larangan zalim Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/larangan-zalim Tue, 20 Mar 2018 03:07:02 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png larangan zalim Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/larangan-zalim 32 32 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam https://dalamislam.com/akhlaq/ghibah-yang-diperbolehkan-dalam-islam Wed, 19 Jul 2017 07:52:55 +0000 http://dalamislam.com/?p=1771 Sebelum membahas mengenai ghibah, maka kita perlu memahami terlebih dahulu perbedaan antara ghibah dan fitnah. Ghibah dan fitnah adalah sesuatu yang berbeda (Perbedaan Ghibah dan Fitnah Menurut Islam dan Dalilnya), walaupun pada nantinya mungkin berpotensi menjadi fitnah jika pembicaraan tidak lagi berdasarkan fakta atau kondisi yang nyata. Fitnah Dalam Islam  tentu dilarang. Apalagi fitnah adalah […]

The post 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Sebelum membahas mengenai ghibah, maka kita perlu memahami terlebih dahulu perbedaan antara ghibah dan fitnah. Ghibah dan fitnah adalah sesuatu yang berbeda (Perbedaan Ghibah dan Fitnah Menurut Islam dan Dalilnya), walaupun pada nantinya mungkin berpotensi menjadi fitnah jika pembicaraan tidak lagi berdasarkan fakta atau kondisi yang nyata.

Fitnah Dalam Islam  tentu dilarang. Apalagi fitnah adalah membicarakan orang lain dan menyebarkan informasi yang tidak sesuai dengan kenyataannya. Tentu hal ini menjadi suatu yang bohong dan Allah menyampaikan dalam Al-Quran bahwa fitnah adalah lebih kejam dari pembunuhan. Namun hal ini berbeda dengan ghibah. Jangan sampai apa yang kita bicarakan dan lakukan nantinya malah bertentangan dengan Rukun Iman, Rukun Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan,  dan Hati Nurani Menurut Islam.

baca juga artikel Islam lainnya:

Ghibah dalam Al-Quran dan Hadist

Mengenai hal ghibah ini juga disampaikan Allah dalam Al-Quran, “Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS Al Hujurat : 12)

Walaupun memang ghibah adalah sesuatu yang membicarakan fakta keburukan atau kekurangan ataupun kelemahan orang lain, tetapi tentu kita harus berhati-hati. Terkadang manusia dengan dorongan emosi dan hawa nafsunya membuat suatu cerita yang tidak berdasarkan fakta dan juga realitasnya, akhirnya terlalu berlebihan membicarakan keburukan orang lain.

baca juga:

Dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bertanya, “Tahukah kamu, apa itu ghibah?” Para sahabat menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ghibah adalah kamu membicarakan saudaramu mengenai sesuatu yang tidak ia sukai.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah menurut engkau apabila orang yang saya bicarakan itu memang sesuai dengan yang saya ucapkan?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Apabila benar apa yang kamu bicarakan itu tentang dirinya, maka berarti kamu telah menggibahnya (menggunjingnya). Namun apabila yang kamu bicarakan itu tidak ada padanya, maka berarti kamu telah menfitnahnya (menuduh tanpa bukti).” (HR. Muslim)

Dari hadist di atas, dapat kita pahami bahwa Rasulullah memberikan peringatan bahwa jangan sampai kita menggunjing saudara kita sendiri apalagi bukan atas dasar tujuan yang maslahat, hanya ingin memuaskan diri untuk membicarakan orang lain. Jika masih saudara semuslim, maka kita harus berhati-hati dan jangan sampai membuatnya terlukai apalagi sampai konflik atau memecah persaudaraan.

baca juga:

Syarat-Syarat Ghibah yang Masih Diperbolehkan

Para ulama menjelaskan bahwa ada ghibah yang masih diperbolehkan dan harus dilakukan. Ghibah seperti ini dilakukan karena kemungkaran yang dilawan dan membawakan maslahat jika dilakukan. Jika dibiarkan justru malah tidak akan ada perubahan pada sesuatu yang mudharat tersebut. Berikut adalah ghibah yang masih diperbolehkan:

  1. Membicarakan Pemimpin yang Keji dan Zalim

Membicarakan pemimpin yang keji dan zalim diperbolehkan, karena memang jika tidak dibicarakan dan digunjing tentunya banyak ummat yang terzalimi dan kekuasannya dibiarkan terus ada. Untuk itu, membicarakan pemimpin yang keji dan zalim, misalnya lewat jalan demonstrasi, membangun massa dan juga lewat kekuatan masyarakat diperbolehkan. Apalagi jika penguasa tersebut mencekik rakyat, membinasakan masyarakat, tidak membawa kesejahteraan, dan membiarkan masyarakat miskin terus sengsara.

baca juga:

  1. Membicarakan Orang-Orang yang Rusak Aklaknya atau Berbuat Maksiat

Jika ada orang-orang yang terang-terangan berbuat kemaksiatan atau merusak akhlak, maka diperbolehkan dibicarakan selagi hal tersebut memang dilakukan olehnya. Selain itu, jika dibiarkan maka hal ini bisa dilakukan terus menerus olehnya. Untuk itu, ini bisa dilakukan sebagai antisipasi agar masyarakat tidak mencontohnya, dan menjadikan jera padanya. Tentu saja hal ini dalam kaidah amar ma’ruf nahi munkar, bukan dalam arti menjatuhkan seseorang yang tidak bersalah apalagi menghakimi. Hal seperti ini dibutuhkan selagi untuk mengingatkan, menegur, memberi pelajaran, dan mengingatkan pada masyarakat.

baca juga:

Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran,  “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.” (QS An-Nisa : 135)

baca juga:

  1. Membicarakan Orang yang Bidah dalam Agama atau Merusak Aqidah

Membicarakan orang yang bid’ah dalam agama atau merusak aqidah tidak menjadi masalah, asalkan tidak berujung pada fitnah. Sering kali orang-orang membicarakan keburukan orang lain sedangkan ia tidak memperhatikan apakah yang dibicarakan sesuai dengan fakta, apalagi jika berhubungan dengan aqidah dan agama. Tentu sangat besar dosanya jika asal dan sembarangan.

Hal ini juga disampaikan dalam Al-Quran, “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.“ (QS Al Maidah : 8)

baca juga:

Dari penyampaian di atas, dapat kita pahami bahwa sejatinya sebagai muslim kita harus berhati-hati atas apa yang kita bicarakan. Ghibah yang kita lakukan harus benar-benar diukur dan dipikirkan apakah dampak yang akan terjadi setelahnya. Jangan sampai dari apa yang kita lakukan ternyata malah berdampak mudharat, seperti misalnya :

  • Mengundang konflik dan perpecahan antar saudara muslim atau bisa juga memicuKonflik dalam Keluarga 
  • Mengklaim seseorang tanpa bukti, menuduh sembarangan Fitnah Dalam Islam tentunya adalah hal yang bahaya dan merusak persaudaraan. (baca juga: Riya’ Dalam Islam)
  • Merasa paling benar sendiri hingga berdampak berbuat tidak adil. Adil pada orang lain juga termasuk pada Keutamaan Adil Terhadap Diri Sendiri.
  • Memicu perdebatan yang tidak ada hentinya. (baca juga: Pahala Wanita Shalat di Rumah)
  • Berniat untuk menjatuhkan dan mencari-cari kesalahan yang tidak ada.
  • Dan niat-niat mudharat lainnya yang dikuasai oleh hawa nafsu dan emosi pribadi semata.

baca juga:

Semoga kita dijauhkan dari perilaku tersebut sehingga bisa menjalankan Tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama.

Ada banyak sekali aktivitas produktif yang bisa kita lakukan selain melakukan ghibah atau gosip. Lakukanlah hal tersebut dengan baik lakukan juga amar ma’ruf nahi munkar. Ukurlah dan kenalilan niat kita jika hendak berghibah, apakah ada yang dizalimi dan menimbulkan dampak negatif yang lebih besar.

The post 3 Jenis Ghibah yang Diperbolehkan dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bacaan Doa Orang Teraniaya Dalam Al Qur’an dan Dalilnya https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-orang-teraniaya-dalam-al-quran Tue, 18 Apr 2017 08:32:34 +0000 http://dalamislam.com/?p=1454 Aniaya atau dalam agama Islam biasa disebut dengan “zalim” yang bermakna “celaka” adalah suatu perbuatan yang tidak terpuji dan sangat dimurkai Allah SWT. Perbuatan zalim secara istilah dapat diartikan sebagai berbuat caniaya atau mencelakakan orang lain dengan maksud dan cara yang keluar dari ajaran syariat Islam. (baca juga: Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian, Dzikir Pembuka […]

The post Bacaan Doa Orang Teraniaya Dalam Al Qur’an dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Aniaya atau dalam agama Islam biasa disebut dengan “zalim” yang bermakna “celaka” adalah suatu perbuatan yang tidak terpuji dan sangat dimurkai Allah SWT. Perbuatan zalim secara istilah dapat diartikan sebagai berbuat caniaya atau mencelakakan orang lain dengan maksud dan cara yang keluar dari ajaran syariat Islam. (baca juga: Doa Mustajab untuk Menghadapi Ujian, Dzikir Pembuka Rezeki)

Zalim dapat juga didefinisikan sebagai perbuatan terlarang yang tidak sesuai dengan tempatnya. Jadi, zalim atau “menzalimi” baik orang lain maupun diri sendiri dengan tujuan apapun, tidak dibenarkan dalam Islam.

