Biografi Zaid bin Haritsah, Pemeluk Islam Pertama di Kalangan Bekas Budak

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Zaid bin Haritsah (bahasa Arab: زيد بن حارثة‎) , lahir tahun 47 sebelum hijrah (576). Zaid adalah sahabat Nabi Muhammad dan diantara pemeluk islam yang paling awal di kalangan bekas budak Nabi Muhammad. Zaid bin Haritsah satu-satunya sahabat Nabi yang namanya di abadikan di Al-Quran. Sahabat Nabi yang satu ini bukan bukan orang sembarangan.

Beliau adalah orang terdekat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Beliau bernama Abu Usamah atau lebih di kenal dengan nama zaid bin Haritsah bin syarahil. Dari banyak Nabi yang mulia, zaid bin Haritsah adalah sosok yang sangat istimewa, sampai-sampai beberapa hukum syariat pun turun berkenaan dengan kisahnya. Beliau adalah satu-satunya yang namanya diabadikan allah di dalam Al-Quran (surah al-ahzab ayat 37).

Zaid bin Haritsah merupakan satu-satunya sahabat Nabi yang pernah di angkat rasulullah menjadi anak angkatnya (mutabanna). Sehingga beliau di kenal dengan panggilan zaid bin Muhammad. Selain itu, sebuah kisah yang sangat di lematis juga pernah menimpa zaid ketika pernikahannya dengan zainab binti jashy radhiyallahu an’ha. Seorang perempuan terpandang keturunan quraisy dari suku asad yang berujung dengan perceraian.

Zainab pun akhirnya di nikahi oleh rasulullah صلى الله عليه وسلم. Rasulullah menikahi mantan istri dari anak angkatnya tentu tidak sederhana yang kita bayangkan. Satu hal yang pasti beliau di perintahkan langsung dari allah ta’ala. Dan semua itu untuk menghilangkan tradisi orang Arab Dan yahudi waktu itu yang melarang seorang bapak menikahi mantan istri dari anak angkatnya.

Kisah ini sengaja di rancang oleh allah untuk menghindari sangkaan orang-orang akan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad. Sebab biasanya anak laki-laki dari seorang rasul akan mewarisi kenabian ayahnya. Selain itu penisbatan nama kepada orang yang bukan orang tua kandungnya berpotensi merusak sistem keturunan seseorang, mengacaukan penentuan warisan dan perkawinan. Zaid menjadi sahabat yang setia mendampingi nabi Muhammad. Ia ikut dalam peristiwa hijrah ke madinah hingga semua pertempuran.

Masa kecil Zaid bin Haritsah

Zaid berasal dari suku bani mu’in. Ibunya yang bernama suda binti tsalabah. Namun zaid wafat pada tahun ke-8 hijriyah. Zaid wafat ketika menjadi panglima dalam perperangan mu’tah. Pada zaman jahiliyah ibu zaid mengadakan kunjungan ke kampung persukuan anaknya itu yaitu kampung bani muin. Namun secara tiba-tiba sekawanan tentara berkuda dari bani al-qin bin jusr menyerang perkampungan tersebut. Merely merampas serta menawan apapun yang berharga dari kampung tersebut. Termasuk zaid bin Haritsah yang akhirnya di jadikan budak belian.

Zaid dibawa ke pasar ukazh dan di jual seharga 400 dirham kepada hakim bin hizam bin khuwailid. Hakim membeli untuk bibinya siti khadijah bin khuwailid. Pada saat khadijah menikahi dengan Nabi Muhammad zaid pun dihadiahkan kepada Nabi. Setelah bergaul beberapa lama hubungan keduanya mulai sangat akrab dan saling menyayangi, walau zaid masih berstatus sebagai seorang budak. Lama kelamaan berita itu terdengar oleh bapak zaid yang kebetulan juga tengah mencari anaknya. Setelah bertemu dan mengutarakan apa yang dia inginkan kepada nabi.

Akhirnya beliau tak mampu berkata apa-apa melainkan memberikan keputusan sepenuhnya kepada zaid. Yaitu antara memilih tinggal bersama rasul atau pulang kerumahnya bersama orang tuanya. Zaid memutuskan untuk tetap tinggal bersama Nabi dan sejak itulah nabi memproklamirkan zaid sebagai anak angkatnya dengan nama zaid bin Muhammad. Hanya berlangsung beberapa tahun saja. Karena setelah itu allah melarang praktik pengadopsian anak dengan cara seperti itu di dalam surat al-ahzab ayat 5dan 37. Bukanlah bapak dari laki-laki muslim manapun dalam surah al-azhab ayat 40 yaitu:


مَا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِنْ رِجَالِكُمْ وَلَٰكِنْ رَسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Allah ta’ala berfirman :

“Dan ingatlah ketika kamu berkata kepada orang yang allah telah melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu juga telah memberi nikmat kepadanya, tahanlah terus istrimu dan bertakwalah kepada allah. Sedangkan kamu sembunyikan di dalan hatimu apa yang allah akan menyatakannya dan kamut takut kepada manusia, sedangkan allah lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala zaid telah mengakhiri keperluan terhadap istrinya atau menceraikannya., kami kawinkan kamu dengan supaya dia tidak ada keberatan bagi orang mukmin untuk mengawini istri-istri anak angkatnya itu telah menyelesaikan keperluannya dari pada istrinya. Dan adalah ketetapan allah itu pasti terjadi ” QS. al-ahzab:ayat 37).

Setelah allah menurunkan wahyu nya dalam surat al-ahzab ayat 5 yang menerangkan anak-anak angkat tetap harus di panggil dengan nama ayah kandungnya mereka. Bukan ayah angkatnya.

Setelah itu hubungan antara anak Dan bapak antara zaid Dan nabi Muhammad pun terlepas. Kemudian istri zaid di nikahi oleh Nabi Muhammad pada tahun ke-5 hijriah yang sebelumnya dilarang dalam tradisi arab jahiliyah.

Berasal dari budak yang di perjual belikan zaid pun di panggil dengan sebutan habibu rasulillah. Yaitu orang terkasih rasulullah.

fbWhatsappTwitterLinkedIn