tauhid Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/tauhid Fri, 13 May 2022 02:41:08 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=6.8.1 https://dalamislam.com/wp-content/uploads/2020/01/cropped-dalamislam-co-32x32.png tauhid Archives - DalamIslam.com https://dalamislam.com/tag/tauhid 32 32 Hukum Percaya Primbon yang Harus Anda Tau! https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/hukum-percaya-primbon Fri, 13 May 2022 02:41:06 +0000 https://dalamislam.com/?p=10252 Primbon sebagai budaya khususnya masyarakat Jawa adalah hal gaib mengenai kepercayaan apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan kata lain adalah bahwa primbon adalah ramalan. Masih ada beberapa kelompok yang mengaku bisa membaca masa depan seseorang dengan ramalan primbon. Primbon yang biasa disebut dengan ‘ilmu slamet’ banyak mengadopsi nilai-nilai Islam dengan unsur Hindu dan […]

The post Hukum Percaya Primbon yang Harus Anda Tau! appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Primbon sebagai budaya khususnya masyarakat Jawa adalah hal gaib mengenai kepercayaan apa yang akan terjadi di masa depan. Dengan kata lain adalah bahwa primbon adalah ramalan. Masih ada beberapa kelompok yang mengaku bisa membaca masa depan seseorang dengan ramalan primbon.

Primbon yang biasa disebut dengan ‘ilmu slamet’ banyak mengadopsi nilai-nilai Islam dengan unsur Hindu dan Budha yang masih melekat.

Awal mulanya primbon merupakan sebuah catatan-catatan pribadi yang hanya diturunkan dan diwariskan di lingkungan keluarga keraton dan abdi dalem. Primbon sebagai buku yang tersusun secara sistematis baru diterbitkan pada tahun 1930-an dan sejak saat itu primbon sudah bukan lagi sekadar buku turun temurun keluarga, tetapi sudah dijual bebas.

Sejak abad ke-20 primbon mulai dicetak dan disebar luaskan secara bebas. Primbon cetakan tertua berangka tahun 1906 Masehi, diterbaitkan oleh De Bliksem.

Primbon sangat diyakini oleh masyarakat khususnya Jawa karena didasarkan dari kelahiran setiap manusia. Masyarakat Jawa percaya bahwa kelahiran bayi akan sangat dipengaruhi oleh kekuatan alam, bahwa setiap bayi yang lahir ke bumi mengembang watak daari unsur planet-planet dan lingkungan bumi.

Maka dicetuslah hari baik dalam kamus Jawa bagi setiap individu manusia. Dan ada pula hari tidak baik. Hari-hari ini tentunya berbeda satu orang dengan orang lainnya. Dalam primbon Jawa, hari ini ada rumusnya, bukan semata-mata asal-asalan.

Dalam primbon setiap hari dan pasaran memiliki angka (neptu) masing. Hari Minggu memiliki angka 5, hari Senin 4. hari Selasa 3, hari Rabu 7, hari Kamis 8, hari Jumat 6, hari Sabtu 9. Sedangkan untuk pasaran, kliwon memiliki neptu 8, Legi 5, Pahing 9, Pon 7 dan Wage 4.

Gabungan dari hari dan pasaran inni yang kemudian digunakan untuk menghitung dalam mencari hari baik. Biasanya ramalan tersebut berupa pencarian jodoh, tanggal pernikahan, bahkan sampai pada ramalan berumah tangga dan hari kelahiran.

Bagaimana Islam memandang mengenai ramalan primbon ini? Dalam Islam tidak ada istilah mengenai hari buruk dan hari baik. Semua hari adalah sama.

Ketika ada masyarakat yang masih menggunakan primbon sebagai rujukan mencari hari baik maka sah-sah saja selama tidak musyrik dan menyakini dengan berlebihan. Primbon adalah budaya dengan pertimbangan logika dan hal tersebut dianggap tidak masalah.

Selama tidak bertentangan dengan akidah Islam, sebuah budaya tidak harus ditinggalkan. Yang salah adalah ketika menyakini sebuah budaya menjadi keyakinan yang mutlak. Misalnya, ketika mencari hari baik untuk tanggal pernikahan, pemilihan hari adalah sebuah kebebasan bagi etiap individu manusia.

Islam hanya mengajarkan bahwa semua hari baik dan kembali lagi kepada manusianya, apakah akan memandangg hikah dalam sebuah hari itu.

Islam menghargai sebuah budaya selama tidak keluar dari ajaran yang Islam ajarkan. Islam hanya tidak pernah mengajarkan mangenai perpegangan pada waktu tertentu. Islam mengajarkan supaya hari bisa menjadi baik maka ucapkanlah bismillah setiap hari.

Hal ini selaras dengan hadits dari Ibnu Hibban, ” Setiap perbuatan baik yang tidak diawali dengan bismillah adalah terputus.” (HR. Ibn Hibban).

Yang terpenting adalah mengenai sikap yang diambil ketika hendak melakukan ramalan-ramalan bahwa semua dan sesuatu yang terjadi datangnya hanya dari Allah SWT bukan dari pengetahuan yang berada pada ramalan. Yang terpenting adalah mengenai keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT, karena Allah yang mempengaruhi segalanya.

Jika kita menyikapi dengan demikian, maka diperboleh saja melakukan ramalan primbon Jawa.

Semua waktu itu baik asalkan digunakan untuk melakukan kebaikan dan digunakan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi asalnya dari ramalan yang telah digariskan kepada kita adalah kemusyrikan dalam Islam. Berprasangka bahwa semuanya terjadi berkat primbon Jawa, mulai dari perhitungan hingga menyembah primbon dari pada Allah SWT.

Tidak boleh berterimakasih kepada primbon karena ramalan primbon memang benar adanya mengenai hari baik, hal tersebut bisa termasuk ke dalam kemusyrikan dan Islam melarang untuk bersyukur selain kepada Allah SWT.

Dikatakan musyrik jika mengajak orang lain menyembah primbon karena ramalannya dinyatakan benar, padahal kebenaran datangnya hanya dari Allah SWT. Dalam firman Allah yang berbunyi, (QS. Al-Kahf ayat 29)

وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ

Artinya : “Dan katakanlah, kebenaran itu datangnya dari Rabbmu.”

Dalam surah Al-Baqarah ayat 147 berbunyi,

الْحَقُّ مِنْ رَبِّكَ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَ

Artinya : “Kebenaran itu adalah Rabbmu, sebab itu jangan sekali-kali kau termasuk orang-orang yang ragu.”

Abu Hurairah mengutip perkataan dari Rasulullah SAW bersabda,

“Aku (Allah) menurut prasangka hamba kepadaku, bila ia berprasangka baik kepada-Ku maka baginya kebaikan, maka jangan berprasangka kepada Allah kecuali kebaikan.” (HR. Bukhari).

Maka berprasangka baiklah kepada Allah SWT bukan kepada primbon. Dan bijaklah dalam menyikapi mana keyakinan dan hanya sebatas kebudayaan. Melakukan boleh-boleh saja dan sah, jika tidak sampai pada keyakinan dalam spiritual.

Dalam Islam dikatakan sekali lagi bahwa tidak ada hari sial, semua hari adalah baik. Dikatakan sial bagi seorang muslim adalah bila kebaikan yang dilakukan di hari itu tidak bertambah sedikit pun.

