15 Pahala Merawat Anak Menurut Islam

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menjadi orang tua dan memiliki keutamaan orang tua tentu sebuah anugrah ya sobat, selain memiliki sosok pelengkap dalam keluarga, juga mampu menghadirkan kasih sayang dan menjadi motivasi untuk bekerja keras demi memberikan penghidupan yang terbaik untunya, nah sobat merawat anak tidak

hanya mendapat kebahagiaan dari sisi nurani saja, namun juga mendapat pahala dari Allah yakni ketika merawatnya dengan ikhlas dengan cara mengarahkan ke jalan Allah dan tidak mengeluh ketika menghadapi segala ujian seperti keutamaan memiliki anak perempuan dalam islam, berikut 15 Pahala Merawat Anak Menurut Islam.

1. Penghalang dari jenis neraka dalam islam

Dari Aisyah Ra berkata , ‘Saya pernah dikunjungi oleh seorang perempuan yang mempunyai dua orang anak perempuan. Kemudian, perempuan tersebut meminta makanan kepada saya. Sayangnya, saat itu, saya sedang tidak mempunyai makanan, kecuali sebiji kurma yang langsung saya berikan kepadanya. Kemudian perempuan itu menerimanya dengan senang hati, dan membagikannya kepada dua anak perempuannya tanpa sedikitpun ia makan. Setelah itu, perempuan itu bersama dua orang anak perempuannya pergi

Tidak lama kemudian, Rasulullah Saw masuk ke dalam rumah. Lalu, saya menceritakan kepada Rasulullah tentang perempuan dan kedua anak perempuan tadi. Mendengar cerita ini, Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa diuji dalam pengasuhan anak-anak perempuan, lalu ia dapat mengasuh mereka dengan baik, maka anak perempuannya itu akan menjadi penghalangnya dari api neraka kelak.” (HR. Muslim).

2. Mendapat Syafaat di Hari kiamat menurut islam

Rasulullah SAW bersabda, “Dari Anas bin Malik Ra., ia berkata, ‘Rasulullah Saw telah bersabda, ‘Barang siapa dapat mengasuh dua orang anak perempuannya hingga dewasa, maka aku akan bersamanya di hari Kiamat kelak.’ Beliau merapatkan kedua jarinya.” (HR. Muslim).

3. Pahala Memberi Penghidupan sebagaimana pahala bekerja dalam islam

Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: “Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, lalu satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, lalu satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk satu orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar (dari amalan kebaikan yang disebutkan tadi, pen)” (HR. Muslim).

4. Pahala Bekerja Keras untuk Keluarga

Dari Sa’ad bin Abi Waqqosh, Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh tidaklah engkau menginfakkan nafkah (harta) dengan tujuan mengharapkan (melihat) wajah Allah (pada hari kiamat nanti) kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala (yang besar), bahkan untuk makanan yang kamu berikan kepada istrimu.” (HR. Bukhari)

5. Pahala Menyayangi

Jabir bin Abdillah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda : “…para istri memiliki hak atas kalian (para suami) untuk dipenuhi rezekinya dan kebutuhan sandangnya dengan cara yang baik.” (HR Muslim). Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda : “Apabila Allah memberikan kebaikan kepada salah seorang diantara kalian, hendaklah dia memulai dari dirinya dan keluarganya (dalam pengalokasiannya).” (HR Muslim)

6. Pahala Bagi Ibu Yang Merawat dengan Menyusui

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian.

Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” [QS al-Baqoroh : 233]

7. Mendapat Ampunan Dosa Dosa

Tak ada seorangpun perempuan yang hamil dari suaminya, kecuali ia berada dalam naungan Allah azza wa jalla, sampai ia merasakan sakit karena melahirkan, dan setiap rasa sakit yang ia rasakan pahalanya seperti memerdekakan seorang budak yang mukmin. Jika ia telah melahirkan anaknya dan menyusuinya, maka tak ada setetes pun air susu yang diisap oleh anaknya kecuali ia akan menjadi cahaya yang memancar di hadapannya kelak di hari kiamat,

yang menakjubkan setiap orang yang melihatnya dari umat terdahulu hingga yang belakangan. Selain itu ia dicatat sebagai seorang yang berpuasa, dan sekiranya puasa itu tanpa berbuka niscaya pahalanya dicatat seperti pahala puasa dan qiyamul layl sepanjang masa. Ketika ia menyapih anaknya Allah Yang Maha Agung sebutan-Nya berfirman: ‘Wahai perempuan, Aku telah mengampuni dosa-dosamu yang lalu, maka perbaruilah amalmu’.” (Mustadrak Al-Wasail 2: bab 47, hlm 623)

8. Menjadi Orang Tua yang Sempurna

“Syaikhul Islam Ibnu taimiyah menegaskan, ‘Bahkan jika si ibu masih menjadi istri dari suaminya, si ibu wajib menyusui anaknya’ dan apa yang disampaikan oleh Syaikhul islam adalah pendapat yang benar. Kecuali jika si ibu dan si bapak merelakan untuk disusukan orang lain, hukumnya boleh. Namun jika suami menyuruh: ‘Tidak boleh ada yang menyusuinya kecuali kamu’ maka wajib bagi istri untuk menyusuinya.

