Hukum Dalam Islam Jika Tidak Mau Memaafkan Orang Lain

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam selalu menganjurkan agar setiap muslim berusaha untuk mewujudkan ukhuwah islamiyah. Allah berfirman,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu perbaikilah hubungan antara kedua saudaramu itu.” (QS. al-Hujurat: 10)

Bahkan Allah ingatkan, diantara nikmat besar yang Allah berikan kepada para sahabat adalah Allah jadikan mereka saling mengasihi, saling mencintai, padahal sebelumnya mereka saling bermusuhan,

وَاذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا

“Ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, kemudian Allah mempersatukan hatimu, lalu jadilah kalian orang-orang yang bersaudara, karena nikmat Allah.” (QS. Ali imran: 103)

Namun adakalanya ketika seseorang banyak berbuat kesalahan atau juga menyebabkan rasa sakit hati maka tentu terkadang pintu maaf sulit untuk dibukakan sebagimana keutamaan ikhlas dalam islam. Padahal dalam islam sendiri dianjurkan untuk saling memaafkan dan meberikan maaf sebagaimana keutamaan memaafkan orang lain . Lalu bagaimanakah islam memandang Jika ada muslim atau muslimah yang Tidak Mau Memaafkan saudaranya. Artikel berikut akan menjabarkan mengenai Hukum Dalam Islam Jika Tidak Mau Memaafkan Orang lain.

Hukum Dalam Islam Jika Tidak Mau Memaafkan

Melupakan sekaligus memaafkan  kesalahan orang lain termasuk  perbuatan yang sangat berat. Seolah-olah pekerjaan memindahkan sebuah gunung  dan  bukit. Apalagi luka yang mereka ukir  di dalam sanubari kita  begitu dalam dan lebar. Sepertinya  mudah di ucapkan tapi tidak semua orang mampu melakukan dengan ikhlas sebgaimana cara membuat hati tenang dan ikhlas .

Namun kita tetap di tuntut untuk memaafkannya,  terlebih  ketika dia sudah meminta maaf kepada kita . Mengapa demikian?  Bukankah kita  ketika berbuat salah juga ingin dimaafkan? Karena itu maafkanlah dia .

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah  bersabda :

“Barangsiapa yang didatangi  saudaranya yang hendak meminta maaf ,hendaklah memaafkannya,apakah ia berada dipihak  yang benar ataukah yang salah, apabila tidak melakukan hal  tersebut (memaafkan) , niscaya tidak akan mendatangi telagaku (di akhirat) (HR Al-Hakim)

“Barangsiapa memaafkan saat dia mampu membalas maka Allah memberinya maaf pada hari kesulitan (HR Ath-Thabrani)

“Barangsiapa senang  melihat bangunannya  dimuliakan, derjatnya di tingkatkan , maka hendaklah dia mengampuni  orang yang bersalah kepadanya, dan menyambung (menghubungi) orang yang pernah  memutuskan hubungannya dengan dia “ (HR Al-Hakim)

“Jika hari kiamat tiba , terdengarlah suara panggilan, “Manakah  orang-orang yang suka mengampuni dosa  sesama manusianya?” Datanglah kamu kepada Tuhan-mu dan terimalah pahala-pahalamu .Dan menjadi hak setiap muslim  jika ia memaafkan kesalahan orang lain untuk masuk surga.” (HR  Adh-Dhahak dari ibnu Abbas Ra)

Fudail bin Iyad berkata : “Jiwa kesatria ialah  memafkan kesalahan-kesalahan saudaranya.”

Anas RA berkata  : “Ketika Rasulullah shalallahu Alaihi Wassallam  duduk diantara kami, tiba-tiba ia tersenyum  sehingga nampak gigi serinya ,maka umar bertanya :

”Apakah yang menyebabkan  tertawamu  Ya Rasulullah ?”

jawab beliau  :”Ada dua orang  berlutut  di hadapan Tuhan Rabbul Izzati. Lalu yang satu berkata :”Aku menuntut hakku yang dianiaya oleh kawanku itu.”

Maka Allah menyuruh orang yang menganiaya :”Kembalikan haknya” .

Orang itu menjawab :”Tiada sesuatupun hasanahku  (kebaikanku)”.