The post Hukum Percaya Primbon yang Harus Anda Tau! appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Mengajarkan Ibadah dan Tauhid Sesuai Syari’at Islam pada Anak https://dalamislam.com/hukum-islam/anak/mengajarkan-ibadah-dan-tauhid-sesuai-syariat-islam-pada-anak Wed, 10 Feb 2021 06:35:44 +0000 https://dalamislam.com/?p=9159 “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56) Mengajarkan ibadah dan tauhid sesuai syari’at Islam pada anak merupakan tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh orang tua. Hal ini harus dilakukan sejak dini agar keyakinan atas ke-Esaan Allah SWT menancap dengan kokoh di dalam diri mereka. Bagaimana cara mengajarkan […]

The post Mengajarkan Ibadah dan Tauhid Sesuai Syari’at Islam pada Anak appeared first on DalamIslam.com.

]]>
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan untuk menyembahKu.” (QS. Adz-Dzariyat [51]: 56)

Mengajarkan ibadah dan tauhid sesuai syari’at Islam pada anak merupakan tanggung jawab besar yang harus dilakukan oleh orang tua. Hal ini harus dilakukan sejak dini agar keyakinan atas ke-Esaan Allah SWT menancap dengan kokoh di dalam diri mereka.

Bagaimana cara mengajarkan hal tersebut? Dengan memberikan dalil-dalil yang logis serta argumen rasional yang dapat diambil secara langsung dari realitas kehidupan sehari-hari, baik itu dari rumah, sekolah, dan tempat tinggal.

Agar tujuan tersebut sukses, beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang tua, antara lain:

  • Membekali anak dengan pemahaman Islam yang benar. Tujuannya agar mereka tahu mana yang benar dan mana yang salah sesuai syari’at Islam. Sehingga mereka dapat terhindar dari aliran-aliran yang bisa merusak akidah.
  • Memberi pemahaman pada anak betapa pentingnya akidah Islam dalam kehidupan sehari-hari. Sekaligus akan tiba masanya anak mengajukan pertanyaan seputar keberadaan Allah SWT, dan seluruh alam semesta ini. Orang tua wajib memberi jawaban atas pertanyaan anak. Itulah mengapa orang tua harus memiliki pemahaman agama yang luas. 

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.” (QS. Ali-Imran[3]: 190)

“Yang menciptakan, dan menyempurnakan (perintahNya). Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS. Al-A’la[87]: 2-3)

Berikut manfaat dari mengajarkan ibadah dan tauhid pada anak:

  1. Memperkokoh keyakinan akan ke-Esaan Allah SWT sehingga terhindar dari perbuatan syirik yang dapat merusak akidah.
  2. Meyakini ke-Esaan Allah SWT beserta sifat-sifatNya.
  3. Agar mampu merasakan ketenangan dan keseimbangan diri.
  4. Mendapat kemuliaan.
  5. Mendapat kehormatan diri sebab telah menganut ajaran Islam.
  6. Mampu membentuk kepribadian.
  7. Menciptakan pemahaman yang benar sekaligus rasional.

Seorang anak wajib mengetahui mengapa Allah SWT menciptakannya, mengapa Allah SWT lebih memuliakan manusia dibanding makhluk lainnya.

Orang tua juga wajib memberi tahu anak bahwa orang yang tidak percaya Allah SWT, hidupnya akan sengsara dan gelisah. Ia diciptakan namun ia tidak percaya pada sang penciptaNya.

Ia hidup di dunia namun tidak tahu alasannya hidup. Sehingga bila ia mati, ia mati dengan tidak mengetahui mengapa dirinya mati, dan juga tidak mengetahui apa yang akan terjadi setelah kematian.

Orangtua harus bisa memberikan pemahaman seputar dua kalimat syahadat. Sehingga anak tidak hanya bisa mengucapkan dua kalimat syahadat, namun paham dan mampu memberi penjelasan bila orang terdekatnya bertanya.

  1. Anak mengucapkan kesaksian bahwa, “Tidak ada Tuhan selain Allah SWT.”
  2. Hanya Allah SWT satu-satunya Tuhan yang menciptakan manusia dan seluruh alam semesta, dan tidak ada sekutu bagiNya.
  3. Hanya Allah SWT satu-satunya yang dapat mengangkat langit, menciptakan matahari, bulan, bintang, dan sebagainya.
  4. Hanya Allah SWT satu-satunya Tuhan yang memiliki semua perkara umat manusia.
  5. Anak mengucapkan kesaksian bahwa, “Aku bersaksi bahwa Muhammad SAW adalah utusan Allah SWT.”
  6. Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk mengajarkan agama Islam kepada manusia.
  7. Nabi Muhammad SAW merupakan sebaik-baiknya manusia.
  8. Nabi Muhammad SAW dipilih sebagai Rasul oleh Allah SWT dari kalangan manusia.
  9. Karena kita beriman kepada Nabi Muhammad SAW, maka kita harus mematuhi dan memiliki sopan santun seperti beliau.
  10. Jika kita mencintai Nabi Muhammad SAW, maka kita wajib menaati segala perintah beliau.

The post Mengajarkan Ibadah dan Tauhid Sesuai Syari’at Islam pada Anak appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Hakikat Tasawuf dan Contohnya dalam Islam https://dalamislam.com/dasar-islam/hakikat-tasawuf Mon, 08 Feb 2021 06:18:21 +0000 https://dalamislam.com/?p=9008 Bagi sebagian orang mungkin mendengar kata tasawuf, mungkin sedikit asing. Tapi ketika mendengar pembahasan tentang bagaimana caranya menjaga hati dari iri dan dengki, mungkin sudah biasa. Dari sini kita sudah paham, bahwa sebenarnya kita sudah terbiasa dengan tasawuf. Hanya saja mungkin dalam pembahasan sehari-hari yang terpisah dari kebiasaan hidup kita. Padahal kalau dipelajari lebih dalam […]

The post Hakikat Tasawuf dan Contohnya dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Bagi sebagian orang mungkin mendengar kata tasawuf, mungkin sedikit asing. Tapi ketika mendengar pembahasan tentang bagaimana caranya menjaga hati dari iri dan dengki, mungkin sudah biasa.

Dari sini kita sudah paham, bahwa sebenarnya kita sudah terbiasa dengan tasawuf. Hanya saja mungkin dalam pembahasan sehari-hari yang terpisah dari kebiasaan hidup kita. Padahal kalau dipelajari lebih dalam soal tasawuf ini, ternyata memang salah satu bidang ilmu Islam yang praktis dalam kehidupan.

Sebagai contoh, ketika sedang dirundung masalah, sabar adalah motivasi yang paling sering kita dengar. Hanya saja, maksud dari sabar itu seperti apa, mungkin sampai saat ini kita masih belum bisa mempraktikkannya.

Sebagaimana telah disinggung sebelumnya, tasawuf adalah bidang ilmu yang praktis. Tasawuf sebetulnya tidak perlu terlalu banyak teori, karena memang tergantung pada pengalaman spiritual pribadi.

Banyaknya kitab tasawuf yang ada, sebenarnya adalah gambaran dari pengalaman spiritual para ulama ketika mengarangnya. Disusun menjadi suatu kitab, karena para ulama merasa perlu dan bertanggung jawab untuk membawa umat Islam agar bisa menikmati cita rasa ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.

Kita coba ambil sebagai contoh, ketika kita menghadapi masalah tertentu, kebanyakan orang terdekat kita akan mengatakan bahwa hidup manusia sudah diatur sejak pertama kali Allah meniupkan ruh kita di dalam rahim ibu kita. Di sana sudah dirinci tentang rezeki kita, jodoh, ajal, musibah, dan segala macam jalan tempuh yang kita pilih. Apa yang sudah terjadi hari ini, kita hanya perlu ridha menerima ketentuan Allah saja.

Nasehat itu benar adanya. Tapi karena yang menerima nasehat belum mengalami pengalaman spiritual yang sedemikian kadarnya, bisa jadi ia merasa gundah gulana seperti orang yang paling menderita di muka bumi.

