunakan strategi pemasaran bisnis yang sesuai dengan etika pemasaran dalam Islam dan melakukan shodaqoh dalam bisnisnya, maka Insya’allah bisnis yang kita jalankan akan menjadi ladang pahala yang akan berguna untuk bekal di akhirat.

 

Jadi, sebagai muslim yang baik hendaknya kita selalu mengingat Allah agar senantiasa takut pada-Nya dan terhindar dari perbuatan buruk. Termasuk dalam berbisnis.

 

Sekian, semoga bermanfaat (:

The post 8 Keutamaan Berbisnis Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
15 Cara Berdagang Rasulullah Agar Sukses dan Berkah https://dalamislam.com/info-islami/cara-berdagang-rasulullah Sat, 22 Jul 2017 07:25:07 +0000 http://dalamislam.com/?p=1790 Walaupun dahulu aktivitas berdagang sempat dipandang sebelah mata, namun kenyataannya sekarang banyak orang mulai tertarik menjadi entrepreuner dan membuka usaha dagang. Dalam islam sendiri, bergadang atau berwirausaha dianggap sebagai salah satu pekerjaan yang mulia, bahkan mempermudah datangnya rezeki Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist terkemuka yang berbunyi, “Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam […]

The post 15 Cara Berdagang Rasulullah Agar Sukses dan Berkah appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Walaupun dahulu aktivitas berdagang sempat dipandang sebelah mata, namun kenyataannya sekarang banyak orang mulai tertarik menjadi entrepreuner dan membuka usaha dagang. Dalam islam sendiri, bergadang atau berwirausaha dianggap sebagai salah satu pekerjaan yang mulia, bahkan mempermudah datangnya rezeki Allah SWT. Sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadist terkemuka yang berbunyi,

“Sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan”

Rasul kita, Nabi Muhammad SAW juga seorang pedagang  sejati. Disebutkan dalam sejarah bahwa beliau memulai bisinisnya sejak berusia 12 tahun. Beliau dikenal sebagai pedagang yang jujur, ramah bahkan sukses. Kesuksesan nabi Muhammad SAW dalam berwirausaha tidak hanya sekedar dalam hal materi saja. Tapi juga keberkahan rezeki yang diperoleh serta memupuk tali persaudaraan antar muslim (dalam artian memperbanyak patner kerja atau kenalan-kenalan baru).

Baca juga:

Nah, berikut ini beberapa cara berdagang Rasulullah SAW yang bisa kita contoh untuk mengembangkan bisnis agar lebih sukses dan diridhoi Allah Ta’ala.

  1. Diniatkan karena Allah SWT (Lillahi Ta’ala)

“Sesungguhnya amal perbuatan tergantung pada niat, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan yang ia niatkan. Barangsiapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka ia akan mendapat pahala hijrah menuju Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin diperolehnya atau karena wanita yang ingin dinikahinya, maka ia mendapatkan hal sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dasar utama Rasulullah SAW berdagang yakni atas niat karena Allah, lillahi Ta’ala. Bukan untuk memupuk harta, mencari keuntungan sebanyak-banyaknya ataupun untuk memikat wanita. Tidak sama sekali! Awal Beliau memulai berdagang, saat itu usianya masih 12 tahun. Rasul berdagang dengan mengikuti pamannya, Abdul Munthalib hingga ke negeri Syam (Suriah). Ketika usianya menginjak 15-17 tahun, Rasul telah berdagang secara mandiri. Beliau berhasil memperluas bisnisnya hingga ke 17 negara. Sampai-sampai Beliau disebut sebagai khalifah (pemimpin) dagang dan hingga pada akhirnya kecakapannya dalam berdagang mengundang perhatian janda Kaya raya berna Siti Khadijah. Beliau pun menikahi Khadijah dan usaha dagangannya menjadi semakin sukses. Ya, itulah buah dari sebuah niat yang tulus. Segala sesuatu yang diniatkan untuk mencari ridho Allah, pasti akan memudahkannya. Maka itu, awali usaha dengan niat lillahi Ta’ala.

