Dalam kehidupan rumah tangga, tentunya ada konflik yang kerap terjadi antar suami dan istri. Hal tersebut merupakan ujian dalam pernikahan.
Khususnya untuk para suami, yang terkadang berpikir bahwa ia adalah kepala rumah tangga dan ia bebas mengatur sesukanya. Di kondisi yang sedang sama-sama emosi ini sebaiknya sebagai istri perlu meredakan amarah suami.
Lantas bagaimana seorang istri menghadapi suami yang pemarah dan egois? Simak ayat QS. Al-Baqarah ayat 228 berikut ini:
“Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf. Tetapi para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan dari istrinya.” (QS. Al-Baqarah: 228)
Sebenarnya sebagai istri, jangan sampai tersulut dengan api kemarahan suami. Karena hal tersebut hanya akan membuat keadaan semakin memburuk.
Islam melarang pertengkaran dalam rumah tangga bahkan sampai diam-diaman berhari-hari. Harus ada komunikasi antar keduanya agar menemukan solusi yang terbaik. Jika Anda telah sabar dalam menghadapi suami yang pemarah dalam Islam, ingat ayat berikut bahwa:
“Dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Yusuf: 90)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az-Zumar: 39)
Juga firman-Nya:
“Maka bersabarlah; sesungguhnya kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Hud: 49)
Dari Siti Aisyah istri Rasulullah SAW pernah menceritakan bahwa Hindun istri Abu Sofyan berkata kepada Rasulullah SAW, sungguh Abu Sofyan adalah orang yang egois, kikir, dan juga batil. Abu Sofyan tidak memberikan Hindun belanja yang cukup untuk istri dan anaknya.
Sehingga Hindun mengambil uang sang suami tanpa izin. Kemudian Rasulullah SAW bersabda “Boleh mengambil uang suami, asal yang wajar, demi mencukupi kebutuhan belanja istri dan anak-anaknya.” Hukum istri mengambil uang suami dalam Islam jangan mengambil begitu saja, akan lebih baik bila diceritakan kepada suami dengan sikap terbuka. Kita sebagai umat muslim harus meneledani cara ala Rasulullah agar menjadi suami dambaan Istri.
Untuk lebih mengetahui cara menghadapi suami pemarah dalam Islam. Simak poin-poinnya berikut ini:
- Memberi Jeda Waktu
Memberikan jeda waktu sejenak kepada suami apabila dia sedang marah. Hal itu merupakan keputusan yang tepat. Pada saat itu, istri menarik diri untuk tidak terlalu banyak bertanya yang nantinya hanya akan membuat suami makin emosi.
Ada kalanya, sang istri bisa memberikan jeda waktu sejenak kepada suami untuk menjernihkan pikirannya dulu. Apabila dirasa sang suami sudah lebih baik, Anda bisa berbicara lembut kepada suami.
- Jangan Ikut Tersulut Amarah
Ketika suami sedang marah, entah marah terhadap Anda sebagai istri atau suami sedang ada masalah dalam pekerjaannya, usahakan Anda jangan ikut emosi terhadap suami. Sebaiknya salah satu pihak bisa lebih tenang, yakni Anda bisa lebih sabar dan tidak terbawa emosi.
Karena bagaimanapun amarah jangan di balas dengan amarah, hal tersebut hanya akan membuat runyam nantinya. Tenang dan bijak agar amarah suami lebih mereda. Simak hukum istri berbicara kasar kepada suami.
- Beri Pasangan Waktu untuk Sendiri
Terkadang ketika suami sedang dalam masalah, sebenarnya hal yang dibutuhkannya adalah waktu untuk sendiri. Biasanya laki-laki cenderung menghadapi masalah mereka sendiri.
Namun, tetap Anda perlu berbicara dengannya setelah suami jauh lebih tenang dan beri ruang baginya untuk sendiri. Berilah kepercayaan kepadanya bahwa ia bisa menyelesaikan dan meredakan amarahnya. Simak hal yang boleh disembunyikan dalam Islam.
- Menjadi Pendengar yang Baik
Poin keempat ini adalah, mungkin semua orang dapat pandai dalam bercerita namun tidak semua pandai untuk menjadi pendengar yang baik. Memahami dan mendengarkan cerita permasalahan dari pasangan menjadi hal yang dibutuhkan ketika suami dalam suasana hati yang buruk.
Mendengarkan keluh kesahnya terkadang menjadi hal yang lebih baik, dibandingkan terus memberikan saran kepadanya. Berikan rasa nyaman kepada suami agar ia mencurahkan segala keluh kesahnya dan menjadi pendengar yang baik agar suasana hati sang suami menjadi lebih baik.
- Hindari Memberikan Banyak Masukan
Kenapa memberi masukan salah? Sebenarnya bukannya salah, namun beberapa orang terkadang tidak semua menyukai banyak masukan. Kembali lagi ke poin keempat, terkadang beberapa orang hanya ingin didengar.
Bagaimanapun laki-laki akan merasa dihargai bila diberikan rasa percaya bahwa ia bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Alangkah baiknya sebagai istri, Anda bisa banyak mendengarkannya terlebih dahulu, lalu kemudian mencoba memberi saran tanpa memaksanya untuk melakukan solusi dari Anda. Simak hukum istri mendiamkan suami.
Demikianlah informasi cara menghadapi suami pemarah dalam Islam. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat bagi setiap pasangan agar dapat sabar, tenang, dan bijak ketika suami sedang marah. Walau bagaimanapun sebagai istri harus menghormati sang suami.