Maka, penting bagi kita untuk mulai melakukan pelatihan diri secara lahir batin untuk kebaikan hidup kita sendiri.

Kadangkala karena keterbatasan ilmu yang kita miliki, kita hanya menganggap bahwa ibadah itu yang nampak saja, seperti shalat, zakat, haji, bersedekah, berbakti pada orang tua, berbuat baik pada tetangga, berdzikir mengingat Allah, dan sebagainya. Yang disebutkan barusan sebenarnya adalah ibadah fisik, yakni ibadah yang kita lakukan dengan anggota tubuh kita.

Lalu ibadah hati itu yang mana?

Ibadah hati itu diantaranya adalah senantiasa menggantungkan segala urusan kepada Allah saja. Ketika kita ditimpa musibah, lepaskan hati kita dari perasaan beban, dan yakini dalam hati bahwa Allah menyayangi kita.

Kalau diumpamakan dengan orang tua kepada anaknya, mungkin seperti ini: seorang anak di usia 10 tahun tidak mau shalat, maka dipukullah anak itu. Dipukulnya anak itu bukan karena benci, tapi karena sayang, sebab untuk apa lagi hidup kita kalau bukan untuk Allah saja?

Demikian halnya ketika ada sesuatu yang tidak menyenangkan datang kepada kita. Mungkin kita tak senang, seperti anak dipukul bapaknya. Tapi Allah Maha Tahu mengapa sesuatu yang tidak menyenangkan itu harus datang kepada kita, sebagaimana alasan bapak memukul anaknya.

Contoh lain yang lebih terasa mungkin adalah shalat fardhu 5 waktu. Shalatnya kita berupa ucapan lisan dan gerakan fisik. Inilah amalan fisik atau amalan lahir. Sedangkan hadir dan sadarnya hati ketika shalat, memahami betul ucapan kita saat shalat, itulah amalan hatinya.

Kalau kita shalat berjamaah di masjid misalnya, berangkatnya kita dari rumah adalah amalan fisik. Tapi hati kita yang terpanggil dan bergegas memenuhi panggilan Allah dan tidak mengharapkan perkataan manusia sedikit pun—entah baik ataupun buruk—adalah amalan hati.

Kita sedekah sampai 1 juta rupiah kepada tunawisma yang berada di pasar. Di sana ada orang banyak tentunya. Sedekah itu amalan fisiknya. Mau disembunyikan atau tidak ada keutamaannya masing-masing. Tapi hati kita yang hanya mengharap ridha Allah adalah amalan bagi hati kita.

Karena sudah mengetahui hakikat dari tasawuf itu untuk apa, segeralah beramal dengan cita rasa hati yang berharap pada Allah. Tinggalkan juga segala macam keharaman karena takut pada-Nya. Dengan begitu, harapannya hati kita menjadi hati yang tenang, ridha pada Allah dan diridhai Allah. Sebagaimana firman Allah:

 أَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ

“Wahai jiwa yang tenang!” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 27)

ارْجِعِىٓ إِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً

“Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 28)

فَادْخُلِى فِى عِبٰدِى

“Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 29)

وَادْخُلِى جَنَّتِى

“dan masuklah ke dalam surga-Ku.” (QS. Al-Fajr 89: Ayat 30)

The post Hakikat Tasawuf dan Contohnya dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Cara Beriman Kepada Rasul dan Dalilnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/cara-beriman-kepada-rasul Wed, 14 Aug 2019 07:42:02 +0000 https://dalamislam.com/?p=7545 Beriman kepaa rasul adalah rukun iman yang keempat dalam Islam. Sebagai muslim yang taat, kita wajib melakukan berbagai perbuatan yang menunjukkan keimanan kita kepada rasul. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah beberapa cara beriman kepada rasul yang perlu diketahui: 1. Percaya bahwa rasul adalah utusan Allah Hal pertama yang harus kita lakukan adalah percaya […]

The post 8 Cara Beriman Kepada Rasul dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Beriman kepaa rasul adalah rukun iman yang keempat dalam Islam. Sebagai muslim yang taat, kita wajib melakukan berbagai perbuatan yang menunjukkan keimanan kita kepada rasul. Untuk lebih mudah memahaminya, berikut ini adalah beberapa cara beriman kepada rasul yang perlu diketahui:

1. Percaya bahwa rasul adalah utusan Allah

Hal pertama yang harus kita lakukan adalah percaya bahwa rasul adalah manusia pilihan Allah yang diutus untuk keselamatan manusia. Allah berfirman,

كُلٌّ ءَامَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِّن رُّسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا

Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan Rasul-rasul-Nya (mereka mengatakan):’ Kita tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang  lain) dan rasul-rasul-Nya’, dan mereka mengatakan “Kami dengar dan kami taat…” (QS. Al Baqarah: 285)

2. Percaya pada ajaran yang dibawa

Keimanan kepada rasul juga dapat ditunjukkan dengan percaya bahwa ajaran yang dibawa adalah agama Allah. Maka dari itu, kita wajib menerima segala ajaran rasul tanpa memilah-milahnya lagi.

Allah Ta’ala berfirman,

شَرَعَ لَكُم مِّنَ الدِّينِ مَاوَصَّى بِهِ نُوحًا وَالَّذِي أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَاوَصَّيْنَا بِهِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى وَعِيسَى أَنْ أَقِيمُوا الدِّينَ وَلاَتَتَفَرَّقُوا فِيهِ

Dia telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu : Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya…. ”(QS. Asy Syuuraa:13)

Baca juga:

يَآأَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَاتَعْمَلُونَ عَلِيمٌ {51} وَإِنَّ هَذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاتَّقُونَ {52}

Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shaleh. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku” (QS. Al Mu’minun:51-52)

3. Percaya pada semua rasul

Kita diwajibkan percaya pada rasul yang telah diketahui namanya maupun yang tidak kita ketahui namanya karena memang jumlah nabi dan rasul hanya Allah yang mengetahui pastinya. Allah berfirman,

Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلاً مِّن قَبْلِكَ مِنْهُم مَّن قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُم مَّن لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

Dan sesungguhnya telah Kami utus bebrapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu” (QS. Al Mukmin:78)

4. Berdoa seperti doa para nabi

Dalam Al Quran, telah banyak diketahui beberapa doa para nabi dalam menghadapi setiap kesulitan. Maka dari itu, kita juga sebaiknya berdoa pada Allah dengan menggunakan doa layaknya doa para nabi.

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ: أَنَّ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ يَدْعُو بِهَا وَأُرِيْدُ أَنْ أَخْتَبِئَ دَعْوَتِيْ شَفَاعَةً ِلأُمَّتِيْ فِي اْلآخِرَةِ (رواه البخاري و مسلم)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu (dia berkata), “Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Setiap Nabi memiliki do’a yang mustajab yang dia berdo’a dengan do’a yang mustajab itu, maka aku ingin menyimpan do’aku sebagai syafa’at untuk umatku di akherat.” [HSR. Bukhari (6304 –dan ini lafazhnya- dan 7474) dan Muslim (198 & 199)].

Baca juga:

5. Selalu bershalawat

Orang yang beriman pada rasul akan menunjukkan kecintaannya pada rasul dengan selalu bershalawat. Hal ini juga disebutkan Allah dalam firmanNya,

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

“Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.” [Al-Ahzaab: 56]

6. Meneladani akhlak para rasul

Tanda keimanan seseorang pada rasul juga meneladani akhlak para rasul. Rasul bersabda,

نما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق

”Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang sholeh”. (HR: Bukhari dalam shahih Bukhari kitab adab, Baihaqi dalam kitab syu’bil Iman dan Hakim).