Maka berkatalah orang yang menuntut itu :”Suruhlah ia menanggung dosaku”

عليه ومديت يدى دفيتة فدعا على ياشيخ انا طلبت منه السماح ولكن لا يريد ان اكلمه اويرانى ووجهت له عن طريق اناس مقربين له انى اريد السماح منك ويدى ممدودة اليك فى اى وقت وهو رافض ولا يريد ان يرانى ماذا افعل وهل انتهى بهذا الفعل

Pertanyaan, “Aku telah berbuat salah kepada seseorang karena dia menggunjingku, merendahkan dan hasad kepadaku. Aku lantas melabraknya dan mengata-ngatainya dengan suara keras bahkan memukulnya. Akhirnya dia mendoakanku dengan doa kejelekan. Kemudian aku meminta maaf kepadanya namun dia tidak ingin bicara dan melihat diriku. Aku lantas meminta bantuan orang-orang yang dekat dengannya untuk menyampaikan keinginanku meminta maaf kepadanya. Tanganku terulur di waktu kapan pun namun dia tetap menolak dan tidak ingin melihat diriku. Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku tidak berdosa setelah melakukan upaya-upaya di atas?

الإجابه:
ما دمت انك تبذل جهدك في المصالحة والوفاق فأنت مأجور إن شاء الله وهو الآثم والله أعلم

Syeikh Abdul Muhsin al Ubaikan, “Jika anda telah mengerahkan berbagai daya upaya untuk berdamai dengannya maka anda insya Allah mendapat pahala sedangkan dialah yang malah berdosa”.

Apabila seorang muslim sudah berusaha untuk memperbaiki hubungan dengan kawannya semaksimal yang bisa dia lakukan, namun kawannya tidak mau memaafkan, InsyaAllah dia tidak termasuk yang mendapat ancaman ditangguhkan pengampunannya sebagaimana tips bersahabat dalam islam .

Az-Zarqani dalam penjelasanya untuk al-Muwaththo’ menukil perkataan Ibnu Ruslan,

ويظهر أنه لو صالح أحدهما الآخر فلم يقبل غفر للمصالح

“Yang bisa kita simpulkan, apabila salah satunya berusaha berdamai dengan yang lain tapi perdamaian itu tidak diterima, maka orang yang berusaha berdamai tersebut diampuni. (Syarh az-Zarqani ‘ala al-Muwaththo’, 4/335).

Nabi Muhammad Shalallahu bersabda kepada Uqbah  ;

Ya Uqbah  maukah engkau kuberitahukan  tentang akhlak penghuni dunia akhirat yang paling utama? “Apa itu Ya Rasulullah? . “Yaitu  menghubungi orang yang memutuskan hubungan denganmu, memberi orang yang menahan pemberiannya  kepadamu, memaafkan orang-orang yang pernah menganiayamu “ (HR Al-Hakim dari Uqbah bin Amir Al-Juhani )

Dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin Allah mengampunimu? Dan Allah adalah maha pengampun lagi maha penyayang”. (QS An-Nuur :22).

Secara garis besar, hadist hadist diatas menjelaskan secara gamblang dan jelas serta tegas bahwa memberikan maaf kepada orang lain merupakan sebuah kewajiban sebgaimana menjaga hati dalam islam . Hal ini sesuai dengan nilai nilai islam yang menegaskan untuk selalu membangun ukhuwah islamiyah dan persaudaraan. Sikap tidak mau memafkaan tentu akan secara langsung memantik api permusuhan dan pertikaian menjadi semakin lebar.

Padahal dari pihak lain yang berkonflik sudah menunjukkan adanya ikhtikad baik untuk meminta maaf terlebih dahulu. Maka sehaarusnya pihak lainnya bersikap bebesar hati dengan memberikan maaf. Meskipun sulit dan perbuatan yang dilakukan terlanjur membuat sakit hati, namun tetap harus memberikan maaf apalagi ketika orang tersebut sudha meminta maaf. Bukankah Allah SWT sendiri merupakan maha pemaaf, lalu mengapa manusia begitu arogan dengan bersikap tidak memberi maaf.

Itulah tadi, Hukum Dalam Islam Jika Tidak Mau Memaafkan orang lain. Semoga dapat menjadi referensi dan tambahan pengetahuan bagi anda, serta semoga artikel ini dapat bermanfaat.

 

fbWhatsappTwitterLinkedIn