Habib atu sayyid adalah sebutan atau sebuah gelar penghormatan dari masyarakat untuk mereka yang memiliki garis keturunan nasab yang bersambung hingga Rasulullah Muhammad SAW. Secara nasab para habib atau habaib itu jelas sangatlah mulia.
Umat islam wajib memulaikan dan menghormati mereka. Merendahkan dan menghina nasab mereka merupakan perbuatan tercela dan berdosa.
Tidak memandang rendah atau meremehkan nasab garis keturunan habaib kecuali yang bepernyakit hati. Seperti sombong dan dengki.
Meskipun habib itu bernasab hingga Rasulullah SAW, mereka habaib juga manusia gang memeliki kelebihan dan tentu saja memiliki kekurangan. Berbeda dengan para nabi dan rasul.
Termasuk Rasulullah Saw yang di jamin oleh allah terjaga dari perbuatan dosa. Maka lara habib itu tidak terjaga mashum dari melakukan kesalahan maksiat dan dosa.
Sebagai manusia para keturunan nabi itu ada yang berakhlak sangat mulia atau ada pula yang tidak.
Sangat banyak dari mereka yang mendalami ilmi agama. Baik yang lahir maupun yang batin.
Sehingga banyak yang menjadi ulama besar. Sangat terkenal luas ilmu-ilmunya dan tentu saja sangat berjasa bagi dunia islam.
Allah menghabiskan sepanjang usianya untuk berkhidmat kepada umat dan agama. Mereka yang berakhlak mulia dan sangat mendalam ilmu agamanys inilah yang patut untuk di dengar petuahnya dan di teladani prilakunya.
Profesi mereka juga sangatlah beragam. Mereka ada juga yang berprofesi tidak menggeluti urusan agama, seperti menjadi pebisnis, pedangan, politisi, tentara.
Tentu saja di antara yang bernasab mulia itu ada yang tidak moleh kita teladani perilakunya. Seperti mereka yang kurang ilmu, akhlaknya buruk.
Sebab menurut Kiai Ma’ruf, memang ada kekuatan Mahadahsyat, yang mengatur segalanya sesuai kehendak-Nya. Dia mengutip riwayat berikut:
«ﺇِﻥَّ ﻗُﻠُﻮﺏَ ﺑَﻨِﻲ ﺁﺩَﻡَ ﻛُﻠَّﻬَﺎ ﺑَﻴْﻦَ ﺇِﺻْﺒَﻌَﻴْﻦِ ﻣِﻦْ ﺃﺻﺎﺑﻊ اﻟﺮﺣﻤﻦ، ﻛَﻘَﻠْﺐٍ ﻭَاﺣِﺪٍ، ﻳُﺼَﺮِّﻓُﻪُ ﺣَﻴْﺚُ ﻳَﺸَﺎءُ»
Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh semua hati manusia berada dalam kekuasaan Allah yang Mahapengasih, seperti satu hati. Dia menggerakkan hati sesuai kehendak-Nya.”
Dan ada juga yang ceramah hanya berisikan provikasi dan caci maki sana sini. Habib pada masa lalu berjasa besar membawa ajaran islam masuk ke Indonesia.
Seminar tentang masuknya islan di medan pada 17_20 maret 1964. Menyimpulkan bahwa islam pertama kali masuk ke Indo pada abad pertama hijriah langsung ke pesisir sumatera dari negri arab antara lain golongan alawiyyin keturunan sayhidina hasan dan husein bin aku.
Baik yang berasa dari mekkah atau madinah maupun yang kemudian menetap di yaman dan sekitarnya. Ada kemungkinan mereka bersinggah sambil berdagang.
إِنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا(الاحزاب: 33
Artinya: Sesungguhnya Allah bermaksud menghilangkan dosa dari kamu, Hai Ahlul Bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. (QS Al Ahzab 33).
Mereka berdagang di Gujarat di pantai barat india beberapa waktu lamanya sebelum tiba di Indonesia. Jadi tanpa mereka mungkin sekarang kita tidak akan pernah mengenal dan bersentuhan dengan islam.
Oleh karena itu kite wajib bersyukur kepada allah. Berterimakasih serta menghormati keturunan mereka seluruhnya.
Habaib itu orang yang patut di cintai karena ia juga mencintai. Jadi bukan orang yang hanya di cintak tetap ia juga mencintai.
Kecintaan umat islam Indonesia kepada para habib mentradisi khususnha ke kalangan warga Nu. Barangkali tidak ada penghormatan di negara lain kepada habib bisa melibihi penghormatan warga NU yang kadangkala bahkan terkesan berlebihan, seperti hadits nabi berikut yang menjelaskan:
ﻋَﻦْ ﺃَﺑِﻲ ﻫُﺮَﻳْﺮَﺓَ ـ ﺃُﺭَاﻩُ ﺭَﻓَﻌَﻪُ ـ ﻗَﺎﻝَ: «ﺃَﺣْﺒِﺐْ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻫﻮﻧﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ، ﻭَﺃَﺑْﻐِﺾْ ﺑَﻐِﻴﻀَﻚَ ﻫَﻮْﻧًﺎ ﻣَﺎ ﻋَﺴَﻰ ﺃَﻥْ ﻳَﻜُﻮﻥَ ﺣَﺒِﻴﺒَﻚَ ﻳَﻮْﻣًﺎ ﻣَﺎ»
Dari Abu Hurairah secara marfu’: “Cintailah orang yang kau cinta dengan sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Dan bencilah kepada orang yang kau benci sewajarnya, boleh jadi suatu hari dia yang kau benci menjadi orang yang kau cinta” (HR Tirmidzi)
Memuji habib yang alim memiliki bashirah mengenal allah dan sadar diri tidaklah mengapa. Pujian semacam itu menambahkan kecingaan ketaatan dan motivasi untuk gemar beribadah.
Pujian itu tidak merusak hari dan tidak melalaikan hati mereka sedikitpun. Melainkan menumbuhkan keimanan.
Sebaliknya kita jangan melontarkan sekerat pujian kepada habib yang jahil. Pengucapan mencelakai diri sendiri dan sangat merusak hati para habib yang kurang berilmu itu tidak baik.
Orang yang memuliakan keturunan Rasulullah memenuhi kebutuhan dan membantu urusan mereka serta mencintai mereka makan akan mendapatkan syafaat Rasulullah saw kelak dihari kiamat.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah :
أربعة أنا لهم شفيع يوم القيامة: المكرم لذريتي، والقاضي لهم حوائجهم، والساعي لهم في أمورهم عند اضطرارهم إليه، والمحب لهم بقلبه ولسانه
“Aku akan memberi syafaat khusus di hari kiamat kepada empat golongan, yaitu orang yang memuliakan keturunanku, memenuhi hajat-hajat mereka, membantu urusan-urusan mereka saat mereka butuh dan orang yang mencintai mereka dengan hati dan lisannya” (HR. Al-Dailami)
Rasulullah Saw bersabda :
من أراد التوسل وأن يكون له عندي يد أشفع له يوم القيامة فليصل أهل بيتي ويدخل السرور عليهم
“Barangsiapa yang ingin bertawassul dan ingin syafaatku kelak di hari kiamat maka ia harus mempererat hubungan dengan ahli baitku dan memberikan kebahagiaan kepada mereka” (HR. Al-Dailami)