7. Memperbanyak amalan

لَمْ يَكُنِ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُومُ شَهْرًا أَكْثَرَ مِنْ شَعْبَانَ، فَإِنَّهُ كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ ؛ وَكَانَ يَقُولُ: خُذُوا مِنَ العَمَلِ مَا تُطِيقُونَ، فَإِنَّ اللَّهَ لاَ يَمَلُّ حَتَّى تَمَلُّوا ؛ وَأَحَبُّ الصَّلاَةِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا دُووِمَ عَلَيْهِ وَإِنْ قَلَّتْ، وَكَانَ إِذَا صَلَّى صَلاَةً دَاوَمَ عَلَيْهَا

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah melaksanakan puasa yang lebih banyak dalam sebulan melebihi puasa beliau di bulan Sya’ban. Beliau melaksanakan puasa bulan Sya’ban seluruhnya. Beliau bersabda, “Lakukanlah amal-amal yang kalian sanggup melaksanakannya, karena Allah tidak akan bosan (dalam memberikan pahala) sampai kalian yang lebih dahulu bosan (dari mengerjakan amal).” Dan salat yang paling Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam cintai adalah salat yang dijaga kesinambungannya sekalipun sedikit. Dan bila beliau sudah terbiasa melaksanakan salat (sunah), Beliau menjaga kesinambungannya.” (HR. Bukhari no. 1970 dan Muslim no. 741)

Baca juga:

8. Rajin membaca Al Quran

Rasul juga sangat menyukai orang yang rajin membaca Al Quran. Selain sebagai bentuk keimanan kepada rasul juga menjadi pahala.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رضى الله عنه قَالَ : تَعَلَّمُوا هَذَا الْقُرْآنَ ، فَإِنَّكُمْ تُؤْجَرُونَ بِتِلاَوَتِهِ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرَ حَسَنَاتٍ ، أَمَا إِنِّى لاَ أَقُولُ بِ الم وَلَكِنْ بِأَلِفٍ وَلاَمٍ وَمِيمٍ بِكُلِّ حَرْفٍ عَشْرُ حَسَنَاتٍ.

“Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pelajarilah Al Quran ini, karena sesungguhnya kalian diganjar dengan membacanya setiap hurufnya 10 kebaikan, aku tidak mengatakan itu untuk الم , akan tetapi untuk untuk Alif, Laam, Miim, setiap hurufnya sepuluh kebaikan.” (Atsar riwayat Ad Darimy dan disebutkan di dalam kitab Silsilat Al Ahadits Ash Shahihah, no. 660).

Itulah cara beriman kepada rasul yang bisa kita wujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang lebih beriman kepada Allah dan para rasul. Aamiin

The post 8 Cara Beriman Kepada Rasul dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Cara Belajar Tauhid yang Baik dan Benar Menurut Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/cara-belajar-tauhid Sat, 10 Aug 2019 03:23:15 +0000 https://dalamislam.com/?p=7633 Orang yang beriman kepada Allah tentu akan terus belajar ilmu agama Islam agar keimanannya kian bertambah. Ilmu tentang Islam memang luas, meski demikian setidaknya kita memahami dasarnya yakni ilmu tauhid Islam. Ilmu tauhid berkenaan dengan keesaan Allah sebagai satu-satunya yang wajib disembah. Allah Ta’ala berfirman, وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ “Aku tidaklah menciptakan jin dan […]

The post Cara Belajar Tauhid yang Baik dan Benar Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Orang yang beriman kepada Allah tentu akan terus belajar ilmu agama Islam agar keimanannya kian bertambah. Ilmu tentang Islam memang luas, meski demikian setidaknya kita memahami dasarnya yakni ilmu tauhid Islam. Ilmu tauhid berkenaan dengan keesaan Allah sebagai satu-satunya yang wajib disembah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

“Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariyaat [51] : 56)

Menuntut ilmu agama Islam memberikan manfaat yang luar biasa untuk kehidupan dunia dan akhirat. Diantaranya, seseorang yang senantiasa belajar agama Islam akan bertambah wawasan dan keimanannya, serta Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)

Bagi Anda yang merasa kesulitan untuk mempelajari ilmu tauhid, tidak perlu khawatir! Karena di sini Anda akan menemukan cara yang mudah untuk belajar tauhid. Simak selengkapnya berikut ini.

Belajar Ilmu Tauhid dari Orang Tua

Orang tua merupakan keluarga pertama yang dimiliki oleh seorang anak sejak lahir. Dari kedua orang tuanyalah, seorang anak dapat tumbuh kembang dan memahami satu per satu hal yang ada di dalam kehidupan ini. Dan dari orang tuanya pula, seorang anak memiliki keyakinan penuh akan suatu agama.

Oleh sebab itu, bersyukurlah untuk Anda yang menganut agama Islam sejak lahir. Sebab Islam adalah agama yang mulia.

Allah Ta’ala berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ ۗ وَمَا اخْتَلَفَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِن بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ ۗ وَمَن يَكْفُرْ بِآيَاتِ اللَّهِ فَإِنَّ اللَّهَ سَرِيعُ الْحِسَابِ

“Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Al-Kitab, kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barangsiapa yang ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sesungguhnya Allah sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS. Ali ‘Imran : 19)

Salah satu keutamaan orang tua dalam Islam muncul ketika mereka mengajarkan ilmu tauhid kepada anaknya. Sebab orang tualah yang paling memahami keadaan anaknya dan bagaimana untuk mengajarkannya dari cara yang paling sederhana. Sehingga ia memiliki bekal keyakinan sebelum memasuki dunia pendidikan formal di luar lingkungannya.

Mempelajari Ilmu Tauhid Melalui Lembaga Pendidikan

Lembaga pendidikan agama Islam telah menjamur di tanah air. Lembaga pendidikan berbasis Islam sudah ada sejak Kelompok Bermain (KB) atau PAUD, TK, SD, SMP, SMA hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta. Kita tentu dapat mengetahui mana yang benar-benar berkualitas dan tidak jika dilihat dari akreditasi, kompetensi, prestasi dan tampilannya.

Tujuan pendidikan Islam tidak lain ialah untuk menanamkan nilai-nilai keIslaman sejak dini agar menjadi kebiasaan dan karakter dalam diri seorang anak. Termasuk di dalamnya ada ilmu tauhid sebagai pondasi Islam yang kokoh.

Para tenaga pendidik tentu mengetahui benar bagaimana cara mengajarkan macam-macam ilmu tauhid kepada muridnya dengan metode yang menyenangkan dan mudah dipahami.

Selain lembaga pendidikan formal, belajar ilmu tauhid dapat dilakukan melalui lembaga pendidikan non formal. Seperti pesantren, madrasah, TPQ atau sebagainya. Kelebihan pesantren sebagai sebuah pendidikan terletak pada durasi dan intensifitas pengajarannya.

Jadi, itulah beberapa cara belajar tauhid yang direkomendasikan untuk Anda. Semoga mampu memperkuat niat Anda untuk lebih dekat pada Islam dengan mempelajari ilmu tauhid.

The post Cara Belajar Tauhid yang Baik dan Benar Menurut Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ciri Ciri Beriman Kepada Allah dengan Sungguh-sungguh https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/ciri-ciri-beriman-kepada-allah Sat, 10 Aug 2019 03:04:45 +0000 https://dalamislam.com/?p=7632 Allah merupakan Sang Pencipta alam semesta yang wajib kita sembah. Hanya Allah yang harus diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya. Beriman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama dan wajib hukumnya untuk kita laksanakan. Sikap dan perilaku orang beriman tentu berbeda dengan sikap dan perilaku orang yang tidak beriman. Iman kepada Allah tidak hanya dibuktikan secara […]

The post Ciri Ciri Beriman Kepada Allah dengan Sungguh-sungguh appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Allah merupakan Sang Pencipta alam semesta yang wajib kita sembah. Hanya Allah yang harus diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya. Beriman kepada Allah adalah rukun iman yang pertama dan wajib hukumnya untuk kita laksanakan.

