7 Adab Jadi Imam Sholat dan Dalilnya

√ Islamic Base Pass quality & checked by advisor, read our quality control guidelance for more info

Menjadi seorang imam bukanlah hal yang bisa dilakukan asal-asalan. Seorang imam sholat harus mematuhi adab-adab tertentu. Berikut ini adalah beberapa dab menjadi imam sholat:

1. Mengutamakan yang tinggal di tempat

Ada baiknya jika yang menjadi imam adalah orang yang menetap. Jika ia adalah pendatang, maka sebaiknya utamakan orang yang bermukim lama di daerah tersebut dahulu, kecuali jika orang tersebut memang tidak mampu atau mempersilahkan dengan sendirinya.

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

وَلا يَؤُمَّنَّ الرَّجُلُ الرَّجُلَ فِي سُلْطَانِهِ , وَلا يَقْعُدْ فِي بَيْتِهِ عَلَى تَكْرِمَتِهِ إِلا بِإِذْنِهِ

“Janganlah seorang maju menjadi imam shalat di tempat kekuasaan orang lain, dan janganlah duduk di rumah orang lain di kursi khusus milik orang tersebut, kecuali diizinkan olehnya” (HR. Muslim no. 673).

2. Meringankan sholat

Seorang imam hendaknya memikirkan makmumnya yang sudah tua dan memiliki keperluan lainnya. Jangan memperlama sholat hanya karena keinginan sendiri sedangkan urusan makmum menjadi terhalang.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِلنَّاسِ فَلْيُخَفِّفْ فَإِنَّ مِنْهُمْ الضَّعِيفَ وَالسَّقِيمَ وَالْكَبِيرَ وَإِذَا صَلَّى أَحَدُكُمْ لِنَفْسِهِ فَلْيُطَوِّلْ مَا شَاءَ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata, ”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ’Jika salah seorang diantara kalian shalat mengimami orang banyak, maka hendaklah ia memperingan shalatnya, karena diantara mereka ada yang lemah, sakit, tua. Jika salah seorang diantara kalian shalat sendirian, maka hendaklah ia memanjangkannya sekehendak hati’.” (Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahih-nya (2/199), no. 703 ; Imam Muslim dalam Shahih-nya (4/184), no. 467 dan ada tambahan ash shaghir (ada yang kecil)

Baca juga:

3. Mengeraskan suara saat takbir

Seorang imam juga hendaknya mengeraskan suaranya saat takbir agar imam yang berada di barisan paling belakang sekalipun dapat mendengar suaranya. Hal ini sesuai dengan yang dicontohkan oleh Rasul,

Dari Sa’id bin al-Haris, dia berkata;

صلي لنا أبو سعيد فجهر بالتكبير حين رفع رأسه من السجود وحين سجد وحين رفع وحين قام من الركعتين حتى قضى صلاته على ذلك وقال إني رأيت رسول الله صلى الله عليه وسلم هكذا يصلى

“Abu Sa’id melakukan salat untuk kami, kemudian dia mengeraskan takbirnya ketika mengangkat kepalanya dari sujud, ketika sujud, ketika bangun dari sujud, ketika bangun dari rakaat kedua hingga beliau menyelesaikan salatnya. Lalu beliau berkata, ‘Saya melihat Rasulullah saw melakukan salat seperti ini.”

 Dalam riwayat Imam Muslim dari Jabir bin Abdillah, dia berkata;

صلى بنا رسول الله الظهر وأبو بكر رضى الله تعالى عنه خلفه فإذا كبر كبر أبو بكر يسمعنا

“Rasulullah saw salat Zuhur bersama kami dan Abu Bakar berada di belakang beliau. Ketika beliau takbir, maka Abu Bakar takbir sampai kami mendengarnya.”

4. Meluruskan shaf

Sebelum memulai sholat, hendaknya imam menyerukan kepada makmum untuk meluruskan shafnya. Rasul sendiri tidak akan memulai sholatnya sebelum makmum meluruskan shafnya.