Baca juga:

  1. Bersikap jujur

Dalam menjalani aktivitas kesehariannya, termasuk berdagang, Rasulullah SAW dikenal akan kejujurannya. Beliau tidak pernah mengurangi takaran timbangan, selalu mengatakan apa adanya tentang kondisi barang, baik itu kelebihannya ataupun kekurangan barang tersebut. Bahkan tak jarang Rasul melebihkan timbangan untuk menyenangkan konsumennya. Atas kejujurannya itu, beliau pun dianugerahi julukan Al-Amin (yakni seseorang yang dapat dipercaya).

Pentingnya bersikap jujur dalam berdagang juga disinggung oleh Allah SWT dalam beberapa ayat di Al-Quran, diantaranya yakni:

“Sempurnakanlah takaran dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang merugikan, dan timbanglah dengan timbangan yang lurus. Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi ini dengan membuat kerusakan.” (QS. AsySyu’araa: 181-183)

“Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.” (QS. Ar Rahmaan:9)

“Dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil”. (QS. Al An’aam: 152)

“Dan sempurnakanlah takaran apabila kamu menakar, dan timbanglah dengan neraca yang benar. ItuIah yang lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. Al lsraa: 35)

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:“Sesungguhnya para pedagang (pengusaha) akan dibangkitkan pada hari kiamat sebagai para penjahat kecuali pedagang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR. Tirmidzi)

Baca juga:

  1. Menjual barang berkualitas bagus

Prinsip berikutnya yang dianut oleh Rasulullah SAW dalam berdagang yakni menjaga kualitas barang jualannya. Beliau tidak pernah menjual barang-barang cacat. Sebab itu akan merugikan pembeli dan bisa menjadi dosa bagi si penjual.

Diriwayatkan dari Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, tidak halal bagi seorang muslim untuk menjual barang yang ada cacatnya kepada temannya, kecuali jika dia jelaskan. (HR. Ibn Majah)

Baca juga:

  1. Mengambil keuntungan sewajarnya

Seringkali kita jumpai pedangan atau pebisnis yang menjual barangnya dengan harga jauh lebih mahal dari harga aslinya. Mereka berusaha mengambil laba setinggi mungkin tanpa memikirkan kondisi konsumen. Taktik seperti ini tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW. Selain menyalahi agama, menjual barang dengan harag terlalu mahal juga membuat dagangan kita kurang laku.

Sebaliknya, Nabi SAW selalu mengambil keuntungan sewajarnya. Bahkan ditanyai oleh pembeli tentang modalnya, beliau akan memberitahukan sejujur-jujurnya. Intinya, tujuan Nabi berdagang bukan semata-mata mengejar keuntungan duniawi saja. Tapi juga mencari keberkahan dari Allah SWT.

Allah Ta’ala berfirman: “Barangsiapa yang menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya, dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu kebahagiaan pun di akhirat .” (QS. Asy-Syuraa: 20)

  1. Tidak Memberikan Janji (sumpah) berlebihan

Ketika berdagang sebaiknya jangan memberikan janji atau sumpah-sumpah berlebihan. Semisal, “barang ini tidak akan rusak hingga setahun”. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, semua hal dapat berubah atas izin Allah SWT. Maka itu, janganlah mengklaim barang ini super bagus, super awet dan sejenisnya. Sumpah itu tidak baik. Apalagi sampai bersumpah palsu, jelas perkataan tersebut termasuk dusta dan dibenci oleh Allah Ta’ala.