Sikap dan perilaku orang beriman tentu berbeda dengan sikap dan perilaku orang yang tidak beriman. Iman kepada Allah tidak hanya dibuktikan secara lisan dan hati saja, tetapi juga harus dicerminkan melalui perbuatan di kehidupan sehari-hari.

Berikut ini ciri ciri orang beriman kepada Allah yang wajib kita aplikasikan dalam kehidupan.

Adanya Rasa Takut Kepada Allah

Orang yang beriman pasti memiliki rasa takut di dalam hatinya ketika mendengar nama Allah. Rasa takut terhadap Allah tersebut muncul sebagai bentuk rasa cinta dan pengagungan terhadap-Nya.

Allah Ta’ala berfirman

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ ٱلَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ ٱللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ

Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka” (QS. Al-Anfal : 2)

Manfaat beriman kepada Allah swt dari timbulnya rasa takut tersebut ialah terhindar dari perbuatan maksiat yang menyebabkan dosa. Sebagai contoh, seseorang yang hendak melakukan kemaksiatan, kemudian mendengar nama Allah disebutkan oleh seseorang dengan berkata, “ingatlah Allah bahwa yang akan engkau lakukan ini merupakan hal yang dilarang-Nya.”. Kemudian timbul rasa takut dan dia pun mengurungkan niat buruknya untuk bermaksiat.

Terenyuh Saat Mendengar Bacaan Al Qur’an

Al Qur’an adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala yang diturunkan melalui Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam. Kalimat-kalimat yang dirangkai dalam Al Qur’an merupakan kalimat indah yang tidak ada duanya di dunia ini. Kisah terdahulu dan pesan dari Allah di dalamnya adalah petunjuk terbaik yang Allah turunkan untuk umat-Nya.

Ciri orang yang beriman kepada Allah ialah ia akan merasa terenyuh saat mendengar bacaan Al Qur’an di dekatnya. Terenyuh di sini ialah tersentuh, timbul kesadaran dan bertambahlah keimanannya terhadap Allah. Sebagaimana firman Allah di bawah ini.

وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتُهُۥ زَادَتْهُمْ إِيمَٰنًا

dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya)” (QS. Al-Anfal : 2)

Oleh sebab itu, mereka yang senantiasa menjaga hubungannya dengan Al Qur’an dan mengetahui cara menjaga hafalan Al Quran, insya Allah dijauhkan dari niat bermaksiat maupun para pelaku maksiat.

Bertakwa Hanya Kepada Allah

Takwa adalah kepercayaan penuh kepada Allah, membenarkan-Nya dan takut hanya kepada-Nya. Hukum bertakwa kepada Allah swt ialah wajib. Orang yang beriman tentu bertakwa hanya kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ

dan hanya kepada Rabbnya mereka bertawakkal” (QS. Al-Anfal : 2)

Senantiasa Menjaga Shalat

Shalat merupakan ibadah istimewa yang diwajibkan kepada setiap umat muslim di seluruh penjuru dunia. Orang yang beriman kepada Allah pasti akan senantiasa menjaga shalat dan tidak meninggalkannya meski bagaimanapun keadaannya.

Allah Ta’ala berfirman,

اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِيْنَ كِتٰبًا مَّوْقُوْتًا

Sungguh, shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nisa : 103)

Lebih baik lagi jika setelah sholat mengamalkan bacaan doa dan dzikir setelah sholat sebagai bentuk rasa syukur dan keimanan kepada Allah.

Itulah beberapa ciri ciri orang yang beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Semoga mampu memberikan manfaat yang baik kepada para pembaca sekalian. Aamiin.

The post Ciri Ciri Beriman Kepada Allah dengan Sungguh-sungguh appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Ciri ciri Orang Beriman Kepada Hari Akhir Dalam Islam https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/ciri-ciri-orang-beriman-kepada-hari-akhir Sat, 10 Aug 2019 02:00:14 +0000 https://dalamislam.com/?p=7603 Setiap muslim diwajibkan untuk mengetahui dan mengamalkan rukun iman. Salah satu rukun iman ialah beriman kepada hari akhir. Apakah hari akhir itu? Hari akhir atau kiamat menurut Islam merupakan hari dimana seluruh alam semesta ini beserta segala isinya hancur secara bersamaan. Sebagaimana yang tertuang dalam dalil di bawah ini. يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ […]

The post Ciri ciri Orang Beriman Kepada Hari Akhir Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Setiap muslim diwajibkan untuk mengetahui dan mengamalkan rukun iman. Salah satu rukun iman ialah beriman kepada hari akhir. Apakah hari akhir itu?

Hari akhir atau kiamat menurut Islam merupakan hari dimana seluruh alam semesta ini beserta segala isinya hancur secara bersamaan. Sebagaimana yang tertuang dalam dalil di bawah ini.

يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَٰئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ

Mereka beriman kepada Allah dan hari akhir, mereka menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Ali ‘Imran [3] : 114)

Orang yang beriman kepada hari akhir tentu memiliki sikap dan perilaku yang berbeda dari orang yang tidak beriman kepada hari akhir. Sebagai umat yang bertakwa, haruslah kita mengetahui ciri-ciri orang beriman kepada hari akhir. Seperti yang terangkum dalam uraian berikut ini.

Selalu Berhati-hati dalam Bersikap

Tiap-tiap amal perbuatan yang dikerjakan oleh manusia selalu dicatat oleh malaikat-malaikat Allah. Tidak ada satu pun yang terlewatkan. Amal perbuatan inilah yang akan menjadi penentu nasib manusia setelah kematiannya hingga tiba hari akhir nanti.

Allah Ta’ala berfirman,

وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ ۖ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.” (QS. Al Isra’ [17] : 13)

Orang yang beriman terhadap hari akhir pasti akan selalu berhati-hati dalam bersikap, karena ia menyadari bahwa kesalahan sedikit saja yang diperbuatnya akan mengurangi kesempatannya untuk menuju surga-Nya Allah subhanahu wa ta’ala.

Bersemangat untuk Mengerjakan Kebaikan

Semakin banyak amal baik yang dikerjakan maka semakin besar peluang agar terhindar dari macam-macam siksa neraka. Serta semakin mudah ketika melewati fase fase hari kiamat kelak. Sebaliknya, mereka yang selalu berbuat keburukan dan kemaksiatan akan mendapati kesulitan demi kesulitan saat menghadapi hari kiamat.

Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ ۖ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا

“Dan barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk dan barangsiapa yang Dia sesatkan maka sekali-kali kamu tidak akan mendapat penolong-penolong bagi mereka selain dari Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam keadaan buta, bisu dan pekak. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahannam. Tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya.” (QS. Al Isra’ [17] : 97)

وَيَوْمَ الْقِيَامَةِ تَرَى الَّذِينَ كَذَبُوا عَلَى اللَّهِ وُجُوهُهُمْ مُسْوَدَّةٌ ۚ أَلَيْسَ فِي جَهَنَّمَ مَثْوًى لِلْمُتَكَبِّرِينَ

“Dan pada hari kiamat kamu akan melihat orang-orang yang berbuat dusta terhadap Allah, mukanya menjadi hitam. Bukankah dalam neraka Jahannam itu ada tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri?” (QS. Az Zumar [39] : 60)

Ada macam-macam amal shaleh yang mudah untuk dikerjakan, antara lain shalat fardhu 5 waktu, membaca Al Qur’an, berbakti kepada orang tua, mengerjakan amalan sunah dan lain sebagainya. Tentunya setiap ibadah yang dikerjakan harus sesuai dengan ketentuan dalam Islam dan niat karena mencari ridha Allah subhanahu wa ta’ala.

