Khalid bin Walid adalah seorang pejuang dari keturunan Quraisy. Lantas bagaimana seorang keturunan Quraisy mengisi namanya di kancah sejarah peradaban Islam. Simak penjelasan biografi Khalid bin Walid di bawah ini.
Nasab Khalid bin Walid
Nama lengkap Khalid adalah Khalid bin Al-Walid bin Al-Mughirah bin Abdullah bin Umar bin Makhzum bin Yaqzhah bin Murrah dan nasabnya betemu Rasulullah SAW bertemu pada Murrah. Khalid bin Walid merupakan keturunan dari Bani Makhzum, salah satu Bani yang terpandang di Quraisy.
Ayahnya bernama Al-Walid bin Mughirah merupakan seorang bangsawan dikalangan kaum Quraisy pada masa Jahiliyah. Pada awalnya, ayahnya sangat membenci Islam bahkan ayahnya dikenal sebagai seorang yang memerangi dakwah Islam.
Ayah Khalid meninggal dunia karena anak panah yang menancap pada dirinya hingga membuat terluka parah dan mengakibatkannya meninggal dunia dalam kesesatan karena Ayahnya termasuk ke dalam golongan kafir Quraisy.
Ibunya bernama Lubabah Ash-Shughra binti Al-Harits dari Bani Hilal bin Amir. Ibu Khalid adalah saudara perempuan Ummul Mukminin Maimunah binti Al-Harits istri Rasulullah SAW. Saudara Lubabah Al-Kubra merupakan istri Al-Abbas paman Rasul dan dijuluki Umm Fadhl.
Khalid memiliki beberapa saudara di antaranya :
- Imarah bin Walid, seorang yang dikirim kaum Quraisy bersama Amru bin Al-Ash untuk menarik kembali umat Islam yang berhijrah dari Habasyah.
- Hisyam bin Walid, seorang yang masuk Islam berkat dilembutkan dan ditaklukan hatinya.
- Al-Walid bin Walid yang ikut serta dalam perang Badar sebagai pasukan musuh dan ditawan oleh Abdullah bin Jahsy. Al-Walid bebas dari tawanan karena ditebus oleh Hisyam. Al-Walid bin Walid memberitahu keislamannya pada saat tiba di Mekkah dan ikut serta Rasulullah SAW dalam Umrah Qadha.
- Fathimah binti Walid bin Al-Mughirah
Walid bin Khalid adalah paman Umar bin Khattab dari pihak ibu. Sewaktu masa anak-anak, Khalid pernah bergulat dengan Umar bin Khattab. Khalid mengalahkan Umar hanya dengan mematahkan tulang betisnya.
Khalid memiliki postur tubuh yang sama dan mirip dengan Umar yakni besar. Keluarga Khalid memiliki kedudukan penting dan terhormat dikalangan kaum Quraisy.
Khalid memiliki paman di antaranya :
- Hisyam bin Al-Mughirah
- Al-Fakih bin Al-Mughirah
- Abu Hudzaifah
- Abu Umayyah bin Al-Mughirah
Khalid menikah dan mempunyai anak bernama Sulaiman dan Abdurrahman sehingga Khalid diberi gelar sebagai Abu Sulaiman dan juga Abu Walid.
Khalid bin Walid Sebelum Memasuki Islam
Setelah ayahnya meninggal dunia, Khalid menggantikan posisi ayahnya dan pihak Quraiy meminta Khalid untuk memihak mereka dengan cara melawan kaum muslimin, terutama setelah Hamzah bin Abdul Muthalib dan Umar bin Khatab masuk Islam.
Masa kecil Khalid diisi dengan mempersiapkan dirinya untuk berperang. Saat Khalid dewasa, Khalid adalah prajurit yang berwatak kasar dan cenderung mengandalkan kekuatan. Sifat Khalid sebelum memasuki Islam sangat menentang kaum Muslim.
