Sejarah berdirinya Dinasti Abbasiyah tentu tidak lepas dari sejarah kemunduran Dinasti Umayyah. Kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah melanjutkan kekuasaan dari dinasti Bani Umayyah. Kenapa dinamakan Daulah Abbasiyah? Karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman Nabi Muhammad SAW. Mari kita mengenal sejarah pada masa Dinasti Abbasiyah.
Sejarah Berdirinya Dinasti Abbasiyah
Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah Ibn Muhammad Ibn Ali Ibn Abdullah Ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi khalifah pada tanggal 3 Rabiul Awwal 132 H. Kekuasaan Dinasti Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M.
Pada abad ke-7 terjadi pemberontakan di seluruh negeri dan pemberontakan terdasyat serta merupakan puncak dari segala pemberontakan adalah perang antara pasukan Abbul Abbas melawan pasukan Marwan Ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah) yang pada akhirnya dimenangkan pasukan Abbul Abbas.
Dengan jatuhnya negeri Syiria, berakhir kekuasaan Dinasti Bani Umayyah dan dengan itu dinyatakan bangkitlah kekuasaan Bani Abbasiyah.
Di saat terjadi perpindahan kekuasaan dari Bani Umayyah ke Bani Abbasiyah, wilayah geografis dunia Islam membentang dari timur ke barat, meliputi Mesir, Sudan, Syam, Jazirah Arab, Iraq, Parsi sampai ke China.
Berdirinya kekuasaan Bani Abbasiyah dianggap sebagai kemenangan pemikiran yang pernah dikatakan oleh Bani Hasyim (Alawiyah) setelah meninggalnya Rasulullah. Dinasti Abbasiyah mencapai keberhasilannya disebabkan atas dasar berikut di bawah ini :
Pertama, dasar kesatuan untuk menghadapi perpecahan yang timbul dari dinasti sebelumnya yakni dinasti Umayyah. Kedua, dasar universal yang tidak terlandaskan atas kesukuan. Ketiga, dasar polilik dan administrasi yang menyeluruh. keempat, dasar kesamaan hubungan dalam hukum bagi setiap masyarakat Islam. Kelima, dasar pemerintahan bersifat muslim moderat.
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dalam kurun waktu yang sangat panjang berkisar tahun 132 H sampai 656 H (750-1258 M) yang terbagi menjadi 5 periode :
- Periode pertama (132 H/750 M-232 H/847 M) disebut sebagai periode persia pertama.
- Period kedua (232 H/847 M-334 H/945 M) disebut masa pengaruh Turki pertama.
- Periode ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M) masuk pada masa kekuasaan dinasti Buwaih atau masa pengaruh Persia kedua.
- Periode keempat (447 H/1005 M-590 H/1194 M) merupakan kekuasaan Dinasti Bani Saljuk dalam pemerintahan atau masa pengaruh Turki kedua.
- Periode kelima (590 H/1194 M-565 H/1258 M) merupakan masa mendekati kemunduran dalam sejarah peradaban Islam.
Setelah mengetahui periode pada masa kekuasaan Dinasti Abbasiyah, tidak luput dari kehadiran 37 khalifah yang berjuang di dalamnya, yakni :
- Abu al-Abbas pada (750-754 M)
- Abu Ja’far al-Manshur (754-775 M)
- Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi (775-785 M)
- Abu Muhammad Musa al-Hadi (785-786 M)
- Abu Ja’far Harun ar-Rasyid (786-809 M)
- Abu Musa Muhammad Al-Amin (809-813 M)
- Abu Ja’far Abdullah al-Ma’mun (813-833 M)
- Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tashim (833-842 M)
- Abu Ja’far Harun al-Watsiq (842-847 M)
- Abu Fadl Ja’far al-Mutawakkil (847-861 M)
- Abu Abu Ja’far Muhammad al-Mustain (861-862 M)
- Abul Abbas Ahmad al-Mustain (862-866 M)
- Abu Abdullah Muhammad al-Mutaz (866-869 M)
- Abu Ishaq Muhammad al-Muhtadi (869-870 M)
- Abul Abbas Ahmad al-Mutadid (870-892 M)
- Abul Abbas Ahmad al-Mutadid (982-902 M)
- Abul Muhammad Ali al-Muktafi (902-905 M)
- Abul Fadl Jafar al-Muqtadir (905-932 M)
- Abu Mansur Muhamad al-Qahir (932-934 M)
- Abul Abbas Ahmad ar-Radi (934-940 M)
- Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi (940-944 M)
- Abul Qasim Abdullah al-Mutaqfi (944-946 M)
- Abul Qasim al-Fadl al-Muti (946-974 M)
- Abul Fadl Abdul Kari at-Thai (974-991 M)
- Abul Abbas Ahmad al-Qadir (991-1031 M)
- Abu Jafar Abdullah al-Qaim (1031-1075 M)
- Abul Qasim Abdullah al-Muqtadi (1075-1094 M)
- Abul Abbas Ahmad al-Mustasir (1094-1118 M)
- Abu Manshur al-Fadl al-Mustarsyid (1118-1135 M)
- Abu Jafar al-Mansur ar-Rasyid (1135-1136 M)
- Abu Abdullah Muhammad al-Muqtafi (1136-1160 M)
- Abul Mudzafar al-Mustanjid (1160-1170 M)
- Abu Muhamad al-Hasan al-Mustadi (1170-1180 M)
- Abul Abbas Ahmad an-Nasir (1180-1225 M)
- Abu Nasr Muhammad az-Zahir (1225-1226 M)
- Abu Jafar al-Mansur al-Mustansir (1226-1242 M)
- Abu Abdullah al-Mutashim Billah (1242-1258 M)
Kekuasaan pada pemerintahan dinasti Abbasiyah dikenal dengan zaman keemasan dan kejayaan Islam. Para Khalifah benar-benar kuat dan cinta ilmu pengetahuan sekaligus merupakan pusat kekuasaan politik dan agama.
Kemajuan dinasti Abbasiyah begitu pesat dan sangat beragam. Terlebih dalam ilmu pengetahuan. Saat itu, pusat ilmu pengetahuan dunia berada di tangan umat Islam. Hingga sekarang, masih banyak dijumpai warisan ilmu pengetahuan setelah peradaban dari reruntuhan bani Abbasiyah tersebut.
Kemunduran Dinasti Bani Abbasiyah
Persaingan antar bangsa Khilafah Abbasiyah dan orang-orang Persia menjadi penyebab kemunduran dinasti Bani Abbasiyah. Tidak hanya itu kemerosotan ekonomi Bani Abbasiyah juga mengalami kemunduran bersamaan dengan kemunduran di bidang politik.
Ditambah dengan perang salib yang menyebabkan banyak memakan korban jiwa sehingga konsentrasi dari pihak pemerintahan Bani Abbasiyah terpecah belah menghadapi tentara Salib dan memunculkan kelemahan-kelemahan dari dinasti Bani Abbasiyah sendiri.
Perang dengan bangsa Mongol sebab serangan yang membuat kekuasaan dinasti Bani Abbasiyah menjadi melemah, apalagi serangan Hulugu Khan dengan pasukan Mongol yang biadab menyebabkan kekuatan Abbasiyah menjadi turun dan akhirnya menyerah kepada kekuatan Mongol.
Begitu sejarah menceritakan tentang khalifah-khalifah Bani Abbasiyah, semoga bermanfaat.