Ikhlas Menjalani Hidup Tanpa Pantang Menyerah

Setiap orang memiliki permasalahannya masing-masing. Namun, yang menjadi pembeda ialah bagaimana cara seseorang dalam menghadapi masalahnya. Orang yang beriman pada hari akhir akan menghadapi setiap permasalahan hidup dengan ikhlas dan sabar serta pantang menyerah dalam mencari solusi. Karena ia yakin bahwa seseorang yang tetap istiqomah dalam Islam pasti akan menemukan jalan-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: “Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (QS. Fussilat [41] : 30)

Sedangkan mereka yang tidak beriman pada hari akhir, akan senantiasa berkeluh kesah dan fokus pada hambatan yang dihadapi. Bahkan mereka akan membiarkan masalah tersebut membelenggu diri mereka.

Itulah beberapa ciri ciri orang yang beriman pada hari akhir. Semoga mampu menambah wawasan keislaman dan keimanan kita terhadap Allah subahanahu wa ta’ala. Aamiin.

Temukan berbagai artikel Islami menarik lainnya di situs ini!

The post Ciri ciri Orang Beriman Kepada Hari Akhir Dalam Islam appeared first on DalamIslam.com.

]]>
8 Hikmah Iman Kepada Qada dan Qadar Dalam Kehidupan https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/hikmah-iman-kepada-qada-dan-qadar Wed, 07 Aug 2019 02:53:39 +0000 https://dalamislam.com/?p=7533 Iman kepada qada dan qadar adalah salah satu rukun iman dalam Islam. Seseorang yang memiliki keimanan pada wadah dan qadar akan mendapatkan banyak hikmah. Berikut ini adalah beberapa hikmah beriman kepada qada dan qadar yang perlu diketahui: 1. Termasuk orang beriman Untuk masuk ke dalam golongan orang beriman tentu harus memiliki rasa iman kepada qada […]

The post 8 Hikmah Iman Kepada Qada dan Qadar Dalam Kehidupan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Iman kepada qada dan qadar adalah salah satu rukun iman dalam Islam. Seseorang yang memiliki keimanan pada wadah dan qadar akan mendapatkan banyak hikmah. Berikut ini adalah beberapa hikmah beriman kepada qada dan qadar yang perlu diketahui:

1. Termasuk orang beriman

Untuk masuk ke dalam golongan orang beriman tentu harus memiliki rasa iman kepada qada dan qadar.

Dari Umar bin Al-Khathab radhiyallahu ‘anhu,

قَالَ : صَدَقْتَ فَعَجِبْنَا لَهُ يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ قَالَ : فَأَخْبِرْنِي عَنِ الإِيْمَانِ قَالَ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَاليَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

Orang itu berkata, “Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya. Orang itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku tentang Iman.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 8)

Baca juga:

2. Lebih banyak bersyukur

Mereka yang beriman kepada qada dan qadar adalah orang yang akan lebih banyak bersyukur.

Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ ۖ ثُمَّ إِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فَإِلَيْهِ تَجْأَرُونَ

Dan segala nikmat yang ada padamu (datangnya) dari Allâh, kemudian apabila kamu ditimpa kesengsaraan, maka kepada-Nyalah kamu meminta pertolongan.” [An-Nahl/16:53]

3. Sabar

Beriman kepada qada dan qadar juga akan meningkatkan kesabaran. Ia akan menyadari bahwa segala sesuatunya yang terjadi adalah ketetapan dari Allah SWT dan hanya Allah yang mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.

وَمِنْ آيَاتِهِ الْجَوَارِ فِي الْبَحْرِ كَالْأَعْلَامِ إِن يَشَأْ يُسْكِنِ الرِّيحَ فَيَظْلَلْنَ رَوَاكِدَ عَلَىٰ ظَهْرِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ

“Dan, di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah kapal-kapal (yang berlayar) di laut seperti gunung-gunung. Jikalau Dia menghendaki, Dia akan menenangkan angin, maka jadilah kapal-kapal itu terhenti di permukaan laut. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan) -Nya bagi setiap orang yang bersabar dan banyak bersyukur”. [Asy-Syura : 32-33]

Baca juga:

4. Selalu berusaha

Keimanan kepada qada dan qadar membuat seseorang akan selalu berusaha melakukan yang terbaik. Dengan usaha dari seorang manusia, maka Allah akan memberikan jalan yang ringan baginya. Allah Maha Adil pada setiap hal yang dilakukan oleh hambaNya. Allah berfirman dalam At Taubah ayat 105,

وَقُلِ اعْمَلُوا فَسَيَرَى اللَّهُ عَمَلَكُمْ وَرَسُولُهُ وَالْمُؤْمِنُونَ ۖ وَسَتُرَدُّونَ إِلَىٰ عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.

5. Terhindar dari sifat sombong

Hikmah selanjutnya yang akan didapatkan dari beriman kepada qada dan qadar adalah terhindar dari sifat sombong. Segala yang terjadi pada kita, baik maupun buruk adalah ketetapan dari Allah sehingga sudah seharusnya kita tidak bersifat sombong.

Allah Ta’ala berfirman,

وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اللأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَجُوْرٍ {18}

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.” (QS. Luqman:18)

Baca juga:

6. Selalu berharap pada Allah

Tidak akan pernah putus asa dari rahmat Allah SWT seseorang yang beriman kepada qada dan qadar karena ia percaya bahwa Allah akan selalu memberikan yang terbaik bagi tiap orang yang beriman.

Allah ta’ala berfirman,

إِنَّهُ لَا يَيْأَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلَّا الْقَوْمُ الْكَافِرُونَ

“Sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” (QS. Yusuf [12]: 87)

7. Jiwa yang tenang

Beriman kepada qada dan qadar akan membuat jiwa menjadi lebih tenang. Hidupnya akan jauh dari kesusahan. Bahkan meski ujian yang ia hadapi sangat sulit, namun keyakinannya pada takdir Allah akan membuatnya selalu merasa tenang dan damai.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berzikir (mengingat) Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram” (Qs. ar-Ra’du: 28).

Baca juga:

8. Lebih tawakal

Hikmah lain dari beriman pada qada dan qadar adalah mampu menjadi lebih tawakal. Kita akan menjadi lebih iklas dan rela menerima setiap keputusan Allah SWT. Allah berfirman,

وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Dan hanya kepada Allah-lah kalian betawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman” (QS. Al-Maidah : 23).

وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

“Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, maka Dialah Yang Mencukupinya” (QS. Ath-Thalaq: 3).

Itulah beberapa hikmah yang bisa didapatkan dari beriman kepada qada dan qadar. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Aamiin.

The post 8 Hikmah Iman Kepada Qada dan Qadar Dalam Kehidupan appeared first on DalamIslam.com.