Sebelum masuk Islam, Khalid adalah seorang pahlawan Quraisy yang ditakuti dan penunggang kuda yang hebat. Dalam perang Uhud dan Khandaq, Khalid masih berada di kaum musyrik.
Khalid semakin menentang Islam terlebih setelah saudaranya, Al-Walid bin Walid mamasuki Islam saat perang badar selesai.
Pertarungan besar kaum musrik dan kaum muslim terjadi pada perang uhud thun ke-3 H pada hari sabtu tnggl 7 bulan Syawal, 30 bulan setelah Nabi muhammad SAW berhijrah.
Dalam perang ini Allah SWT mendatangkan pertolongan kepada umat Muslim serta menepati apa yang dijanjikan oleh-Nya, sehingga dibabak awal kemenangan ada dipihak kaum Muslim.
Pada saat itu, kaum Muslim menjadi tamak berkat kemenangannya dan membantah perintah Rasul. Khalid bin Walid melihat kesempatan dan mampu mengubah kekalahan Quraisy menjadi menang berkat kesempatan tersebut.
Khalid bin Walid mengikuti perang Khandaq dan setelah masa Hudaibiyah, Khalid masuk Islam karena dorongan dari hatinya dan mendapat surat dari saudaranya Al-Walid bin Walid.
Khalid bin Walid Memasuki Islam
PAda tahun perjanjian Hudaibiyyah saat Rasulullah SAW dan kaum muslimin mengunjungi Masjidil Haram, Khalid dengan bala tentaranya bermaksud menghalangi Rasulullah SAW berserta kaum muslimin dari Masjidil Haram.
Khalid melihat mereka sedang melakukan shalat berjamaah bersama dan Nabi sebagai imamnya. Khalid masuk Islam setelah menerima surat dari saudaranya Al-Walid bin Walid dan berkat dorongan hatinya juga.
Khalid masuk Islam pada bulan Shafar dan ikut perang Mu’atah, dua bulan sebelum penaklukan kota Mekkah. Perang ini merupakan perang pertama yang diikuti Khalid setelah memasuki Islam. Dalam perang ini juga Khalid belum diberi jabatan panglima dan pemimpin.
Saat itu, Rasulullah diperlihatkan oleh Allah alur perang Mu’atah, lalu Rasulullah memberitahukannya kepada para sahabatnya. Khalid bin Walid mengambil bendera penglima perang setelah gugurnya Zaid, Jafar bin Abi Thalib dan Abdullah bin Ruwahah.
Panji dipegang oleh Khalid bin Walid berdasarkan kesepakatan sahabat. Sejak saat itu, Rasulullah SAW menjuluki Khalid sebagai Saifullah Al-Maslul (pedang Allah yang terhunus). Khalid jadi sering ikut perang di barisan kaum muslimin untuk membela Islam bersama Rasulullah.
Setelah penaklukan kota Mekkah, Rasulullah SAW mengutus Khalid untuk menghancurkan berhala Uzza. Khalid juga ikut beberapa ekspansi pada masa pemerintahan Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab.
Meninggalnya Khalid bin Walid
Perjalanan Khalid berakhir dengan munculnya surat pelengseran dirinya dari wilayah Qansarin sebagai komandan militer pada tahun 17 H. Khalid menderita sakit pada umur 58 tahun. Penyakitnya berlangsung cukup lama dan membuat kondisi kesehatannya memburuk dan terus membuatnya berbaring di atas tempat tidurnya.
Khalid meninggal karena penyakit pada tahun 21 H di Himsh, Syiria. Khalid meninggal pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab. Umar pun sangat berduka atas berpulangnya Walid.
Khalid hanya meningglkan seekor kuda, senjata dan budak yang milikinya dan kopiah yang di dalamnya terdapat beberapa helai rambut dari ubun-ubun Rasulullah.
Ibunda Khalid bin Walid meninggal dunia setelah Khalid meninggal dunia.