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَمْسَحُ مَنَاكِبَنَا فِي الصَّلَاةِ وَيَقُولُ اسْتَوُوا وَلَا تَخْتَلِفُوا فَتَخْتَلِفَ قُلُوبُكُمْ

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dahulu mengusap bahu-bahu kami dalam shalat (ketika akan shalat) dan menyatakan: Luruskan dan janganlah shaf kalian bengkok sehingga berakibat hati kalian berselisih. [HR Muslim].

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘anhu berkata, “Adalah salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki kawannya.” Dalam satu riwayat disebutkan,“Aku telah melihat salah seorang kami menempelkan bahunya ke bahu kawannya, kakinya dengan kaki temannya. Jika engkau lakukan pada zaman sekarang, niscaya mereka bagaikan keledai liar (tidak suka dengan hal itu).

Baca juga:

5. Tidak boleh berdoa untuk diri sendiri

Seorang imam hendaknya tidak mengkhususkan doa hanya untuk dirinya sendiri. Selain memperlambat sholat karena berdoa untuk dirinya sendiri di dalam sholat, hal ini juga akan menyebabkan makmum menjadi kesal.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُصَفَّى الْحِمْصِيُّ حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ بْنُ الْوَلِيدِ عَنْ حَبِيبِ بْنِ صَالِحٍ عَنْ يَزِيدَ بْنِ شُرَيْحٍ عَنْ أَبِي حَيٍّ الْمُؤَذِّنِ عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَا يَؤُمُّ عَبْدٌ فَيَخُصَّ نَفْسَهُ بِدَعْوَةٍ دُونَهُمْ فَإِنْ فَعَلَ فَقَدْ خَانَهُمْ

Seorang hamba tak boleh menjadi imam kemudian mengkhususkan dirinya dalam sebuah do’a tanpa menyertakan yg lainnya, jika tetap melakukannya maka ia telah mengkhianati mereka. [HR. ibnu majah No.913].

6. Mengambil sutrah

Dalam Islam, kewajiban mengambil sutrah ada di tangan imam sholat. Hal ini juga telah dijelaskan oleh Rasul. Diantaranya hadits Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu :

لاَ تُصَلِّ إِلاََّ إِلَى سُتْرَةٍ ، وَ لاََ تَدَعْ أَحَدًا يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْكَ، فَإِنْ أَبَى فَلْيُقَاتِلْهُ، فَإِنَّ مَعَهُ القَرِيْنَ

“Janganlah shalat, kecuali dengan menggunakan sutrah (pembatas). Dan jangan biarkan seseorang lewat di hadapanmu. Jika dia tidak mau, maka laranglah dia, sesungguhnya bersamanya jin.”

Baca juga:

7. Menasehati makmum

Sebelum memulai sholat, hendaknya imam juga menasehati makmum agar tidak mendahului imam dalam gerakan sholat. Ini merupakan bagian dari ilmu yang memang seharusnya diajarkan oleh imam.

Imam Ahmad berkata,“Imam (adalah) orang yang paling layak dalam menasihati orang-orang yang shalat di belakangnya, dan melarang mereka dari mendahuluinya dalam ruku’ atau sujud. Janganlah mereka ruku’ dan sujud serentak (bersamaan) dengan imam. Akan tetapi, hendaklah memerintahkan mereka agar rukuk dan sujud mereka, bangkit dan turun mereka (dilakukannya) setelah imam. Dan hendaklah dia berbaik dalam mengajar mereka, karena dia bertanggung jawab kepada mereka dan akan diminta pertanggungjawaban besok. Dan seharusnyalah imam meperbaiki shalatnya, menyempurnakan serta memperkokohnya. Dan hendaklah hal itu menjadi perhatiannya, karena, jika dia mendirikan shalat dengan baik, maka dia pun memperoleh ganjaran yang serupa dengan orang yang shalat di belakangnya. Sebaliknya, dia berdosa seperti dosa mereka, jika dia tidak menyempurnakan shalatnya.”

Itulah beberapa adab menjadi imam dalam sholat yang perlu diperhatikan. Menjadi imam berarti memiliki tanggung jawab yang besar, maka dari itu pelajari terlebih dahulu setiap adabnya agar sesuai dengan ajaran Rasulullah saw.

fbWhatsappTwitterLinkedIn