Dosa Besar dalam Islam dan Hukumannya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Di dalam kehidupan di dunia menuju akhirat ada aspek pahala dan dosa yang harus disiapkan oleh manusia. Dosa adalah seperti poin negatif yang dimana balasannya adalah kehidupan yang buruk di akhirat, yaitu di neraka. Sedangkan pahala adalah poin positif yang balasannya adalah kehidupan yang baik di akhirat. Pahala dan dosa dalam kehidupan manusia tentu tidak akan ada yang bisa mengetahui secara pasti jumlah dan kadarnya kecuali Allah saja beserta kekuasaannya.

Adanya dosa-dosa dalam kehidupan manusia tentulah menjadi sebuah ujian yang harus dihadapi untuk menjalankan misi sebagaimana Tujuan Penciptaan Manusia , Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam yang telah ditetapkan oleh Allah.

Bahkan, setiap manusia pasti memiliki dosa walaupun tentu kadar dari setiap perilaku akan berbeda-beda porsinya. Oleh karena itu, sebagaimana Allah sampaikan, menghindarkan dosa adalah dengan melakukan perbuatan baik lainnya, meminta ampun, dan memohonkan keselamatan di dunia akhirat. Manusia tidak akan pernah tau berapa besar dosa dan pahalanya sebelum ia masuk ke dalam alam akhirat nanti.

Dalam aspek dosa, ada dosa-dosa besar yang dapat merugikan manusia dan tentunya mendapatkan teguran besar pula dari Allah SWT. Berikut adalah 3 dosa besar dalam islam yang dapat disampaikan dalam artikel kali ini. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh Rasulullah dalam sebuah hadist,

“Dosa-dosa yang paling besar itu adalah) syirik kepada Allah, durhaka kepada kedua orang tua, dan persaksian palsu (perkataan dusta).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dosa Besar Syirik

Di dalam islam, syirik adalah dosa yang paling besar dan paling berat. Bahkan dalam beberapa ayat disampaikan bahwa syirik tidak terampuni dosanya. Namun, dalam titik tertentu manusia bisa diampuni jika benar-benar taubatan nasuha dan dengan kesungguhan bertobat yang konsisten.

Jika kembali syirik dan kembali bertaubat lalu kembali lagi syirik, tentu hal ini menjadi pertanyaan besar apakah benar orang tersebut bertaubat dan sungguh-sungguh ingin kembali. Hal ini tentu saja melanggar prinsip dan tidak adanya komitmen dari rukun iman, rukun islam, dan fungsi agama islam itu sendiri.

Berikut adalah penjelasan mengenai perbuatan syirik sebagai Dosa Besar dalam Islam :

  1. Syirik adalah Kezaliman Besar

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam ayat Al-Quran,“Sesungguhnya kesyirikan merupakan kezhaliman yang besar.” (QS Luqman: 13)

Kezaliman artinya tidak menempatkan sesuatu secara benar dan sesuai dengan kedudukannya. Menempatkan segala sesuatu selain Allah untuk disembah tentu bukanlah hal yang benar. Untuk itu, jika ada makhluk atau benda yang dijadikan sebagai Illah oleh manusia tentu merusak kedudukan dan fungsi keillahan Allah bagi manusia. Illah yang seharusnya menjadi tempat bergantung malah dijadikan sebagai tempat berdoa atau meminta pertolongan. Tentu saja adalah kezaliman yang besar.

Sangat tidak logis jika manusia mengambil penolong dari selain Allah dari makhluk atau benda yang sangat lemah. Hal ini seperti bergantung di akar yang lemah. Tentu tidak akan pernah selamat yang ada hanya kesia-siaan dan bencana dalam hidup.

  1. Syirik telah Menyekutukan Allah Sebagai Yang Paling Maha

“Dosa apa yang paling besar di sisi Allah? Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:“Engkau menjadikan tandingan bagi Allah (menyekutukan Allah) padahal Allah lah yang telah menciptakanmu.” (HR. Al Bukhari dan Muslim)

Dalam hadist di atas dijelaskan bahwa syirik adalah menyekutukan Allah Yang Paling Maha. Manusia yang memiliki kedudukan atau jabatan saja terkadang merasa marah dan tidak mau untuk dinomer duakan. Apalagi jika yang disekutukan atau diduakan adalah Allah sebagai Pencipta Yang Paling Maha di seluruh alam semesta. Untuk itu, ditempatkan sebagai dosa besar.

