Dalam islam, segala aktivitas dan ibadah yang kita jalankan haruslah sesuai dengan garis yang telah Allah tetapkan dalam Al-Quran atau apa yang telah Nabi contohkan melalui Sunnahnya. Tentu saja hal ini agar manusia tidak sembarangan dalam melaksanakan perintah Allah atau merubah-rubah sesuai dengan keinginan dirinya sendiri.
Di dalam islam sendiri telah ada rukun iman, rukun islam, Iman dalam Islam, Hubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan Ihsan, dan Hubungan Akhlak dengan Iman yang memandu agar umat islam tidak terjebak pada ibadah yang salah.
Untuk itu, muncul istilah bid’ah sebagai bentuk perbuatan yang tidak dicontohkan Rasulullah atau terdapat dalam aturan islam khususnya dalam masalah ibadah yang berhubungan langsung kepada Allah SWT. Berikut adalah permasalahan bid’ah dalam islam, yang dapat diketahui oleh umat islam secara umum.
Pengertian Bid’ah
Menurut Imam Asy-syatibi, bid’ah adalah bentuk ibadah atau perilaku yang menyerupai ajaran agama islam namun tidak sesuai dengan syariat atau tidak terdapat dalilnya secara tepat. Adapun pengertian lain dari bid’ah yaitu mengada-ngada bentuk ibadah atau syariat agama. Tentu saja, hal ini tidak diperbolehkan dalam islam.
Umat islam tentunya menjalankan ibadah dengan benar sesuai tuntunan syariah agar dapat menjalankan tujuan Penciptaan Manusia, Proses Penciptaan Manusia , Hakikat Penciptaan Manusia , Konsep Manusia dalam Islam, dan Hakikat Manusia Menurut Islam sesuai dengan fungsi agama. Bid’ah tentunya dapat merusak hal tersebut.
Dalam pelaksanaanya, bid’ah memiliki dua bagian perilaku. Perbuatan bid’ah bisa masuk dalam bentuk kebiasaan atau tradisi atau juga dalam bentuk pelaksanaan agama islam. Perbuatan bid’ah yang masuk dalam kebiasaan atau tradisi tidak semuanya diharamkan atau dilarang, selagi tidak melanggar prinsip dasar islam atau agama. Misalnya saja penemuan baru IPTEK atau mengembangkan teknologi. Hal ini pada dasarnya adalah mubah.
Dalam bi’dah agama atau pelaksanaan dien islam, tentu hal ini dilarang atau diharamkan. Hal ini sebagaimana yang pernah Rasulullah sampaikan : “Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru (berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan urusan tersebut, maka perbuatannya akan tertolak atau diterima.”
Di dalam hadist lain, Rasulullah pun pernah menyampaikan bahwa pelaku bi’dah yang amalannya tidak didasarkan kepada urusan kami (agama islam, sunnah Rasulullah) maka perbuatannya akan ditolak.
Jenis-Jenis Bid’ah
Untuk lebih memahami mengenai bid’ah maka ada beberapa jenis bid’ah dan yang tergolong ke dalam aktivitas bid’ah. Bid’ah ini sebagaimana disebutkan di atas terdiri dari dua macam salah satunya adalah bid’ah yang dilakukan berhubungan dengan islam.
Bid’ah Ad-Dien Islam terdiri dari dua macam yaitu bid’ah qualiyah i’tiqadiyah dan bid’ah fil ibadah. Untuk Bid’ah Ibadah sendiri terdiri dari 2 jenis yaitu yang berhubungan dengan pokok ibadah dan juga yang berkaitan dengan penambahan ibadah.
- Bid’ah Qauliyah Itiqadiyah
Bid’ah ini adalah bentuk bid’ah yang berbentuk keyakinan dari ucapan-ucapan yang disebutkan oleh kelompoknya atau golongannya. Akan tetapi, tentu saja perkataan-perkataan mereka tidak selalu benar dan bisa bernilai sesat.
- Bid’ah Menambah Ibadah
Bid’ah ini berkaitan dengan ibadah yang tidak disyariatkan oleh Allah dalam tuntunan islam atau panduan sunnah Rasul. Pada dasarnya, bid’ah ini adalah pelaksanaan yang tidak sesuai dengan pelaksanaan syariat islam. Pelaksanaan syariat islam tentu saja dibutuhkan agar umat islam tidak sembarangan atau tanpa tuntunan dalam menjalankan ibadah.
Jenis Bid’ah Dalam Ibadah
Bid’ah dalam ibadah sering kali terjadi, khususnya bagi mereka yang kurang ilmu atau tidak memahami konsep ibadah dalam islam secara umum. Dalam bid’ah ibadah contohnya disebutkan dibawah ini.
