Makna Surat Ali Imran ayat 139-141

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Islam adalah agama universal, dimana kebaikan yang dibawanya akan selalu sesuai di segala tempat dan segala zaman. Salah satu ajaran islam yang harus selalu diamalkan oleh penganutnya adalah untuk selalu percaya diri dan tidak mudah untuk menyerah yang berujung keputusasaan.

Dalam al-Qur’an sendiri sering menyeru kepada pembacanya untuk terus berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu mendorong untuk percaya diri agar menggapai ridha Allah SWT.

Seperti yang tercantum dalam QS. Ali Imran ayat 139-141:

وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ

Artinya: “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”

Ayat di atas mengajarkan untuk tidak mudah menyerah meskipun kegagalan datang silih berganti. Jika kegagalan itu sampai menghilangkan apa yang kita sayangi, maka tidak perlu larut dalam kesedihan karena setiap yang pergi pasti akan ada penggantinya.

Dan jangan lupa, tujuan dalam berjuang di jalan Allah itu tidak mencari kemewahan dunia atau tersohornya nama, tetapi tujuan utamanya adalah ridha dari Allah SWT.

إِن يَمْسَسْكُمْ قَرْحٌ فَقَدْ مَسَّ ٱلْقَوْمَ قَرْحٌ مِّثْلُهُۥ ۚ وَتِلْكَ ٱلْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعْلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَتَّخِذَ مِنكُمْ شُهَدَآءَ ۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: “Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim”

Hikmah dari ayat di atas adalah umat Islam tidak boleh menyerah dalam berdakwah atau berjihad meskipun mendapat cobaan yang mengalangi dalam berdakwah. Jika kaum kafir kalah dalam perang badar masih terus berperang dalam perang uhud, seharusnya kaum muslim tidak putus asa dalam kekalahan di perang uhud.

Hikmah selanjutnya adalah bahwa mereka yang terbunuh saat menjalankan perintah Allah, maka dia dihukumi sebagai orang yang mati syahid, seperti halnya mereka yang terbunuh saat perang badar dan perang uhud.

وَلِيُمَحِّصَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَيَمْحَقَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya: “Dan kekalahan ini yang terjadi pada Perang Uhud merupakan ujian dan penyucian diri bagi kaum mukminin,dan pembersihan bagi mereka dari orang-orang munafik dan sebagai kebinasaan bagi orang-orang kafir”

Kemenangan dan kekalahan yang datang silih berganti datang bertujuan untuk membersihkan kotoran hati pada diri seorang mukmin yang masih rentan imannya, ketika hati mereka sudah bersih, mereka akan berjuang dengan hati yang ikhlas dan murni mengharap ridhaNya.

Kemenangan dan kekalahan bagi golongan munafik adalah pembersihan, maksudnya adalah kemenangan dan kekalahan akan menunjukkan wajah asli mereka, sehingga mereka seolah menampakkan diri dengan kemunafikannya. Sehingga kaum muslimin yang benar-benar lurus akan menghindari golongan munafik ini.

Sedangkan untuk kaum kafir, kemenangan dan kekalahan merupakan kerugian yang tidak ada penebusnya. Karena bagi mereka kemenangan terhadap orang muslim tidak berarti apa-apa, sedangkan kekalahannya merupakan kebinasaan yang nyata.

Itulah tiga ayat yang dapat menggerakkan hati kita sebagai kaum muslimin untuk selalu berjuang di jalan Allah. Jika dulu bagian dari perjuangan adalah mengangkat pedang, untuk sekarang perjuangan berganti dengan menebar perdamaian, sikap toleran dan menularkan kebaikan.

fbWhatsappTwitterLinkedIn