Diriwayatkan dari ‘Abdurrahman bin Syibel bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Para pedagang adalah tukang maksiat”. Diantara para sahabat ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah menghalalkan jual-beli?”. Rasulullah menjawab: “Ya, namun mereka sering berdusta dalam berkata, juga sering bersumpah namun sumpahnya palsu”. (HR. Ahmad)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sumpah itu melariskan barang dagangan, akan tetapi menghapus keberkahan

Baca juga:

  1. Saling menguntungkan kedua belah pihak

Cara berdagang rasulullah selanjutnya dengan mengutamakan prinsip saling menguntungkan serta suka sama suka antar pembeli dan penjual. Tidak ada yang ditutupi-tutupi dari barang dagangannya. Dan harus mencapai kesepakatan bersama, baik dalam harga, jenis barang, dan cara memberikan barang tersebut kepada pembeli.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah dua orang yang berjual-beli berpisah ketika mengadakan perniagaan kecuali atas dasar suka-sama suka. (HR. Ahmad).

Sesungguhnya perniagaan itu hanyalah perniagaan yang didasari oleh rasa suka sama suka. (HR. Ibnu Majah)

  1. Menjual barang miliknya sendiri

Kalian pasti sering mendengar sistem penjualan barang dengan dropshipping, bukan? Dimana kita menjual suatu produk kepada buyer (konsumen) tanpa membelinya produk tersebut terlebih dahulu. Cukup memasang foto-foto produk itu di media sosial. Nantinya jika ada buyer yang memesan, kita langsung menghubungi si grosir (agen resminya). Lalu grosir akan mengirim barang tersebut secara langsung ke alamat buyer dengan atas nama toko kita.

Jual beli dengan metode dropshipping tentunya cukup berisiko. Sebab kita (selaku penjual) tidak mengetahui kondisi barangnya secara langsung. Hanya lewat foto. Bagaimana jika nantinya buter menerima barang yang cacat? Atau mungkin proses pengirimannya lama? Hal ini tentu mengecewakan si pembeli. Maka itu, Rasulullah SAW menyarankan agar kita tidak menjual barang yang bukan milik kita. Sebab itu bisa merugikan pihak lain.

Hakim bin Hizam pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang mendatangiku seraya meminta kepadaku agar aku menjual kepadanya barang yang belum aku miliki, dengan cara terlebih dahulu aku membelinya untuknya dari pasar?” Rasulullah menjawab : “Janganlah engkau menjual sesuatu yang tidak ada padamu .” (HR Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan Nasai)

Baca juga:

  1. Tidak melakukan penipuan

Dalam berdagang Rasulullah SAW juga tidak pernah melakukan penipuan. Perlu diketahui bahwa tindakan menipu pembeli, sekecil apapun dan dalam bentuk apa saja itu tentu dilarang oleh agama.

Diriwayatkan dari Abu Huraira ra: Rasulullah pernah melewati setumpuk makanan, lalu beliau memasukkan tangannya ke dalamnya, kemudian tangan beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya, “Apa ini wahai pemilik makanan?” Sang pemiliknya menjawab, “Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah.” Beliau bersabda, “Mengapa kamu tidak meletakkannya di bagian makanan agar manusia dapat melihatnya? Ketahuilah, barangsiapa menipu maka dia bukan dari golongan kami.” (HR. Muslim)

Dalam hadist lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menipu, maka ia tidak termasuk golongan kami. Orang yang berbuat makar dan pengelabuan, tempatnya di neraka” (HR. Ibnu Hibban)

  1. Tidak menimbun barang

Menimbun barang merupakan keadaan dimana seseorang membeli barang dengan stok sangat banyak dari pasar, lalu menyimpannya dalam kurun waktu lama dan menjual barang tersebut dengan harga sangat mahal. Ketahuilah bahwa menimbun barang adalah perbuatan dzalim.

  • Pertama aktivitas ini menyembabkan terganggunya mekanisme jual-beli di pasar. Stok barang di pasar akan habis dan itu merugikan pedagang lain.
  • Kemudian, dengan sengaja menyimpan barang dan mengelurkannya sangat permintaan konsumen melonjak. Sehingga ia bisa menaikkan harganya. Ini tentu tidak diperbolehkan dalam islam. Sebab sama saja dengan mencari keuntungan untuk diri sendiri
  • Dan terakhir, barang yang telah ditimbun dalam waktu lama itu biasanya kualitasnya menurun. Entah itu rusak, cacat atau habis masa kadaluarsanya.