]]>
7 Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat dan Dalilnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/fungsi-iman-kepada-hari-kiamat Wed, 07 Aug 2019 02:44:45 +0000 https://dalamislam.com/?p=7540 Iman kepada hari kiamat adalah salah satu rukun iman yang kelima dalam Islam. Meyakini hari kiamat sebagai hari yang nyata adalah kewajiban bagi setiap muslim. Allah berfirman, يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا “Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari […]

The post 7 Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Iman kepada hari kiamat adalah salah satu rukun iman yang kelima dalam Islam. Meyakini hari kiamat sebagai hari yang nyata adalah kewajiban bagi setiap muslim. Allah berfirman,

يَسْأَلُكَ النَّاسُ عَنِ السَّاعَةِ ۖ قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّ السَّاعَةَ تَكُونُ قَرِيبًا

“Manusia bertanya kepadamu tentang hari berbangkit. Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang hari berbangkit itu hanya di sisi Allah.’ Dan tahukah kamu (hai Muhammad), boleh jadi hari berbangkit itu sudah dekat waktunya.” [Al-Ahzaab: 63]

Namun apa sebenarnya fungsi dari beriman kepada hari kiamat? Berikut ini adalah beberapa penjelasan singkat tentang fungsi dari beriman kepada hari kiamat:

1. Menambah keimanan

Dengan berimbas pada hari kiamat, maka secara otomatis akan bertambah pula keimanan kita pada Allah SWT. Tidak akan sempurna iman seseorang sebelum ia beriman kepada hari kiamat.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para rasul-Nya, kepada hari Kiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Orang tadi berkata, “Engkau benar.” (HR. Muslim, no. 8)

Baca juga:

2. Selalu berhati-hati

Iman kepada hari kiamat akan membuat seseorang menjadi lebih berhati-hati dalam melakukan segala tindakan. Hal ini dikarenakan ia tahu bahwa kiamat dapat terjadi kapan saja.


يَسْاَلُوْنَكَ عَنِ السَّاعَةِ اَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّى لاَ يُجَلِّيْهَا لِوَقْتِهَآ اِلاَّ هُوَ ثَقُلَتْ فِى السَّمَاوَاتِ وَاْلأرْضِ لاَتَاْتِيْكُمْ اِلاَّ بَغْتَةً يَسْاَلُوْنَكَ كَاَنَّكَ حَفِىٌّ عَنْهَا قُلْ اِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ اللهِ وَلَكِنَّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ. 

“Mereka bertanya kepadamu tentang kiamat: Bilakah terjadinya? Katakanlah! Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku, tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (hura-haranya bagi makhluk) yang di langit dan yang di bumi. Kiamat itu tidak datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah! Sesungguhnya pengetahuan tentang Hari Kiamat itu adalah di sisi Allah, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”.(Al-A’raf, 7:187)

3. Lebih ketat menjaga ibadah

Iman kepada hari kiamat juga akan sangat membantu untuk membuat seseorang lebih ketat dalam menjaga ibadahnya.


يَوْمَ نَحْشُرُ الْمُتَّقِيْنَ اِلَى الرَّحْمَنِ وَفْدًا . وَنَسُوْقُ الْمُجْرِمِيْنَ اِلَى جَهَنَّمَ وِرْدًا.

“(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat, dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahanam dalam keadaan dahaga” (Maryam, 19:85-86)

Baca juga:

4. Semakin rajin beramal

Percaya pada hari kiamat juga akan membuat seseorang akan jadi lebih rajin mengerjakan berbagai macam amalan.

اِذَا زُلْزِلَتِ اْلاَرْضُ زِلْزَالَهَا . وَاَخْرَجَتِ اْلاَرْضُ اَثْقَالَهَا . وَقَالَ اْلاِنْسَانُ مَالَهَا . يَوْمَئِذٍ تُحَدِّثُ اَخْبَارَهَا . بِاَنَّ رَبَّكَ اَوْحَى لَهَا . يَوْمَئِذٍ يَصْدُرُ النَّاسُ اَشْتَاتًا لِيُرَوْا اَعْمَالَهُمْ فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًايَرَهُ . وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّايَرَهُ.

“Apabila bumi digoncang dengan goncangannya (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluarkan beban-beban berat (yang dikeluarkannya). Dan manusia bertanya: Mengapa bumi (jadi begini?). Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Kerana sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kubur-kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaannya. Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarrahpun nescaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan sesiapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, nescaya akan melihat (balasan)nya”. (Az-Zilzalah, 99:1-8)

Iman kepada hari kiamat juga akan membuat seseorang lebih rajin melakukan ibadah sunnat. Ibadah atau amalan sekecil apapun akan menjadi perhitungan di hari kiamat.

وَنَضَعُ الْمَوَازِيْنَ الْقِسْطَ لِيَوْمِ الْقِيَامَةِ فَلاَ تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَاِنْ كَانَ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ اَتَيْنَا بِهَا وَكَفَى بِنَا حَاسِبِيْنَ.

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada Hari Kiamat, maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahalanya). Dan cukuplah Kami sebagai Pembuat perhitungan”. (Al-Anbia, 21:47)

Baca juga:

5. Tidak takut mati

Iman kepaa malaikat akan menumbuhkan sifat tidak takut mati. Hal ini dikarenakan ia selalu melakukan berbagai hal yang baik sehingga ia tidak lagi takut mendapatkan azab dari Allah dan malaikat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَمَاتُوا وَهُمْ كُفَّارٌ أُولَٰئِكَ عَلَيْهِمْ لَعْنَةُ اللَّهِ وَالْمَلَائِكَةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ ﴿١٦١﴾ خَالِدِينَ فِيهَا ۖ لَا يُخَفَّفُ عَنْهُمُ الْعَذَابُ وَلَا هُمْ يُنْظَرُونَ

“Sesungguhnya orang-orang kafir dan mereka mati dalam keadaan kafir, mereka itu mendapati laknat Allah, para Malaikat dan manusia seluruhnya. Mereka kekal di dalam laknat itu; tidak akan di-ringankan siksa dari mereka dan tidak (pula) mereka diberi tangguh.” [Al-Baqarah/2: 161-162]

6. Rumah tangga yang harmonis

Tak hanya berdampak pada diri sendiri, keimanan pada malaikat juga akan menimbulkan rumah tangga yang harmonis. Seorang istri yang beriman kepada malaikat tentu tahu bahwa ia akan mendapat laknat malaikat jika ia tidak dapat melayani suaminya dengan baik.

Maka dari itu, istri yang beriman pada Allah dan malaikatNya tentu akan selalu berusaha menajdi sosok istri yang baik bagi suami.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila suami mengajak istrinya ke ranjang (hubungan badan) dan dia menolak, kemudian suami marah kepadanya, maka para malaikat akan melaknatnya sampai pagi.” (HR. Bukhari 3237 & Muslim 1436).

Baca juga:

7. Hidup menjadi lebih tenang

Beriman kepada malaikat juga akan membuat hidup dan jiwa tenang dalam Islam. Ia akan lebih damai dalam menghadapi setiap ujian dan musibah yang ia dapatkan.

Allah berfirman dalam Ar-Ra’d Ayat 28

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

Itulah 7 fungsi beriman kepada hari kiamat yang perlu diketahui. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini semakin menambah wawasan dan keimanan kita pada Allah dan para malaikatNya. Aamiin.

The post 7 Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
10 Cara Beriman Kepada Malaikat dan Dalilnya https://dalamislam.com/landasan-agama/tauhid/cara-beriman-kepada-malaikat Wed, 07 Aug 2019 02:39:40 +0000 https://dalamislam.com/?p=7537 Beriman kepada malaikat adalah salah satu tanda keimanan kepada Allah SWT. Mempercayai bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah merupakan bagian dari keimanan. Namun beriman kepada malaikat tak hanya sekedar diucapkan saja tapi perlu direalisasikan lewat beberapa perbuatan. Berikut ini adalah beberapa cara beriman kepada malaikat yang harus dilakukan: 1. Percaya Keberadaan Malaikat Cara pertama untuk […]

The post 10 Cara Beriman Kepada Malaikat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>
Beriman kepada malaikat adalah salah satu tanda keimanan kepada Allah SWT. Mempercayai bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah merupakan bagian dari keimanan.