Berbagai macam perbuatan yang dapat dikategorikan dalam tindakan zalim akan sangat banyak jika diuraikan. Namun, sebagian dapat dicontohkan seperti memelihara penyakit hati, membicarakan saudara, mengumbar aib tetangga, dan sebagainya.

Baca Juga:

Hal-hal tersebut masuk dalam perbuatan zalim yang dilakukan pada diri sendiri dan orang terdekat. Tentunya hal tersebut harus dihindari karena dalam Islam, doa bagi orang yang teraniaya atau terzalimi adalah salah satu doa yang dijabah oleh Allah SWT. Subhanallah, begitu Maha Adil Allah atas kuasa-Nya.

Pengertian Zalim

Zalim atau aniaya, bagaimanapun bentuk dan tujuannya sangat dilarang oleh Allah SWT. Bahkan Allah menempatkan perbuatan tersebut (zalim) ke dalam dosa besar yang akan mendapat balasan pedih di kekalnya akhirat. Hal tersebut tercantum dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

إِنَّمَا السَّبِيلُ عَلَى الَّذِينَ يَظْلِمُونَ النَّاسَ وَيَبْغُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ ۚ أُولَٰئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ

Sesungguhnya dosa besar itu atas orang-orang yang telah berbuat zalim kepada manusia dan telah melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka akan mendapat azab yang pedih”. (QS. Asy-Syura :42)

Artikel Lainnya: Bahagia dalam Islam, Sumber Syariat Islam

Beberapa tindakan zalim baik itu kepada diri sendiri atau orang lain tetap tidak dibenarkan oleh Islam. Contoh tindakan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan zalim diantaranya adalah sebagai berikut:

  • Seorang Ayah yang menafkahi keluarganya dengan uang haram (uang yang didapat dari menipu, korupsi, dan mencuri).
  • Seorang Ibu yang lalai akan kewajibannya dan membiarkan anak serta suaminya tanpa kasih sayang dan perhatian.
  • Seseorang yang suka membicarakan keburukan tetangganya.
  • Seseorang yang suka mengumbar aib keluarga maupun kerabatnya.
  • Fitnah, mengadu domba, sombong, berbohong, dan sebagainya.

Baca Juga: Fungsi As-sunnah Terhadap Al-Quran, Fungsi Al-Quran dalam Kehidupan

Perbuatan-perbuatan tersebut akan sangat merugikan kita diakhirat jika dilakukan. Allah SWT senantiasa mengingatkan pada firmanNya yang berbunyi,

“Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula”. (QS. Al Zaljalah: 7-8)

Dari beberapa ayat yang dipaparkan tersebut sangat jelas bahwa agama kita mengajarkan untuk menghindari segala perbuatan keji yang dapat mendatangkan siksa bagi kita di akhirat nantinya. Bahkan Allah SWT menjanjikan bahwa sekecil apapun hal yang dilakukan umat manusia di bumi pasti akan mendapat balasan yang setimpal.

Oleh karena itu, sebagai umat muslim hendaklah semakin bertaqwa serta menjauhkan diri dari perbuatan yang demikian untuk mencapai keridhoan-Nya.

Artikel Terkait: Tasawuf Syiah, Qurban dan Aqiqah

Larangan Berbuat Zalim

Allah SWT telah menuliskan dengan sangat jelas pada firman-Nya agar sebagai umat yang beriman tidak pernah melakukan perbuatan yang dilarang oleh-Nya serta mematuhi segala perintah-Nya. Allah selalu melihat dan mengawasi semua yang dilakukan manusia termasuk zalim sekecil apapun perbuatan tersebut. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Surat Ibrahim ayat 42-45 yang berbunyi,

وَلاَ تَحْسَبَنَّ اللّهَ غَافِلاً عَمَّا يَعْمَلُ الظَّالِمُونَ إِنَّمَا يُؤَخِّرُهُمْ لِيَوْمٍ تَشْخَصُ فِيهِ الأَبْصَارُ مُهْطِعِينَ مُقْنِعِي رُءُوسِهِمْ لاَ يَرْتَدُّ إِلَيْهِمْ طَرْفُهُمْ وَأَفْئِدَتُهُمْ هَوَاءوَأَنذِرِ النَّاسَ يَوْمَ يَأْتِيهِمُ الْعَذَابُ فَيَقُولُ الَّذِينَ ظَلَمُواْ رَبَّنَا أَخِّرْنَا إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ نُّجِبْ دَعْوَتَكَ وَنَتَّبِعِ الرُّسُلَ أَوَلَمْ تَكُونُواْ أَقْسَمْتُم مِّن قَبْلُ مَا لَكُم مِّن زَوَالٍوَسَكَنتُمْ فِي مَسَـاكِنِ الَّذِينَ ظَلَمُواْ أَنفُسَهُمْ وَتَبَيَّنَ لَكُمْ كَيْفَ فَعَلْنَا بِهِمْ وَضَرَبْنَا لَكُمُ الأَمْثَالَ

Dan janganlah sekali-kali kamu Wahai (Muhammad) mengira bahwa Allah lengah, lalai, terhadap apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepeda mereka sampai pada hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.