Meskipun ada orang lain yang mau menyusuinya atau meskipun si bayi mau mengkonsumsi susu formula. Selama suami menyuruh, ‘Kamu harus menyusui anak ini’ maka hukumnya wajib bagi istri. Karena suami berkewajiban menanggung nafkah, dan status nafkah – seperti yang telah kami jelaskan – merupakan timbal balik dari ikatan suami istri dan persusuan.” (asy-Syarhul Mumthi’, 13/517)

9. Pahala Melakukan Tanggung Jawab

Kalian semua adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadap bawahan yang kalian pimpin.” (HR. Bukhari dan Muslim)

10. Pahala Seperti Memerdekakan Budak

Rasulullah saw bersabda, “Ketika seorang wanita menyusui anaknya, Allah membalas setiap isapan air susu yang diisap anak dengan pahala memerdekakan seorang budak dari keturunan Nabi Ismail, dan manakala wanita itu selesai menyusui anaknya malaikat pun meletakkan tangannya ke atas sisi wanita itu seraya berkata, ‘Mulailah hidup dari baru, karena Allah telah mengampuni semua dosa-dosamu.’”

11. Pahala Amal Jariyah Ketika Anaknya Sholeh

Dalam sebuah hadits Rasulullah Saw, disebutkan bahwa “Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal: Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang sholeh

12. Pahala Mengajarkan Kebaikan

Siapa menyeru kepada petunjuk, ia mendapatkan pahalanya seperti pahala yang diperoleh orang yang mengikutinya tanpa dikurangi sedikitpun dari pahala mereka. Dan siapa yang menyeru kepada kesesatan, ia mendapatkan dosa seperti dosa yang didapatkan pengikutnya tanpa dikurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka.” (HR. Muslim)

13. Kebaikan di Akherat

Sesungguhnya Allah mengangkat derajat seoang hamba sholeh di surga, lalu ia berkata: Wahai Tuhanku, darimana aku dapatkan semua ini? Kemudian Allah menjawab: Dengan sebab istighfar anakmu untuk dirimu.” (HR. Ahmad)

14. Mendapat Derajat Tinggi

Allah mengangkat derajat anak cucu seorang mukmin setara dengannya, meskipun amal perbuatan anak cucunya di bawahnya, agar kedua orangtuanya tenang dan bahagia. Kemudian beliau membaca firman Allah yang artinya, “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan” ( AthThuur : 21) kemudian beliau berkata: dan kami tidak mengurangi dari bapak-bapak mereka apa yang kami berikan kepada anak mereka”

15. Mendapat Kedudukan di Surga

“Mereka yang disebut ini (anak-keturunan), maka Allah akan mengikutsertakan mereka dalam kedudukan orang tua/kakek-buyut mereka di surga walaupun mereka sebenarnya tidak mencapainya (kedudukan anak lebih rendah dari orang tua –pent), sebagai balasan bagi orang tua mereka dan tambahan bagi pahala mereka. akan tetapi dengan hal ini, Allah tidak mengurangi pahala orang tua mereka sedikitpun” Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’diy.

Nah sobat, kewajiban orang tua adalah merawat anaknya dengan cara memberi serta berusaha yang terbaik dalam kondisi apapun, orang tua sudah selayaknya mendahulukan kepentingan anaknya dan memberi rezeki yang halal pada anaknya serta bersabar dalam proses merawat anaknya hingga dewasa sehingga kelak bisa menjadi jalan pahala baginya di dunia dan di akherat, sebab itulah jasa

kedua orang tua amatlah mulia dan pantas jika Allah memberikan pahala yang besar karena orang tua telah begitu banyak berkorban untuk anak anaknya. Jadi sobat, jangan lupa untuk berbakti kepada kedua orang tua dan jangan lupa untuk menjadi orang tua yang baik yang bisa merawat anak secara syariat islam dan menjadi orang tua yang pantas menjadi teladan untuk anaknya.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan dan menambah semangat sobat semua untuk membesarkan serta merawat anak dengan sungguh sungguh sesuai syariat islam, oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.

fbWhatsappTwitterLinkedIn