Orang yang syirik juga tidak akan mungkin menjalankan perintah Allah secara benar dan kaffah (sempurna), karena perilakunya di duakan oleh Illah yang lain. Untuk itu, kesyirikan yang menduakan Allah telah membuat tandingan Yang Maha Sempurna Selain Allah. Selain itu, menjadi pertanyaan mengapa bisa melakukan kesyirikan? Biasanya dikarenakan hawa nafsu dan dorongan setan yang ada dalam masing-masing diri.

  1. Dosa Syirik Tidak Diampuni Selain Kehendak Allah

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia akan mengampuni dosa yang di bawah kesyirikan bagi siapa saja yang dikehendaki-Nya.” (QS An Nisa’: 48)

Dalam ayat di atas ditunjukkan bahwa dosa syirik tidak akan diampuni oleh Allah kecuali memang Allah sudah menghendaki. Hal ini pun akan diampuni jika benar-benar melakukantaubatan nasuha dan tidak kembali lagi pada perilaku syirik.

  1. Syirik Menghapus Amalan

“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: jika kamu mempersekutukan (berbuat syirik) kepada Allah, niscaya akan terhapuslah amalanmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Az Zumar: 65)

Syirik menjadi penghapus bagi amalan-amalan baik. Hal ini dikarenakan perilaku syirik bukan berorientasi kepada kebenaran dan kepada Allah semata. Untuk itu, syirik dapat menghapus amalan baik yang sebelum-sebelumnya. Hal ini tentu menjadi sebuah evaluasi bagi umat muslim, agar tidak sembarangan melakukan syirik yang dapat merugikan kelak kehidupan kita di akhirat, saat diminta pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

  1. Syirik di Balas dengan Neraka

Dosa syirik sebelum meminta ampunan dan taubatan nasuha tentu menjadi pemberat kelak ketika di akhirat. Untuk itu balasan dari dosa syirik yang sangat berat adalah balasan kelak di neraka. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran berikut.

Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya Al Jannah, dan tempatnya adalah An Nar, tidaklah ada bagi orang-orang yang zhalim itu seorang penolongpun.” (QS Al Ma’idah: 72)

“Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan dia berdo’a (beribadah) kepada selain Allah (sebagai) tandingan / sekutu (bagi Allah), maka dia akan masuk ke dalam An Nar. (HR. Al Bukhari)

Durhaka Terhadap Orang Tua dan Berbuat Dusta

Selain dari kesyirikan, menurut hadist yang sudah disampaikan di atas bahwa durhaka terhadap orang tua dan berbuat dusta adalah dosa besar. Hal ini sebagaimana disampaikan dalam hadist dan Al-Quran yang disebutkan berikut ini yang juga merupakan bagian Dosa Besar dalam Islam :

  1. Durhaka Terhadap Orang Tua

Dan beribadahlah kalian kepada Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua …” (QS An Nisa’: 36)

Kedua orang tua telah membesarkan kita dan memberikan separuh hidupnya untuk berjuang membuat anak-anaknya menjadi shaleh dan manusia yang sukses. Tentu dosa besar bagi mereka yang durhaka pada orang tua seperti itu.

  1. Berbuat Dusta

 “Beribadahlah kepada Allah satu-satunya dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatupun, tinggalkan ajaran-ajaran nenek moyangmu (yang tidak baik, pen), beliau juga memerintahkan kepada kami untuk shalat, jujur, menjaga diri dari perbuatan yang haram, dan menyambung tali silaturrahim.” (Muttafaqun ‘Alaihi)

Dalam hadist diatas tentunya menjadi dosa yang besar jika seorang berbuat dosa karena berbuat dusta adalah menutupi kebenaran, membiaskan realitas. Sedangkan, kebenaran dan objektifitas adalah awal dari sikap yang adil dan menghindari kezaliman. Perilaku dusta justru memicu perbuatan yang tidak adil dan zalim.

“Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk.” (Hud: 114)

Perbuatan baik yang bisa dilakukan tentu saja sebagaimana telah Rasulullah contohkan dan berikan praktiknya. Contoh perilaku baik yang bisa dilakukan dari teladan rasul adalah, melaksanakan Sunnah Sebelum Tidur , Adab Ziarah Kubur , Cara Makan Rasulullah , melaksanakan  Cara Mandi Dalam Islam , Zikir Sebelum Tidur , melaksanakan Macam Macam Shalat Sunnah, melaksanakan Proses Pemakaman Jenazah Menurut Islam, dsb.

fbWhatsappTwitterLinkedIn