Namun beriman kepada malaikat tak hanya sekedar diucapkan saja tapi perlu direalisasikan lewat beberapa perbuatan. Berikut ini adalah beberapa cara beriman kepada malaikat yang harus dilakukan:

1. Percaya Keberadaan Malaikat

Cara pertama untuk beriman kepada malaikat adalah dengan mempercayai keberadaan malaikat. Allah berfirman,

Sebenarnya (malaikat-malaikat itu) adalah hamba-hamba yang dimuliakan, mereka itu tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya.” (QS. Al-Anbiyaa’: 26-27)

Baca juga:

2. Mempercayai Nama Dan Jumlah Malaikat

Memang benar tidak ada yang mengetahui nama dan jumlah pasti malaikat kecuali Allah SWT. Namun sebagai hamba yang beriman, kita wajib mempercayai nama malaikat yang telah diketahui dan jumlahnya yang tidak terhitung.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 “Sesungguhnya baitul makmur berada di langit yang ketujuh setentang dengan Ka’bah di bumi, setiap hari ada 70 ribu malaikat yang shalat di dalamnya kemudian apabila mereka telah keluar maka tidak akan kembali lagi.” (HR. Bukhari & Muslim)

3. Mempercayai Sifat Malaikat

Tak hanya sekedar mempercayai nama dan jumlahnya saja, kita juga wajib mempercayai sifat malaikat. Inilah salah satu wujud iman kepada malaikat. Kita harus percaya bahwa malaikat adalah makhluk yang selalu taat dan tidak pernah berbuat maksiat. Malaikat juga dipercaya memiliki sayap sebagaimana yang pernah dilihat Rasulullah.

Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melihat malaikat Jibril dalam bentuk aslinya yang mempunyai enam ratus sayap, setiap sayap menutup ufuk, dari sayapnya berjatuhan berbagai warna, mutiara dan permata yang hanya Allah sajalah yang mengetahui keindahannya.” (Ibnu Katsir berkata dalam Bidayah Wan Nihayah bahwa sanad hadits ini bagus dan kuat, sedangkan Syaikh Ahmad Syakir rahimahullah berkata dalam Al-Musnad bahwa sanad hadits ini shahih)

Baca juga:

4. Selalu Rajin Beribadah

Cara pertama untuk beriman kepada malaikat adalah dengan selalu rajin beribadah. Seseorang yang percaya pada malaikat tentu akan jadi semakin beribadah karena ia tahu bahwa malaikat akan selalu mencatat setiap perbuatannya.

وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِينَ كِرَامًا كَاتِبِينَ يَعْلَمُونَ مَا تَفْعَلُونَ

Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al Infithar: 10-12).

5. Selalu Berkata Baik

Tak hanya rajin beribadah, cara beriman kepada malaikat juga dengan menjaga segala perkataan. Dengan selalu berkata baik, maka kita membuktikan bahwa kita telah beriman kepada malaikat. Allah berfirman,

وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ ۖ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ ﴿١٦﴾ إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ ﴿١٧﴾ مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang telah dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya.Yaitu ketika kedua malaikat mencatat amal perbuatannya, satu duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri.Tiada satu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. [Qâf/50:16-18]

Baca juga:

6. Menghindari Maksiat

Menghindari maksiat juga merupakan cara beriman kepada malaikat. Takut akan kehadiran malaikat yang selalu mencatat dan mengawasi menjadikan kita harus menghindari setiap perbuatan maksiat.

Allah Ta’ala berfirman,

إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)

(Yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.” (QS. Qaaf: 17-18).

7. Rajin Menuntut Ilmu

Beriman kepada malaikat juga dilakukan dengan cara rajin menuntut ilmu terutama ilmu agama.

Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَطْلُبُ فِيْهِ عِلْمًا سَلَكَ اللهُ بِهِ طَرِيْقًا إِلَى الْـجَنَّةِ وَإِنَّ الْـمَلاَئِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا رِضًا لِطَالِبِ الْعِلْمِ وَإِنَّهُ لَيَسْتَغْفِرُ لِلْعَالِـمِ مَنْ فِى السَّمَاءِ وَاْلأَرْضِ حَتَّى الْـحِيْتَانُ فِى الْـمَاءِ

“Barangsiapa yang berjalan menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalannya menuju Surga. Sesungguhnya Malaikat akan meletakkan sayapnya untuk orang yang menuntut ilmu karena ridha dengan apa yang mereka lakukan. Dan sesungguhnya seorang yang mengajarkan kebaikan akan dimohonkan ampun oleh makhluk yang ada di langit maupun di bumi hingga ikan yang berada di air.” (HR. Muslim)

Baca juga:

8. Memperbanyak Sedekah

Sedekah juga merupakan salah satu cara beriman kepada malaikat. Orang yang rajin sedekah akan mendapatkan doa dari para malaikat.

Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah para hamba memasuki waktu pagi hari, melainkan dua malaikat akan turun. Salah satu malaikat tadi berkata, ‘Ya Allah berikanlah rezeki kepada orang yang berinfaq.’ Dan satunya lagi berkata, ‘Ya Allah berikanlah kenistaan bagi orang yang pelit’.” (HR Al-Bukhari, 3/304, hadits nomor 1442)

9. Menyempurnakan Shaf Sholat

Cara beriman kepada malaikat yang lain adalah dengan menyempurnakan shaf sholat.

Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى الَّذِيْنَ يَصِلُوْنَ الصُّفُوْفَ.

“Sesungguhnya Allah dan malaikat-Nya berdoa bagi orang-orang yang menyempurnakan shaf. Dan barangsiapa menutup celah dalam shaf Allah akan mengangkat derajatnya satu tingkat.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)

10. Menjaga Tali Silaturahmi

Orang yang menjaga tali silaturahmi adalah orang yang beriman kepada malaikat karena ia tahu bahwa malaikat selalu mendoakan orang yang mencintai saudaranya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

أنَّ رجلًا زارَ أخًا لَهُ في قريةٍ أخرى ، فأرصدَ اللَّهُ لَهُ على مَدرجَتِهِ ملَكًا فلمَّا أتى عليهِ ، قالَ : أينَ تريدُ ؟ قالَ : أريدُ أخًا لي في هذِهِ القريةِ ، قالَ : هل لَكَ عليهِ من نعمةٍ تربُّها ؟ قالَ : لا ، غيرَ أنِّي أحببتُهُ في اللَّهِ عزَّ وجلَّ ، قالَ : فإنِّي رسولُ اللَّهِ إليكَ ، بأنَّ اللَّهَ قد أحبَّكَ كما أحببتَهُ فيهِ

Pernah ada seseorang pergi mengunjungi saudaranya di daerah yang lain. Lalu Allah pun mengutus Malaikat kepadanya di tengah perjalanannya. Ketika mendatanginya, Malaikat tersebut bertanya: “engkau mau kemana?”. Ia menjawab: “aku ingin mengunjungi saudaraku di daerah ini”. Malaikat bertanya: “apakah ada suatu keuntungan yang ingin engkau dapatkan darinya?”. Orang tadi mengatakan: “tidak ada, kecuali karena aku mencintainya karena Allah ‘Azza wa Jalla”. Maka malaikat mengatakan: “sesungguhnya aku diutus oleh Allah kepadamu untuk mengabarkan bahwa Allah mencintaimu sebagaimana engkau mencintai saudaramu karena-Nya“ (HR Muslim no.2567).

Itulah beberapa cara beriman kepada malaikat yang perlu dilakukan. Demikianlah artikel yang singkat ini. Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah keimanan kita semua. Aamiin.

The post 10 Cara Beriman Kepada Malaikat dan Dalilnya appeared first on DalamIslam.com.

]]>