- Bid’ah Yang Berhubungan dengan Pokok Ibadah
Bidah yang berkaitan dengan pokok-pokok ibadah adalah bi’dah yang mengadakan ibadah tanpa ada dasar dalam islam atau syariat islam. Dalam hal ini, islam tidak pernah mengadakan bentuknya namun dibentuk sendiri oleh manusia atau kebiasaan budayanya. Misalnya saja seperti perayaan hari ulang tahun, shalat yang tidak ada sunnah-nya, atau perayaan har besar yang tidak ada dalam islam.
- Bid’ah yang Menambah-Nambah Ibadah
Bid’ah ini adalah bid’ah yang melakukan tambahan-tambahaan ibadah padahal tidak ada dalam Al-Quran dan Sunah. Misalnya saja menambah rakaat shalat wajib, melakukan shalat sunnah di luar waktu yang sudah ditentukan, dan lain sebagainya. Bid’ah ini tentu dilarang dan diharamkan, karena islam sudah menetapkan aturan baku secara jelas mengenai hal tersebut.
- Bid’ah Pada Sifat Ibadah
Bid’ah ini misalnya saja pelaksanaan zikir yang dilakukan dengan suara kencang, berjamaah, atau sampai ribuan kali hingga mezalimi diri sendiri. Zikir adalah perintah Allah agar umat islam bisa mengingat dan menghayati kebesaran Allah, bukan malah menzalimi diri. Karena hakikat manusia beribadah sejatinya agar manusia bisa berjuang dan hidup di dunia untuk bekal di akhirat semaksimal mungkin.
- Bid’ah untuk Mengkhususkan Ibadah
Bid’ah ini contohnya adalah pelaksanaan nisfu sya’ban yang dilakukan tanggal 15 bulan sya’ban. Pelaksanaan ini tentu saja tidak berdasarkan pada ajaran agama islam, karena Rasulullah sendiri tidak pernah mensyariatkannya. Untuk bisa mengkhususkan sesuatu tentu saja membutuhkan dalil, tidak bisa sembarangan.
Agar Tidak Terjebak Bid’ah
Sebagai umat islam, tentu saja kita mengingakan agar ibadah kita dapat diterima sempurna oleh Allah SWT. Untuk itu, umat islam harus bisa memahami bagiamana cara agar tidak terkena ibadah atau perilaku bid’ah yang bisa menolak ibadha kita. Beirikut adalah cara agar tidak terjebak pada bid’ah dalam ibadah.
- Memahami Substansi Ibadah
Sebelum menjalankan ibadah, tentu kita harus memahami terlebih dahulu substansi dari ibadah yang akan kita laksankaan. Hal ini supaya kita mengetahui ibadah kita tersebut apa tujuan dan fugsinya yang dimaksudkan dalam Al-Quran dan Sunnah Rasul. Dengan Memahami Subsntasinya kita tidak akan salah jalan dan selalu berada dalam jalur ibadah tersebut.
- Melengkapi Ilmu Pengetahuan dengan Dalil
Agar tidak terjebak juga pada bid’ah maka sebaiknya ketika mempelajari masalah ibadah kita senantiasa menjaga ilmu pengetahuan tersebut dengan dalil yang sah dan benar. Pengetahuan islam mengenai ibadah yang tanpa dalil akan membuat kita
- Menanyakan Ibadah Kepada Ahlinya
Dalam menjalankan perintah Allah, tentu saja tidak boleh sembarangan. Untuk itu, jika ada informasi atau pengetahuan ibadah yang tidak kita ketahui maka tanyakanlah kepada ahlinya yang benar-benar memiliki pengetahuan dan kredibilitas. Hal ini menghindarkan kita dari para ulama yang asal-asalan dalam memahami ilmu.
- Selalu Mempelajari Lebih Dalam Masalah Agama
Walaupun seorang muslim bukanlah ulama, mempelajari lebih dalam soal agama adalah kewajiban. Orang yang menjalankan bid’ah biasanya karena memang ia tidak memahami dan mempelajarinya lebih mendalam. Untuk itu, selalu memperdalam masalah agama adalah hal yang harus dilakukan untuk menghindari bid’ah.
- Tidak Tergesa-Gesa
Tidak tergesa-gesa dalam menerapkan agama artinya bukan menunda-nunda namun selalu mengkroscek dan mencari sumber pengetahuan yang lebih mendalam lagi. Tidak mudah mempercayai dari apa yang disampaikan terutama oleh orang yang dalam ilmunya mengenai agama.
Semoga kita dapat melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW agar hidup kita dapat mencapai sukses di Dunia Menurut Islam, Sukses Menurut Islam, Sukses Dunia Akhirat Menurut Islam, dengan Cara Sukses Menurut Islam yang diridhoi Allah SWT.