 

Mereka datang bergegas memenuhi panggilan dengan mengangkat kepalanya, sedangkan mata mereka tidak berkedip-kedip, hati mereka kosong. Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) datang azhab kepada mereka, maka berkatalah orang yang zalim:”Ya Tuhan kami beri tangguhlah kepada kami (kembalikanlah kami ke dunia) walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan memenuhi seruan-Mu dan akan mengikuti Rasul-Mu.

 

(Dikatakan kepada mereka):” Bukankah kamu telah bersumpah dulu (di dunia), bahwa sekalipun kamu tidak akan binasa? Dan kamu telah berdiam di tempat-tempat kediaman orang yang menganiaya diri mereka sendiri, dan telah nyata bagimu bagaimana Kami telah berbuat kepada mereka dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan”.

Dalam firman Allah tersebut terkandung makna bahwa Dia tidak pernah lupa apalagi lalai untuk memberikan balasan bagi orang yang berbuat zalim kepada sesamanya maupun dirinya sendiri. Telah digambarkan bahwasannya orang-orang yang zalim, kelak (di akhirat) akan datang tergesa memenuhi panggilan Allah SWT untuk meminta kembali di dunia agar mereka dapat berbuat baik.

Artikel Lainnya:

Namun, penyesalan semacam itu tidak ada gunanya bagi Allah SWT dan khususnya para umat muslim itu sendiri karena akhirat bersifat kekal serta penyesalan di alam sana tidak akan ada gunanya. Jadi, sebagai muslim yang mengaku taat pada perintah Allah SWT, hendaknya kita jauh dari perbuatan keji semacam itu.

Keutamaan Doa Orang Teraniaya dalam Al Qur’an

Bagi Allah SWT tiada yang tidak mungkin. Beliau Maha Kuasa dan Maha Segalanya. Janji Allah kepada orang-orang yang teraniaya atau terzalimi sangat indah. Bahkan dikatakan bahwa Allah akan dengan senang hati segera menjabah doa kaum yang teraniaya tanpa syarat apapun. Begitu kiranya yang diriwayatkan Rasulullah SAW dalam Hadist sebagai berikut,

“Takutlah kepada doa kaum yang teraniaya, sebab tidak ada hijab antaranya dengan Allah (untuk mengabulkan)”. (HR Bukhari)

Seperti yang tertera dalam firman Allah SWT, yang berbunyi

لَا يُحِبُّ اللَّهُ الْجَهْرَ بِالسُّوءِ مِنَ الْقَوْلِ إِلَّا مَنْ ظُلِمَ ۚ وَكَانَ اللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

“Allah tidak menyukai perbuatan buruk yang diucapkan secara terang-terangan, kecuali oleh orang yang dizalimi. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS An Nisa:148).

Berikut Doa Orang Teraniaya Dan Terzalimi Dalam Al-Qur’an dapat dilihat dalam Surat An-Naml Ayat 62, yang berbunyi:

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الأرْضِ أَإِلَهٌ مَعَ اللَّهِ قَلِيلا مَا تَذَكَّرُونَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (do’a) orang yang dalam kesulitan, apabila ia berdo’a kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan, dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi?. Apakah di samping Allah ada ilah (yang lain)?. Amat sedikitlah kamu mengingat-ingat(-Nya).” – (QS.27:62)

Dari keduanya dapat disimpulkan bahwa Allah SWT sangat tidak menyukai orang yang berbuat zalim. Bahkan menghalalkan kaum yang terzalimi saat mereka mengucapkan doa balasan kepada yang zalim kepada mereka. Dalam agama Islam, kiranya kita mengaku beriman maka penuhi iman itu dengan ketaqwaan. (baca juga: Tasawuf Akhlaqi, Penyebab Doa Tidak Dikabulkan Allah SWT)

Meskipun saat kita nantinya akan menjadi orang yang terzalimi. Islam mengajarkan perbuatan baik untuk melawan zalim dan akan meruntuhkan segala dosa kita yaitu dengan cara memaafkan. Jadi, sebagai muslim yang baik perlu untuk kita mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari diantaranya adalah menghindari perbuatan zalim serta mengampuni mereka yang menzalimi.

 

Demikian artikel informatif mengenai doa orang yang teraniaya dalam Al Qur’an, semoga membawa manfaat bagi kita semua.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

The post Bacaan Doa Orang Teraniaya Dalam Al Qur’an dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>