Diriwayatkan dari Ma’mar bin Abdullah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seseorang melakukan penimbunan melainkan dia adalah pendosa.” (H.r. Muslim)

Baca juga:

  1. Bersikap ramah dengan pembeli

Bersikap ramah, santun dan selalu tersenyum kepada pembeli juga merupakan cara berdagang Rasulullah SAW. Apabila kita bisa bersikap baik dengan pembeli, maka pembeli pasti juga senang. Sebaliknya jika kita menunjukkan wajah judes dan cemberut tentu pembeli akan malas dan kabur, tidak akan membeli di tempat kita lagi.

Baca juga:

  1. Tidak menjual barang haram

Menjual barang-barang haram jelas tidak diperbolehkan dalam islam, dan Nabi juga tidak pernah melakukan hal tersebut. Maka itu, jauhilah berdagang barang-barang yang tidak jelas kehalalannya, semisal minuman keras, rokok, patung dan sebagainya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perdagangan khomr telah diharamkan” (HR. Bukhari)

”Sesungguhnya bila Allah telah mengharamkan atas suatu kaum untuk memakan sesuatu, pasti Ia mengharamkan pula hasil penjualannya.” (HR Ahmad)

Baca juga: Contoh jual beli terlarangJual beli terlarang dalam islam

  1. Tidak menjelek-jelekan dagangan orang lain

Jika kita hendak berdagang, sebaiknya lakukan secara benar sesuai syariat agama. Tidak perlu kita menjelek-jelekan dagangan orang lain dengan tujuan agar semua konsumen lari menuju kita. Perbuatan itu dosa!

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda , “Janganlah seseorang diantara kalian menjual dengan maksud untuk menjelekkan apa yang dijual orang lain” (HR. Muttafaq Alaih)

  1. Memberikan upah kepada karyawan tepat waktu

Hal penting lain yang perlu diketahui , jika Anda memiliki seorang karyawan maka berikan upah kepada karyawan tersebut dengan tepat waktu. Jangan menunda-nundanya, sebab ia juga telah memeras keringatnya demi menjalankan usaha Anda agar lancar. Jadi berikan hak-nya sebagaimana perjanjian yang telah dikesepakati.

Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berikan kepada seorang pekerja upahnya sebelum keringatnya kering.” (HR. Ibnu Majah)

Baca juga:

  1. Tidak mudah putus asa

Seorang pedangan tidak akan bisa sukses jika mudah berputus asa. Perlu Anda ketahui bahwa segala seuatu membutuhkan proses. Begitupun dengan berdagang atau berbisnis. Tidak mungkin hanya sebulan, dua bulan, atau tiga bulan Anda berhasil meraih untung berlipat ganda dan mendadak jadi kaya. Its impossible! Kecuali Allah berkehendak.

Umumnya, akan datang masa dimana Anda merasakan “terjatuh” dan jungkir balik. Dan disaat itu terjadi, satu hal yang dibutuhkan yakni semangat pantang menyerah sebagaimana yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.

Allah Ta’ala berfirman: “Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.”(QS. Yusuf: 87)

Baca juga:

  1. Tidak melupakan ibadah

Kunci utama keberhasilan Rasul SAW dalam berdagang yakni tidak melupakan ibadah. Allah Ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS.Al Jumu’ah :9-10)

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah harta-hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang membuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS.Al Munafiqun:9)

Baca juga:

Demikianlah beberapa cara berdagang Rasulullah SAW sebagaimana ajaran agama islam. Semoga dapat bermanfaat dan bisa membantu kita untuk memulai bisnis yang berkah dan sukses. Amin ya Rabbal Alamin.

The post 15 Cara Berdagang Rasulullah Agar Sukses dan Berkah appeared first on DalamIslam.com.

]]>